Disusun Oleh :
SAHBAINUR REZEKI
07.140.100.413
ABSTRAK
Pengambilan keputusan merupakan serangkaian aktivitas yang didasari oleh pengumpulan data,
informasi dan penggunaan alternatif. Tujuan penelitian mengetahui Pengaruh Motivasi, Persepsi Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dan Peran Guru BK Terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan Pendidikan ke
Pendidikan Tinggi Kesehatan di SMK Kesehatan Mulia Karya Husada Tahun 2016. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan cross sectional. Penelitian dilaksanakan bulan Desember
tahun 2015 dengan subyek penelitian siswa SMK Kesehatan Mulia Karya Husada berjumlah 73 responden
menggunakan teknik propotioned stratified random sampling. Data yang digunakan data primer menggunakan
kuesioner mengukur motivasi, status sosial ekonomi orang tua, peran guru BK dan pengambilan keputusan.
Analisa data menggunakan analisis multivariat dengan uji Binary Logistic (Regresi Logistik).Hasil penelitian
motivasi berkategori tinggi 45 responden (61,6%), status sosial ekonomi orang tua berkategori baik 32 (43,8%),
peran guru BK berkategori mendukung 50 (72,6%), siswa memiliki pengambilan keputusan berkategori baik 46
(63%),. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, didapatkan Odds Ratio dari motivasi 9,311, artinya semakin
tinggi nilai motivasi semakin baik pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan ke pendidikan
kesehatan. Sedangkan OR untuk peran guru BK adalah 79,916, artinya semakin tinggi nilai peran guru BK yang
berkategori mendukung semakin baik pula pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan ke
pendidikan tinggi kesehatan. Kesimpulan : variabel peran guru BK paling besar pengaruhnya terhadap
pengambilan keputusan siswa melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan.
ABSTRACT
Decision making represented to activity constituted by data collecting, information and usage of
alternative. The aimed of this research is to know Motivation, Socioeconomic Status’s Parents Perception And
Role Of School’s Counselor Influence Of Decision Making In Continue Study To Health Science In SMK Mulia
Karya Husada 2016. The method of research is analytic survey with cross sectional. Research executed on
December in 2015 with subyek research of students of SMK Mulia Karya Husada 2016 amount to 73 responders
use technique of propotioned sampling random stratified. Data primary use kuesioner measure motivation,
socioeconomic status’s parents perception and role of school’s counselor influence of decision making. Data
analysis use analysis of multivariat by test of Binary Logistic. The result of this research, motivation categorize
high 45 responder ( 61,6%), socioeconomic status’s parents categorize goodness 32 ( 43,8%), role of school’s
counselor categorize to support 50 ( 72,6%), student have decision making categorize goodness 46 ( 63%).
Pursuant to result of analysis of binary logistics, got by Odds Ratio of motivation 9,311 , value excelsior
motivate progressively goodness decision making of student in continuing education to education of health.
While OR for the role of school’s counselor is 79,916, excelsior assess role of teacher which categorize support
good progressively also decision making of student in continuing education to higher education of health.
Conclusion : variable role of school’s counselor its influence in decision Making of student continue education
to high health education.
Tabel 1
Analisis Univaraiat Pengaruh Motivasi, Persepsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Peran Guru BK
Terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan Pendidikan ke Pendidikan Tinggi Kesehatan
Pengambilan keputusan Frekuensi Persentase
Tidak Baik 27 37,0%
Baik 46 63,0%
Motivasi
Rendah 28 38,4%
Tinggi 45 61,6%
Persepsi status sosial ekonomi
Tidak Baik 41 52,6%
Baik 32 43,8%
Peran Guru BK
Tidak Mendukung 20 27,4%
Mendukung 70 76,2%
Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan memiliki peran guru BK yang berkategori
bahwa dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia tidak mendukung.
Karya Husada tahun 2016 mayoritas memiliki
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
pengambilan keputusan berkategori baik untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi
2014, memaparkan sistem kesehatan dan
kesehatan, yaitu sebanyak 46 responden
pendidikan ditinjau dari landasan sosiologis
dengan persentase 63 %, dan sisanya 27
mengenai kebutuhan kesehatan nasional adalah
responden dengan persentase sebesar 37%
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat.9
yang memiliki pengambilan keputusan
berkategori tidak baik. Salah satu cara untuk meningkatkan
sumber daya manusia kesehatan baik ditinjau
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
dari mutu, jenis, pelayanan adalah melalui
dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia Karya
pendidikan. Pengertian pendidikan tercantum
Husada tahun 2016 mayoritas memiliki
dalam UU RI No. 2003 tentang Sistem
motivasi berkategori tinggi terhadap
Pendidikan Nasional, diartikan sebagai usaha
pengambilan keputusan untuk melanjutkan
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan,
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
yaitu sebanyak 45 responden dengan
peserta didik secara aktif dapat
persentase 61,6%, dan sisanya 28 responden
mengembangkan potensi dirinya untuk
dengan persentase sebesar 38,4% yang
memiliki kekuatan spritual keagamaan,
memiliki motivasi berkategori rendah.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa akhlak mulia, serta keterampilan yang
dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia Karya diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Husada tahun 2016 mayoritas memiliki negara. Dengan pendidikan diharapakan dapat
persepsi status sosial ekonomi orang tua membentuk manusia Indonesia yang mampu
berkategori tidak baik terhadap pengambilan menguasai ilmu pengetahuan dan
untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan perkembangan teknologi yang dibutuhkan
tinggi kesehatan, yaitu sebanyak 41 responden untuk membangun Indonesia.10
dengan persentase 56,2%, dan sisanya 32
Isunya yang berkembang pada saat ini
responden dengan persentase sebesar 43,8%
adalah SDM kesehatan yang kuantitasnya
yang memiliki persepsi status sosial ekonomi
jumlahnya sangat memadai. Logikanya bila
orang tua yang berkategori baik.
kuantitas kesehatan sangat besar akan
Dan dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlahnya tentu masalah – masalah kesehatan
dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia Karya di tanah air harus teratasi. Ironisnya, semakin
Husada tahun 2016 mayoritas memiliki peran memadainya sumber daya manusia kesehatan
guru BK berkategori mendukung terhadap semakin tinggi pula permasalahan kesehatan
pengambilan keputusan untuk melanjutkan yang ada di Indonesia, tentunya hal ini
pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan, memerlukan kerjasma lintas sektor dalam
yaitu sebanyak 50 responden dengan menimalisir masalah-masalah yang ada di
persentase 72,6%, dan sisanya 20 responden tanah air, sehingga dapat meningkatkan taraf
dengan persentase sebesar 27,4% yang hidup yakni kesehatan di lingkungan.
13
Tabel 2
Analisis Bivariat Variabel Penelitian antara Variabel Motivasi, Persepsi Statu Sosial Ekonomi Orang Tua
dan Peran Guru BK terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan Pendidikan ke Pendidikan Tinggi
Kesehatan
Variabel Dependen Total P-Value
Variabel Independen Pengambilan Keptusan OR (95%CI)
Tidak Baik Baik
F % F % F %
Motivasi
Rendah 7 15,6% 38 84,4% 45 100% 0,000
Tinggi 20 71,4% 8 28,6% 27 100% OR 13,571 (4,298-
Total 27 37,0% 46 36,0% 73 100% 42,854)
Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat
Varibel Sig
Motivasi, Peran Guru BK dengan Pengambilan Keptusan 0,000
Motivasi dengan Pengambilan Keptusan 0,000
Persepsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Pengambilan Keptusan 0,416
Peran Guru BK dengan Pengambilan Keptusan 0,000
Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
Untuk analisis multivariat ini peneliti Variabel – variabel yang dilakukan
melakukan analisis melalui uji asumsi untuk dalam analisis multivariat yaitu motivasi (p-
menuju tahap uji regresi logstik. Dari hasil uji value = 0,000), persepsi status sosial ekonomi
statistik pada tabel diatas didapatkan p-value orang tua (p-value = 0,416) dan sarana peran
0,000 berarti persamaan regresi secara Guru BK (p-value = 0,000).
keseluruhan sudah signifikan. Namun,
Berdasarkan analisis multivariat ternyata
demikian prinsip permodelan variabelnya
dari 3 variabel independen, ada 1 variabel yang
sehingga masing - masing variabel
p-value > 0,05, yaitu persepsi status sosial
independennya perlu di cek p- valuenya,
ekonomi orang tua. Oleh sebab itu variabel
variabel yang p valuenya > 0,25 dikeluarkan
persepsi status sosial ekonomi orang tua kita
dari model, karena variabel yang dapat masuk
keluarkan dari model.Dan variabel yang akan
ke dalam uji regresi logistik adalah variebel
dilakukan uji regresi logistik adalah variabel
nilai p-value < 0,25.
motivasi dan peran guru BK.
Tabel 4
Hasil Uji Regresi Logistik Variabel Penelitian Stress Mahasiswa Menghadapi Praktek Macroteaching di
STIKIM Tahun 2015
C.I For
Variabel B SE Wald Df Sig Exp (B) 95%
EXP (B)
Lower Upper
Motivasi ,005 44,400
2,231 ,797 7,837 1 9,311 1,953
Peran
4,381 1,159 14,278 1 ,000 8,236 775,409
Guru BK
Contant ,000
-10,612 2,980 12,679 1
.Ramidi. UU Tentang Kesehatan, Ancam nasib puluhan Ribu Tenaga Kesehatan ; 2015.
http://m.gresnews.com , diakses 07-11-2015, s 8.31.
2
.Bilson,S. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT.Gramedia Pustaka Utama :
2003.
3
.Nurhadiyanti, S. Pengaruh Motivasi Belajar dan Status Sosial ekonomi Orang tua terhadap Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran
2013/2014 ; 2014.
4
.Fitriani, K. Pengaruh Motivasi, Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Akutansi
SMK Negeri 1Kendal. Economic Education Analysis Jouranl. Vol 3 no 1 ; 2014.
http://jornal.unes.ac.id/sju/index.php/eeaj pukul 12.30 wib, tgl -10-2015.
5
.Batuadji, K. dkk. Hubungan Antara Efektivitas Fungsi Bimbingan dan Konseling Dengan Persepsi Siswa
Terhadap Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Stella Duce I Yogjakarta. Journal
Psikologi UGM. Vol:36 No:1 ; 2015. Diakses tgl 18-10-2015, 08.00 WIB.
6
.Hidayat, A Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. PT Salemba Medika :
2011.
7
. Hidayat AA. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba ; 2014.
8
.Nawari. Analisis Regresi dengan MsExcel 2007 dan SPSS 17. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo ;
2010.
9
.Dikti. Peningkatan Kompentensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi ;
2014.
http://www.observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08 , diakses tgl 07-11-2015, pukul
09.10. WIB
10
.Undang – Undang Sistem Pendidikan ; 2013.
11
.Dietrich, C. Decision Making. Factors that Influence Decision Making, Heuristics Used, and Decision
Outcomes. Student Pulse, 2(02) ; 2010. Retrieved from http://www.studentpulse.com?id=180, diakses tgl
23-12-2015, pukul 13.05 WIB
12
.Isnaeni, R. Pengaruh Motivasi, Kelompok Referensi, Dan Biaya Pendidikan Terhadap Keputusan
Mahasiswa Dalam Menempuh Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Ekonomifakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogjakarta.SKRIPSI ; 2015. http://eprints.uny.ac.id/26517/1/RINA%2520ISNAENI -
11404241035-SKRIPSI%2520FULL.pdf&ved, diakses tgl 9-01-2016 pukul 21.28
13
.Bakar, R.The Effect of Learning Motivation on Students Productive Competence in Vocational High
School, West Sumatra. International Journal of Asia Social Sciense. Volume 4, No. 6, http://www.aess
web.com/journal/5007 ; 2014.
14
.Sardirman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada ; 2011.
15
.Widjdati, Y. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Geografi;2014. http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3DPengaruh
%2520Status%2520