BIDANG KEGIATAN
PKM GT
Diusulkan oleh :
Anisah Salsabila 4130019038 Tahun Angkatan 2019
Mar’Atus Sholikhah 4130019050 Tahun Angkatan 2019
Lutfiah Indriyani 4130019024 Tahun Angkatan 2019
Rista Azumah 4130020097 Tahun Angkatan 2020
Nailul Maisyaroh 4130020098 Tahun Angkatan 2020
1.4 Manfaat
a. Agar bisa mengatasi pembelajaran kejenuhan jarak jauh
b. agar bisa mengefektifkan belajar mengajar pada masa pandemi
c. agar bisa mengetahui siapa yang lebih dominan untuk ikut serta dalam
mengimplementasikan blended learning
d. agar bisa menyesuaikan langkah apa yang harus diambil untuk
merealisasikan blended learning
BAB II
GAGASAN
A. Kejenuhan Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh akibat pandemi covid19 berimbas pada kejenuhan
belajar bagi peserta didik. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah berlangsung
cukup lama akibat dampak pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) tidak
sedikit menimbulkan persoalan. Salah satunya, kejenuhan peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Kejenuhan belajar merupakan rentang waktu tertentu yang digunakan
untuk belajar tetapi tidak mendapatkan hasil. Peserta didik yang mengalami
kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh
dari belajar tidak ada kemajuan yang pada umunya tidak berlangsung selamanya
tetapi dalam rentang waktu tertentu, seperti satu minggu. Namun, tidak sedikit
pula peserta didik yang mengalami kejenuhan dengan rentang waktu berkali-kali
dalam satu kali periode pembelajaran tertentu. Kejenuhan belajar dapat peserta
didik yang kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan
tertentu sebelum sampai pada tingkat keterampilan berikutnya. Hal ini juga
membuat guru sia-sia dalam menyampaikan ilmunya. Dan juga guru tidak dapat
menanamkan karakter kepada siswanya (Khaira, 2018).
B. Meningkatkan kualitas Kegiatan Belajar Mengajar di masa pandemi
melalui blended learning
Dalam strategi mengajar yang baik adalah pembatasan waktu yaitu 30% untuk
presentasi dan 70% untuk aktivitas siswa. Strategi ini dapat diterapkan pada masa
pandemic covid-19 saat ini dengan metode blended learning (Chatib, 2009).
Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Ada dua pihak yang
harus bekerja sama apabila proses pembelajaran ingin berhasil. Apabila kerja
sama ini tidak berjalan mulus, proses belajar yang dijalankan gagal (Chatib,
2009). Disamping itu peran orang tua juga sangat diperlukan dalam proses
pembelajaran, apalagi kondisi pandemic covid19 saat ini. Jika ditelisik lebih
dalam, maka yang paling bertanggung jawab untuk anak usia dini adalah orang
tuanya, untuk itu orangtua perlu menjalin hubungan baik dengan sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sebaiknya guru tetap mengupayakan
adanya interaksi, baik itu antara pendidik dengan peserta didik maupun antar
peserta didik layaknya pembelajaran tatap muka. Sebagian besar peserta didik
mengalami kejenuhan karena beberapa guru yang hanya memberikan penugasan
tanpa adanya interaksi dalam proses pembelajaran.
Saat peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik,
jangan segan untuk memberikan penghargaan kepada mereka. Sebelum
mengakhiri pembelajaran, jangan lupa untuk membangkitkan semangat peserta
didik dengan motivasi yang dapat diambil dari makna pembelajaran yang baru
saja dilakukan.
Guru sebagai pendidik penting untuk dapat membangkitkan gairah dan
semangat belajar peserta didik, apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini yang
menyebabkan mereka tidak dapat berjumpa dan belajar bersama teman-temannya
secara langsung. Ketika semangat untuk belajar sudah dimiliki oleh peserta didik,
maka kemauan belajar otomatis juga akan muncul (Ratri, 2021). Pembelajaran
daring dipercaya dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona, namun
disisi lain juga memberikan pekerjaan baru untuk orang tua. Orang tua harus
menjadi guru untuk anak-anaknya, untuk itu diperlukan kerja sama dan
komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan wali murid. Karena itu
pembelajaran perlu disesuaikan dengan peserta belajar. Jika peserta belajarnya
adalah anak usia rendah, maka diperlukan bantuan orangtua untuk mendampingi,
menjelaskan, dan mengarahkan anak agar pembelajaran dapat berjalan dengan
baik (Eva Eriani, 2020) (vol 3). Orang tua semakin jenuh dan anak-anak menjadi
malas belajar.
Maka diperlukan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan namun tetap
menyanangkan bagi anak usia dini terutama pada sekolah dasar. Dalam
pendidikan dituntut untuk terus berinovasi dalam mengahdapi tantangan zaman.
Inovasi pendidikan diperlukan dalam rangka mengadakan perbaikan/perubahan
dalam suatu hal baru yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan, serta
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, relevansi kualitas, dan efektivitas, sarana
serta jumlah peserta didik yang sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan
yang sebenar-benarnya (menganut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat,
dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang dan alat dalam
jumlah yang sekecil -kecilnya. Pada dasarnya manfaat inovasi ini merupakan
untuk menyempurnakan atau juga meningkatkan fungsi dari pemanfaatan pada
suatu produk atau sumber daya sehingga manusia tentu mendapatkan manfaat
yang lebih. (Deni Permana, 2021)
Inovasi pendidikan melalui Pembelajaran yang bisa diterapkan di masa
pandemic covid-19 saat ini menggunakan daring atau e-learning. Pembelajaran ini
bisa menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan walaupun saat
online. Diperlukan ice breaking, games, aplikasi pembelajaran yang mendukung.
Aplikasi pembelajaran online bisa juga dengan menggunakan lab virtual. Lab
virtual yang dgunakan mirip dengan papan tulis pada umumnya, namun alih-alih
menggunakan papan, light board menggunakan kaca, sehingga tembus pandang
(unusa, 2021). Sehingga siswa Sekolah Dasar lebih senang dan bersemangat
dalam kegiatan belajar mengajar.
Namun untuk praktek kepada siswa memang lebih efektif kegiatan
mengajar secara tatap muka. Sehingga pembelajaran tidak terlalu jenuh.
Pembelajaran yang memadukan antara daring dan luring. Yaitu menggunakan
metode Blended Learning. Metode Blended Learning menggabungkan aspek
terbaik dari pembelajaran online, aktivitas tatap muka yang terstruktur dan praktik
dunia nyata. (Deni Permana, 2021).( VOCATIONAL: Jurnal Inovasi Pendidikan
Kejuruan Vol. 1, No. 1, Tahun 2021 ) Blended Learning pada kegiatan tatap muka
juga bertujuan berinteraksi secara langsung sehingga pendidik atau guru bisa
melihat kondisi peserta didik, menyapa dan mengkomunikasikan hal-hal penting
lainnya agar dapat menanamkan karakter pada siswa, Pendekatan pembelajaran
campuran menggunakan Blended Learning dilakukan 2 tahapan, yaitu online lalu
offline. Untuk online tetap membutuhkan teknologi dan jaringan internet agar
berjalan dengan lancar. Pelaksanaan offline dilakukan dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Dalam pembelajaran Blended Learning juga dapat diterapkan setelah
pandemi berakhir. Pembelajaran online dilakukan dengan mengundang
narasumber yang seru dari daerah yang jauh dari sekolah tersebut, dari dalam
negeri Indonesia maupun Luar negeri Indonesia. Sehingga siswa sekolah dasar
tidak hanya memperoleh ilmu yang diajarkan oleh guru-gurunya disekolah saja.
C. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu
Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi
Masing-Masingnya
Menerapkan Blended Learning pada masa pandemi covid 19 tentu diperlukan
dukungan dari pihak-pihak yang memiliki peran di dalamnya. Apalagi dimulai
dengan penerapan Blended Learning yang memerlukan ketersediaan seluruh
civitas akademik yang terlibat agar dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat
menjamin mutu pembelajaran Blended Learning tersebut. Bukan hanya itu
pengelolaan dan penyelenggaraan sekaligus pengawasan protokol kesehatan
terhadap pembelajaran juga perlu diperhatikan.
Untuk itu perlu dilibatkan pihak-pihak yang memiliki peran aktif dalam proses-
proses tersebut untuk mendukung terciptanya tujuan Blended Learning ini. Peran
dari pihak yang bersangkutan yaitu:
a) DEPDIKNAS sebagai pihak utama yang mendukung penerapan
pembelajaran melalui Blended Learning, seperti masalah perizinan dan pengadaan
anggaran di wilayah daerah setempat.
b) PUSTEKKOM (Pusat Teknologi dan Komunikasi) adalah suatu badan di
bawah DEPDIKNAS yang bertugas untuk mengembangkan pemanfaatan
teknologi informatika dalam pendidikan. Dalam pengembangan Blended Learning
yang akan dilaksanakan oleh JARDIKNAS dan sebagai organisasi induk dalam
pengembangan metode Blended Learning.
c) JARDIKNAS (Jejaring Pendidikan Nasional) merupakan suatu instruktur
pendidikan di bawah DEPDIKNAS sebagai pembangunan jaringan pendidikan di
Indonesia untuk mendukung kemajuan penerapan IPTEK dalam dunia
pendidikan. Dalam penerapan Blended Learning JARDIKNAS melaksanakan
program pembelajaran 50% online dan 50% offline. Pelaksanaan pembelajaran
online berkaitan dengan pembangunan dan pemfasilitasan jaringan.
d) Guru dan Wali Murid berperan dalam mensosialisasikan secara langsung
kepada siswa. Sekolah akan membuat program KBM Blended Learning dimana
guru dan wali murid juga akan terlibat. Selain itu sekolah juga memfasilitasi
ruangan khusus yang menarik berada di luar area sekolah untuk pembelajaran
offline kedepan.
e) Pelajar SD sebagai subyek utama yang menjadi peserta Blended Learning
diharapkan dapat mengikuti pembelajaran Blended Learning ini secara efektif.
D. Langkah-Langkah untuk Merealisasikan Blended Learning
Dalam pembelajaran, guru selalu menggunakan strategi dalam
menyampaikan ilmunya. Dalam metode Blended Learning dilaksanakan 2 tahap
yaitu online lalu offline secara bergantian. Karena strategi pembelajaran yang baik
yaitu 30% presentasi yang dilaksanakan online. Dan 70% untuk aktivitas siswa
yang dilaksanakan offline. Blended Learning juga dapat diterapkan setelah
pandemi covid-19, online untuk guru undangan dan offline untuk guru yang
mengajar seperti biasa.
Saat pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya semua mungkin lebih
terasa mudah agar pembelajaran menjadi menyenangkan. Yang dapat diterapkan
sebelum memulai dalam proses kegiatan belajar mengajar Blended Learning ke
semua tahap yang pertama yaitu paradigma sebagai guru. Pardigma diperlukan
karena dalam melakukan suatu hal haru dimulai dari pola piker, terutama sebagai
guru. Agar menjadi guru yang berkualitas. Untuk itu guru harus mempunyai
paradigma sebagai berikut:
1. Gaya mengajar guru sama dengan gaya belajar siswa
2. Siswa sekarang harus “Bisa Apa” bukan sebatas “Tahu Apa”
3. Penilaian menekankan pada kolom yang diajarkan
4. Membantu siswa yang lemah untuk berkembang
5. Penilaian kompetensi cenderung membangun semangat kerja sama
6. Penilaian ditekankan pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif
7. Pengumpulan informasi nlai dengan tes dan non-tes
Guru harus mempunyai 6 paradigma yang telah disebutkan. (Chatib, 2009) Guru
juga perlu menejemen yang baik dikelas maupun pada area kerjanya agar
mempunyai semangat dalam mengajar.
Karena dalam proses kegiatan mengajar diperlukan peran orang tua,
apalagi saat pandemic covid-19 ini. Orang tua perlu untuk ikut serta membantu
dalam proses KBM Blended Learning. Apalagi saat kegiatan Blended Learning
tahap online, siswa sekolah dasar masih perlu arahan dalam menyiapkan sarana
dan prasarana pembelajaran dari rumah masing-masing. Jadi antara siswa, guru
dan orang tua saling bersinergi.
Strategi untuk Blended Learning ke semua tahap yang kedua yaitu
penyampaian informasi. Informasi yang disampaikan tergantung memori siswa.
Terdapat tiga penyampaian (modalitas): Visual (melalui Pengelihatan), auditorial
(melalui bunyi), Kinestetik (melalui gerak). Pada tahap offline guru lebih banyak
melakukan aktivitas atau praktek dengan mematuhi protokol kesehatan. Dan
sekolah harus menyediakan sarana dalam menjalankan protocol kesehatan seperti
handsnitizer, tempat cuci tangan, bahkan masker. Offline juga dilakukan dengan
menjaga jarak, atau bergantian kelompok belajar yang sudah dibentuk. Otak
manusia lebih cepat menangkap informasi yang memadukan ketiga modalitas
tersebut. Setiap pembelajaran agar siswa memperhatikan dan sungguh-sungguh
dalam belajar guru dapat memberikan memori jangka panjang, menyangkutkan
materi dengan keselamatan hidup, dan saat tahap offline bisa memuat emosi
dalam penyampaianya.
Berbeda dengan tahap offline,strategi yang dapat digunakan secara online
yaitu melalui film, siswa yang presentasi, story telling, lalu vlog tutorial, dan
beberapa tugas rumah yang melibatkan siswa berinteraksi dengan lingkungan
sekitar. Saat kegiatan belajar mengajar Blended Learning berlangsung diperlukan
ice breaking, games seperti kahoot, khusus untuk kegiatan secara online bisa
menggunakan aplikasi pembelajaran yang mendukung. Aplikasi pembelajaran
online bisa juga dengan menggunakan lab virtual. Lab virtual yang dgunakan
mirip dengan papan tulis pada umumnya, namun alih-alih menggunakan papan,
light board menggunakan kaca, sehingga tembus pandang
Barulah guru dapat membuat rencana pembelajaran agar kegiatan belajar
mengajar menjadi terarah. Karena kualitas pembelajaran seorang guru yang
diawali dengan pembuatan rencana pembelajaran akan sangat berbeda dengan
guru yang tidak membuat rencana pembelajaran. (Chatib, 2009)
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Chatib, M. 2009. Sekolahnya Manusia: sekolah berbasis multiple intelligens di indonesia.
Edisi ke-1. KAIFA PT Mizan Pustaka. Bandung.Indonesia
Deni Permana, I. K. 2021. INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL BLENDED
LEARNING. jurnal inovasi kejuruan. 1 (1): 35.
Eva Eriani, R. A. 2020. Kombinasi Belajar Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan dan
Konseling. 3 (1): 13.
Ratri, H. 2021. Menghadapi Kejenuhan Peserta Didik Saat Pembelajaran Jarak Jauh. URL:
https://yoursay.suara.com/news/2021/02/05/145507/menghadapi-kejenuhan-
peserta-didik-saat-pembelajaran-jarak-jauh. Diakses tanggal 12 Februari 2021
unusa. 2021. Unusa Resmikan Laboratorium Virtual Reality dan Microteachin. URL: g:
https://unusa.ac.id/unusa-resmikan-laboratorium-virtual-reality-dan-
microteaching/. Diakses tanggal 12 februari 2021
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua
Lampiran 1. Biodata Anggota
Biodata Dosen Pendamping
Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dewi Widiana Rahayu, M.Pd.
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 PGSD
4. NIM/NIDN
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Alamat E-mail
7. Nomor Telepon/HP
Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi
Jurusan/Prodi
Tahun Masuk-
Lulus
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyanding Tahun
Data
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat di pertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan PKM-PM.
Rp. 10.000
Anisah Salsabila
NIM.4130019038