Anda di halaman 1dari 2

KKN UPI 2021: Adaptasi Pelaksanaan Pembelajaran

Akibat Pandemi Covid-19


Mulai dari akhir tahun 2019 bahkan sampai saat ini, dunia dilanda wabah virus Corona
atau dikenal dengan covid-19 yang menyebar ke seluruh negara-negara termasuk Indonesia.
Artinya sudah setahun lebih kita menghadapi pandemi covid-19 ini. Dan tidak dapat dipungkiri
bahwa akibat pandemi covid-19 ini berdampak pada aktifitas di setiap aspek kehidupan seperti
ekonomi, sosial dan pendidikan.
Masa pandemi ini menuntut masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi dalam berbagai aktifitas kehidupan, termasuk masyarakat yang secara khusus
terlibat dalam aktifitas pendidikan di sekolah seperti orang tua siswa, siswa, guru dan tenaga
kependidikan lainnya sehingga harus mampu melakukan adaptasi terutama dalam pelaksanaan
pembelajaran sesuai himbauan Kemendikbud.
Pemerintah melakukan upaya untuk memutus rantai penyebaran covid-19 dan solusinya dengan
membuat kebijakan-kebijakan tertentu salah satunya yaitu kebijakan dalam bidang pendidikan
yaitu melalui Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 yang memberlakukan pembelajaran secara daring.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan -Nadiem Makarim- juga menjelaskan bahwa "Prinsip
kebijakan pendidikan dimasa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan
keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat secara
umum serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam
upaya pemenuhan layanan pendidikan selama Covid-19".
Hal penting yang dipertimbangkan untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
yaitu pemilihan media yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan dari rumah, mengingat efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya. Dalam hal ini,
Kemendikbud juga memberikan kebebasan bagi sekolah untuk memilih platform Pembelajaran
jarak jauh yang disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.
Ada beberapa platform ataupun aplikasi yang dapat digunakan untuk media belajar secara daring.
Diantaranya yaitu Ruang guru, Zenius, Google classroom, Meet, Zoom, Youtube, dan lain-lain.
Semuanya dapat digunakan dengan lancar apabila terdapat konektivitas/jaringan internet yang
baik di daerahnya. Beda halnya ketika memberlakukan pembelajaran secara daring di daerah
dengan konektivitas rendah. Ini dapat menjadi suatu tantangan bagi pihak sekolah terutama guru
dan siswa sebagai komponen utama yang terlibat dalam kegiatan belajar.
Selain itu, faktor ekonomi orang tua siswa serta efektifitas kegiatan belajar yang
dilaksanakan di rumah dapat menjadi hambatan lain dalam pelaksanaan pembelajaran secara
daring. Mengingat dampak dari pandemi covid-19 ini menjalar pada aspek ekonomi masyarakat,
penggunaan jaringan internet untuk belajar dirasa memberatkan orang tua siswa khususnya
orang tua siswa dengan status ekonomi menengah ke bawah untuk membeli kuota internet untuk
kebutuhan belajar anaknya.
Pembelajaran yang dilakukan dari rumah juga dirasa kurang efektif, apalagi bagi anak TK dan
siswa Sekolah Dasar yang membutuhkan bimbingan belajar langsung dari guru maupun orang
tua. Jika di sekolah, guru dapat membimbing dan mengawasi langsung aktifitas belajar siswa.
Sedangkan jika belajar di rumah, tidak semua orang tua mampu ataupun ada waktu untuk
membimbing anaknya belajar, baik karena kesibukan ataupun hal lainnya.
Alternatif lain yang ditawarkan sebagai solusi yang dapat dilakukan untuk menunjang
pembelajaran saat pandemi diantaranya yaitu menggunakan WhatsApp grup dengan orang tua
siswa untuk mengirim bahan belajar, keperluan tugas dan diskusi. Jika konektivitas internet
sangat rendah, dapat dilakukan dengan program Guling (Guru Keliling).
Program Guling ini membuat guru dapat membimbing secara langsung belajar siswa dengan
sistem zonasi dan dibuat kelompok kecil dan tentunya tetap mengikuti protokol kesehatan.
Sebagaimana program ini pernah dilaksanakan oleh guru-guru sekolah Dasar di beberapa daerah
di Kabupaten Tasikmalaya. Pelaksanaannya yaitu guru membuat kelompok kecil belajar siswa
(terdiri dari 4-5 orang) dengan sistem zonasi atau yang tinggal berdekatan. Kemudian guru
mengunjungi setiap kelompok belajar di salah satu rumah siswa ataupun tempat yang ditentukan
di daerah tempat tinggal siswanya untuk membimbing belajar ataupun evaluasi. Jika tidak
memungkinkan mengunjungi semua kelompok dalam satu hari, maka dapat dibagi jadwal
kunjungan pada hari dan jam tertentu.
Adanya pandemi covid-19 ini menjadi titik balik dari aktifitas yang biasa kita lakukan
termasuk dalam kegiatan belajar di sekolah. Mengingat pembelajaran merupakan aktifitas
penting dalam proses pendidikan terutama untuk memfasilitasi tumbuh kembang siswa baik dari
aspek kognitif dan perilaku, maka sekolah harus bisa adaptasi dalam pelaksanaan pembelajaran
tentunya sesuai himbauan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang disesuaikan
dengan karakteristik daerah, kebutuhan belajar siswa, dan dengan tetap mengutamakan kesehatan
dan keselamatan bersama.

Anda mungkin juga menyukai