Email : rochimahnr@gmail.com
Kondisi covid menurut lembaga sekolah dituntut untuk berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar
tanpa melakukan tatap muka terhadap peserta didiknya. Lembaga dan peserta didik harus siap beradaptasi
dengan kondisi tersebut di lembaganya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
tantangan dan strategi pembelajaran jarak jauh di TK El-Barudi Leuwisadeng. Penelitian ini menggunakan
disain penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan
masyarakat. Strategi Pembelajaran yang digunakan di TK El-Barudi Leuwisadeng adalah melalui
Pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan membuat video yang di bagikan kepada siswa. Dalam
pelaksanaanya, pembelajaran dirumah dengan metode pembiasaan tidaklah semudah yang dibayangkan.
Faktor kurangnya semangat anak dan kurangnya kemampuan orang tua dalam mendampingi anak menjadi
tantangan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh di TK El-Barudi.
Era revolusi industri 4.0 menjadi isu akhir-akhir ini, bahkan menjadi isu internasional.
Era dimana keterampilan dan kepemimpinan seseorang menjadi kemampuan untuk bertahan
dalam era transpormasi teknologi yang begitu cepat. Era yang mempengaruhi seluruh sudut
kehidupan termasuk pendidikan. Kemajuan pendidikan menjadi tolak ukur atau ujung tombak
kemajuan bangsa, karena lewat pendidikan kita dapat meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia.
Sejak pertama kali ditemukan kasus positif covid-19, berbagai kebijakan pemerintah
diambil guna mencegah penyebaran mata rantai virus korona atau covid-19. Berbagai
kebijakan yang diambil antara lain seperti, anjuran menjaga jarak, memakai masker, anjuran
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menerapkan pola hidup sehat. Selain itu
beberapa daerah mengambil kebijakan untuk mengubah pembelajaran dari tatap muka atau
luar jaringan (luring) ke dalam jaringan (daring) siswa dari tingkat PAUD sampai dengan
perguruan tinggi. Himbauan dari pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan tentang
prosedur pencegahan penyebaran virus covid-19 semua kegiatan sekolah harus ditiadakan dan
anak-anak belajar dari rumah dan semua guru harus bekerja dari rumah. Dengan penerapan
work from home (WFH) maka semua pihak harus mematuhi aturan yang diberikan.
Pada kondisi ini semua guru atau tenaga pendidik dituntut untuk mengganti
pembelajaran menggunakan media online. Berbagai media jaringan digunakan untuk
melakukan pengajaran sehingga perlu didukung dengan fasilitas pembelajaran yang baik dan
pemanfaatan teknologi informasi (Rusman, 2019). Seluruh siswa diwajibkan untuk
menggunakan alat komunikasi seperti handphone dengan bijak untuk mendukung proses
pembelajaran. Pembelajaran daring dengan tatap muka melalui aplikasi menjadi hal yang
paling menguntungkan guna memutuskan penyebaran covid-19 serta menjaga kesehatan
keselamatan jiwa guru dan siswa dari terpaparnya virus tersebut (Jamaluddi, Ratnasih,
Gunawan dan Panijiah, 2020).
Situasi pandemi covid-19 seperti ini, pembelajaran daring diatur melalui surat edaran
kemendikbud mengenai pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat covid-19 terdapat
kebijakan yaitu pembelajaran daring guna memberikan sebuah pengalaman belajar yang
sangat bermakna, tidak menjadi beban dalam menyelesaikan semua kurikulum untuk
kelulusan, pembelajaran dititik beratkan pada pengembangan kecakapan hidup yaitu tentang
pandemi covid-19 dan pembelajaran tugas dapat dipilih antar siswa, mengikuti bakat dan
minat serta keadaan masing-masing termasuk meninjau kembali kesenjangan fasilitas belajar
yang dimiliki dirumah.
Situasi seperti ini tidaklah mudah, pihak sekolah perlu mempertimbangkan perubahan
cara belajar siswa, guru juga harus beradaptasi dengan cara mengajar secara daring, dan juga
orangtua yang mendampingi anaknya dirumah sekaligus tetap bekerja dari rumah. Hal ini
membuat sekolah berlomba-lomba menyediakan fasilitas belajar dari rumah yang terbaik,
yang memudahkan para orangtua yang akan menggantikan peran guru untuk mengajar
dirumah, seperti menggunakan aplikasi whatsapp untuk mengumpulkan hasil pekerjaan
siswa, melakukan tatap muka secara daring dengan video call antar siswa dan guru bahkan
ada juga yang mengurangi biaya sumbangan pembinaan pendidikan selama pandemi covid-19
sesuai dengan anjuran yang disampaikan oleh menteri pendidikan dan
kebudayaan(Kurniawansyah 2020). Bagi siswa yang sudah dimasa remaja dan siswa yang
terbiasa menggunakan smartphone secara mandiri, akan dengan mudah beradaptasi dengan
kegiatan pembelajaran dari rumah. Siswa dapat bergabung dengan aplikasi pembelajaran
daring secara mandiri, mengumpulkan tugas secara mandiri, dan dapat lebih mudah
berinteraksi dengan teman sebayanya. Namun bagi siswa PAUD hal ini tidaklah mudah.
Siswa PAUD tidak dapat bergabung kedalam aplikasi pembelajaran daring secara mandiri,
mereka bahkan tidak bisa mengoprasikan smartphone dengan lincah layaknya orang yang
lebih dewasa ( Kingsley dan Ismail 2015, 220). Mereka juga kesulitan untuk mandiri apabila
harus belajar dengan cara bertatap muka dengan teman-temannya secara virtual tanpa
pendampingan dari orangtua di rumah.
Banyak orangtua yang mengeluh mengenai program pembelajaran dari rumah. Selain
para orangtua rasa tidak bisa mengatur waktu dengan baik antara mengurus pekerjaan dan
kehidupan rumah tangga, mereka juga tidak yakin akan kemampuan mereka terhadap materi
yang diberikan dari sekolah. Para guru khususnya di PAUD, juga tidak bisa yakin 100 persen
akan perkembangan hasil belajar yang sudah dicapai oleh siswanya karena tidak bisa
memantau perkembangan belajar secara langsung. Orangtua merasa kesulitan untuk menjaga
anaknya bisa fokus untuk mengikuti pembelajaran daring, guru juga merasa kesulitan untuk
memantau semua anak secara online berdasarkan observasi informal yang dilakukan,
beberapa siswa PAUD pun terlihat tidak menyukai keaktifitasan tatap muka melalui
smartphone, ada siswa yang menangis karena ingin bertemu dengan teman-temannya dan ada
siswa yang berlari kesana kemari selama proses pembelajaran daring.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka setiap lembaga sekolah dituntut untuk
berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar tanpa melakukan tatap muka terhadap peserta
didiknya. Dengan demikian penelitian ingin melihat lebih jauh tantangan yang dihadapi dan
strategi pembelajaran yang diterapkan di TK El-barudi, kecamatan Leuwisadeng selama
pandemi Covid-19.
Tantangan menurut Adi Prasetyo adalah suatu hal atau usaha bertujuan atau bersifat
menggugah kemampuan, Tantangan merupakan tindakan, potensi, atau kondisi baik dari luar
maupun dari dalam diri sendiri yang membawa masalah untuk diselesaikan serta menggugah
kemampuan diri. Strategi menurut Glueck dan Jauch(1998:12) mengatakan strategi adalah
rencana yang disatukan menyeluruh dan terpadu. Strategi adalah sebuah tindakan aksi atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan.
Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan kepada siswa tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru dapat
menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik yang dirancang untuk mendukung beberapa proses
belajar yang bersifat internal.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru, dan wali
murid menyebutkan bahwa sistem pembelajaran daring di TK EL-Barudi masih jauh dari kata
efektif walaupun sekolah telah melaksanakannya dengan semaksimal mungkin. Banyak
kendala yang dihadapi orang tua. Kendala-kendala tersebut yaitu sebagian orang tua tidak
memiliki handphone, terbatasnya kuota dan jaringan, dan kuranganya waktu bersama anak.
Pada dasarnya guru tidak setuju jika pembelajaran dilakukan dengan metode dalam jaringan
(daring), karena banyaknya kendala yang dihadapi guru, wali murid dan juga siswa. Proses
pembelajaran juga kurang efektif sehingga materi pembelajaran yang disampaikan tidak
maksimal, kendala yang dihadapi juga beragam diantaranya terbatasnya media pembelajaran,
alat komunikasi, kuota internet, jaringan dan kesiapan wali murid untuk mendampingi anak
belajar. Namun lembaga mencari solusi untuk menjangkau siswa agar tetap mengikuti
pembelajaran yaitu dengan membuat video animasi pembelajaran yang menarik dan Guru
mengikuti bimtek daring dan seri webminar. Membuat video animasi pembelajaran yang
menarik, guru melakukan editing video dengan cermat dan kreatif menggunakan aplikasi
editing video dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada seperti youtobe, agar anak tidak
merasa bosan dengan pembelajaran daring. Bimtek daring dan seri webminar adalah program
dari pemerintah untuk memfasilitasi para guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
merancang pembelajaran jarak jauh.
Selama masa pandemi covid-19 terjadi banyak sekali perubahan termasuk dalam kondisi
belajar. Hal ini tentu membuat banyak guru menjadi kesulitan untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar. Bimtek daring dan seri webminar program dari pemerintah untuk
memfasilitasi para guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang
pembelajaran jarak jauh.
Sebagian besar orang tua menginginkan pembelajaran dilakukan secara tatap muka
karena sebagian anak sulit diajak belajar di rumah, ketika belajar di sekolah anak belajar
bersama guru sedangkan guru lebih memahami cara memberikan penjelasan materi
pembelajaran yang baik dan menarik kepada anak. Terkadang orang tua merasa kesal dengan
sikap anak yang sulit diajak belajar dan ada juga orang tua yang masih belum mengenal
teknologi maka dari itu sekolah mengadakan parenting dan mengikuti siaran belajar dari
rumah di TVRI. Parenting adalah ilmu tentang mengasuh,mendidik dan membimbing anak
dengan baik. Orang tua adalah sekolah mendasar anak-anaknya, oleh karena itu menjadi
orang tua harus memiliki ilmu. Orang tua diharapkan memahami betapa pentingnya
dukungan dan peran mereka sangat dibutukan anak-anak dalam proses pembelajaran setiap
hari. Kondisi pandemi yang seperti ini diharapkan kesadaran orang tua akan perannya dalam
mendamping, membimbing, dan mengarahkan anak-anak mereka dalam menyelesaikan
proses pembelajaran. Kemendikbud mengadakan program “belajar dari rumah” di TVRI,
Mulai senin, 13 April 2020, Televisi Republik Indonesia (TVRI) akan menayangkan program
baru dari kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) yang bertanjuk Belajar dari
Rumah. Program tayangan ini menjadi salah satu alternatif pembelajaran siswa, guru, maupun
orang tua, selama masa belajar di rumah di tengah wabah Covid-19. Program Belajar dari
Rumah di TVRI akan diisi dengan berbagai tayangan edukasi, seperti pembelajaran untuk
jenjang PAUD hingga pendidikan menengah, tayangan bimbingan untuk orang tua dan guru,
serta program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap Sabtu dan Minggu. Untuk sementara,
program ini direncanakan akan berjalan selama tiga bulan hingga Juli 2020.
Kemendikbud ingin memastikan bahwa dalam masa yang sangat sulit ini ada berbagai macam
cara untuk mendapatkan pembelajaran dari rumah, salah satunya melalui media televisi.
Karena itu kami meluncurkan program Belajar dari Rumah, Diharapkan, program Belajar dari
Rumah ini dapat memperluas akses layanan pendidikan bagi masyarakat di daerah terdepan,
terluar, dan tertinggal (3T) yang memiliki keterbatasan akses internet maupun keterbatasan
ekonomi. TVRI merupakan saluran gratis yang bisa dinikmati masyarakat di berbagai daerah,
dan bisa dimanfaatkan oleh siswa, guru, dan orang tua untuk membantu pembelajaran dari
rumah selama pandemi Covid-19.
Pandemi covid-19 menuntut kedua belah pihak yaitu kesiapan sekolah dan peserta
didik. Strategi pembelajaran yang diterapkan pada masa pandemi pasti membutuhkan bantuan
teknologi komunikasi. Selain itu, peserta didik harus siap beradaptasi dengan peraturan
sekolah yang ditetapkan oleh pemerintah. Setiap sekolah memiliki strategi pembelajaran yang
berbeda-beda tergantung kondisi dan situasi lingkungan tersebut. Maka strategi yang
digunakan TK El-barudi Leuwisadeng adalah strategi dalam jaringan (daring) dengan
membuat video pembelajaran manual. Hal tersebut menggunakan cara-cara berikut ini:
Selain itu ditemukan juga kendala-kendala selama pembelajaran jarak jauh yaitu
kendala kerjasama guru dan orang tua, terbatasnya alat komunikasi smartphone, jaringan,
kuota, meskipun pemerintah sudah memberikan bantuan ternyata tidak mencukupi bahkan
sekarang sudah ditiadakan, pembelajaran di internet pun tidak memadai karena ada beberapa
materi harus didampingi guru contohnya praktikum sains dan cara menanamkan sikap moral.
Selain itu, siswa merasa bosan dan tidak memiliki pigur yang mereka bisa teladani saat di
rumah. Bukan dari itu guru memiliki kesulitan untuk menilai enam aspek perkembangan anak
yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa dan seni apalagi
tidak semua wali siswa memiliki alat komunikasi. Dari hasil analisis yang dilakukan di TK
El-Barudi Lewisadeng, dalam rangka menerapkan pembelajaran jarak jauh (daring) sebagian
siswa di TK El-Barudi mengalami banyak kendala diantaranya alat komunikasi, penyampaian
materi pembelajaran sangat terbatas sehingga kegiatan pembelajaran kurang maksimal, siswa
ketika belajar daring mudah bosan karena kurang bersosialisasi dengan teman dan tidak
adanya subsidi kuota dari pemerintah.
Suasana hati dan emosi anak yang seringkali berubah secara tiba-tiba membuat
orangtua merasa bingung dan kewalahan. Tidak semua orangtua paham bagaimana
menghadapi anak yang berperilaku tidak sesuai harapan. Dalam situasi ini, tidak jarang
orangtua gagal membentuk komunikasi dengan anak. Memahami perilaku anak, justru
orangtua lebih sering marah dan membentak.
Permasalahan lain yang dialami guru adalah terkait pengamatan dan penilaian. selama
pandemi covid-19, pengamatan hanya bisa dilakukan dengan melihat video dan foto yang
dikirimkan oleh orangtua murid. Hal ini menyebabkan aktifitas pengamatan yang dilakukan
oleh guru sangat terbatas. Selama ini tidak bisa memantau sepenuhnya proses penerapan
pembelajaran di rumah, berbeda dengan saat disekolah dari pagi samapi siang bisa memantau
anak-anak. Terutama pembiasaan semisalnya hafalan-hafalan, sekarang dengan situasi ini
guru tidak bisa mengulang-ngulang lagi hafalannya sehingga itu menyulitkan. Dari video
yang dikirimkan guru kelas juga tidak bisa melihat secara langsung anak ikut menghafal atau
tidak.
SIMPULAN
Adapun hambatan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh adalah sarana dan
prasarana yang kurang memadai, kurang siapnya penyediaan anggaran dalam pembelajaran
jarak jauh, keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa maupun
orangtua siswa dan akses internet yang terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Puspitha, Hendi Primasari. 2020. “Tantangan dalam pembelajaran PAUD pada masa
pandemi”, https://surveymeter.org/ac/node/562 . 28 Agustus 2021 pukul 13.41.
Anita, sri. 2020. “Penerapan Pembelajaran dalam Jaringan(daring) pada Anak Usia Dini
Selama Pandemi Virus Covid-19 Kelompok A Aisyah Timbang Kecamatan Kejobong
Kabupaten Purbalingga”, http://repository.iainpurwokerto.ac.id/8617/2/Sri
%20Anita_Penerapan%20Pembelajaran%20Dalam%20Jaringan%20%28Daring
%29%20Pada%20Anak%20Usia%20Dini%20Selama%20Pandemi%20Virus%20Covid-
19%20Di%20Kelompok%20A%20BA%20Aisyiyah%20Timbang%20Kecamatan
%20Kejobong.pdf. 2 September 2021 pukul 15.48.