Anda di halaman 1dari 12

Bab I Pendahuluan

1. LATAR BELAKANG

Guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional dibidangnya. Guru


memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai ha
sil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan tulisa
n dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan ting
gi (UU Nomor 20 Tahun 2003).
Umumnya proses pembelajaran oleh guru dilakukan dengan tatap muka s
ecara langsung. Hal ini dikarenakan guru merupakan fasilitator, motifator dan pela
ksana sekaligus pemandu pembelajran dalam kelas. Pada pembelajaran tatap muk
a secara langsung, interaksi guru dan siswa dapat dilakukan dengan optimal. Pada
pembelajaran tatap muka secara langsung, komunikasi guru dan siswa dapat berjal
an maksimal. Selain itu pembelajaran dengan tatap muka secara langsung dapat m
emudahkan guru dalam memberikan instruksi pada anak (Yamin 2012: 30).
Pandemi covid-19 yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia membaw
a dampak yang cukup serius, bukan hanya pada kesehatan tetapi berdampak pula
pada ekonomi, dan kegiatan pendidikan. Pandemi covid-19 mengharuskan masyar
akat didunia melalukan social distancing atau pembatasan kegiatan masyarakat di
luar rumah sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan sistem pembelajaran ter
masuk pada kegiatan pembelajaran anak usia dini. Kegiatan pembelajaran yang se
mula dilaksanakan secara langsung berubah menjadi pembelajaran dengan sistem
daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan atau PTMT) (Nuraini, 2021).
PTMT atau pembelajaran tatap muka terbatas merupakan skema
pembelajaran tatap muka dengan protocol Kesehatan covid 19. Terdapat peraturan
dalam pelaksanaan PTMT mengenai syarat pelaksanaan, jumlah pertemuan,
durasi waktu dan jarak belajar. Salah satu syarat dalam PTMT bahwa lembaga
yang akan melaksanakan PTMT harus mendapatkan ijin dari dinas terkait.
Demikian juga dengan TK PLUS ANAK MUSLIM dalam melaksanakan kegiatan
PTMT atas ijin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.
TK PLUS ANAK MUSLIM merupakan lembaga pendidikan anak usia din
i yang diperuntukkan bagi usia 4 sd 6 tahun,, acuan dalam melaksanakan pembelaj
aran menggunakan kurikulum K13 dan model pembelajaran kelompok dengan su
dut pengaman. Guru pengajar TK PLUS ANAK MUSLIM merupakan sarjana pen
didikan anak usia dini yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terh
adap metode dan media belajar anak usia dini. Adanya penerapan pembelajaran da
ring dan luring, pembatasan jumlah pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran,
durasi waktu belajar aanak dalam PTMT yang singkat, jarak belajar yang diatur se
rta penerapan prokes covid 19 mengharuskan guru mampu mengembangkan strate
gi agar proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang dihara
pkan. Guru sebagai perancang dan pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki ke
mampuan mengembangkan strategi pembelajaran, untuk mengaplikasikan hasil be
lajar siswa. (Jansen, 2010).
Guru sebagai perencana dan pelaksana kegiatan belajar harus mampu men
ciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan. Suasana
dan proses pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan pote
nsi dirinya melalui aktifitas belajar yang aplikatif, menggunakan metode dan medi
a yang sesuai. Guru juga merupakan sumber belajar bagi peserta didik harus meng
uasai materi belajar serta karakteristik perkembangan siswa. Strategi pembelajaran
sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai dengan optimal ses
uai dengan yang direncanakan. Suparman berpendapat strategi pembelajaran adala
h gabungan dari beberapa kegiatan, metode, cara mengorganisasikan materi pelaja
ran siswa, bahan peralatan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
dalam mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan (Suparman, 2
021).
Kreatifitas guru diperlukan dalam merancang stategi pembelajaran. Menur
ut Shely, guru dituntut kreatif dalam menggunakan media pembelajaran, menggun
akan dan memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar, memanfaatka
n lingkungan sekitar sebagai sumber belajar serta menerapkan metode-metode bel
ajar yang berfariasi agar interaksi belajar mengajar dapat berlangsung dengan men
yenangkan dan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu diperlukan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk
memaksimalkan efektifitas waktu yang terbatas agar materi dapat disampaikan sec
ara keseluruhan. Kreatifitas yang dimiliki guru akan menentukan menarik dan
tidaknya pembelajaran. (Shely Krismandara, 2021). Kreativitas adalah kemampua
n seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru atau mengkombinasikan hal ya
ng sudah ada (Rini, 2018).
Berdasarkan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap semu
a guru di TK PLUS ANAK MUSLIM selama PTMT diperoleh pembelajaran yang
dilakukan beberapa guru monoton, tidak menggunakan metode dan media pembel
ajaran yang bervariasi, hanya menggunakan metode penugasan dengan media maj
alah/buku sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang dilakukan beberapa guru ju
ga kaku, hanya belajar ditempat, klasikal, tidak menarik dan tidak menyenangkan.

Kondisi pembelajaran yang yang demikian tentunya kurang sesuai denga


n prinsip pembelajaran di PAUD yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya b
ermain serta prinsip merdeka belajar. Pembelajaran yang dilakukan juga tidak dap
at menyediakan kebutuhan belajar bagi setiap siswa. Kondisi seperti ini harus sege
ra diatasi, jika hal ini dibiarkan, anak akan merasa bosan, motifasi belajar
menurun serta dapat menyebabkan learning loss. Learning loss adalah hilangnya
pengetahuan, keterampilan siswa, atau terjadinya kemunduran proses pembelajara
n karena faktor tertentu. Hal ini tentunya dapat merugikan bagi guru, siswa maupu
n orang tua (Andriani dkk, 2021).

Penyebab monotonnya PTMT kemungkinan karena menurunnya kreatifit


as guru akibat penerapan pembelajaran daring di masa pandemi covid yang sudah
begitu lama dan bertambahnya beban guru akibat melaksanakan pembelajaran
daring dan luring. Selain itu pada PTMT tidak semua metode pembelajaran dapat
diterapkan. Durasi waktu pertemuan yang relative singkat dengan jarak belajar 1,5
meter memerlukan kreatifitas tinggi untuk merancang strategi pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, upaya terbaik yang bisa dilak
ukan adalah mengumpulkan banyak ide dan gagasan melalui metode
branistorming agar kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran
mengalami peningkatan. Brainstorming adalah salah satu teknik untuk mengemb
angkan kreativitas kelompok dimana ide dan pemikiran dibagikan oleh setiap ang
gota secara spontan untuk mencapai solusi dari suatu masalah (Samarraie, 2017).

Dengan memanfaatkan forum pertemuan guru yang diadakan setiap hari j


umat, saya sebagai kepala sekolah melakukan Upaya Meningkatkan Kreativitas G
uru Dalam Merancang Strategi Pembelajaran pada PTMT melalui metode brainsto
rming di TK PLUS ANAK MUSLIM.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang strategi


pembelajaran PTMT yang menarik dan menyennagkan dengan
metode branstrorming?

B. Tujuan

 Meningkatkan kreativitas guru dalam merancang strategi


pembelajaran PTMT yang menarik dan menyenangkan.
 Guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan sesuai proks covid 19.

C. MANFAAT :
1. Bagi Guru :
 Kreatifitas guru dalam merancang strategi pembelajaran sesuai
karakteristik anak usia dini menjadi meningkat.
 Guru dapat merancang strategi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.

2. Bagi siswa :
 Tercipta student wellbing yang ditandai siswa aktif, antusias dan
senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
 Kegiatan belajar siswa aman dan tetap menerapkan prokes covid 19.
3. Bagi sekolah :
 Sekolah dapat menerapkan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan serta sesuai prokes covid 19.

BAB II
KAJIAN PUSAKA

1. Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT)


PTMT atau pembelajaran tatap muka terbatas merupakan skema
pembelajaran tatap muka dengan protocol covid 19. Terdapat peraturan dalam
pelaksanaan PTMT mengenai syarat pelaksanaan, jumlah pertemuan, durasi
waktu dan jarak belajar. Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang peny
elenggaraan pembelajaran di masa pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-1
9) menerangkan bahwa pendidik dan tenaga kependidikannya telah mendapatkan
vaksinasi COVID-19 secara lengkap, maka pemerintah pusat, pemerintah daerah,
kantor wilayah Kementerian Agama provinsi, kantor Kementerian Agama kabupat
en/kota sesuai dengan kewenangannya mewajibkan sekolah, mulai dari tingkat pe
ndidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pe
ndidikan tinggi di wilayahnya untuk menyediakan layanan: (a) pembelajaran tatap
muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan (b)pembelajaran
jarak jauh.
Pelaksanaan PTMT di kota Malang dilaksanakan berdasarkan Surat
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang no. 421/3422/35.73.401/2021 tentang
pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Surat tersebut mencantumkan
peraturan mengenai syarat dan tatacara pelaksanaan pembelajaran tatap muka
terbatas (PTMT), diantaranya jumlah siswa yang diperbolehkan mengikuti PTMT
dalam satu kali pertemuan adalah sebesar adalah 33 % jumlah siswa, dan setiap
siswa hanya diperbolehkan masuk 2x dalam satu minggu dengan durasi maksimal
2 jam/hari. Jarak belajar baik di dalam maupun diluar ruangan diatur sepanjang
1,5 meter.

2. Guru
Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan m
elaksanakan proses pembelajaran, melakukan penilaian hasil pembelajaran, melak
ukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat te
rutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU Nomor 20 Tahun 2003).

Terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dipengaruhi


oleh guru (Mulyasa, 2009: 5). Seorang guru memiliki peran utama dalam pemban
gunan pendidikan, khususnya pada pendidikan yang diselenggarakan secara forma
l di sekolah. Guru juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilam peserta d
idik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Menurut Kamus B
esar Bahasa Indonesia (2008: 469), guru adalah orang dengan pekerjaan (mata pen
caharian, profesi) mengajar. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, melainkan
juga mendidik, membimbing, memotivasi, serta mengawasi perilaku siswa.
Tanggung jawab guru cukup besar sebaia pendidik dan penjaga siswa saat melaku
kan kegiatan di kelas maupun di luar kelas dan mencontohkan hal yang baik pada
siswa.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 6, tentang Sistem Pendidik


an Nasional, pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebaga
i guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam me
nyelenggarakan pendidikan. Guru Taman Kanak-Kanak merupakan pendidik anak
usia dini, diartikan sama dengan pamong belajar, fasilitator, tutor dan lain lain, ya
ng memiliki sifat-sifat sebagai sosok berkharisma, memiliki kemampuan meranca
ng program pembelajaran, mampu menata dan mengelola kelas dengan efektif, efi
sien, memiliki sifat dewasa yang secara sadar dapat mendidik, mengajar, membim
bing dan menjadikan guru sebagai profesi yang memerlukan keahlian khusus (Ya
min, 2012: 30).

Guru Taman Kanak-kanak harus benar-benar sadar serta meletakkan diri


sebagai stimulator untuk menggugah berbagai potensi yang dimiliki anak, sebab
perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya ditentukan pada masa ini,
dimana merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak. Hal ini
menandakan perlunya memahami akan pentingnya masa usia dini dalam rangka m
engoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bagi semua pihak.

3. Kreatifitas

Kreativitas merupakan kemampuan dari seseorang dalam menciptakan se


suatu hal yang baru (Rini, 2018). Menurut Yusuf dan Nurihsan (2015:247) kreativ
itas ditandai dengan kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada
oleh seseorang, dan sebelumnya belum di ciptakan oleh orang lain. Indikator dari
kreativitas diantaranya adalah cara berpikir baru, ide ide baru, serta pikiran dan id
e yang bermanfaat. Selain itu kreativitas merupakan cara menvisualisasikan, meng
hasilkan dan menemukan ide-ide baru atau konsep baru sehingga mempunyai man
faat untuk orang lain.

Colquitt et al. (2011:306-307) menyatakan bahwa kreativitas meliputi pe


nggunaan ide ide baru dalam bekerja, memecahkan masalah dan melakukan tinda
kan-tindakan inovatif. Faktor faktor yang mempengaruhi kreatifitas antara lain
adalah senang mempelajari hal-hal baru, upaya dalam menemukan peluang atau c
ara-cara baru yang lebih baik dalam bekerja, keyakinan pada saat bekerja, dan
keretbukaan dalam menemukan ide-ide baru yang lebih baik. Seseorang yang krea
tif senang mempelajari hal- hal baru sehingga dapat menciptakan ide-ide baru dan
dapat diterapkan dalam bentuk tindakan-tindakan inovatif, tetapi tidak menutup ke
mungkinan untuk menerima ide-ide baru lain untuk dijadikan peluang-peluang
dalam menghasilakan sesuatu yang lebih baik.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah


suatu usaha dalam mewujudkan ide-ide baru saat bekerja, memecahkan masalah d
an melakukan tindakan-tindakan inovatif dengan pendekatan yang unik dalam me
mecahkan masalah dengan menggunakan sumber daya lainnya ke dalam proses
sehingga menghasilkan inovasi yang baru.

4. Kreatifitas Guru

Kreativitas Guru memiliki pengertian ganda, yaitu guru mampu menggun


akan kreatifitasnya dalam melakukan berbagai pendekatan dalam proses belajar pe
mbelajaran, serta guru yang senang melakukan kegiatan kegiatan kreatif dalam hi
dupnya (Ifni, 2017). Selain itu kreativitas guru merupakan sifat pribadi yang terce
rmin melalui kemampuannya dalam menciptakan sesuatu yang baru (Abdullah, R,
2017). Sedangkan Chandra mengemukakan kreativitas seorang guru yaitu sebagai
kemampuan mental yang khas pada manusia sehingga dapat melahirkan pengungk
apan yang unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat gun
a. (Oktavia, 2020)
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penger
tian kreativitas dari seorang guru adalah kemampuan seseorang guru dalam melah
irkan atau menciptakan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang
sudah ada dalam memberikan pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru ya
ng kreatif dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada agar interaksi belajar men
gajar dapat berlangsung menyenangkan serta membuat peserta didik termotivasi u
ntuk mengikuti pembelajaran.

Terlebih pada masa pandemi seperti saat ini, guru dituntut harus lebih kr
eatif dalam menyampaikan materi pelajaran karena dengan terbatasnya waktu dan
materi harus dapat disampaikan dengan keseluruhan. Jika pembelajaran dilakukan
secara daring maka kreativitas guru yang ada pada masa pandemi seperti saat ini y
aitu dapat memanfaatkan media yang ada, seperti memanfaatkan aplikasi WhatsA
pp, Zoom, atau google class room. Akan tetapi jika dalam pembelajaran menggun
kan sistem luring maka guru dapat menggunakan media gambar seperti poster ata
u gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan membentuk k
elompok agar peserta didik berdiskusi dalam menyelesaikan tugas, lalu mengguna
kan video animasi bergambar dalam menjelaskan materi, serta membuat LKPD un
tuk dikerjakan peserta didik dirumah. Guru juga dapat memberikan motivasi kepa
da peserta didik dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik dan memberi
kan sebuah reward bagi peserta didik yang mendapatkan nilai bagus, sehingga pes
erta didik yang lain pun akan berlomba-lomba dalam mendapatkan nilai bagus

5. Pengertian Strategi Pembelajaran


Suparman berpendapat strategi pembelajaran adalah gabungan dari beber
apa kegiatan, metode, cara mengorganisasikan materi pelajaran siswa, bahan peral
atan dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam mencapai tujua
n kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan (Suparman, 2021).
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dala
m mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala us
aha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujua
n yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada b
agaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar (Yaumi, 2013).
Fadlillah (2012) mengemukakan strategi pembelajaran dapat diartikan se
bagai kegiatan merencanakan pembelajaran yang berisi tentang rangkaian kegiata
n yang harus dilakukan guru dan murid, termasuk di dalamnya penggunaan metod
e dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang fektif
dan efisien.

6. Metode Brainstorming
Metode paling terkenal dan efektif untuk memunculkan berbagai ide tent
ang suatu masalah dalam waktu yang terbatas melalui peran serta para partisipan s
ecara spontan adalah metode brainstorming. Brainstorming merupakan salah satu
teknik untuk mengembangkan kreativitas kelompok dimana ide dan pemikiran dib
agikan oleh setiap anggota secara spontan untuk mencapai solusi dari suatu masal
ah (Samarraie, 2017).

Menurut (Hisrich et al., 2008), pada metode ini, untuk mendapatkan krea
tifitas yang lebih baik, peserta dalam kelompok distimulasi melalui pertemuan den
gan orang lain dan partisipasi dalam pengalaman-pengalaman kelompok. Ketika
menggunakan metode brainstorming ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu:
1) tidak boleh ada kritik atau komentar negatif dari siapapun dalam kelompok, 2)
keadaan/situasi nyaman, bebas tidak terkungkung, 3) kuantitas ide sangat diingink
an, makin banyak ide akan semakin baik, 4) Ide-ide dari orang lain dapat digunaka
n untuk memperbaiki dan menghasilkan ide baru.
Dalam Hisrich et al. (2008) cara melakukan sesi tukar pikiran (brainstor
ming) yang baik dengan cara 1) menyiapkan satu pernyataan dari masalah yang ak
an dibahas tidak terlalu luas atau terlalu sempit dan tidak membatasi berbagai resp
on, 2) partisipan berjumlah 6 sampai 12 individu 3) hindari respon-respon yang m
enghambat dan tidak ada anggota kelompok yang ahli dalam bidang tersebut, 4) se
mua ide (logis atau tidak logis) harus dicatat, dan 5) tidak boleh mengkritik atau
mengevaluasi selama sesi brainstorming tersebut.
Menurut Zimmerer et al. (2008) ada panduan yang harus diikuti agar sesi
brainstorming sukses, yaitu 1) merupakan kelompok kecil yang terdiri dari 5 sam
pai 8 orang dengan atur pola duduk berbentuk U atau lingkaran yang dapat mendu
kung komunikasi dan interaksi berjalan dengan baik, 2) memandang sejajar semu
a anggota kelompok, sebaiknya anggota dalam kelompok terdiri dari berbagai lata
r belakang ilmu dan perpektif 3) rumusan masalah diberikan secara jelas kepada k
elompok sesuai waktu yang ditetapkan, yaitu sekitar 40-60 menit, 4) menunjuk or
ang luar untuk mencatat pastikan bukan anggota kelompok yang mencatat, 5) duk
ung seluruh ide dari tim, walaupun ide gila/liar, ide yang tidak masuk akal dan eks
trim sekalipun, pada metode ini kuantitas ide lebih ditekankan dari pada kualitas i
de, 6) tidak diperbolehkan untuk melakukan evaluasi atau kritikan terhadap setiap
ide yang dihasilkan, dan dukung partisipan untuk menggunakan “ide boncengan”
(menemukan ide baru berdasarkan ide yang telah disarankan).
Menurut Roestiyah (2001), metode brainstorming merupakan suatu tekn
ik mengajar di dalam kelas yang dilaksanakan oleh fasilitator, dengan cara melont
arkan suatu isu kepada mahasiswa, kemudian mahasiswa menjawab atau memberi
kan pendapat/ komentar, sehingga isu/ masalah tersebut berkembang menjadi mas
alah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak i
de dari sekelompok mahasiswa dalam waktu yang singkat.
Pada metode brainstorming untuk menghimpun gagasan/ide, pendapat, in
formasi, pengetahuan,maupun pengalaman dari semua peserta kelompok dilakuka
n melalui diskusi dari peserta kelompok. Walaupun sebagian besar ide kelompok t
ersebut tidak mempunyai dasar pengembangan lebih lanjut, namun sebuah ide ce
merlang dapat muncul. Dengan demikian, tujuan metode brainstorming untuk me
mbuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yan
g sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalam
an, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode in
i digunakan untuk menggali ide apa yang dipikirkan mahasiswa dalam menanggap
i masalah yang dilontarkan oleh fasilitator di kelas (Roestiyah, 2001).
Bab III Hasil dan Pembahasan:berisitentang
paparanpelaksanaanterkaittempat, waktu, da
n perangkatatauinstrumenyang digunakanketi
kabest practices dilakukan. Cara pemecahanm
asalahyang menguraikansecararincilangkah-l
angkahataucara-caradalammemecahkanmasal
ah, termasukhambatan-hambatanyang harusd
iatasi. Penyajiandata mencakupkeadaanawald
an hasilakhirdaripelaksanaanpemecahanmasa
lah, sertadampaknyabagikelas/sekolah.
Hal yang sangat perludisajikan, pada babini,
adalahkeaslian, kejelasanide/gagasan, dan
kecemerlanganide terkaitdenganupayape
mecahanmasalahdi sekolahnya. Uraianinim
erupakaninti tulisan best practice.

Anda mungkin juga menyukai