Oleh:
PascaSarajana
Universitas Negeri Surabaya
2020
BAB
PENGENDALIAN/REGULASI EKSPRESI
GEN
1. PENGERTIAN REGULASI EKSPRESI GEN
Kehidupan ditandai oleh adanya proses metabolisme yang terjadi
di dalam sel. Metabolisme merupakan proses perubahan kimiawi dari
satu bentuk ke bentuk yang lainnya, misalnya dari bentuk yang
sederhana menjadi bentuk yang lebih rumit, atau sebaliknya. Proses
metabolisme melibatkan transformasi materi dan energi. Proses
metabolisme di dalam sel merupakan reaksi biokimia yang dikatalisis
oleh enzim tertentu, sehingga keragaman proses dan hasil
metabolisme ditentukan oleh enzim yang terlibat dalam reaksi tersebut.
Ekspresi dari informasi yang disimpan di dalam bahan genetik
merupakan suatu proses yang rumit/kompleks yang berdasarkan pada
konsep aliran informasi di dalam sel. Awal dari proses ekspresi adalah
transkripsi dari informasi genetik yang disimpan di dalam molekul DNA
yang menghasilkan 3 jenis molekul RNA (asam ribonukleat): RNA duta
(mRNA), RNA transfer (tRNA), dan RNA ribosomal (rRNA). Hanya
molekul mRNA yang diterjemahkan (ditranslasikan) ke dalam protein.
Translasi atau sintesis protein melibatkan banyak molekul, energi
dan ribosom. Ribosom dibentuk oleh beberapa jenis molekul rRNA dan
beberapa protein ribosomal. Jadi, rRNA berperan di dalam
penyusunan ribosom. tRNA berperan membawa asam amino yang
sesuai dengan informasi yang ada di dalam molekul mRNA di dalam
proses translasi. Pada organisme eukaryot, misalnya tumbuhan dan
hewan, proses transkripsi terjadi di dalam inti sel, sedangkan proses
translasi berlangsung di sitoplasma.
Sebelumnya telah dijelaskan proses ekspresi gen, yaitu proses
transformasi informasi genetik melalui transkripsi dan translasi,
untuk pembentukan protein atau enzim. Karena protein dan enzim
sangat berperan dalam menjalankan metabolisme maka ekspresi gen
sebenarnya merupakan proses pengendalian metabolisme oleh gen.
Pada modul ini akan dijelaskan bahwa ekspresi gen atau sintesis
protein dapat diatur, sebagaimana layaknya aliran listrik. Enzim
merupakan katalisator yang berperan menjalankan proses reaksi
metabolisme, keberadaan enzim akan menentukan berjalannya proses
metabolisme. Bila suatu produk metabolisme di dalam sel sudah
mencapai kuantitas yang mencukupi maka reaksi metabolisme
tersebut harus dihentikan. Proses pengaturan ini dilakukan dengan
cara menghentikan produksi enzim, melalui penghentian ekspresi gen
penyandinya. Mekanisme pengaturan ekspresi gen disebut regulasi
ekspresi gen.
b
Gambar 2. Kontrol positif operon lac oleh protein aktivator katabolit
(CAP). (a) laktosa ada, glukosa langka (kadar cAMP tinggi) (b)
laktosa ada, glukosa ada (kadar cAMP rendah)
Gambar 7. Tahapan
pengaturan ekspresi gen pada
sel eukariotik
2) Poliadenilase
Transkip mRNA pada eukariot juga mengalami
pemrosesan dalam bentuk penambahan poli-A (rantai
AMP) pada ujung 3’ sepanjang kurang lebih 200-250
nukleotida. Penambahan poli-A tersebut ditambahkan
pasca-transkripsi karena tidak ada bagian gen yang
mengkode rangkaian A atau T semacam ini.
Penambahan tersebut dilakukan dengan menggunakan
aktivitas enzim poli (A) polimerase yang ada di dalam
nukleus. Sebagian mRNA mengandung poli-A, kecuali
mRNA histon.
Penambahan poli-A pada ujung 3’ meningkatkan
stabilitas mRNA sehingga mRNA mempunyai umur yang
lebih panjang dibandingkan dengan mRNA yang tidak
mempunyai poliA. Selain itu juga ada bukti yang
menunjukan bahwa keberadaan poli-A meningkatkan
efisiensi translasi mRNA semacam itu. Diketahui ada
suatu protein, yaitu poly (A)-binding protein I, yang
menempel pada poliA sehingga meningkatkan efisiensi
translasi. Bukti lain juga menegaskan bahwa mRNA
yang mempunyai poli-A mempunyai kemungkinan yang
lebih tinggi untuk mengikat ribosom sehingga dapat
meningkatkan efisiensi translasi dibandingkan mRNA
yang tidak mengalami poliadenilasi. Poliadenilasi
dilakukan pada prekursor mRNA bahkan sebelum terjadi
terminasi transkripsi. Hal tersebut dilakukan dengan cara
memotong prekursor pada bagian yang nantinya akan
menjadi bagian mRNA yang matang, kemudian
dilanjutkan dengan menambahkan poli-A pada ujung 3’
yang terbuka. Bagian mRNA yang disintesis setelah
selesai sisi poliadenilasi yang selanjutnya didegradasi.
Tempat dilakukan poliadenilasi dicirikan oleh sinyal
poliadenilasi pada gen mamalia. Sinyal tersebut terdiri
dari rangkaian nukleotida AAUAAA yang diikuti oleh
sekitar 20 nukleotida Transkip mRNA pada tanaman dan
khamir juga mengalami poliadenilasi tetapi sinyal
poliadenilasinya berbeda dari yang ada pada mamalia
karena ada variasi pada sekuens AAUAAA. Pada
khamir, jarang sekali ada motif AAUAAA yang
ditemukan.
3) Penambahan tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA
Organisme eukariot mengalami metilasi
(penambahan gugus metil) yang sebagian besar
terakumulasi pada ujung 5’ mRNA. Stuktur ini kemudian
dikenal sebagai tudung mRNA (mRNA cap). Penelitian
selanjutnya yang dilakukan oleh Yasuhiro Furuichi dan
Kin-Ichiro Miura menunjukan bahwa tudung mRNA
tersebut berupa molekul 7-metilguanosin (m7G). Tudung
mRNA tersebut disintesis dalam beberapa tahapan.
Yang pertama, enzim RNA trifosfatase memotong gugus
fosfat pada ujung pre mRNA, kemudian enzim guanili
transferase memotong gugus fosfat pada ujung pre
mRNA. Kemudian enzim guanili transferase
menambahkan GMP (guanosin fosfat). Selanjutnya,
enzim metil transferase melakukan metilasi tudung
guanosin pada N7 dan gugus 2’-O metil pada nukleotida
ujung tudung tersebut. Proses penambahan tudung
tersebut berlangsung pada tahapan awal transkripsi
sebelum transkrip mencapai panjang 30 nukleotida.
Tudung mRNA mempunyai empat macam fungsi,
yaitu:
1. melindungi mRNA dari degradasi.
2. meningkatkan efisiensi translasi mRNA,
3. meningkatkan pengangkutan mRNA dan nucleus ke
sitoplasma
4. meningkatkan efisiensi proses spilicing mRNA.
Tudung m7G berikatan dengan mRNA melalui
ikatan trifosfat. Tudung tersebut juga meningkatkan
efisiensi translasi karena ribosom dapat mengakses
mRNA melalui suatu protein yang menempel pada
tudung. Dengan demikian, jika tidak ada tudung, maka
protein yang melekat pada tudung tidak akan menempel.
Hal itu akhirnya akan mengurangi kemungkinan ribosom
untuk menempel dan melakukan translasi.
6. Pengecekan Diri
1. Bagaimana proses ekspresi gen pada sel prokariotik?
2. Bagaimana proses ekspresi gen pada sel eukariotik?
3. Bagaimana perbedaan ekspresi gen pada sel prokariotik dan
eukariotik?
DAFTAR PUSTAKA
Alberts B, Johnson A, Lewis J, et al. 2002. Molecular Biology of
the Cell. 4th edition. New York: Garland ScienceGomez,
M. Esther. R, Mercedes, Olivia, M and Mario, A. 2010.
Regulation of Gene Expression in Protozoa Parasites.
(Review). Journal of Biomedicine and Biotechnology.
Volume 2010