Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

DENGAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19


DI KELAS V SD SE-KECAMATAN BARU MUNCUL

PROPOSAL

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas


Ujian Tengah Semester Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :

Alzani Ulfa
1192411019

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas


sumber daya manusia, karena dapat mengubah dan menjadikan pribadi seseorang yang
dimiliki individu yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter. Peningkatan
kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan kegiatan
belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sistem pendidikan nasional terdapat pada undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal
1 ayat 1 yang mengatur tentang, pendidikan merupakan usaha sadar atau terencana dalam
mewujudkan kegiatan belajar dan proses belajar agar para murid atau peserta didik dapat
mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri mereka seperti mempunyai kekuatan
spiritual keagamaan sehingga dapat mengendalikan diri pribadi mereka, kecerdasan dan
perilaku yang baik dan dapat mengasah keterampilan yang dibutuhkan diri mereka masing-
masing beserta bangsa dan negaranya (Depdiknas, 2003). Yang mana awalnya pendidikan
adalah kegiatan makro yang terdiri dari proses belajar yang baik terhadap tenaga pengajar
dalam proses membentuk kepribadian dan tingkah laku yang aktif terampil dan bersifat
efisiensi.

Namun dalam usaha pencapaian tujuan tersebut, proses pembelajaran di Indonesia


mengalami sedikit guncangan sejak awal tahun 2020 dengan munculnya sebuah virus yang
dapat menyebar sangat cepat yaitu virus yang dinamakan dengan virus corona atau yang
biasa di sebut di Indonesia dengan COVID-19. Adanya virus COVID-19 pada tahun 2020
memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang
pendidikan. Dengan adanya virus COVID-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi
berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti
ini guru masih tetap harus melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar, dimana guru harus
memastikan siswa dapat memperoleh informasi/ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada
siswa. Namun pada masa ini terdapat banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi di
dunia pendidikan yang dapat menghalangi terlaksananya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Salah satu permasalahan pendidikan saat ini menyangkut tentang kualitas pendidikan.
Pembelajaran daring pada dasarnya untuk memudahkan para peserta didik dalam melakukan
proses belajar mengajar tanpa harus bertatapan langsung atau berkumpul bersama-sama.

Namun walaupun sudah dilakukan tetap terdapat beberapa kekurangan dari


pembelajaran daring ini seperti berkurangnya interaksi antara guru dengan para peserta didik
bahkan sesama pelajar tersebut sehingga menjadi pekerjaan tambahan bagi guru tersebut
bagaimana mencari solusi agar pembelajaran secara daring ini dapat berjalan seefisien
mungkin. Sehingga mengakibatkan kelalaian dalam bidang akademik dan bidang sosial yang
mana belajar daring ini membutuh kan media dan jaringan internet dan sedangkan tidak
semua daerah yang mendapatkan jaringan internet yang bagus untuk mendukung kegiatan
belajar daring ini sendiri.

Sebagai guru harus memahami keadaan peserta didiknya, di sini lah keprofesionalan
guru dibuktikan dengan bagaimana guru berinteraksi dengan peserta didik. Guru harus
memahami bagaimana membangun kembali motivasi dan menjaga serta meningkatkan
motivasi belajar peserta didiknya. Dalam pelaksananya guru harus dapat mengelola kegiatan
pembelajaran dengan kreatif.

Guru yang kreatif dapat memanfaatkan segala yang ada agar interaksi belajar
mengajar dapat berlangsung dengan menyenangkan dan membuat peserta didik termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran. Guru dapat mengoptimalkan kreativitasnya memotivasi
peserta didik baik dari dalam maupun dari luar. Dari dalam misalnya guru harus pandai
menjadi pribadi yang dekat dengan peserta didik. Sedangkan dari luar misalnya guru dapat
memilih metode yang tepat dan menggunakan media yang sesuai sehingga peserta didik
termotivasi untuk belajar.

Motivasi belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar agar mendapatkan


informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. Motivasi
belajar besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Motivasi belajar muncul karena adanya
kebutuhan, proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai dengan motivasi belajar.
Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan motivasi belajar siswa agar pelajaran yang
diberikan mudah dimengerti siswa. Motivasi belajar akan dapat menimbulkan gairah atau
meningkatkan semangat dalam belajar agar nantinya dapat mencapai pemahaman materi dan
pengembangan belajar. Selain itu motivasi belajar menjadi sebuah penggerak atau pendorong
terhadap ketertarikan siswa untuk belajar secara terus-menerus.
Motivasi memegang peranan yang penting dalam proses belajar. Apabila guru dan
orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada siswa atau anaknya, maka dalam diri
siswa atau anak akan timbul dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Memberikan
motivasi yang baik dan sesuai, maka anak dapat menyadari akan manfaat belajar dan tujuan
yang hendak dicapai dengan belajar tersebut. Motivasi belajar juga diharapkan mampu
menggugah semangat belajar, terutama bagi para siswa yang malas belajar sebagai akibat
pengaruh negatif dari luar diri siswa. Selanjutnya dapat membentuk kebiasaan siswa senang
belajar, sehingga prestasi belajarnya pun dapat meningkat.

Dalam pembelajaran daring pastinya akan mempengaruhi motivasi belajar siswa,


banyak siswa yang malas untuk mengerjakan tugas dan orangtua yang mengerjakan tugas
tersebut dan akibatnya Anak tidak belajar dengan maksimal. Kontrol orangtua untuk
mengawasi peserta Didik dalam penggunaan Smartphone dan media pendukung
pembelajaran Daring Juga masih sangat kurang baik, hal ini menjadikan anak kecanduan
bermain Smartphone dan media pendukung pembelajaran Daring sehingga motivasi belajar
Peserta didik menurun. Maka dari itu penulis ingin mengkaji lebih dalam Seberapa besar
kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa SD selama pembelajaran Daring pada masa
pandemi covid-19.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa


permasalahan yaitu:

1. Guru kurang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta didik dalam
pembelajaran daring di kelas V SD Se-Kecamatan baru muncul
2. Minimnya kreativitas guru dalam memotivasi semangat belajar siswa di kelas V SD Se-
Kecamatan baru muncul
3. Motivasi Belajar Siswa dengan Sistem Pembelajaran Daring di kelas V SD Se-Kecamatan
baru muncul
4. Permasalahan Kreativitas Guru Terhadap Pembelajaran Daring di kelas V SD Se-
Kecamatan baru muncul
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas terlihat bahwa motivasi belajar pada siswa
merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang
baik. Untuk itu, agar penelitian ini lebih fokus maka masalah yang akan diteliti perlu dibatasi
yaitu Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dengan Sistem
Pembelajaran Daring/(online)di kelas V SD Se-Kecamatan Baru Muncul.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapatlah penulis


rumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah keaktifan siswa dalam pembelajaran Daring juga menjadi salah satu faktor
penurunan motivasi belajar di kelas V SD Se-Kecamatan baru muncul?
2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
terhadap pembelajaran daring di kelas V SD Se-Kecamatan baru muncul?
3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemic covid-19
terhadap motivasi belajar siswa di kelas V SD Se-Kecamatan baru muncul?
4. Bagaimana peran kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
daring di kelas V SD Se-Kecamatan baru muncul?
5. Apa saja hambatan yang dirasakan oleh guru dalam Meningkatkan motivasi belajar
peserta didik saat pembelajaran Daring di kelas V SD Se-Kecamatan baru muncul?
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Daring
Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap
perubahan dalam setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang
pendidikan. Teknologi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar mengajar,
yang dapat dikatakan merupakan pergantian dari cara konvensional menjadi ke
modern. (Gheytasi, Azizifar & Gowhary (dalam Khusniyah dan Hakim, 2019:21)
menyebutkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya
teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap pembelajaran.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan dengan
tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu
proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya
pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan
yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih
banyak dan lebih luas (Sofyana & Abdul, 2019:82).
Ada beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar,
misalnya whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga
mengambil peran dalam menangani ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi
covid 19 ini. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi
yang bisa diakses pelajar untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja
kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7)
Microsoft office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11)
Zenius; (12) Cisco webex.

2. Kreativitas Guru
Dalam kegiatan belajar melibatkan beberapa komponen yaitu peserta didik,
guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran yang
sesuai, dan evaluasi. Semua komponen ini saling berinteraksi dalam kegiatan
pembelajaran yang berakhir pada tujuan pembelajaran (Sulistiyorini dan M.
Fathurrohman,2016: 155). Dalam kegiatan belajar dituntut kreativitas guru terutama
untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Kreativitas merupakan bagian dari
keadaan jiwa seorang anak manusia. Kemampuan kreatif merupakan bakat khusus
atau bakat yang nyata di akhir usia atau dewasa. Sedangkan kreativitas talenta khusus
adalah orang-orang yang memiliki bakat atau talenta kreatif yang luar biasa dalam
bidang tertentu (Syafaruddin dan Irwan Nasution, 2005 :17)
Menurut (Slameto,2010:145), menjelaskan bahwa pengertian kreativitas
berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu
yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Menurut Slemeto secara
umum dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui
ciri-ciri sebagai berikut: 1) Memiliki hasrat keingintahuan yang cukup besar 2)
Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru 3) Panjang akal 4) Mempunyai
keingintahuan untuk menemukan (meneliti) 5) Cenderung lebih menyukai tugas yang
berat (sulit) 6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan 7) Memiliki
dedikasi, bergerak dan aktif menjalankan tugas 8) Berfikir fleksibel 9) Menanggapi
pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak 10)
Kemampuan membuat analisis dan sintesis 11) Memiliki daya abstrak yang cukup
baik; dan 12) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas (Slameto,2010:197).

3. Hakikat Motivasi
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi (motivation) atau
motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan
(drive). Istilah motivasi, yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong
yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya (T.
Hani Handoko, 2009:252).
Siagian (dalam Erjati Abbas, 2014:80) menyatakan bahwa motivasi adalah
daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya serta menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
4. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, baik dilakukan
secara individual, kelompok, maupun dengan bimbingan guru sehingga perilakunya
berubah. Perilaku adalah kebiasaan seseorang, baik yang berupa pengetahuan, sikap,
pemahaman, maupun keterampilan. Dan perilaku seseorang dapat berupa behavioral
performance (penampakan yang dapat diamati) ataupun behavioral tendency (tidak
tampak yang tidak teramati). Kedua perilaku tersebut akan semakin baik jika
diperoleh melalui belajar yang benar (Thoifuri, 2013:99)
Menurut Slameto belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010:2). Rusman menjelaskan bahwa belajar adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan
perilaku individu (Rusman, 2015:12).

5. Motivasi Belajar
Definisi motivasi belajar banyak diungkapkan oleh para ahli antara lain
menurut M. Dalyono memaparkan bahwa motivasi belajar adalah daya
penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari
dalam diri dan juga dari luar (Dalyono,2005:55). Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai (Sardiman, 2011:102)
Menurut Winkel (dalam Aina Mulyana,2018) mengartikan motivasi belajar
adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajr, dan
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada
kegiatankegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Motivasi belajar
merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan berperan dalam hal
menumbuhkan semangat belajar untuk individu.
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan. Keberhasilan tujuan pembelajaran
bergantung seberapa besar antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki motivasi belajar masing-masing. Pada
umumnya motivasi belajar datang dari dua arah, yaitu motivasi dari dalam peserta
didik itu sendiri (motivasi intrinsik), dan motivasi yang datang dari luar peserta didik
(motivasi ekstrinsik). Sardiman dalam bukunya menjelaskan tentang motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai berikut:
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongang untuk melakukan seseuatu. Jika dilihat dari segi tujuan kegiatan belajar
maka yang dimaksud motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang
terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Jadi motivasi muncul dari
kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekadar simbol dan
seremonial.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang belajar karena besok akan ujian
dengan harapan mendapat nilai yang baik dan pujian. Jadi bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai bagus atau pujian. Oleh
karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagi bentuk motivasi yang
di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2011:89)
Menurut (Hamzah B Uno 2009:21) ada sembilan indikator motivasi yaitu : 1)
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak berhenti sebelum selesai) 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus
asa) 3) Tidak memerlukan dorongan luar untuk berprestasi 4) Ingin mendalami
bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan 5) Selalu berusaha berprestasi
sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya) 6) Menunjukkan minat
terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap
pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya) 7) Senang dan rajin belajar,
penuh semangat, cepat bosan, dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan
pendapat-pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan
hal yang diyakini tersebut) 8) Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat
menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian) dan 9) Senang
mencari dan memecahkan soal-soal.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode


pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2010:6) “penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat
atau efek yang terjadi atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung”. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel. Hal
ini sesuai dengan maksud penelitian yang ingin mengetahui kreativitas guru terhadap
motivasi belajar siswa dengan sistem pembelajaran daring di kelas V SD Se-Kecamatan baru
muncul

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Setiap penelitian memerlukan objek yang jelas akan dijadikan sebagai sasaran
penelitian, yang disebut dengan objek penelitian. Menurut Sugiyono (2015:167) “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas V SD Se-
Kecamatan baru muncul yang terdiri dari 10 Sekolah Dasar dengan jumlah siswa sebanyak
592 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari berikut:

Tabel 1.
Populasi Penelitian
Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V
SD A 100
SD B 125
SD C 90
SD D 30
SD E 30
SD F 100

SD G 28
SD H 32

SD I 25
SD J 32

Jumlah 592

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2012:118) “sampel


adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Bila populasi besar
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus representative (mewakili).
Jumlah Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 592 siswa sekolah dasar kelas V
sekecamatan Baru Muncul. Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah
seluruh siswa Kelas V dengan menghitung ukuran sampelyang dilakukan dengan
menggunakan eknik slovin menurut Sugiyono 2011: 87). Rumus Slovin untuk menentukan
sampel adalah sebagai berikut

N
𝑛= 2
1 + 𝑁(𝑒)

Keterangan :

n = Ukuran Sampel Jumlah Responden

N = Ukuran Populasi

E = Persentase kelonggran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa


ditolerir,

e = 0,1

Nilai e = 0,1 (10)% untuk populasi dalam jumlah besar


Nilai e = 0,2 (20)% untuk populasi dalam jumlah kecil

Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik slovin adalah antara 10-20% dari
populasi penelitian. Jumlah opulasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 592 sisa, sehingga
persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungannya dapat
dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan
perhitungan berikut ini

N
𝑛= 2
1 + 𝑁(𝑒)

592
𝑛= 2
1 + 592(0,1)

592
𝑛= = 99,83
5,93

Disesuaikan oleh peneliti menjadi 100 responden

Berdasarkan perhitungan sampel diatas yang menjadi responden dalam penelitianini


disesuaikan menjadi sebanyak 100 oranh dari seluruh siswa SD kelas V se-kecamatan Baru
Muncul.

Sampel yang diambil berdasarkan teknik Probability sampling : simple random


sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi
(siswa) untuk dipilih menjadi sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai