Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI METODE COOPERATIVE LEARNING DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN DARING

Ihda Nurunnisa1 Mahardhika C. Raharja2

Institut Agama Islam Negeri Purwokerto12

Email: idanurunnisaa1998@gmail.com

ABSTRAK

Pandemi Covid – 19 yang menimpa diberbagai Negara saat ini sangat mempengaruhi
berbagai bidang, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Proses KBM yang seharusnya
berjalan dengan tatap muka untuk sekarang dialihkan menjadi pembelajaran daring
dengan alasan memutus rantai penyebaran Covid – 19. Beberapa hambatan yang dialami
dalam pembelajaran daring diantaranya, lebih sedikitnya interaksi guru dalam
menjelaskan materi belajar sehingga banyak siswa yang tidak memahami materi yang
disampaikan. Kendala yang lain yaitu berupa ketidaksiapan orang tua dalam
membimbing/mendampingi anak – anaknya dalam belajar. Akibatnya pembelajaran
daring yang dilakukan oleh para siswa belum berjalan sesuai yang diharapkan.
Pendampingan yang akan dilakukan oleh peneliti untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode Cooperative Learning. Pendampingan
pembelajaran daring dengan menggunakan metode Cooperative Learning terhadap
masyarakat Desa Wergonayan diketahui berjalan dengan lancar. Para siswa dan orang
tua merasa sangat terbatu akan adanya kegiatan pendampingan belajar dengan
menggunakan metode ini. Dengan menggunakan metode ini, para siswa saat ini menjadi
rutin mengadakan kegiatan belajar berkelompok dengan membahas permasalahan yang
ada dan didiskusikan bersama untuk menemukan hasil yang diharapkan.
Kata kunci: Cooperative Learning, Motivasi Belajar, Pembelajaran Daring

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic that afflicts various countries today greatly affects various fields,
one of which is the field of education. The KBM process that should run face-to-face for
now is diverted into online learning on the grounds of breaking the chain of spread of
Covid-19. Some of the obstacles experienced in online learning include, less teacher
interaction in explaining learning materials so that many students do not understand the
material delivered. Another obstacle is in the form of unpreparedness of parents in
guiding / accompanying their children in learning. As a result, online learning conducted
by students has not gone as expected. Therefore, to create maximum learning outcomes
needed a mentor / companion who will help guide the learning process so that the
expected results are in accordance with the goals of learning. Assistance that will be
done by researchers to support the success of learning is by using cooperative learning
methods. Online learning assistance using cooperative learning methods against the
people of Wergonayan Village is known to run smoothly. Students and parents feel very
rocky about the existence of learning assistance activities using this method. Using this
method, students today become routine in group learning activities by discussing existing
problems and discussing together to find the expected results.
Keywords: Cooperative Learning, Learning Motivation, Online Learning
I. PENDAHULUAN

Dinamis ialah sifat dari zaman yang akan terus bergerak menuju kehidupan yang
lebih baik. Salah satu poin dari berubahnya zaman adalah penggunaan teknologi
informasi. Perkembangan teknologi informasi memiliki andil yang besar terhadap
perubahan dalam setiap bidang kehidupan.1 Berbagai bidang mengalami metamorphosis
kearah pembaruan yang akan terjadi, contohnya pendidikan. Pendidikan diiibaratkan
tempat untuk menghasilkan warga Negara yang cerdas serta mampu menuntaskan segala
dilema kehidupan. Pendidikan artinya sebuah produk yang dapat menghasilkan untuk
menggapai cita – cita nasional.2 Cita cita nasional negara Indonesia tercantum pada
pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa
terlebih negara kita punya visi generasi emas di 2045 mendatang.

Tetapi, semenjak adanya Pandemi Covid-19, beberapa negara mengalami lock


down secara besar. Terkonfirmasi hingga tanggal 27 Agustus 2021 bahwa terdapat 4,4
juta terkonfirmasi, 236.317 kasus aktif, 3,6 juta sembuh dan 130.000 orang meninggal.3
Hal ini membuat pemeritah indonesia mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna memutus
mata rantai penyebaran virus covid-19. Salah satu bidang yang terkena dampak dari
penyebaran virus ini adalah bidang pendidikan yakni dengan menggunakan kebijakan
pembelajaran daring atau online di rumah (BDR/belajar dari rumah). Aktivitas daring ini
ditujukan pada pendidikan dasar, pendidikan menengah, bahkan pendidikan tinggi.
Perubahan dari pembelajaran formal yang sebelumnya dilakukan di lingkup sekolah kini
harus dilaksanakan dirumah. Hal ini tentunya menjadi beban tanggung jawab orangtua
atau keluarga untuk lebih terlibat pada pendidikan anaknya. Dalam keadaan ini orang tua
perlu paham, akan metode pembelajaran yang tepat bagi anak pada era pandemi.

Dengan ditiadakannya kegiatan pembelajaran tatap muka maka sekolah online


dapat dijadikan solusi untuk tetap menjalankan kegiatan belajar-mengajar di tengah
penyebaran virus corona.4 Pembelajaran daring adalah solusi yang tepat untuk

1
Handarini & Wulandari, Pembelajaran Daring sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama
Pandemi Covid 19, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran 2020, hlm. 496 - 503
2
Nurgiansah, Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran Jurisprudensial Pada Guru Di KB TK.
Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, (Yogyakarta: PKN STAN, 202), Hlm. 52 – 57.
3
Kemenkes, Peta Sebaran Covid – 19, https://covid19.go.id/peta-sebaran , diakses pada 27 Agustus
2021 pukul 23:58
4
Purwanti & Krisnadi, Implementasi Sistem Perkuliahan Daring Berbasis ICT Dalam Masa Pandemi
WabahCovid 19. Jurnal Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro Vol. 1 No. 1 (Jakarta: Universitas Mercu
Buana, 2020), Hal. 1 – 12
melaksanakan KBM yang memungkinkan tersampaikannya materi ke peserta didik
dengan menggunakan internet atau proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.

Pembelajaran daring tentunya memiliki kelebihan dan kekuarangan. Salah satu


kelebihannya yaitu fleksibel dan menjangkau geografis yang luas. Kelebihan tersebut
kebanyakan berfokus pada fasilitas atau sarana penunjang pembelaran bukan kualitas
yang didapatkan oleh siswa. Oleh karena itu salah satu kekurangan pembelajaran daring
yaitu interaksi langsung yang terjadi di antara peserta didik dengan pengajar atau antara
sesama peserta didik menjadi berkurang, belum meratanya fasilitas internet, terjadinya
variasi dan akurasi penangkapan informasi yang di biasanya diterapkan pada
pembelajaran luring dengan panduan tanya jawab.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, pembelajaran yang dilaksanakan


oleh beberapa siswa sekolah dasar disekitar RT 01/RW 07 di desa wergonayan masih
menggunakan system pembelajaran daring. Beberapa hambatan yang dialami pada
pembelajaran daring diantaranya yaitu, keterbatasan interaksi pengajar dalam
menerangkan bahan ajar yang mengakibatkan banyak siswa yang tidak paham akan
materi yang disampaikan. Masalah lainnya yaitu berupa ketidaksiapan orang tua dalam
membimbing anak – anaknya belajar. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu,
para orang tua masih belum memahami pelajaran yang dipelajari oleh siswa tersebut serta
belum memahami sistem pembelajaran secara daring dikarenakan sebagian besar orang
tua yang ada di sekitar RT 01/RW 07 hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar.
Akibatnya pembelajaran daring yang dilakukan oleh para siswa belum berjalan sesuai
yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk menciptakan hasil pembelajaran yang maksimal
dibutuhkan seorang mentor/pendamping yang akan membimbing proses pembelajaran
supaya hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.

Pendampingan yang akan dilakukan oleh peneliti untuk menunjang keberhasilan


pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode Cooperative Learning. Metode
Cooperative Learning merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan secara
bersama – sama dalam suatu kelompok yang heterogen. Dalam pembelajaran ini siswa
bekerja sama membentuk sebuah kelompok kecil yang memiliki beberapa kemampuan
campuran untuk mencapai tujuan dari kelompok dan interaksi sosial tersebut. 5
Cooperative Learning lebih menitikberatkan pembelajaran yang dilihat dari pemikiran
kritis para siswa. Siswa dituntut untuk saling bekerja sama antara yang satu dengan yang
lain untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh mentor. Tujuan yang dicapai dari
Cooperative Learning tidak hanya mencangkup kemampuan akademik tetapi juga
membentuk kemampuan dalam bekerjasama bagi peserta didik, maka Cooperative
Learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang tepat dalam membimbing para
siswa dalam pembelajaran daring saat ini.

Berdasarkan banyaknya penelitian tentang Cooperative Learning yang berdampak


positif, diharapkan menjadi motivasi bagi para siswa sekolah dasar disekitar RT 01/RW
07 dalam menerima kegiatan belajar mengajar (KBM). Melalui program Kerja Kuliah
Kerja Nyata (KKN) IAIN Purwokerto yang merupakan program pengabdian masyarakat
bagi mahasiswa, melakukan pendampingan belajar menggunakan metode Cooperative
Learning dengan sasaran siswa sekolah dasar sekitar RT 01/RW 07 diharapkan dapat
berjalan dengan lancar dan mampu meningkatkan motivasi belajar dari siswa.

II. PEMBAHASAN
Metode Cooperative Learning lebih dikenal sebagai pembelajaran gotong –
royong. Cooperative Learning terdiri dari 2 kata “Cooperative” dan “Learning”.
Cooperative memiliki arti pembelajaran kelompok atau bersama, sedangkan Learning
yaitu proses yang dilalui untuk menghasilkan pengalaman atau pengetahuan dengan
mengolah bahan ajar atau materi.6
Menurut David dan Roger Cooperative Learning merupakan strategi
pembelajaran berbentuk kelompok kecil yang mana setiap siswa memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda – beda, dengan memakai berbagai aktivitas belajar guna
meningkatkan pemahaman tentang materi ajar. Selanjutnya Asep Gojwan berpendapat
bahwa Cooperative Learning adalah sebagai suatu metode pembelajaran yang
menekankan kegiatan belajar kolaboratif atau bersama dengan mencoba berbagai bentuk
model belajar guna meningkatkan kemampuan dari siswa dalam memcahkan masalah
secara kolektif demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

5
Kouchak & Eggen, Educational Psychology: Wibdowa on Classrooms, (New Jerssey: Pearsons
Education, 2016)
6
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 13
Setiap anggota yang ada dalam kelompok tidak hanya belajar tentang materi yang
diajarkan, tetapi juga ikut serta membantu anggota kelompok yang lain untuk belajar.
Model ini menganut beberapa prinsip yaitu, prinsip ketergantungan, tanggungjawab, tatap
muka, keterampilan sosial serta proses kelompok. Pada metode ini, proses pembelajaran
ditekankan pada sikap atau perilaku dalam berkerja, serta struktur gotong royong yang
teratur yang terjadi dalam kelompok tersebut.
Metode Cooperative Learning jika diterapkan dalam pembelajaran memiliki
maksud untuk memperkuat system pembelajaran akademik pada setiap anggota kelompok
agar peserta didik berhasil belajar dengan cara berkerja sama daripada belajar secara
individu. Sebagai penjamin agar setiap peserta didik bersungguh – sungguh dalam
bertanggung jawab terhadap pelajaran, maka setiap peserta didik harus diberi tanggung
jawab secara mandiri sesuai dengan apa yang di pelajari. . Jadi, Cooperative Learning
dibuat untuk menerapkan kerjasama dalam proses pembelajaran dengan mengutamakan
terjadinya interaksi di antara siswa satu dengan yang lainnya, dan juga membentuk
perilaku yang demokratis yang dapat menumbuhkan produktivitas dalam kegiatan belajar
mengajar.
III. METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini mengkaji lebih dalam mengenai metode Cooperative Learning


untuk meningkatkan motivasi pembelajaran daring, dengan memilih sasaran yaitu siswa
sekolah dasar sekitar RT 01/ RW 07 Desa Wergonayan yang merasa kesulitan
mengerjakan tugas secara daring yang berjumlah 19 siswa dengan tingkatan kelas 2
sampai kelas 6. Metode pelaksanaan program kerja ini yaitu berupa pendampingan belajar
secara langsung dengan membentuk kelompok – kelompok kecil sebanyak 5 – 8 orang.
Tahap pelaksanaan metode Cooperative Learning adalah :

1. Observasi Lapangan
2. Perencanaan
3. Penyusunan Jadwal
4. Pelaksanaan Pendampingan
5. Evaluasi

Gambar 1. Proses pendampingan belajar secara berkelompok

Tahap observasi dilakukan dalam rangka mengidentifikasi masalah pembelajaran


daring yang dialami. Beberapa permasalahan yang dialami oleh beberapa siswa yaitu: 1.)
Siswa kurang mampu belajar secara mandiri, 2.) Penerangan materi yang dilakukan oleh
guru kurang jelas/sulit untuk dipahami, 3.) Kurangnya peran orang tua dalam
membimbing pembelajaran siswa. Tahap perencanaan dilakukan dengan penentuan
sasaran melalui koordinasi dengan para orang tua siswa. Tahap penyusunan jadwal
dilakukan dengan membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 5 – 8 siswa,
dilanjutkan dengan menyusun jadwal dengan frekuensi 3 kali dalam sepekan selama 6
minggu. Tahap pelaksanaan adalah realisasi pendampingan belajar daring sesuai jadwal
dengan 2 orang mahasiswa sebagai pendamping untuk menerapkan metode Cooperative
Learning.

IV. HASIL KEGIATAN

Proses pendampingan dimulai dengan pembagian kelompok yang dibagi


berdasarkan kelas/tingkatan masing – masing. Kelompok terbagi menjadi 2 dengan siswa
tiap kelompok berjumlah 8 orang. Sebelum memulai pembelajaran para pendamping/
mentor mengajak para siswa berdoa bersama untuk mengawali pembelajaran. Selanjutnya
kegiatan dimulai dengan menanyakan mengenai hambatan apa saja yang dialami oleh
para siswa terkait materi yang diberikan oleh guru mereka selama pembelajaran daring.
Kemudian pendamping memberikan penjelasan materi untuk bagian siswa yang masih
merasa kesulitan dengan tetap mengacu pada buku pegangan siswa agar dalam
penyampaian materi tidak terjadi perbedaan konsep dengan materi yang sebelumnya
sudah diberikan oleh guru mereka disekolah.

Setelah pemaparan materi selesai selanjutnya pendamping memberikan tugas


berupa kuis terkait materi yang dibahas tadi dengan mendiskusikannya secara
berkelompok. Setelah siswa selesai mendiskusikan tugas tersebut, pendamping menunjuk
salah satu perwakilan kelompok untuk menjawab kuis tsb serta mengajak kelompok lain
untuk andil dan ikut serta dengan memberikan pertanyaan singkat terkait hasil diskusi
dari kelompok yang mempresentasikan jawaban. Setelah semua kelompok memaparkan
hasil diskusinya, selanjutnya pendamping memberikan kesimpulan dari hasil diskusi
terkait materi yang dibahas.

Setelah menjalani pendampingan belajar selama kurang lebih 45 hari, para siswa
memiliki peningkatan belajar dari segi pemahaman materi maupun nilai yang didapat
ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka. Hal ini terlihat dari
perbedaan yang cukup signifikan antara mereka yang sebelumnya belajar sendiri dirumah
selama pandemic tanpa pendampingan dengan mereka belajar didampingi oleh
mahasiswa/mentor. Peningkatan ini membuktikan bahwa dalam usia anak sekolah dasar
khususnya, pendampingan belajar tersebut sangat penting karena pada masa itu anak –
anak cenderung membutuhkan seseorang untuk menjelaskan dan mengontrol mereka
selama belajar. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode Cooperative
Learning juga membuat siswa menjadi berfikir secara kritis dan mampu memecahkan
masalah serta melatih cara berinteraksi dengan individu lainnya, hal itu dilihat dari
meningkatnya minat belajar dari setiap siswa. Hasil pendampingan belajar ini juga
mendapatkan respon positif dari para orang tua siswa yang merasa sangat terbantu dengan
adanya kegiatan semacam ini karena dapat membantu orang tua dalam membimbing
anaknya ketika belajar dirumah selama pandemic ini.

V. PENUTUP/KESIMPULAN

Berdasarkan pernyataan yang ada diatas, dapat disimpulkan pengabdian kepada


masyarakat saat pelaksanaan KKN MB 2021 tentang pendampingan pembelajaran daring
menggunakan metode Cooperative Learning terhadap masyarakat Desa Wergonayan
diketahui berjalan dengan lancar selama proses pelaksanaan 45 hari. Para siswa dan orang
tua merasa sangat terbatu akan adanya kegiatan pendampingan belajar dengan
menggunakan metode ini. Karena sebagian besar siswa masih sulit menangkap pelajaran
dan mengerjakannya secara individu. Dengan menggunakan metode ini, para siswa saat
ini menjadi rutin mengadakan kegiatan belajar berkelompok dengan membahas
permasalahan yang ada dan didiskusikan bersama untuk menemukan hasil yang benar.
Para orang tua pun merasa sangat terbantu dengan dikembangkannya metode ini, para
siswa jadi semangat dalam mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru
mereka tanpa harus membebani orang tua siswa yang mayoritas masih belum mampu
membimbing anak – anaknya dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Handarini & Wulandari. 2020. Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home
(SFH) Selama Pandemi Covid – 19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran

Kouchak & Eggen. 2016. Educational Psychology: Wibdowa on Classrooms, New


Jerssey: Pearsons Education.

Nurgiansah. 2020. Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran Jurisprudensial Pada


Guru Di KB TK. Jurnal Akuntasi Umum dan Terapan. Jakarta: PKN STAN

Purwanti & Krisnadi. 2020. Implementasi Sistem Perkuliahan Daring Berbasis ICT
dalam Masa PandemiWabah Covid – 19. Jurnal Pascasarjana Program Magister
Teknik Elektro Vol. 1 No. 1. Jakarta: Universitas Mercubuana.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Kemenkes RI. 20121. From https://covid19.go.id/peta-sebaran

Anda mungkin juga menyukai