Anda di halaman 1dari 33

STRATEGI GURU DALAM MEMBANGKITKAN MINAT

BELAJAR SISWA PADA SISTEM PEMBELAJARAN DALAM


JARINGAN MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR

OLEH
NOVI AUDRIA
NIM A1D117096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI

JANUARI 2021
\
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia pada mula tahun 2020 telah gempar dengan penyakit baru

yang dinamakan virus corona atau disebut COVID-19 (corona virus disease

2019). COVID-19 merupakan penyakit baru yang sebelumnya belum ada di

temukan pada manusia, kemudian WHO sudah menetapkan virus ini sebagai

keadaan darurat pada kesehatan manusia yang merisaukan seluruh dunia dan

ditetapkan pada ahir Januari 2020 (Zhou et.al., 2020). Virus ini awal muncul pada

akhir Tahun 2019 tepatnya pada bulan Desember bertepatan di Wuhan China

yang penyebarannya amatlah cepat ke seluruh dunia. Untuk menghindari

penularan virus ini semakin luas, pemerintah menerapkan aturan PSBB dan

menghimbau agar tetap stay at home. Jika ada berkepentingan diluar wajib

menaati peraturan yang ada seperti (memakai masker, selalu cuci tangan, dan jaga

jarak) serta semua hal dilakukan dari rumah. Sama halnya dengan kegiatan di

bidang pendidikan yang dilaksanakan secara dalam jaringan (online) dari tempat

tinggal masing-masing untuk menghindari kontak secara langsung antar sesama

manusia.

Pembelajaran dalam jaringan merupakan bentuk pendidikan jarak jauh

dengan beragam metode pengajaran yang dalam pengajarannya dilaksanakan

secara berjauhan atau terpisah dari aktivitas dan sumber belajar (Mustofa et.al.,

2019). Menurut Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 dimana proses belajar

dari rumah melalui pembelajaran dalam jaringan (jarak jauh) dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani

tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun

kelulusan. Menurut Gikas dan Grant (2013) pelaksanaan pembelajaran dalam

jaringan membutuhkan adanya unit atau perangkat yang mendukung seperti

smarphone, tablet, laptop dan komputer yang mempunyai fleksibelitas tinggi

untuk mengakses kabar atau informasi. Sistem pembelajaran dalam jaringan

banyak menggunakan media online berupa aplikasi yakni seperti Edmodo, Google

Classroom, dan aplikasi yang bisa bertatap muka secara online seperti Zoom dan

Google Meet yang bisa dipakai pada pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan

serta aplikasi yang lebih gampang dan sering digunakan yaitu Whatsapp (Nadia,

2020:2). Pada hakekatnya pembelajaran dalam jaringan bukan hanya mentransfer

pengetahuan tetapi guru juga di tuntut agar dapat menggunakan sistem

pembelajaran dalam jaringan dengan baik dan guru juga harus kreatif serta

inovatif dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat membangkitkan antusias

dan semangat siswa.

Minat atau atensi memegang suatu peranan penting untuk menunjang

pelaksanaan belajar siswa. Minat yaitu ketertarikan yang besar dan antusiasme

yang tinggi pada sesuatu (Muhibbinsyah, 2010:133). Sedangkan minat belajar

yaitu perasaan senang (suka), bahagia dan tertarik terhadap suatu aktivitas dengan

tak ada yang meminta atau menyuruhnya (Slameto, 2015:180). Sedangkan untuk

mengetahui seberapa besar minat dan antusias yang dimiliki siswa dalam

menerapkan pembelajaran dalam jaringan bisa diukur dari ketertarikan, kesukaan,

perhatian dan keterlibatan siswa dalam suatu pembelajaran (Sardini, 2013:6-8).

Setiap siswa mempunyai tingkat minat yang berbeda-beda, jika minat belajar pada

2
siswa tinggi maka akan muncul perasaan suka dan tertarik pada pembelajaran

dengan begitu siswa akan mengikuti pelajaran tersebut dengan antusiasme yang

tinggi, begitu pula jika siswa kurang berminat dalam belajar akan menimbulkan

turunnya antusiasme siswa di karenakan rasa bosan dalam belajar.

Membangkitkan minat belajar pada siswa perlu adanya strategi yang

diterapkan oleh guru, dalam pemilihan strategi harus disesuaikan dengan kondisi

dan kebutuhan siswanya. Strategi pembelajaran yaitu langkah-langkah yang

diterapkan guru secara terancang dan tersusun untuk menjadikan ruang lingkup

belajar untuk memungkinkan terjadi suatu proses pembelajaran hingga tercapai

suatu kompetensi yang ditetapkan atau tentukan (Permendikbud Nomor 103

Tahun 2014 Mengenai Pembelajaran). Guru sangat berperan penting dan

memegang tanggung jawab besar bagi siwanya, sebagai guru profesional perlu

punya wawasan luas dan mantap tentang strategi mengajar yang hendak

diterapkan sesuai tidaknya pada tujuan yang dirumuskan. Strategi guru adalah

upaya yang dilaksanakan seorang guru saat melakukan suatu hal pembelajaran

agar dapat menimbulkan ketertarikan, minat serta perhatian siswa demi

tercapainya tujuan.

Guru sebagai penyampai materi atau pesan dituntut agar kreatif dan

inovatif pada pembelajaran dan guru profesional serta berkompeten pasti memiliki

strategi tersendiri dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran guna

membangkitkan minat belajar. Seorang guru sebelum menerapkan strategi

pembelajaran di awali dengan menentukan teknik atau kiat yang dirasa sesuai

dengan strategi, dan masing-masing guru mempunyai taktik tersendiri dalam

melakukan tekniknya. Walaupun tak bertatapan muka langsung dengan guru dan
teman-temannya akan tetapi dipelaksanaan pembelajaran berbasis dalam jaringan

ini siswa tetap bisa berkomunikasi, berkolaborasi dan berinteraksi atau berkorelasi

secara jarak jauh.

Menurut penelitian terdahulu Amidah (2013) dalam hasil penelitiannya

yang berjudul “Strategi Guru Dalam Meningkatakan Minat Belajar Siswa kelas V

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 147

Palembang” menyimpulkan bahwa minat siswa pada Mata Pelajaran PAI di kelas

V terbilang baik, sebab adanya faktor pendukung siswa seperti faktor perhatian

dan intensif dari guru. Strategi mengajar yang digunakan guru sudah cukup

bervariasi walaupun terkadang masih ada kekurangannya dalam pelaksanaan.

Hasil penelitian terdahulu terdapat persamaan pada suatu penelitian yang hendak

dilaksanakan yaitu dari segi subjek serta pendekatan penelitian yang sama-sama

meneliti siswa dan guru dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan terletak dari segi

objeknya. Pada pembelajaran dalam jaringan atau online minat belajar siswa di

kelas IA merupakan objek dari penelitian yang peneliti lakukan saat COVID-19

sedangkan peneliti terdahulu menggunakan objek minat belajar pada siswa di

kelas V saat pembelajaran PAI.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang ditemukan peneliti, minat belajar

siswa saat pembelajaran dalam jaringan (online) tergolong cukup baik, terlihat

ketika pembelajaran dalam jaringan siswa antusias, senang dan bersemangat

mengikuti pembelajaran, dalam setoran tahfizh dan muroja’ah surat an-naba’ dan

surah an-nazi’atsiswa terlihat bersemangat dalam melantunkan ayat-ayat, siswa

juga selalu menyelesaikan tugas yang diberikan dan memperhatikan guru saat

menjelaskan materi pembelajaran melalui video call Zoom, akan tetapi ada
beberapa siswa terkadang jenuh dan bosan saat pembelajaran. Melihat kondisi

minat pada siswa cukup baik, sehingga peneliti menjadi tertarik dan akan

memperdalam kajian tentang strategi yang guru terapkan.

Berdasarkan penjabaran latar belakang, peneliti mempunyai ketertarikan

untuk melaksanakan penelitian berjudul “Strategi Guru dalam Membangkitkan

Minat Belajar Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi

COVID-19 di Sekolah Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah pokok yang akan dibahas pada penelitian ini dari latar

belakang yaitu “Bagaimana Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar

Siswa pada Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di

Kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Didapati bahwa penelitian ini mempunyai tujuan “untuk mendeskripsikan

Strategi Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa pada Sistem

Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19 di kelas IA SDIT

Diniyyah Al-Azhar Jambi”.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan)

keilmuan seseorang terutama dalam hal pelaksanaan strategi guru


membangkitkan minat belajar pada siswa dan bisa menjadi referensi bagi

guru guna untuk pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan masa pandemi

COVID-19.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dimaksudkan agar menjadi masukan bagi pihak

sekolah mengenai perlunya strategi guru membangkitkan minat siswa pada

pembelajaran dalam jaringan (online) dimasa pandemi COVID-19.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pertimbangan bagi

guru dalam menggunakan strategi mengajarnya agar minat siswa dapat

dibangkitkan saat pembelajaran dalam jaringan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan kepada peneliti selaku calon pendidik

dapat lebih baik dalam memahami dan menguasai strategi-strategi

mengajar khususnya untuk membangkitkan minat belajar pada siswa

disaat pembelajaran dalam jaringan.


BAB II
KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan

2.1.1 Strategi Pembelajaran

2.1.1.1 Pengertian Strategi Guru

Strategi merupakan perencanaan yang memuat serangkaian aktivitas yang

sudah disiapkan yang mana hal-hal dilaksanakan untuk tercapainya tujuan

pembelajaran (Suyadi, 2015:13). Sedangkan strategi pembelajaran menurut

Sanjaya (2011:294) merupakan tahapan aktivitas pembelajaran dimana hal ini

dilaksanakan oleh pendidik (guru) dan siswa untuk memperoleh tujuan atau

sasaran yang efektif dan efisien dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut

Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Mengenai Pembelajaran menyatakan

bahwa strategi pembelajaran yaitu langkah-langkah yang diterapkan pendidik

(guru) secara terancang dan tersusun untuk menjadikan ruang lingkup belajar

untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran hingga tercapainya

kompetensi yang ditentukan.

Menurut Kurniasih (2014:14) guru merupakan tokoh utama pendidikan

dalam usaha mempersiapkan anak bangsa yang berguna dan berkualitas dimasa

yang akan datang serta guru selaku tenaga pendidik mampu menumbuhkan

suasana terbuka guna mengkaji apa yang menarik minat siswa, mengeluarkan ide-

ide, kreativitas yang dimilikinya. Sebagai guru profesional dan berkompeten akan

selalu faham atas kemampuan yang dimiliki siswanya, serta guru yang terlatih

atau profesional selalu memiliki strategi dan rencananya, demi mewujudkan suatu

perasaan senang dan antusiasme siswa disaat pembelajaran.


Berdasarkan penjelasan beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan,

strategi guru adalah upaya yang dilakukan seorang guru dalam melakukan suatu

hal pembelajaran agar dapat menimbulkan ketertarikan, minat dan perhatian siswa

demi tercapainya tujuan. Seorang guru bertanggung jawab dalam membimbing,

mendidik, mengarahkan, mengajar dan melatih siswanya agar menjadi lebih baik

daripada sebelumnya.

Seorang guru sebelum menentukan strategi pembelajaran terlebih dahulu

harus benar-benar memahami tujuan dari suatu pembelajaran (Murdiyono,

2012:31). Menurut Hariandi (2019:11) strategi digunakan sebagai cara-cara

tertentu untuk mencapai tujuan termasuk juga metode pengajaran. Metode sebagai

jalan untuk mengimplementasikan daftar rencana pembelajaran yang akan

ditransfer kepada siswa. Dan untuk menentukan strategi pembelajaran seorang

pendidik (guru) harus menyesuaikannya terlebih dahulu dengan kondisi dan

kebutuhan siswa.

2.1.1.2 Prinsip Memilih Strategi Pembelajaran

Dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran terdapat prinsip

yang patut diperhatikan seorang guru (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008:45)

diantaranya sebagai berikut:

1) Tujuan pembelajaran

Adalah kemampuan yang di harapkan dapat tercapai setelah siswa

menyelesaikan suatu aktivitas pembelajaran. Guru dapat menentukan atau

memilih suatu strategi yang bakal digunakannya melalui tujuan pembelajaran.

2) Aktivitas dan pengetahuan awal siswa


Aktivitas siswa tidak hanya dalam hal fisik saja tetapi juga melibatkan

aktivitas atau aksi yang bersifat psikis ataupun moral. Guru bisa memahami

pengetahuan awal siswanya melalui pretes tertulis ataupun tanya jawab pada

waktu awal suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian guru bisa melakukan

penyusunan strategi dengan memaksimalkan metode yang tepat untuk siswa.

3) Integritas bidang study/pokok bahasan

Mengajar dapat menumbuhkan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik karena dalam membangkitkan dan mengembangkan aspek

tersebut terdapat strategi yang dilakukan oleh pendidik.

2.1.1.3 Penerapan Strategi Pembelajaran

Suatu keberhasilan seorang guru dalam memerapkan strategi pembelajaran

bergantung pada kemampuan guru dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang

ada. Berikut adalah hasil analisis yang bisa dijadikan pijakan dasar guru dalam

menentukan suatu strategi pembelajaran yang akan digunakan (Wena, 2011:14-

17), sebagai berikut:

a) Tujuan Pembelajaran

Secara teoritis, tujuan pembelajaran terbagi menjadi 3 jenis yaitu

tujuan pembelajaran ranah kognitif (pengetahuan), afektif dan psikomotorik

yang terdapat dalam taksonomi Bloom. Perbedaan tujuan pembelajaran juga

berdampak pada strategi pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru.

b) Karakteristik Siswa

Berkaitan dengan aspek (bagian) yang melekat pada diri siswa seperti

minat, motivasi, bakat, kemampuan, gaya belajar, kepribadian, dll. Oleh


karena itu, guru harus benar-benar memahami karakteristik siswa yang

mengikuti proses pembelajaran.

c) Kendala Sumber / Media Belajar

Media pembelajaran adalah perantara informasi dari pengirim ke

penerima pesan (guru ke siswa). Implementasi strategi pembelajaran bukan

hanya digunakan untuk isi/materi pelajaran akan tetapi sumber/ media belajar

tertentu juga dibutuhkan. Amat sulit bagi seorang guru dalam melaksanakan

pembelajaran jika tidak ada sumber belajar yang memadai. Dan guru harus

mampu kembangkan sumber / media pembelajaran.

d) Karakteristik / Struktur Bidang Study

Perbedaan struktur bidang studi membutuhkan suatu strategi pembelajaran

yang berbeda-beda.

2.1.1.4 Pentingnya Strategi Guru

Johnson (2008:45) mengemukakan bahwa: “Jika guru ahli mengelola

dengan bakat kreatif dan kemampuan mengajar murid-murid di semua level, maka

bisa jadi anda tidak mempunyai kesulitan dalam menjalankan seluruh kurikulum

yang diisyaratkan bagi mata pelajaran atau kelas”. Marno dan Idris (2008:31)

menyatakan bahwa efektifitas seorang pendidik (guru) dinilai dari sosok yang

mampu menyelesaikan tugasnya dan kewajibannya secara profesional.

Guru bukan sekedar berperan sebagai pengajar akan tetapi seorang guru

juga memiliki peran dalam membimbing, memimpin dan menjadi fasilitator

dalam belajar. Pemikiran kreatif dan inovatif mestinya dimiliki oleh pendidik

(guru) dimana hal ini sangatlah penting karena dengan begitu akan lebih mudah

dalam menyusun strategi mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa,
adanya strategi mengajar yang dilakukan pendidik dengan begitu dapat

meningkatkan antusiasme, semangat, aktif dalam belajar, serta memiliki rasa

ketertarikan siswa untuk selalu belajar.

2.1.2 Minat Belajar

2.1.2.1 Pengertian Minat Belajar

Minat yaitu ketertarikan yang besar dan antusiasme yang tinggi pada

sesuatu (Muhibbinsyah, 2010:133). Sedangkan menurut Susanto (2013:58) minat

adalah dorongan atau stimulus yang berasal dari diri seorang individu atau faktor

yang memunculkan suatu ketertarikan siswa secara efektif sehingga dapat

mengakibatkan terpilihnya suatu kegiatan yang bermanfaat, menyenangkan dan

dapat membuat kepuasan dalam diri individu. Minat tidak secara spontan ada

tetapi muncul dari pengalaman, partisipasi dan kebiasaan saat belajar (Sardiman,

2012:76). Minat memiliki pengaruh yang besar dalam aktivitas atau kegiatan

belajar, siswa yang mempunyai kesenangan atau minat pada pembelajaran bakal

serius dalam mempelajarinya dikarenakan adanya ketertarikan atau dorongan

dalam diri seseorang.

Belajar didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang dikerjakan individu

untuk mencapai suatu sikap atau perilaku yang secara keseluruhan menjadi

pengalaman tersendiri dalam hubungan antar individu dan lingkungan atau

kawasannya (Uno, 2011:22). Maka dari itu minat belajar adalah perasaan senang

(suka), bahagia dan tertarik pada suatu kegiatan atau aktifitas dengan tidak ada

yang meminta atau menyuruhnya (Slameto, 2015:180). Untuk mengetahui


seberapa besar minat belajar siswa bisa ukur dari ketertarikan, kesukaan, perhatian

dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran (Sardini, 2013:6-8).

Berdasarkan penjelasan di atas, jadi minat belajar ialah rasa ketertarikan

yang timbul dalam diri siswa ketika berpartisipasi dalam kegiatan atau aktivitas

pembelajaran sehingga hasil yang memuaskan dapat tercapai oleh siswa. Jika

siswa memiliki keingintahuan yang tinggi dan rasa tertarik pada pelajaran maka

akan tumbuh minat belajar tersebut, dengan begitu siswa akan rajin belajar dan

selalu berpartisipasi pada kegiatan pembelajaran dengan antusias yang tinggi serta

tanpa ada rasa terbebani di dalam diri.

Cara-cara yang diterapkan oleh seorang guru untuk membangkitkan minat

belajar pada siswa (Slameto, 2010:181) sebagai berikut:

1) Memberikan informasi kepada siswa tentang kaitan antara bahan

pembelajaran yang akan diberikan dengan yang telah lewat atau lampau serta

menguraikan manfaat dan kegunaannya bagi siswa dimasa yang akan datang.

2) Mengaitkan bahan atau materi pengajaran dengan suatu berita yang sedang

heboh atau sensasional yang telah diketahui banyak siswa.

3) Menggunakan hadiah (insentif) sebagai alat yang dipakai untuk menarik

seseorang agar melakukan hal-hal yang tidak ingin di lakukannya.

2.1.2.2 Indikator Minat Belajar Siswa

Minat sangat penting sekali keberadaannya dalam belajar sebab dengan

adanya minat akan memunculkan perasaan senang, ketertarikan dan meningkatkan

perhatian serta sebagai keterlibatan siswa aktif saat pembelajaran. Dalam minat

belajar itu sendiri terdapat empat indikator di dalamnya (Sardini, 2013:6-8),

sebagai berikut:
1) Perasaan Senang

Siswa jika memiliki rasa suka (senang) dan tertarik atas pelajaran, akan selalu

mendalami ilmu yang di minatinya dan tidak ada perasaan terpaksa pada diri

siswa dalam mempelajari atau mendalami bidang tersebut.

2) Ketertarikan Siswa

Berkaitan pada adanya daya gerak yang memacu untuk merasa tertarik atau

terdorong terhadap benda, orang, dan aktivitas serta pengalaman afektif atau

efisien yang dipicu dalam kegiatan itu sendiri.

3) Perhatian Siswa

Perhatian yaitu pemusatan atau konsentrasi terhadap suatu pengertian dan

pengamatan yang mengesampingkan hal lain di luar konteks. Dan dengan

sendirinya jika seorang siswa memiliki minat atau ketertarikan pada objek

maka akan selalu mengamati objek.

4) Keterlibatan Siswa

Seseorang yang mempunyai rasa tertarik dan suka pada suatu objek akan

timbul kesenangan dalam melakukan dan mengerjakan aktivitas yang

bersangkutan dari objek yang dituju.

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Amidah (2013:7) mengemukakan bahwa minat seorang siswa

dapat dibangkitkan dengan dua hal, sebagai berikut:

1) Memberikan perhatian yaitu tindakan yang dilakukan seseorang dengan

penentuan rangsangan atau dorongan nan muncul dari luar lingkungannya,

serta perhatian seseorang akan terarah pada sesuatu yang baru.


2) Insentif (hadiah) yaitu memotivasi (merangsang) guru melalui apresiasi

dalam bentuk hadiah (imbalan) untuk individu yang memiliki prestasi

melebihi prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja guru akan

meningkat sebab pada umumnya manusia akan suka menampung yang

baiknya saja.

2.1.2.4 Solusi Membangkitkan Minat Belajar Siswa

Minat belajar dijadikan salah satu bagian atau aspek penting dalam

keberhasilan atau tercapainya pembelajaran dan proses tersebut akan berjalan

dengan lancar jika ada minat. Guru sebagai penggerak roda pendidikan harus tetap

melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Di samping itu, sebagai

seorang guru mesti mampu membangkitkan minat belajar siswa disaat melakukan

pembelajaran dan keberhasilan belajar bisa dilihat dari minat siswa saat belajar.

Perlu dipahami, siswa pada tingkat sekolah dasar itu cenderung meniru apa yang

orang lain lakukan.

Menurut Slameto (2015:181) mengatakan bahwa terdapat beberapa solusi

yang dapat diterapkan guru guna membangkitkan minat belajar pada siswa,

sebagai berikut:

1. Memperkenalkan materi yang dirancang dengan cara yang sistematis, lebih

praktis serta dalam penyajiannya berseni.

2. Menginspirasi dan memberi suatu rangsangan pada siswa agar menaruh

perhatian yang tinggi pada bidang studinya.

3. Kembangkan kebiasaan teratur.

4. Meningkatkan kondisi fisik peserta didik (siswa).

5. Menjaga cita-cita dan ambisi siswa.


6. Menyediakan fasilitas pendukung yang memadai.

Guru sebagai penyampai materi atau pesan dituntut agar mempunyai

kreatifitas dan inovatif saat pembelajaran, guru profesional dan berkompeten pasti

memiliki strategi tersendiri dalam menyampaikan materi guna membangkitkan

minat belajar. Seorang guru sebelum menerapkan strategi pembelajaran diawali

dengan menentukan teknik yang dianggap cocok pada strategi yang diterapkan

dan setiap guru memiliki taktiknya masing-masing dalam menjalankan teknik

tersebut.

2.1.3 Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi COVID-19

Zhou et.al (2020) mengemukakan bahwa COVID-19 merupakan penyakit

baru yang sebelumnya belum pernah di temukan pada manusia, kemudian WHO

sudah menetapkan virus ini sebagai keadaan darurat pada kesehatan manusia yang

merisaukan seluruh dunia dan ditetapkan pada akhir Januari 2020. Pemerintah

mengeluarkan kebijakan diawal bulan April yang termuat pada Permenkes RI No.

9 Tahun 2020 mengenai “Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar guna

penanganan COVID-19”, berisi tentang “adanya pembatasan aktivitas di sekolah,

keagamaan atau keyakinan, tempat kerja, tempat fasilitas umum, kegiatan sosial

dan budaya, sarana transportasi, dan kegiatan lainnya yang berkenaan dengan

aspek atau bagian pertahanan atau penjagaan serta keamanan dengan beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi oleh wilayah-wilayah yang mengajukan PSBB”.

Bentuk penerapan PSBB dalam bidang pendidikan sesuai Permenkes RI

No. 9 Tahun 2020 yaitu proses pembelajaran dilaksanakan dari tempat tinggal

masing-masing individu melalui perangkat pendukung yang memiliki keefektifan


cukup tinggi untuk menggantikan pembelajaran di lingkungan sekolah. Hal ini

memiliki sebutanstudy From Home (SFH) yang dimana kegiatan pembelajaran

dilakukan dengan sistem jarak jauh.

Dengan adanya COVID-19 yang semakin meluas penyebarannya, maka

semua aktivitas di batasi dan terdapat kebijakan stay from home (SFH) serta

pemerintah juga telah melarang melakukan pembelajaran tatap muka langsung

antara pendidik (guru) dan siswa di sekolah maka dari itu agar siswa tetap bisa

belajar di selenggarakanlah pembelajaran dalam jaringan. Menurut Syah

(2020:399-400) di tengah COVID-19 melanda, terdapat kerjasama yang baik

antara pemerintah, orang tua, guru dan sekolah dalam pelaksanaan Study From

Home (SFH). Dengan adanya perubahan pada pelaksanaan pembelajaran saat

COVID-19 tentunya menjadi tantangan baru bagi seluruh lembaga pendidikan.

Dengan begitu, sebagai tenaga pendidik perlu memikirkan cara yang efektif

(berhasil) dan efisien dalam penerapan pembelajaran dalam jaringan tetap berjalan

dengan baik dan lancar meskipun siswa harus belajar dari tempat tinggal masing-

masing. Walaupun pembelajaran tatap muka tidak terlaksana akan tetapi siswa

tetap bisa saling berkomunikasi, berkolaborasi dan berinteraksi dengan sumber

belajarnya secara terpisah dengan jarak yang berjauhan.

Permendikbud No. 119 Tahun 2014 menyatakan bahwa “pendidikan jarak

jauh (PJJ) yaitu pendidikan yang siswanya terpisah dari guru atau pendidik, dan

pembelajarannya memanfaatkan sumber belajar dengan implementasi prinsip

teknologi pendidikan. Pembelajaran jarak jauh akan berlangsung efektif jika

melibatkan interaksi atau hubungan antara pendidik (guru) dan siswa, siswa dan

siswa, pembelajar dengan media (Munir, 2012:17). Terdapat beberapa kriteria


17

dalam pembelajaran jarak jauh secara online bagi guru atau pembelajar (Munir,

2012:27), sebagai berikut:

a. Memberi peserta didik kesempatan yang fleksibel (luwes) sesuai dengan

keinginan dan minatnya.

b. Pembelajar akan mendapatkan lebih banyak materi pembelajaran karena

memiliki lebih banyak sumber informasi daripada yang ia dapatkan di ruang

kelas tradisional (konvensional).

c. Terbiasa memakai komputer sebagai sumber informasi yang bermanfaat

untuk memperoleh bermacam informasi.

d. Pembelajaran tradisional (konvensional) mencakup kolaborasi antar peserta

didik.

Menurut Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 dimana proses belajar

dari rumah melalui pembelajaran daring (jarak jauh) dilaksanakan untuk

memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani

tuntutan menunaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun

kelulusan. Pembelajaran dalam jaringan merupakan bentuk pendidikan jarak jauh

dengan beragam metode pengajaran yang dalam pengajarannya dilaksanakan

secara berjauhan atau terpisah dari aktivitas dan sumber belajar (Mustofa et.al.,

2019). Menurut Gikas dan Grant (2013) pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan

memerlukan adanya perangkat yang mendukung seperti handphone, tablet, laptop

dan komputer yang mempunyai fleksibelitas tinggi untuk mengakses kabar atau

informasi. Sistem pembelajaran dalam jaringan banyak menggunakan media

online berupa aplikasi yakni seperti Edmodo, Google Classroom, dan aplikasi
yang bisa bertatap muka secara online seperti Zoom dan Google Meet yang bisa

dipakai pada pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan serta aplikasi yang lebih

gampang dan sering digunakan yaitu Whatsapp (Nadia, 2020:2). Dalam

pembelajaran daring terdapat hal-hal yang menghambat berlangsungnya

pembelajaran seperti terbatasnya akses internet (kuota dan jaringan internet).

Dengan kondisi seperti sekarang ini yang serba terbatas maka diperlukan

pemahaman atau wawasan dan kreativitas seorang guru dalam menyusun

pembelajaran secara daringnya supaya dapat menarik atau memancing minat

siswa untuk belajar ketika mengikuti pembelajaran dalam jaringan (online).

2.1.4 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama oleh Amidah (2013) dalam hasil penelitiannya

yang berjudul “Strategi Guru Dalam Meningkatakan Minat Belajar Siswa kelas V

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 147

Palembang” menyimpulkan bahwa minat siswa kelas V pada Mata Pelajaran PAI

terbilang baik, hal ini disebabkan adanya faktor yang mendukung minat siswa

seperti faktor perhatian dan intensif dari guru. Terbukti dari kehadiran siswa di

kelas, kepatuhannya terhadap tugas yang diberikan guru baik berupa hapalan

maupun tulisan dan keaktifan pada pembelajaran. Strategi yang pendidik (guru)

terapkan sudah bervariasi walaupun terkadang masih ada kekurangan dalam

pelaksanaannya, seperti guru selalu menggunakan metode ceramah di awal

pembelajaran dan guru juga belum menggunakan prosedur strategi pembelajaran

yang sesuai. Penelitian ini memakai pendekatan penelitian kuatitatif.


19

Penelitian kedua oleh Marwoto (2012) dalam hasil penelitiannya yang

berjudul “Strategi Guru Sejarah Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Sejarah Di SMAN 10 PEKANBARU” menyimpulkan bahwa

siswa masih kurang memiliki minat untuk belajar serta sistem hafalan masih

diterapkan. Kurangnya minat untuk belajar pada siswa terlihat ketika siswa masih

suka keluar masuk kelas saat jam pelajaran, kurangnya interaksi antar siswa dan

penjelasan guru sulit dimengerti oleh siswa, hal tersebut akan mengakibatkan

menurunnya hasil belajar pada siswa. Maka dengan hal tersebut membuat guru

memikirkan strategi yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan minat siswa

pada pelajaran sejarah. Penelitian ini memakai pendekatan penelitian kualitatif.

Penelitian ketiga oleh Wildanum (2019) dalam skripsinya yang berjudul

“Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII YPI SMP

SUNAN AMPEL BANGSAL MOJOKERTO” menyimpulkan bahwa minat

belajar pada siswa kelas VIII pada pembelajaran IPS tergolong masih rendah,

terlihat saat jam pelajaran masih banyak siswa tidak mengikuti pelajaran saat

kelas dimulai, saat guru menjelaskan materi siswa tidak fokus mendengarkan guru

sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini membuat guru

menerapkan metode yang variatif dengam menggunakan media walaupun sarana

prasarana kurang memadai, menciptakan gaya mengajar yang humoris dan

menyenangkan agar siswa merasa nyaman, semangat dan berminat dalam belajar.

penelitian ini memakai pendekatan penelitian kualitatif.

Dari hasil penelitian relevan atau terdahulu, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat kesamaan dan perbedaan dari penelitian yang hendak dilakukan

oleh peneliti. Persamaannya ialah terletak pada strategi, subjek yang digunakan
20

yaitu pendidik (guru) dan siswa serta pendekatan yang dipakai dalam penelitian

ini yaitu kualitatif deskriptif. Perbedaannya terdapat pada letak objeknya yang

diteliti, jika pada penelitian terdahulu minat belajarnya diteliti di dalam kelas

maka pada penelitian ini akan diteliti minat belajar yang dimiliki siswa di saat

pembelajaran dalam jaringan atau online.

2.2 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian, kerangka berfikir merupakan proses atau tahap yang

dilaksanakan pada saat menyusun atau menata suatu penelitian. Supaya mudah

dipahami dan diketahui oleh pembaca mengenai alur dari penelitian yang peneliti

lakukan maka dibuatlah kerangka berfikir. Kerangka berfikir tersebut dapat

berupa gambar atau bagan yang dipakai untuk menjelaskan atau mewakili garis

besar dari penelitian tersebut. Penelitian ini memakai pendekatan penelitian

kualitatif.

Minat sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan belajar

siswa. Pada penelitian ini minat belajar pada siswa saat pembelajaran dalam

jaringan cukup baik, sesuai dengan hasil observasi awal sehingga akan diteliti

lebih mendalam lagi faktor-faktor penyebabnya. Dan guru menjadi objek utama

sebab perannya lah yang berguna untuk membangkitkan minat belajar pada siswa.

Guru dapat melihat siswanya berminat atau tidak dalam belajar bisa terlihat dari

ketertarikan, perhatian, kesukaan dan keterlibatan siswa saat pembelajaran karena

minat pada siswa itu berbeda-beda. Maka dari itu guru memiliki strategi tersendiri

dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan siswa dalam membangkitkan minat

belajar pada siswa saat pembelajaran dalam jaringan.


Kerangka berfikir pada penelitian ini, terlihat pada bagan yang dipaparkan

sebagai berikut:
Strategi Guru Minat Belajar Siswa

Sistem Pembelajaran
Dalam jaringan

Masa Pandemi COVID-19

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di

SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi. Peneliti melakukan penelitian tepatnya di kelas

IA. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan di semester ganjil tahun ajaran

2020/2021. Sekolah dasar ini merupakan salah satu sekolah islam terpadu di kota

Jambi dan menerapkan kurikulum 2013.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan di penelitian ini ialah pendekatan kualitatif.

Dimana yang dikatakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mempunyai

tujuan dalam memahami suatu fenomena atau kejadian yang terjadi pada subjek

penelitian secara keseluruhan sesuai kondisi objektif tanpa memanipulasi kata

serta bahasa yang berbentuk deskripsi pada konteks atau situasi tertentu yang

alamiah dengan memanfaatkan beragam metode (Moeleong, 2010:6).

Penelitian ini memakai jenis penelitian fenomenologi, dimana

fenomenologi merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk melihat

suatu kejadian atau fenomena yang nyata serta untuk mengkaji kejadian-kejadian

tersebut secara mendalam dengan menguraikan peristiwa yang diamati (Creswell,

2013). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi apa yang

digunakan oleh guru kelas IA dalam membangkitkan minat belajar siswanya pada

sistem pembelajaran dalam jaringan masa pandemi COVID-19.


3.3 Data dan Sumber Data

Data penelitian kualitatif ini berupa teks tentang strategi guru dalam

membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan

masa pandemi COVID-19 di kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi yang

didapat dari rumusan masalah. Data adalah suatu berkas dan informasi berupa

fakta yang mana digunakan untuk menentukan hasil dari penelitian. Data yang

diambil pada penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.

Data primer berarti data diperoleh atau didapat langsung dari sumber tanpa

perantara. Di penelitian ini data primer didapati dari hasil observasi dan

wawancara secara langsung. Data sekunder ialah data yang sudah tersedia dan

tidak bisa didapatkan langsung dari sumbernya. Di penelitian ini yang termasuk

data sekunder berupa data yang terkait dengan penelitian dan diambil dari

dokumentasi SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.

Sumber data merupakan subjek yang bisa memberikan informasi atau

berita tentang data yang ingin diteliti atau diperoleh. Sumber data di penelitian

kualitatif ini yaitu guru, siswa dan kepala sekolah SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi

yang menggunakan strateginya dalam membangkitkan minat belajar pada siswa

saat pembelajaran dalam jaringan.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti. Dalam

penelitian kualitatif, subjek penelitian tersebut ialah informan. Adapun subjek

penelitian ini yaitu guru kelas IA, siswa kelas IA dan kepala sekolah SDIT

Diniyyah Al-Azhar Jambi.


3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah tahap-tahap atau langkah terpenting saat

penelitian, sebab tujuan yang utama dari sebuah penelitian yaitu untuk

mendapatkan atau memperoleh berupa data (Sugiyono, 2010:308). Dalam

penelitian kualitatif ini memakai teknik pengumpulan datanya yang ditemukan

berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.5.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang melibatkan peneliti guna

melangsungkan pengamatan langsung terhadap objek dan melakukan pencatatan

secara sistematis terhadap fenomena yang di selidiki (Suhandi, 2017:171).

Observasi ini dilakukan untuk menjaga keaslian dan keakuratan data yang

ditemukan di lapangan. Kegiatan observasi ini dilakukan selama peneliti

melaksanakan penelitian di SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi dan pengamatan ini

dilakukan terhadap guru kelas IA saat melaksanakan pembelajaran dalam

jaringan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal di penelitian ini maka peneliti

juga melakukan observasi minat belajar pada siswa saat pembelajaran dalam

jaringan.

Dalam melakukan penelitian agar observasi menjadi terstruktur, peneliti

harus membuat pedoman observasi yang berupa daftar informasi yang mau

didapati peneliti. Pedoman observasi ini dimaksudkan untuk membantu peneliti

dalam meneliti keadaan yang berkaitan dengan strategi yang dipakai guru kelas

dalam membangkitkan minat siswa kelas IA melalui sistem pembelajaran dalam

jaringan serta minat siswa pada pembelajaran dalam jaringan. Adapun pedoman

observasi sebagai berikut:


Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Kelas IA

Variabel Indikator Sub Indikator Deskripsi


Strategi guru dalam Penyajian materi a. Menata isi atau muatan suatu bidang
membangkitkan yang dirancang studi.
minat belajar siswa b. Menyajikan isi/materi pelajaran
pada sistem secara sistematis, praktis dan lebih
berseni.
pembelajaran dalam Pemberian a. Mendorong siswa agar antusias
jaringan masa rangsangan dan semangat saat belajar.
pandemi COVID-19 b. Memberi penghargaan kepada
di sekolah dasar. siswa yang menaruh perhatian pada
pembelajaran.
Mengembangkan a. Pengaturan jadwal dan waktu
kebiasaan teratur pembelajaran.
Meningkatkan a. Memberikan perhatian pada siswa
kondisi fisik saat pembelajaran dalam jaringan.
peserta didik b. Menjaga komunikasi dengan siswa
(siswa) disaat pembelajaran dalam
jaringan.
Menyediakan a. Persiapan yang dibutuhkan pada
fasilitas pembelajaran dalam jaringan.
pendukung yang b. Pemilihan metode dan media pada
memadai pembelajaran dalam jaringan.
(Sumber: Dimodifikasi dari Slameto, 2015:181)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Kelas IA

Variabel Indikator Sub Indikator Deskripsi


Minat belajar yang Perasaan Kesukaan atau kesenangan siswa pada
dimiliki siswa Senang pembelajaran dalam jaringan (online).
Ketertarikan Ketertarikan siswa pada objek atau alat yang
Siswa dimanfaatkan pada pembelajaran dalam
jaringan.
Perhatian Siswa konsentrasi siswa selama pembelajaran dalam
jaringan.
Keingintahuan dan keberanian yang tinggi pada
siswa.
Keterlibatan Kesiapan siswa saat menerima atau memperoleh
Siswa pelajaran.
Keterlibatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
(Sumber: Dimodifikasi dari Sardini, 2013:6-8)

3.5.2 Wawancara

Wawancara yaitu aktivitas tanya jawab atau diskusi secara lisan dikerjakan

minimal dua orang dan bisa lebih dengan tatap muka untuk mendengar informasi

tentang pertanyaan yang mau dicari tahu lebih mendalam. Hal ini juga

diungkapkan oleh Gunawan (2013:160) untuk memperkuat pengertian di atas,


wawancara merupakan percakapan atau diskusi yang dimaksudkan pada suatu

problem tertentu dan menjadi suatu proses diskusi dengan lisan yang mana

dilakukan oleh dua orang dan bisa lebih yang bertatap muka langsung. Peneliti

memakai teknik wawancara terstruktur di penelitian ini, dimana wawancara ini

menggunakan serangkaian pertanyaan yang telah disusun dan dipersiapkan oleh

peneliti untuk di caritahu pada narasumber, kemudian narasumber atau informan

diarahkan untuk memberikan jawaban sesuai pada situasi sebenarnya, dengan

begitu kegiatan wawancara akan lebih kondusif dan terarah.

Kegiatan wawancara dilaksanakan sampai data jenuh, jika saat penelitian

pada lembar observasi tidak ditemukan jawabannya maka bisa dimasukkan pada

lembar wawancara dan ditanyakan atau di caritahu pada narasumber. Wawancara

yang akan diperoleh berupa deskripsi tentang strategi yang dipakai guru dalam

membangkitkan minat belajar siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan

masa pandemic COVID-19 di kelas IA SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi ini.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IA dan kepala sekolah SDIT

Diniyyah Al-Azhar Jambi.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

Variabel Sumber Data Indikator Sub Indikator


Strategi guru dalam Kepala Sekolah dan Tujuan Kesiapan guru pada proses pembelajaran
membangkitkan minat Guru kelas 1A pembelajaran dalam jaringan masa pandemi COVID-19.
belajar siswa pada Strategi yang digunakan berkaitan dengan
sistem pembelajaran tujuan pembelajaran.
dalam jaringan masa Karakteristik Kesiapan, minat dan keterlibatan siswa
pandemi COVID-19 Siswa pada sistem pembelajaran dalam jaringan.
di sekolah dasar. Strategi guru dalam membangkitkan
minat belajar siswa dengan karakteristik
siswa yang berbeda-beda.
Kendala Kendala guru dalam sumber belajar dan
media/sumber media pada pembelajaran dalam jaringan.
Belajar Kendala dan solusi mengatasi
permasalahan pembelajaran dalam
jaringan masa pandemi COVID-19.
(Sumber: Dimodifikasi dari Wena, 2011:14-17)
3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data menggunakan dokumen-dokumen

berupa tulisan, foto atau gambar, dan benda lainnya yang berkaitan atau

berhubungan dengan aspek atau bagian yang diteliti. Suatu dokumentasi ini

dimanfaatkan dalam memperoleh atau mencapai data sekunder. Pada penelitian

yang peneliti lakukan juga menyediakan atau menyajikan dokumentasi hasil

penelitian berupa foto-foto ketika berlangsungnya aktivitas atau kegiatan pada

pembelajaran dalam jaring, wawancara bersama kepala sekolah dan guru kelas IA

SDIT Diniyyah Al-Azhar Jambi.

3.6 Uji Validitas Data

Teknik keabsahan data pada penelitian ini memakai teknik triangulasi

data, yaitu pengumpulan datanya berbeda-beda atau berlainan untuk mendapatkan

suatu data dari sumber yang sama atau selaras. Teknik triangulasi data pada

penelitian ini memakai metode dengan teknik pengumpulan data, yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini triangulasi sumbernya terdiri

dari pendidik (guru), siswa dan kepala sekolah. Triangulasi waktu yaitu pagi dan

menjelang siang. Data yang disampaikan merupakan data yang sudah disetujui

dosen ahli.

3s.7 Teknik Analisis Data

Menurut sugiyono (2016:91) teknik analisis data di penelitian kualitatif

yaitu data lapangan yang dilaksanakan secara interaktif hingga berlangsung


dengan terus-menerus sampai selesai atau tuntas, hingga akhirnya data jenuh. Jika

tidak ditemukan data atau informasi baru, maka data tersebut dianggap jenuh.

Tahapan-tahapan dalam teknik analisis data lapangan model Miles dan

Huberman, meliputi sebagai berikut:

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data yaitu meringkas, memilah suatu hal-hal atau masalah

utama, terfokus pada masalah yang penting atau utama, dicari dan digali point

serta modelnya. Dengan begitu, data yang sudah direduksi memberikan

bentuk atau deskripsi yang lebih jelas dan dapat dipahami serta memudahkan

peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak data.

b. Penyajian data (data display)

Sesudah data direduksi, langkah selanjutnya yaitu mendislpay data.

Penyajian atau representasi data berupa deskripsi singkat, diagram, kaitan

antar kategori atau bagian dan sejenisnya. Dan lebih umum dipakai pada

penyajian data kualitatif melalui teks narasi.

c. Penarikan kesimpulan (verifivation)

Tahapan ketiga atau terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan

awal pada suatu penelitian bersifat sementara, hal ini bisa berubah jika

ditemukannya bukti kuat untuk mendukung pengambilan data yang lebih

banyak. Dalam proses menemukan bukti atau fakta ini dinamakan verifikasi

data. Akan tetapi jika kesimpulan awal didukung berupa bukti atau data

berupa fakta yang kuat dan konsisten terhadap kondisi atau keadaan yang

didapati ketika kembalinya peneliti ke lapangan maka disimpulkan apa yang

didapat bisa dipercaya atau kredibel.


3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur atau tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun instrumen penelitian

Penyusunan instrumen berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data

yang dijadikan sumber penelitian. Adapun instrumen yang dipakai sebagai

pengumpulan data yaitu lembar observasi atau pengamatan, wawancara, dan

dokumentasi.

b. Mendatangi informan

Mendatangi informan bertujuan agar kesalahpahaman tidak terjadi

bagi informan dan untuk memperoleh data akurat maka peneliti harus

mendatangi informan secara langsung supaya keabsahan informasi didapat.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian, aktivitas yang dilaksanakan yaitu

mengumpulkan data berupa instrumen-instrumen yang telah dipersiapkan,

lalu mengolah data, menganalisis data, dan menyimpulkan data. Dalam

kegiatan ini, peneliti membawa surat izin dari FKIP UNJA untuk mengambil

data di lapangan.

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian, dilaksanakan aktivitas berupa penyusunan

data-data yang telah diperoleh dan analisis dalam bentuk laporan hasil

penelitian yang akan di tempatkan pada BAB IV dan BAB V.

Anda mungkin juga menyukai