Anda di halaman 1dari 10

“ DAMPAK PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH DIMASA PANDEMI

TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DI SD IT AS-SYAFI’IYAH


PEKANBARU “

Fahni Maulina1, Shelvy Desmasyari2


fahni.maulina7650@grad.unri.ac.id , shelvi.desmasyari7588@grad.unri.ac.id

Program Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan
Universitas Riau

ABSTRAK
Pandemi covid-19 memaksa pembelajaran dilakukan secara daring, dimana awalnya
pendidik dan peserta didik bertemu secara langsung berubah menjadi pertemuan jarak
jauh. Pembelajaran daring, serta merta menyadarkan kita akan potensi luar biasa internet
yang belum dimanfaatkan sepenuhnya dalam berbagai bidang, termasuk bidang
pendidikan. Tanpa batas ruang dan waktu, kegiatan pendidikan bisa dilakukan kapanpun
dan dimanapun. Hal ini berdampak pada karakter peserta didik. Keteladanan para
pendidik yang dilihat dan dirasakan langsung oleh para siswa adalah kunci utama
pendidikan karakter di lembaga pendidikan. Terlebih pada keadaan saat ini, dimana
banyak orang tua yang teramat sibuk bekerja, khususnya di waktu-waktu pembelajaran
daring dilakukan. Tentunya mereka tak bisa mengawasi langsung apa yang dilakukan oleh
anak-anak mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak Proses pembelajaran
jarak jauh terhadap karakter anak di SD IT AS-SYAFI’IYAH PEKANBARU. Metode
penelitian ini adalah menggunakan metode studi riset kepustakaan (Library Research)
dalam menemukan data yang relevan sesuai dengan pokok pembahasan penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah Selama proses pembelajaran jarak jauh di SD IT AS-
SYAFI’IYAH PEKANBARU siswa siswinya mengalami penurunan karakter seperti tidak
termotivasi dalam belajar,malas,siswa kurang menghargai guru, dari segi Guru, selain
harus menyampaikan pembelajaran secara online juga harus bisa lebih kreatif dalam
menyampaikan pembelajaran sehingga mudah dimengerti oleh siswa dan juga orang tua
yang akan membimbing di rumah. Peranan orang tua dan guru sangat penting dalam
pembelajaran jarak jauh untuk pembentukan karakter di masa pandemi seperti saat ini

Kata Kunci : Pembelajaran jarak jauh, covid-19,karakter anak


“ DAMPAK PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH DIMASA PANDEMI
TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DI SD IT AS-SYAFI’IYAH
PEKANBARU “

Fahni Maulina1, Shelvy Dhamasyari2


fahni.maulina7650@grad.unri.ac.id , shelvy.dhamasyari@grad.unri.ac.id

Program Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan
Universitas Riau

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting untuk terciptanya bangsa
yang berkualitas dan berkemajuan. Kualitas dan majunya suatu bangsa dapat dilihat dari
bagus akhlaknya yang dapat diperoleh dari keberhasilan pendidikan karakternya. Pandemi
covid-19 memaksa pembelajaran dilakukan secara daring, dimana awalnya pendidik dan
peserta didik bertemu secara langsung berubah menjadi pertemuan jarak jauh.
Pembelajaran daring, serta merta menyadarkan kita akan potensi luar biasa internet
yang belum dimanfaatkan sepenuhnya dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Tanpa batas ruang dan waktu, kegiatan pendidikan bisa dilakukan kapanpun dan
dimanapun. Terlebih lagi, di era dimana belum ada kepastian kapan pandemi ini akan
berakhir, sehingga pembelajaran daring adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh
seluruh masyarakat Indonesia.
Kebijakan baru juga pun terjadi pada dunia pendidikan yang mengubah
pembelajaran yang biasanya dengan tatap muka tetapi karena pandemi akhirnya
pembelajaran dilaksanakan secara online. Teknologi dianggap untuk saat ini sebagai
pengganti posisi guru-dosen dalam pembelajaran. Hal ini tidak semuanya benar, peran guru-
dosen dalam melakukan pembelajaran masih sangat diperlukan (proses manusiawi, dan
kurang tepat bahwa teknologi selalu melahirkan proses dehumanisasi).
Pembelajaran dengan teknologi memungkinkan guru-dosen melakukan interaksi
secara bersama-sama dengan pebelajar di dalam kelas. Guru-dosen yang sudah
berpengalaman mengetahui bahwa tidak ada cara pemecahan tunggal dan cepat untuk segala
variasi gaya belajar diantara pembelajaran. Oleh sebab itu, para guru-dosen yang cukup
berpengalaman sebelum menggunakan teknologi di dalam kelas, mereka perlu mengenali
segala keterbatasan baik dari segi waktu walaupun tenaga untuk mengintegrasikan potensi
teknologi ke dalam kelas. Upaya-upaya semacam ini akan dapat memberikan dampak positif
dalam rangka meningkatkan kinerja pebelajar. Pemerintah provinsi dan pemerintah daerah
menghasilkan kebijakan dalam dunia pendidikan yaitu meniadakan sementara pembelajaran
tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh (Daring) baik tingkat sekolah maupun
tingkat perguruan tinggi.
Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi
yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan. Kebijakan
yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas
pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses
pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses
pendidikan pada lembaga pendidikan.
Dampak dari wabah covid-19, tidak hanya pendidikan di tingkat sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah menengah Pertama/Madrasah Stanawiyah, dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, tetapi juga perguruan tinggi. Seluruh jenjang pendidikan
baik yang berada dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun
yang berada dibawah Kementrian Agama RI semuanya memperoleh dampak negatif karena
pelajar, siswa dan mahasiswa “dipaksa” belajar dari rumah karena pembelajaran tatap muka
ditiadakan untuk mencegah penularan covid-19. Padahal tidak semua pelajar terbiasa belajar
secara online. Apalagi guru dan dosen masih banyak belum mahir mengajar dengan
menggunakan teknologi internet atau media social terutama di berbagai daerah, serta tidak
semua daerah terjangkau jaringan internet.
Sebelumnya, ketika kegiatan pendidikan dilakukan di sekolah, pendidikan karakter
dilakukan dengan pengawasan langsung dari guru atau dosen. Kegiatan-kegiatan yang
mendukung pendidikan karakter juga bisa dilakukan langsung, secara intensif dan bisa
diukur tingkat keberhasilannya. Akan tetapi saat ini, ketika kegiatan pendidikan dilakukan
secara daring, dimana yang terjadi lebih banyak hanyalah proses pembelajaran, atau transfer
pengetahuan saja, tak ada yang bisa menjamin siswa atau mahasiswa mendapatkan
pendidikan karakter dari kedua orang tua mereka sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini
diajarkan oleh institusi pendidikan.
Misalnya saja di beberapa sekolah Islam, yang menekankan pendidikan karakter
dengan kegiatan peribadatan seperti sholat sunnah dan wajib secara berjama’ah, atau
pengajian Al Quran, otomatis saat ini tidak bisa melakukan kegiatan tersebut, karena siswa-
siswa harus belajar di rumah. Memang, mungkin saja beberapa sekolah telah membuat
mekanisme pelaporan kegiatan ibadah siswa di rumah, namun tetap saja kehadiran guru dan
pendidik serta interaksi mereka dengan para siswa secara langsung diperlukan untuk
pelaksanaan pendidikan karakter yang komprehensif.
Keteladanan para pendidik yang dilihat dan dirasakan langsung oleh para siswa dan
mahasiswa adalah kunci utama pendidikan karakter di lembaga pendidikan. Terlebih pada
keadaan saat ini, dimana banyak orang tua yang teramat sibuk bekerja, khususnya di waktu-
waktu pembelajaran daring dilakukan. Tentunya mereka tak bisa mengawasi langsung apa
yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
Pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini akan menjadi solusi yang cukup
tepat dalam mengurangi dampak ketidakberhasilan pembelajaran jarak jauh saat ini.
Peserta didik yang diberikan pengajaran mengenai pendidikan karakter akan lebih paham
mengenai tujuan yang hendak dicapai sehingga menumbuhkan kemandirian, kesadaran, dan
inisiatif dalam mengikuti proses pembelajaran jarak jauh. Dengan diberikannya pendidikan
karakter sejak dini, peserta didik diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih baik dan
memiliki jati diri yang kuat. Berdasarkan uraian diatas penulis berkeinginan untuk
melakukan penelitian “Dampak Proses Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Karakter Anak”

KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran Jarak Jauh
Sejak pemerintah mengeluarkan Surat Edaran No 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 pada tanggal 24 Maret
2020, pemerintah menghimbau untuk proses belajar dari rumah melalui pembelajaran
daring/jarak jauh. Dari kebijakan pemerintah tersebut, pemerintah berupaya mengembalikan
fungsi dan peran utama keluarga untuk pendampingan belajar di rumah selama masa
pandemi Covid-19 ini. Belajar dari rumah ini dilaksanakan guna memutus rantai penyebaran
virus corona yang mewabah di seluruh daerah di Indonesia. Seiring dengan kebijakan
pemerintah pula untuk seluruh warga Indonesia mematuhi protokol kesehatan yakni dengan
memakai masker terlebih saat keluar rumah, rajin mencuci tangan menggunakan air
mengalir dengan sabun, bekerja, belajar dan beribadah diupayakan dari rumah. 10
Kebijakan-kebijakan pemerintah ini menyelipkan pesan kepada orang tua untuk pro aktif
dalam menjalankan peran keluarga terlebih membekali anak-anak untuk bisa beradaptasi
dengan keadaan yang terjadi di masa pandemi ini.
Surat Edaran No 4 di atas tadi dikuatkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan mengeluarkan Surat Edaran No 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 yang
dikeluarkan pada tanggal 18 Mei 2020. Pada Surat Edaran No 15 ini Kemdikbud
menyertakan lampiran tentang tujuan, prinsip, metode dan media pelaksanaan belajar dari
rumah.
Istilah Belajar berasal dari kata “ajar” yang bermakna petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui (Fadlillah, 2018:100). 16 Belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Fadlillah mengutip pendapat
Kingskey bahwa belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui praktik dan latihan. Pengertian ini memberikan penjelasan bahwa belajar mencakup
unsur kegiatan/aktivitas, perubahan tingkah laku dan latihan. Artinya setiap aktivitas latihan
yang menimbulkan perubahan tingkah laku positif dapat disebut belajar.
Sanjaya (2008:102) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan terjemahan
dari instruction yang dianggap mampu mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu
melalui berbagai media seperti audio, video, gambar, program televisi dan lain sebagainya.
Sehingga mampu mendorong terjadinya perubahan peranan guru sebagai sumber belajar
yakni berperan sebagai fasilitator. Sedangkan menurut Rahmawati (2020: 6) pembelajaran
jarak jauh ialah suatu model pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa atau peserta
didik datang atau hadir ke sekolah melainkan dapat dilaksanakan melalui komunikasi jarak
jauh atau hadir ke sekolah melainkan dapat dilaksanakan melalui komunikasi jarak jauh
dengan memanfatakan teknologi komputer dan atau internet seperti email, google meet,
zoom dll.
Pendidikan jarak jauh akan memberikan layanan pendidikan secara jarak jauh
ketika proses pendidikan tidak dapat dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran jarak jauh
memanfaatkan internet atau disebut dengan E-Learning. Pelaksanaan E-Learning didukung
oleh media elektronik seperti telepon, audio, videotape, transmisi komputer. Dalam
melakukan pembelajaran jarak jauh atau E- learning ini ada beberapa persyaratan untuk
melakukan pembelajaran tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan jaringan (jaringan dibatasi
pada penggunaan internet), jaringan mampu berupa apa saja yakni LAN atau WAN.
2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat digunakan oleh peserta didik.
3. Tersedianya layanan tutor yang mampu membantu peserta belajar jika mengalami
kesulitan.
Thompson (dalam cute,1999) menyebutkan bahwa E-Learning is instocyional
concent or learning experiences delivered or enabled by clectronic technology. Selain itu,
Thompson juga menyebutkan bahwa pembelajaran E-Learning memiliki kelebihan yakni
mampu memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai
kelebihan masing-masing teknologi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Abidin dan Nawi
(2002) menyatakan bahwa pembelajaran E-learning merupakan pembelajaran dengan
menggunakan jaringan berbasis internet. Belajar melalui online mampu mempermudah
kedua pihak karena pemberian materi ajar lebih cepat, mudah, lebih efisien.

Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar


Menurut Nasution (1993:44) dalam (Syaiful, 2008: 123) masa usia sekolah dasar
sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira
sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar
dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap
dan tingkah lakunya. Guru mengenal masa ini sebagai “masa sekolah”, oleh karena itu pada
usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal.
Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto dalam (Syaiful,2008: 124) sebagai
masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Namun Suryosubroto tidak berani
mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk ke sekolah dasar. Hal
tersebut ditentukan oleh kematangan anak tersebut bukan ditentukan oleh umur semata,
namun pada umur antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah matang untuk masuk
sekolah dasar. Sifat-sifat khas anak dapat di lihat sebagai berikut:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang
disebutkan di bawah ini:
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah
b. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan
yang tradisional
c. Adanya kecenderungan memuji sendiri
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain kalau hal itu dirasanya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak
penting
f. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8) anak menghendaki nilai (angka rapor)
yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik
atau tidak.

2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar


Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis
b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar
c. Menjelang masa akhir ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran
khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-
faktor
d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang
dewasa lainnya
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,biasanya untuk
dapat bermain bersama-sama.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik siswa
sekolah dasar adalah semua tindakan yang nyata, dan selalu termanifestasi dalam perilaku
siswa dalam kehidupan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika para murid juga
berbeda dalam bentuk dan tabiatnya, karena watak dan tingkah laku manusia tidak lepas
dari perbedaan sifat dan rupa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakter


Faktor-faktor yang mempengaruhi karakter terbagi menjadi dua bagian,yaitu :
1. Internal
a. Insting atau Naluri
Setiap manusia pasti akan dipengaruhi oleh naluri sebelum beraktivitas.
Dampak naluri pada orang alami bergantung pada arahnya. Naluri dapat saja
merugikan orang lain, te namun ketika kebenaran mengarah pada halhal yang
baik, hal itu dapat sangat meningkatkan karakkter seseorang [1]. Karena naluri
berkait erat dengan roh manusia, tidak ada keraguan bahwa makhluk tertinggi
yang diciptakan oleh Tuhan adalah orang yang memiliki akal dan perasaan.
b. Kebiasaan atau Adat
Kebiasaan merupakan elemen penting dari perilaku manusia. Kebiasaan adalah
perilaku yang berulangulang untuk menyederhanakan kebiasaan[2] Kebiasaan
baik dan buruk berpengaruh besar pada perkembangan moral manusia, seperti
air dan minyak, dan kebiasaan buruk tidak bisa digabungkan dengan kebiasaan
baik.
c. Kemauan atau Kehendak
Kemauan adalah salah satu kekuatan di balik tindakan, hal tersebut adalah
kekuatan yang secara serius memotivasi orang untuk bertindak (moral) untuk
mengekspresikan kebaikan dan kejahatan dan dapat menjadi arah untuk
mewujudkan ide apa pun [3]. Kemauan atau kehendak tidak bisa dipisahkan
dengan niat. Jika niat ini didasarkan pada perintah Tuhan seperti ibadah, maka
akan mendapatkan pahala.
d. Suara Hati atau Suara Batin
Manusia di dalam dirinya terkadang memiliki kekuatan untuk
memperingatkan, ketika perilaku manusia terancam dan buruk, kekuatan
tersebut adalah suara hati atau hati nurani. Selain keinginan untuk berbuat baik,
suara hati menyampaikan peringatan dan upaya untuk menghindari bahaya
perilaku buruk [4].
2. Eksternal
a. Pendidikan
Pendidikan berdampak besar pada pembentukan karakter. Pendidikan
membantu perilaku seseorang menjadi dewasa agar sesuai dengan perilaku
pendidikan formal atau informal. Unsur pendidikan sangat penting sehingga
disposisi individu berkembang dan terkendali dengan baik [5] Pendidikan
merupakan investasi bagi masa depan masyarakat, khususnya anak orang tua.
Jika anak berpendidikan rendah, hasilnya akan mengecewakan, te namun jika
anak berpendidikan baik, orang tua pasti akan senang
b. Lingkungan
Salah satu aspek yang membantu membentuk sikap dan perilaku individu
adalah faktor lingkungan tempat mereka hidup. Lingkungan mengacu pada
makhluk hidup, bumi, dan langit, dan istilah lingkungan manusia mengelilingi
manusia dalam arti yang luas [6]. Lingkungan ini juga berperan penting dalam
pembentukan karakter. Anak-anak yang tinggal di pesantren pasti berbeda
dengan anak-anak yang tinggal di lingkungan prostitusi dalam hal pengetahuan
agama.

METODE
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan artikel ini dengan menggunakan
metode studi riset kepustakaan (Library Research) dalam menemukan data yang
relevan sesuai dengan pokok pembahasan penelitian ini. Setelah ditemukan data yang
diinginkan maka dilakukan analisis bacaan yang bersumber dari buku, jurnal dan
bahan bacaan yang sesuai dengan mengunakan metode analisis isi (Contect Analysis).
Lokasi penelitian dilakukan di SD IT As-Syafi’iyah Pekanbaru,Prov.Riau. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang telah
dikumpulkan diperiksa kembali dengan teknik keabsahan data. Teknik analisis data
menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini,
peneliti bertujuan untuk mengetahui dampak pembelajaran jarak jauh terhadap karakter
anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peran Guru Sekolah Dasar dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pada
Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh, menggunakan teknologi informasi yang dapat membuat
koneksi antara dua orang atau lebih adalah sarana untuk memperoleh, mengumpulkan,
menyimpan, dan mengirimkan data dalam bentuk Penggunaan komputer dan internet dalam
proses pembelajaran (Sari,2020). Pembelajaran jarak jauh juga dapat disebut dengan
daring/e-learning yang dilaksanakan secara online pada setiap lokasi yang berbeda, serta
menekankan terhadap fokus siswa untuk menerima informasi dan materi yang di jelaskan
oleh guru secara online (Putri & Suyadi, 2021). Kegiatan belajar di SD IT As-Syafi’iyah
Pekanbaru berubah karena dampak dari wabah virus Covid-19 yang semula dilakukan dari
pendidikan langsung (tatap muka) ke pendidikan jarak jauh (tatap muka) Pembelajaran jarak
jauh secara alami terjadi dari jarak jauh di luar sekolah.
Saat menerapkan pembelajaran jarak jauh, guru harus lebih kreatif dalam
memberikan materi belajar secara alami dan memudahkan siswa untuk memahami apa yang
mereka pelajari. peran guru dalam transfer pengetahuan efektif ketika guru dapat
menentukan bentuk, metode, dan makna dari pembelajaran yang akan disampaikan kepada
siswa, dengan harus tetap memperhatikan bagaimana karakteristik dari siswa di SD IT As-
Syafi’iyah Pekanbaru. Di masa pandemi Covid-19 ini, selain belajar berdasarkan
Rekomendasi pemerintah yaitu online, guru juga harus melanjutkan kegiatan belajar
Implementasi Kurikulum 2013 berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu
Kurikulum 2013 Hal ini dilaksanakan di sekolah dasar melalui pendekatan saintifik. dimana
siswa sebagai Pusat Pembelajaran (Saputra dkk., 2021).
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, di masa pandemi Covid-19 guru
berperan penting dalam kegiatan pembelajaran dan pencapaian akademik siswa. Meskipun
proses kegiatan belajar mengajar berbeda dari sebelumnya yaitu menjadi pembelajaran
jarak jauh, Proses belajar mengajar pada masa pandemi harus tetap berjalan dan sesuai
dengan peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah dan menteri pendidikan. Proses
belajar mengajar harus dilaksanakan secara online selama masa Pandemi Covid-19. Dalam
implementasinya, guru harus bisa memanfaatkan media belajar dengan aplikasi online
untuk tercapainya tujuan kurikulum 2013, seperti aplikasi Zoom, Google Meet, Youtube,
Google Classroom, dan WhatsApp.
Adapun kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar
mengajar pada PJJ di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan pemaparan (Fikri et al., 2021)
kendala yang umum terjadi adalah kendala jaringan dan layanan internet yang terkadang
sulit di akses di beberapa bagian wilayah terutama dataran rendah. Selain itu, tantangan
yang dihadapi oleh guru dalam implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran jarak
jauh yaitu masih banyak guru yang belum memahami bagaimana penggunaan media
berbasis aplikasi online, tetapi meskipun demikian guru juga harus mengikuti
perkembangan jaman yang memang selain karena Covid-19, saat ini merupakan era serba
digital yang lebih memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana komunikasi. Peran
guru sangatlah penting, demi keberhasilan dan ketercapaian tujuan dari kurikulum 2013,
guru juga merupakan jembatan kesuksesan bagi siswa. Dengan begitu apapun kondisi dan
tantangannya guru harus siap berperan untuk mendidik siswa demi menghasilkan generasi
emas dimasa mendatang.
Problema Pembelajaran PJJ (Daring) Terkait Pendidikan Karakter Di SD IT As-
Syafi’iyah Pekanbaru.
Berdasarkan hasil penelitian COVID-19 memiliki dampak yang sangat dalam di Pendidikan
dalam memutus penularan pandemi pembelajaran yang dilakukan disekolah biasanya secara
tatap muka sekarang berubah drastis menjadi serba online di berbagai macam aplikasi
seperti whatsapp group. pembelajaran berjalan dengan bagus dan kreatif dalam mengasih
materi terhadap siswa, dari latihan yang diberikan siswa. Namun kendala yang terjadi ada
siswa yang tidak bisa mengumpulkan latihan dikarenakan ada siswa yang tidak memiliki
handphone dan kurang mampu, ada juga siswa yang sengaja tidak mengirimkan tugas
karena malas, dan terbiasa dengan menunda-nunda tugas yang diberikan sehingga mereka
menumpuk tugas-tugas mereka di akhir semester dan tugas tersebut malah berantakan dan
asal jadi saja. Tidak hanya perubahan diri individu terutama karakter yang menyebabkan
peserta didik kurang bisa menghargai guru karena ada dari mereka yang mengabaikan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru mereka.

Pandemi covid 19 mengakibatkan tindakan pencegahan dengan meliburkan sekolah-sekolah


di zona merah penyebaran Covid 19. Hal ini menyebabkan terhambatnya proses
pembelajaran, guru yang biasanya mengajar dikelas menjadi kebingungan dalam
memberikan proses belajar mengajar, dan salah satu cara yang dilakukan oleh guru tersebut
ialah dengan via whatssapp. Namun usaha tersebut kurang bisa memotivasi peserta didik,
berdasarkan analisis data diperoleh jumlah siswa yang termotivasi belajar tinggi sebanyak
17 orang, dan 1 orang yang memiliki motivasi belajar sedang.

Berdasarkan penelitian Robandi and Mudjiran ( 2020 ) sistem belajar dengan daring sangat
membuat siswa menjadi bingung, hal ini yang dirasakan oleh siswa SD IT As-Syafi’iyah
Pekanbaru,sehingga berdampak stress, siswa menjadi bingung, kurang kreatif dan tidak
produktif, dan menyebabkan minat baca siswa menjadi lebih berkurang dikarenakan tidak
adanya tekanan dari sekolah kepada siswa karena guru tidak bisa memantau siswa nya
secara langsung. Karena dikatakan nilai dari pendidikan belajar online ini bisa dipakai
dengan bagus oleh siswa tampa kekurangan dari arti belajar itu sendiri namun yang terjadi
banyak peserta didik yang mengabaikan belajar online dan menyebabkan penurunan sikap
dari peserta didik itu sendiri mereka lebih senang bermain game di HP Android mereka dan
mengabaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mereka.

Pihak sekolah SD IT As-Syafi’iyah Pekanbaru bekerjasama dengan orang tua murid agar
terlibat dalam mengajari anaknya nilai-nilai karakter itu sendiri. Peran orang tua sebagai
teladan bagi anaknya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran
jarak jauh sangatlah penting. Dengan banyaknya aktivitas anak sekarang ini yang dilakukan
hanya di rumah, anak akan terus melihat sosok teladan dari kedua orang tuanya.
Keteladanan yang dilakukan orang tua menjadikan inspirasi bagi anak untuk diterapkan
dalam kehidupannya. Strategi yang diberikan kedua orang tua ketika menanamkan
pendidikan karakter tersebut kepada anaknya, ada dua yaitu : membiasakan anak dalam
belajar dengan perkembangan zaman saat ini yaitu belajar online mereka harus terbiasa
dengan sistem belajar online karena kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir bisa
jadi nanti pendidikan modern nantinya akan lebih memanfaatkan jaringan internet untuk
belajar dan diteladania artinya peserta didik harus mampu mendalami pembelajaran lewat
jaringan ini sehingga mereka tidak kaku dalam memakai teknologi dan tidak tertinggal dari
perkembangan zaman. Dari strategi yang didapatkan tersebut dihasilkan pribadi anak yang
disiplin, tanggung jawab dan menjadi contoh dan mandiri.

Selanjutnya kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran jarak jauh di SD IT As-
Syafi’iyah Pekanbaru adalah Guru dirasa kurang maksimal dalam menilai aspek sikap,
keterampilan ataupun pengetahuan. Guru tidak melihat secara langsung apakah sikap siswa
ini terpuji atau tidak, memenuhi standar nilai sikap atau tidak. Jamaluddin dkk, ( 2020 )
menjelaskan, kondisi guru, terhadap pembelajaran daring dapat dilakukan sedemikian rupa
namun juga berpengaruh terhadap psikologi guru tersebut dimana mereka perlu sebuah
solusi ketika terjadi penyimpangan bagi peserta didik mereka yang terdampak covid-19
karena mereka belajar secara daring.
Namun pembelajaran daring bisa menjadi modal awal bagi peserta didik untuk
meningkatkan dirinya karena peserta didik dituntut untuk mandiri dikemudian hari.
(Nasution, Neviyarni and Alizamar, 2017) dengan android, peserta didik bisa bertanya
dengan teman tentang tugas sekolah yang rumit untuk mereka pahami, berdiskusi tentang
tugas besok, memberikan kabar jika tidak bisa datang kesekolah, dan sangat banyak hal
yang bisa mereka bahas dengan android. Itulah nantinya yang akan membentuk karakter
peserta didik yang mandiri karena mereka juga akan di tuntut untuk berusaha demi
kepentingan diri mereka pribadi. Pendidikan karakter bagi anak merupakan catatan penting
bagi seorang guru di masa sekarang ini apalagi sekarang semuanya dilakukan serba dengan
teknologi, dimana menuntut seorang guru harus mengikuti perkembangan zaman, seperti
yang disarankan oleh Isriwal P. A, Firman, (2019) dalam penelitiannya sebagai seorang
profesional di bidangnya sangat penting bagi seorang guru untuk mengikuti perkembangan
zaman karena zaman yang dihadapi tersebut akan terus berubah-rubah dan arus nya semakin
cepat apalagi sekarang zaman sudah memasuki era 4.0.
KESIMPULAN
Pandemi saat ini membawa dampak yang besar bagi Indonesia Terutama di bidang
pendidikan. Karena Covid-19, semua siswa wajib tanpa terkecuali melaksanakan
pembelajaran secara daring (pembelajaran jarak jauh). PJJ memiliki kelebihan dan
kekurangan. Namun, agar pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik, peran guru
diperlukan,guru dituntut untuk dapat kreatif dalam meyajikan materi agar mudah dipahami
anak-anak. Memberikan motivasi belajar yang serius juga perlu dilakukan oleh orang tua
saat ini sebagai upaya menguatkan tekat optimisme anak pada masa pembelajaran jarak
jauh. Juga Peran orang tua sebagai teladan penuh yang harus diingat oleh para orang tua,
selama dalam lingkungan di rumah anak akan terus memperhatikan tingkah laku orang
tuanya, maka diperlukan kesadaran yang penuh bagi orang tua untuk memberikan sikap-
sikap yang positif dan bernilai edukasi pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. Wayan, E. Santika, P. Studi, P. Pancasila, and D. Kewarganegaraan, “Pendidikan
Karakter pada Pembelajaran Daring,” IVCEJ, vol. 3, no. 1, pp. 8–19, Aug. 2020, Accessed:
May 26, 2021. [Online]. Available:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IVCEJ/article/view/27830.
[2] P. Panoyo, Y. Riyanto, and W. Handayaningrum, “Manajemen Penguatan Pendidikan
Karakter Pada Sekolah Menengah Atas,” Halaqa Islam. Educ. J., vol. 3, no. 2, p. 111, Jan.
2020, doi: 10.21070/halaqa.v3i2.2714.
[3] C. F. Pasani, E. Kusumawati, and D. Imanisa, “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK
MEMBINA KARAKTER TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA,” EDU-MAT J.
Pendidik. Mat., vol. 6, no. 2, Dec. 2018, doi: 10.20527/edumat.v6i2.5682
[4] F. T. Nafisah and A. A. Zafi, “Model Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga Perspektif
Islam di Tengah Pendemi Covid-19,” Ta’allum J. Pendidik. Islam, vol. 8, no. 1, Jun. 2020,
doi: 10.21274/taalum.2020.8.1.1-20.
[5] J. Rihlah, U. Kamilah, and D. Shari, “Gambaran Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di
Masa Pandemi covid-19,” PAUD Lect. J. Pendidik. Anak Usia Dini, vol. 4, no. 01, pp. 51–
61, Sep. 2020, doi: 10.31849/paud-lectura.v4i01.4878.
[6] M. Z. Ahmadi, H. Haris, and M. Akbal, “Implementasi Program Penguatan Pendidikan
Karakter Di Sekolah,” Phinisi Integr. Rev., vol. 3, no. 2, p. 305, Sep. 2020, doi:
10.26858/pir.v3i2.14971.
Alvira Oktavia Safitri, Puji Ayu Handayani, Regina Nurul Sakinah, Prihantini Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 JURNAL
BASICEDU Volume 6 Nomor 1 Tahun 2022 Halaman 116 – 128 Research & Learning in
Elementary Education. https://jbasic.org/index.php/basicedu
Fikri, M., Ananda, M. Z., Faizah, N., Rahmani, R., Elian, S. A., & Suryanda, A. (2021). Kendala
dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19 : Sebuah Kajian Kritis. 9(1),
145–148.
Basar, A. M., Islam, P. A., Nurul, S., Cikarang, F., & Bekasi, B. (2021). Problematika Pembelajaran
Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri – Cikarang
Barat – Bekasi ). 2(1), 208–218.
Nasution, J. A., Neviyarni, N. and Alizamar, A. (2017) ‘Motif Siswa memiliki Smartphone dan
Penggunaannya’, JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 3(2), p. 15. doi:
10.29210/02017114.
Jamaluddin, D. et al. (2020) ‘Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru :
Hambatan, Solusi dan Proyeksi’, Karya Tulis Ilmiah UIN Sunan Gunung Djjati Bandung,
pp. 1–10. Available at: http://digilib.uinsgd.ac.id/30518/.
Robandi, D. and Mudjiran, M. (2020) ‘Dampak Pembelajaran Dari Masa Pandemi Covid-19
terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP di Kota Bukittinggi’, Jurnal Pendidikan Tambusai,
4(3), pp. 3498–3502. doi: 10.31004/jptam.v4i3.878.
Sari, L. (2020). Upaya Menaikkan Kualitas Pendidikan dengan Pemanfaatan Youtube Sebagai
Media Ajar Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Tawadhu, 4(1), 1074

Anda mungkin juga menyukai