Anda di halaman 1dari 15

JURNAL

PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI SOSIAL EKONOMI, PERAN


GURU BK TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN
PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

Disusun Oleh :
SAHBAINUR REZEKI
07.140.100.413

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2015
PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI SOSIAL EKONOMI, PERAN
GURU BK TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN
PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

Sahbainur Rezeki1, Moestopa2


1,2
Program Studi Diploma IV Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610
Telp: (021) 78894045, Email:syahbayrezky18@gmail.com

ABSTRAK

Pengambilan keputusan merupakan serangkaian aktivitas yang didasari oleh pengumpulan data,
informasi dan penggunaan alternatif. Tujuan penelitian mengetahui Pengaruh Motivasi, Persepsi Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dan Peran Guru BK Terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan Pendidikan ke
Pendidikan Tinggi Kesehatan di SMK Kesehatan Mulia Karya Husada Tahun 2016. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan cross sectional. Penelitian dilaksanakan bulan Desember
tahun 2015 dengan subyek penelitian siswa SMK Kesehatan Mulia Karya Husada berjumlah 73 responden
menggunakan teknik propotioned stratified random sampling. Data yang digunakan data primer menggunakan
kuesioner mengukur motivasi, status sosial ekonomi orang tua, peran guru BK dan pengambilan keputusan.
Analisa data menggunakan analisis multivariat dengan uji Binary Logistic (Regresi Logistik).Hasil penelitian
motivasi berkategori tinggi 45 responden (61,6%), status sosial ekonomi orang tua berkategori baik 32 (43,8%),
peran guru BK berkategori mendukung 50 (72,6%), siswa memiliki pengambilan keputusan berkategori baik 46
(63%),. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, didapatkan Odds Ratio dari motivasi 9,311, artinya semakin
tinggi nilai motivasi semakin baik pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan ke pendidikan
kesehatan. Sedangkan OR untuk peran guru BK adalah 79,916, artinya semakin tinggi nilai peran guru BK yang
berkategori mendukung semakin baik pula pengambilan keputusan siswa dalam melanjutkan pendidikan ke
pendidikan tinggi kesehatan. Kesimpulan : variabel peran guru BK paling besar pengaruhnya terhadap
pengambilan keputusan siswa melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan.

Kata Kunci : Motivasi, Guru BK, Sosial Ekonomi

ABSTRACT
Decision making represented to activity constituted by data collecting, information and usage of
alternative. The aimed of this research is to know Motivation, Socioeconomic Status’s Parents Perception And
Role Of School’s Counselor Influence Of Decision Making In Continue Study To Health Science In SMK Mulia
Karya Husada 2016. The method of research is analytic survey with cross sectional. Research executed on
December in 2015 with subyek research of students of SMK Mulia Karya Husada 2016 amount to 73 responders
use technique of propotioned sampling random stratified. Data primary use kuesioner measure motivation,
socioeconomic status’s parents perception and role of school’s counselor influence of decision making. Data
analysis use analysis of multivariat by test of Binary Logistic. The result of this research, motivation categorize
high 45 responder ( 61,6%), socioeconomic status’s parents categorize goodness 32 ( 43,8%), role of school’s
counselor categorize to support 50 ( 72,6%), student have decision making categorize goodness 46 ( 63%).
Pursuant to result of analysis of binary logistics, got by Odds Ratio of motivation 9,311 , value excelsior
motivate progressively goodness decision making of student in continuing education to education of health.
While OR for the role of school’s counselor is 79,916, excelsior assess role of teacher which categorize support
good progressively also decision making of student in continuing education to higher education of health.
Conclusion : variable role of school’s counselor its influence in decision Making of student continue education
to high health education.

Keywords : Motivation, School Counselor, Socioeconomic


Pendahuluan Nurhadiyanti (2014) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa minat
Menyusulnya Undang – Undang NO.
melanjutkan ke perguruan tinggi dapat
36/2014 tentang tenaga kesehatan yang
dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa.
menyebutkan tenaga kesehatan minimal harus
Motivasi belajar merupakan daya dorong siswa
lulusan Diploma III, membuat resah para
untuk belajar dengan giat. Motivasi belajar
pengelola SMK Kesehatan mengenai nasib
yang tinggi tercermin dari ketekunan dan
para siswanya, dikarenakan kategori tenaga
keuletan siswa dalam belajar serta tidak mudah
kesehatan minimal Diploma III yang
putus asa dalam menghadapi kesulitan untuk
disebutkan dalam UU Tenaga Kesehatan akan
mencapai kesuksesan. Siswa yang memiliki
membebani tenaga kesehatan yang sudah
motivasi belajar yang tinggi memiliki harapan
bekerja dan 59.062 siswa terdaftar di SMK
dan keinginan untuk berhasil. Selain itu juga
farmasi.1
memiliki hasrat yang tinggi untuk menambah
Melihat dari permasalahan diatas, pengetahuan, wawasan, dan mengembangkan
terlihat ada beberapa faktor yang saling potensi atau kemampuan yang dimilikinya,
mempengaruhi dalam upaya peningkatan karena merasa tidak puas dengan prestasi yang
mutu, jenis, dan kualitas dari SDM kesehatan dimiliki saat ini sehingga dapat
yang ditujukan kepada para siswa SMK mengembangkan minat dan motivasi untuk
Kesehatan khususnya. Dalam hal ini, para melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
siswa diarahkan untuk dapat mengambil yakni ke perguruan tinggi.3
keputusan dalam melanjutkan pendidikan
Berdasarkan dari hasil studi
kesehatan ke pendidikan tinggi. Pengambilan
pendahuluan yang dilakukan di SMK
keputusan merupakan suatu proses yang
Kesehatan Mulia Karya Husada dapat
didalamnya ada hal – hal yang saling terkait
dikatakan bahwa siswa di SMK tersebut
dalam mewujudkan keputusan tersebut, seperti
dalam kegiatan pembelajaran selama di kelas
misalnya pemilihan, minat, kesenangan, dan
memiliki motivasi yang kurang baik. Hal ini
lain sebagainya.
dikarenakan saat peneliti melihat kondisi kelas
Pengambilan keputusan juga yang tidak ada gurunya sebagian besar siswa
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.2 bukannya belajar tetapi lebih asik bersenda
Bila dikaji dari faktor internalnya yang paling gurau.
berperan adalah motivasi. Motivasi yang
Faktor lain yang berperan dalam
berasal dari manusianya sendiri. Motivasi
menunjang keberhasilan peserta didik yang
memiliki pengaruh yang luar biasa untuk
ingin melanjutkan pendidikan ke pendidikan
mendorong seseorang dalam berusaha
tinggi kesehatan, yakni faktor eksternal dimana
memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya.
faktor ini juga memberikan dampak yang
Motivasi memainkan perannya disini signifikan untuk mendorong peserta didik
untuk seseorang terdorong dalam mengambil mewujudkan impiannya, seperti; keadaan
keputusan bahwa ia memerlukan hal itu sosial ekonomi orang tua,. Hurlock (2006),
sebagai kebutuhan dan tujuannya. Motivasi menyebutkan apabila status sosial ekonomi
timbul karena adanya suatu kebutuhan, membaik, orang cenderung memperluas minat
harapan dan tujuan, yang berasal dari dalam untuk mencakup hal – hal yang semula belum
diri seseorang tersebut, atau dapat disebut mampu dilaksankannya. Status sosial ekonomi
sebagai motivasi intrinksik. orang tua yang baik akan membuat anak
Sederhananya, kebutuhan seseorang memperluas minatnya, salah satunya dalam
dalam melanjutkan ke pendidikan tinggi melanjutkan pendidikan.4
adanya semacam “motif” untuk “mewujudkan Selain faktor dari status sosial ekonomi
diri sendiri” seperti; bercita – cita kedepannya orang tua, kondisi sekolah merupakan
ia ingin menjadi sebagai apa, sedang harapan lingkungan yang langsung berpengaruh
dan tujuannya setelah menyelesaikan terhadap kehidupan pendidikan dan cita – cita
pendidikannya ia dapat menghasilkan sesuatu karir remaja (Sunarto, 2006). Senada dengan
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun penelitian Shah (2012) dalam jurnalnya
bagi orang lain, dan tentu saja hal ini harus mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang
melalui proses pengambilan keputusan. mempengaruhi seseorang memilih
pendidikannya di pendidikan tinggi adalah terhadap pengambilan keputusan untuk
lingkungan pendidikannya (lingkungan melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi
sekolahnya). Dalam lingkungan sekolah kesehatan di SMK Kesehatan Mulia Karya
terdapat sejumlah perangkat yang saling Husada tahun 2016.
mempengaruhi, salah satunya adalah peran
Metode
dari guru, dimana hal ini juga memberikan
dampak yang besar dalam memotivasi melalui Jenis penelitian ini menggunakan
dengan cara membimbing dan memberikan metode penelitian survey dengan pendekatan
konseling kepada para peserta didik dalam kuantitatif dengan desain penelitian cross
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. sectional. Studi cross sectional bertujuan
Sesuai dalam penelitian Batuadji, dkk (2013) untuk menganalisis hubungan kausal antara
juga mengatakan bahwa konselor merupakan variable-variabel melalui pengujian hipotesis
salah satu bagian dari tenaga pendidik yang yaitu menganalisis pengaruh motivasi, persepsi
cukup besar perananya dalam penyelenggaraan status sosial ekonomi dan peran guru BK
pendidikan.5Menurut data yang diperoleh dari terhadap pengambilan keputusan untuk
SMK Kesehatan Mulia Karya Husada data melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi
lulusan angakatan 4 tahun pengajaran kesehatan di SMK Kesehatan Mulia Karya
2013/2014 dan angkatan 5 tahun pengajaran Husada tahun 2016.
2014/2015 terdapat angkatan 4 dari 89 siswa Instrument yang dipakai menggunakan
yang melanjutkan pendidikan di pendidikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
tinggi kesehatan negeri sebanyak 7 (0,78%) dari indikator variabel yang akan diteliti dan
siswa, di pendidikan tinggi swasta sebanyak diisi oleh para siswa untuk mengetahui
41(4,06%) siswa, dan yang melanjutkan pengambilan keputusan dimana ada pengaruh
pendidikan di bidang selain kesehatan atau tidak antara motivasi, persepsi status
sebanyak 5 (0,56%) siswa, yang bekerja di sosial ekonmi, dan peran guru BK. Kuesioner
bidang kesehatan dan tidak melanjutkan yang diberikan pada penelitian ini berjumlah
pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan 49 butir pertanyaan yang sudah terlebih dahulu
sebanyak 17 (1,92%) siswa, bekerja di bidang diuji validitas dan reabilitas.
bukan kesehatan dan tidak melanjutkan
pendidikan tinggi kesehatan 12 (1,35%) siswa Penelitian ini dilakukan di SMK
dan siswa yang belum bekerja dan tidak Kesehatan Mulia Karya Husada yang ditujukan
melanjutkan pendidikan sebanyak 6 (0,67%) kepada siswa-siswi kelas X, XI, dan XII
siswa. berjumlah 261 orang siswa yang dilaksanakan
pada bulan Januari 2016. Populasi penelitian
Sedangkan angkatan 5 (0,48%) dari 103 adalah keseluruhan objek penelitian atau objek
siswa yang melanjutkan pendidikan ke yang diteliti. Populasi dalam penelitian adalah
pendidikan tinggi kesehatan negeri sebanyak siswa yang ada di SMK Kesehatan Mulia
19 (1,85%) siswa, di pendidikan tinggi swasta Karya Husada tahun 2015. Populasi dalam
sebanyak 40 (3,88%) siswa, yang bekerja di penelitian ini berjumlah 261 orang. Sampel
bidang kesehatan dan tidak melanjutkan adalah bagian populasi yang akan diteliti atau
pendidikan kesehatan sebanyak 20 (1,94%) sebagian jumlah dari karakteristik yang
siswa, bekerja di bidang bukan kesehatan dan dimiliki oleh populasi tersebut. Besar sampel
tidak melanjutkan pendidikan kesehatan yang diambil sebesar 73 orang yang
sebanyak 17 (1,65%) siswa dan yang belum bersekolah di SMK Kesehatan Mulia Karya
bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan Husada tahun 2015.
sebanyak 5 (0,48%) siswa. Sehingga dapat
Tehnik pengambilan sampel
disimpulkan dari data yang diperoleh terdapat
menggunakan proportioned strafied random
siswa yang melanjutkan pendidikan ke
sampling cara pengambilan sampel yang
pendidikan kesehatan dari dua angkatan
digunakan bila anggota populasi tidak
sebanyak 106 (5,60%) siswa dan yang tidak
homogen yang terdiri kelompok yang
melanjutkan pendidikan ke pendidikan
homogen atau berstrata secara proporsional.6
kesehatan sebanyak 82 (4,33%) siswa.
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
ciri yang perlu dipenuhi oleh anggota populasi
mengetahui pengaruh motivasi, persepsi status
yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria
sosial ekonomi orang tua dan peran guru BK
inklusi bagi penelitian ini adalah seluruh siswa dibuang sehingga semua instrumen yang
yang belajar di SMK Kesehatan Mulia Karya dinyatakan dapat digunakan untuk penelitian.
Husada tahun 2015. Siswa yang bersedia
Hasil uji validitas menggunakan uji
menjadi responden. Kriteria eksklusi adalah
product moment didapatkan hasil bahwa 13
ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
item pertanyaan untuk variabel motivasi, 12
diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi
item petanyaan untuk persepsi status sosial
adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
ekonomi, 12 pertanyaan untuk peran guru BK
dapat diambil sebagai sampel. Kriteris eksklusi
dan 12 pertanyaan untuk item pengambilan
bagi penelitian ini adalah siswa yang tidak
keputusan dinyatakan valid.
bersedia jadi responden.7
Dalam penelitian ini instrumen yang
Uji coba instrument dilakukan untuk
digunakan berupa kuesioner beberapa daftar
mengetahui apakah instrument tersebut valid
pertanyaan yang bersifat tertutup dengan
dan reliabel, dengan cara menyebarkan
menggunakan skala likert yang dibagikan dan
kuesioner pada 20 siswa yang sekolah di SMK
diisi langsung oleh responden tentang
Kesehatan Riksa Indria Banten bulan
pengaruh motivasi, persepsi status sosial
Desember tahun 2015.
ekonomi dan peran guru BK terhadap
Validitas data menurut Wiyono (2011) pengambilan keputusan dalam melnjutkan
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan.
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
Teknik distribusi kuesioner dilakukan
fungsi ukurnya. Uji validitas menggunakan
dengan bertatap muka secara langsung dengan
Statistic korelasi product moment (Wiyono,
siswa SMK Kesehatan Mulia Karya Husada,
2011). Instrumen yang digunakan dalam
dan melakukan wawancara singkat tentang
penelitian dapat dikatakan valid jika mampu
data-data yang mungkin dapat mendukung atau
mengukur apa yang ingin diukur dan dapat
memperkuat proses pengambilan data dalam
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
penelitian yang dilakukan.
secara tepat. Pengukuran validitas dilakukan
secara statistik dengan hasil perhitungan Pengolahan data dalam penelitian ini
analisis faktor (faktor loading) yang dilakukan menggunakan SPSS versi 18.0 Dan
menggambarkan seberapa kuat butir-butir yang terdiri dari 5 tahap yaitu 1) editing yaitu
instrumen variabel terukur menyatu sama merupakan tahap pengecekan kelengkapan
lainnya. Untuk menghitung korelasi ini data yang terkumpul tidak terdapat kesalahan
digunakan teknik korelasi product moment dan kekurangan dalam pengumpulan data
dengan rumus Karl Pearson (Arikunto,2002). tersebut. Memastikan data sudah lengkap,
Minimum dianggap memenuhi syarat adalah jelas, relevan dan konsisten, 2) coding yaitu
jika r = 0,444 dan kalau lebih kecil dari 0,444 kegiatan dengan cara memberikan kode pada
maka butir pertanyaan tidak valid. tiap jawaban yang diberikan. Coding untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga
Reliabilitas adalah indeks yang
mempercepat pada saat entry data pada
menunjukkan keterandalan atau dapat
komputer., 3) checking yaitu Melakukan
dipercaya dari suatu alat ukur. Instrument yang
pemeriksaan pada data yang akan dilakukan
reliabel berarti hasil pengukurannya tetap
pengolahan. Kegiatan ini dilakukan agar data
konsisten atau tetap asas, apabila dilakukan
yang diperoleh sesuai dengan data yang ada, 4)
pengukuran berulang kali terhadap gejala-
processing yaitu Setelah semua isian kuesioner
gejala yang sama dan menggunakan alat ukur
terisi penuh benar dan juga sudah melewati
yang sama.
tahap pengkodean, maka langkah selanjutnya
Suatu instrumen instrument penelitian adalah proses data agar dapat dianalisis.
dikatakan reliabel jika koefisien Alpha Pemprosesan data dilakukan dengan cara
Cronbach (AC) > 0,6 dan semakin baik jika meng-entry data dari kuesioner ke program
nilainya semakin mendekati angka 1. komputer dan 5) cleaning yaitu apabila data
Demikian sebaliknya nilai AC < 0,6, maka dari setiap sumber selesai dimasukkan perlu
dapat dikatakan bahwa instrument penelitian dicek kembali umtuk melihat kemungkinan
tidak reliabel. Setelah mengetahui apakah adanya kesalahan-kesalahan kode,
instrument itu layak atau tidaknya digunakan, ketidaklengkapan dan lain sebagainya.
maka untuk instrumen yang tidak valid akan Kemudian dilakukan pembutulan atau koreksi.
Tahap analisis data pada umumnya diperhatikan dalam analisis regresi logistik
dapat menjadi tiga tahap. Tiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :8
adalah univariat, bivariat dan multivariat. a. Menentukan variabel bebas yang
Analisis multivariat adalah hubungan antara mempunyai nilai p ≤ 0,05 dalam hubungan
banyak variabel bebas dengan variabel terikat. dengan variabel terikat yaitu dengan uji
Jenis analisis multivariat yang sering Chi-square;
digunakan adalah Regresi Logistik dan Regresi b. Variabel bebas yang masuk dalam kriteria
Linier. nomor 1 diatas kemudian dimasukkan ke
dalam model regresi logistik bivariat untuk
Analisis univariat adalah analisis yang
mengetahui ada tidaknya pengaruh masing
menggambarkan secara tunggal variabel-
– masing variabel terhadap variabel terikat.
variabel independen (motivasi, persepsi status
Untuk variabel bebas yang mempunyai
sosial ekonomi, peran guru BK) dan variable
nilai p ≤0,25 masuk dalam langkah nomor
dependen (pengambilan keputusan) dalam
3;
bentuk distribusi frekuensi. Analisis univariat
c. Variabel bebas yang masuk dalam kriteria 2
bertujuan untuk menjelaskan atau
diatas kemudian dimasukkan ke dalam
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
model regresi logistik multivariat untuk
penelitian.
mengetahui pengaruh bersama – sama antar
Analisis bivariat adalah analisis yang variabel bebas dan variabel dengan metode
digunakan untuk melihat pengaruh masing- enter; dan
masing variabel independen terhadap variable d. Didalam penentuan model yang cocok
dependen. Analisis pengaruh variabel dilakukan dengan melihat nilai dari Wald
independen dan dependen dilakukan dengan Statistic dimana untuk masing – masing
menggunakan uji korelasi untuk menentukan variabel bebas yang tidak cocok (p>0,05)
apakah variabel tersebut masuk ke dalam dengan Exp (β) ≥ 2.
model regresi, dimana hanya dengan p < 0,25
Model persamaan regresi linier berganda
yang dapat masuk ke dalam model regresi pada
merupakan perluasan regresi linier sederhana
analisis multivariat.
yaitu, Y = a1 x1 + ….. + aixi.
Penggunaan analisis regresi logistik
Analisis ini digunakan untuk
dalam penelitian ini disebabkan karena skala
mengetahui adakah pengaruh antara motivasi,
pengukuran variabel bebas dan terikat adalah
persepsi status sosial ekonomi orang tua dan
kategori (ordinal) dan distribusinya yang
peran guru BK terhadap pengambilan
belum tentu normal, seperti analisis regresi
keputusan melanjutkan pendidikan ke
pada umumnya, menggunakan variabel
pendidikan tinggi kesehatan di SMK
numerik maupun kategori sebagai prediktor,
Kesehatan Mulia Karya Husada Tahun 2016.
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
Analisis regresi dalam penelitian ini
terhadap variabel terikat maka dilakukan uji
menggunakan alat hitung statistk SPSS 18.
statistik regresi logistik dengan perhitungan
analisis data yang dilakukan dengan program Penyajian data disajikan dalam bentuk
komputer dengan derajat kemaknaan p ≤ 0,05,. penyajian komposisi frekuensi dari sampel
Regresi logistik tidak memerlukan asumsi yaitu Data yang disajikan pada awal hasil
normalitas, meskipun screening data outliers analisa adalah berupa gambaran atau deskripsi
tetap dapat dilakukan. Model binary logistic mengenai sampel, dimana penjelasan juga
adalah model regresi yang memiliki variabel disertai ringkasan berupa tabel diskripsi yang
dependen berupa data kategori, sedangkan utama.
variabel independennya berupa data numerik,
Hasil
bertujuan untuk memperkirakan besarnya
probabilitas kejadian tertentu di dalam suatu Penyajian Analisa data dari pengolahan
populasi sebagai fungsi eksplanatori. Data output yang menggunakan bantuan SPSS versi
kategori pada variabel dependen kemudian 18.0, disajikan dalam lampiran termasuk
diberi nilai 0 dan 1. Setiap nilai dugaan dari lampiran kuesioner. Pengujian dari hipotesis
variabel independen terhadap variabel yang berdasarkan dari keluaran hasil olahan
dependen dinyatakan dalam nilai probabilitas data. Berdasarkan pengolahan data dan
(p). Adapun langkah – langkah yang harus
analisis data yang dilakukan oleh peneliti
didapatkan hasil penelitian:
12

Tabel 1
Analisis Univaraiat Pengaruh Motivasi, Persepsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Peran Guru BK
Terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan Pendidikan ke Pendidikan Tinggi Kesehatan
Pengambilan keputusan Frekuensi Persentase
Tidak Baik 27 37,0%
Baik 46 63,0%
Motivasi
Rendah 28 38,4%
Tinggi 45 61,6%
Persepsi status sosial ekonomi
Tidak Baik 41 52,6%
Baik 32 43,8%
Peran Guru BK
Tidak Mendukung 20 27,4%
Mendukung 70 76,2%
Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
Dari tabel diatas dapat dideskripsikan memiliki peran guru BK yang berkategori
bahwa dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia tidak mendukung.
Karya Husada tahun 2016 mayoritas memiliki
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
pengambilan keputusan berkategori baik untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi
2014, memaparkan sistem kesehatan dan
kesehatan, yaitu sebanyak 46 responden
pendidikan ditinjau dari landasan sosiologis
dengan persentase 63 %, dan sisanya 27
mengenai kebutuhan kesehatan nasional adalah
responden dengan persentase sebesar 37%
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat.9
yang memiliki pengambilan keputusan
berkategori tidak baik. Salah satu cara untuk meningkatkan
sumber daya manusia kesehatan baik ditinjau
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
dari mutu, jenis, pelayanan adalah melalui
dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia Karya
pendidikan. Pengertian pendidikan tercantum
Husada tahun 2016 mayoritas memiliki
dalam UU RI No. 2003 tentang Sistem
motivasi berkategori tinggi terhadap
Pendidikan Nasional, diartikan sebagai usaha
pengambilan keputusan untuk melanjutkan
sadar dan terencana untuk mewujudkan
pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan,
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
yaitu sebanyak 45 responden dengan
peserta didik secara aktif dapat
persentase 61,6%, dan sisanya 28 responden
mengembangkan potensi dirinya untuk
dengan persentase sebesar 38,4% yang
memiliki kekuatan spritual keagamaan,
memiliki motivasi berkategori rendah.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa akhlak mulia, serta keterampilan yang
dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia Karya diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Husada tahun 2016 mayoritas memiliki negara. Dengan pendidikan diharapakan dapat
persepsi status sosial ekonomi orang tua membentuk manusia Indonesia yang mampu
berkategori tidak baik terhadap pengambilan menguasai ilmu pengetahuan dan
untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan perkembangan teknologi yang dibutuhkan
tinggi kesehatan, yaitu sebanyak 41 responden untuk membangun Indonesia.10
dengan persentase 56,2%, dan sisanya 32
Isunya yang berkembang pada saat ini
responden dengan persentase sebesar 43,8%
adalah SDM kesehatan yang kuantitasnya
yang memiliki persepsi status sosial ekonomi
jumlahnya sangat memadai. Logikanya bila
orang tua yang berkategori baik.
kuantitas kesehatan sangat besar akan
Dan dapat dilihat dari tabel diatas bahwa jumlahnya tentu masalah – masalah kesehatan
dari 73 siswa di SMK Kesehatan Mulia Karya di tanah air harus teratasi. Ironisnya, semakin
Husada tahun 2016 mayoritas memiliki peran memadainya sumber daya manusia kesehatan
guru BK berkategori mendukung terhadap semakin tinggi pula permasalahan kesehatan
pengambilan keputusan untuk melanjutkan yang ada di Indonesia, tentunya hal ini
pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan, memerlukan kerjasma lintas sektor dalam
yaitu sebanyak 50 responden dengan menimalisir masalah-masalah yang ada di
persentase 72,6%, dan sisanya 20 responden tanah air, sehingga dapat meningkatkan taraf
dengan persentase sebesar 27,4% yang hidup yakni kesehatan di lingkungan.
13

Tabel 2
Analisis Bivariat Variabel Penelitian antara Variabel Motivasi, Persepsi Statu Sosial Ekonomi Orang Tua
dan Peran Guru BK terhadap Pengambilan Keputusan Melanjutkan Pendidikan ke Pendidikan Tinggi
Kesehatan
Variabel Dependen Total P-Value
Variabel Independen Pengambilan Keptusan OR (95%CI)
Tidak Baik Baik
F % F % F %
Motivasi
Rendah 7 15,6% 38 84,4% 45 100% 0,000
Tinggi 20 71,4% 8 28,6% 27 100% OR 13,571 (4,298-
Total 27 37,0% 46 36,0% 73 100% 42,854)

Persepsi Status Sosial


Ekonomi Orang Tua 13 31,7% 28 68,3% 41 100%
Tidak Baik 14 47,8% 18 53,3% 32 100% 0,416
Baik 27 37,0% 46 63,0% 73 100% OR 0,597 (0,229-1,558)
Total

Peran Guru BK 1 5,0 % 19 95,0% 20 100%


Tidak Mendukung 45 84,9% 8 15,1% 53 100% 0,000
Mendukung 46 63,0% 27 37,0% 73 100% OR 106,875 (12,488-
Total 914,669)
Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
Analisis bivariat ini digunakan untuk pengambilan keputusan yang baik untuk
mengetahui hubungan antara variabel melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi
independen dengan variabel dependen. Hasil kesehatan.
uji statistik chi square hubungan motivasi dan
Hasil uji statistik chi square hubungan
pengambilan keputusan diperoleh nilai
peran guru BK dan pengambilan keputusan
Continuity Correction p = 0,000 artinya p
diperoleh nilai Continuity Correction p = 0,000
value ≤ 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada
artinya p value ≤ 0,05, sehingga dapat
hubungan bermakna antara motivasi dengan
disimpulkan ada hubungan bermakna antara
pengambilan keputusan untuk melanjutkan
peran guru BK dengan pengambilan keputusan
pendidikan ke pendidikan tinggi kesehatan
untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan
tahun 2016.
tinggi kesehatan tahun 2016.
Hasil uji diperoleh nilai OR = 13,571
Hasil uji diperoleh nilai OR = 106,875
artinya siswa yang memiliki motivasi yang
artinya siswa yang memiliki peran guru BK
tinggi mempunyai peluang 14 kali terhadap
yang mendukung mempunyai peluang 106,875
pengambilan keputusan yang baik untuk
(106) kali terhadap pengambilan keputusan
melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi
yang baik untuk melanjutkan pendidikan ke
kesehatan, dibandingkan dengan responden
pendidikan tinggi kesehatan, dibandingkan
yang memiliki motivasi yang rendah.
dengan responden yang memiliki motivasi
Hasil uji statistik chi square hubungan yang tidak baik.
persepsi status sosial ekonomi dan
Dietrich, C (2010) mengemukakan ada
pengambilan keputusan diperoleh nilai
beberapa faktor yang mempengaruhi
Continuity Correction p = 0,416 artinya p
pengambilan keputusan, antara lain faktor;
value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak
termasuk pengalaman masa lalu (Jullisson,
ada hubungan bermakna antara persepsi status
Karlsson & Garling, 2005), bias kognitif
sosial ekonomi orang tua dengan pengambilan
(Stanovich & West, 2008), umur dan
keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke
perbedaaan personal (Bruin, Parker &
pendidikan tinggi kesehatan tahun 2016.
Fischoff, 2007), kepercayaan terhadap personal
Hasil uji diperoleh nilai OR = 0,597 yang relevan (Acevedo & Krueger, 2004), dan
artinya siswa yang memiliki persepsi status sebuah komitmen yang ekskalasi yang
sosial ekonomi orang tua baik maupun tidak mempengaruhi seseorang dalam membuat
baik tidak memiliki peluang terhadap pilihan.11
14

Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat
Varibel Sig
Motivasi, Peran Guru BK dengan Pengambilan Keptusan 0,000
Motivasi dengan Pengambilan Keptusan 0,000
Persepsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Pengambilan Keptusan 0,416
Peran Guru BK dengan Pengambilan Keptusan 0,000
Sumber : Pengolahan Data Primer 2015
Untuk analisis multivariat ini peneliti Variabel – variabel yang dilakukan
melakukan analisis melalui uji asumsi untuk dalam analisis multivariat yaitu motivasi (p-
menuju tahap uji regresi logstik. Dari hasil uji value = 0,000), persepsi status sosial ekonomi
statistik pada tabel diatas didapatkan p-value orang tua (p-value = 0,416) dan sarana peran
0,000 berarti persamaan regresi secara Guru BK (p-value = 0,000).
keseluruhan sudah signifikan. Namun,
Berdasarkan analisis multivariat ternyata
demikian prinsip permodelan variabelnya
dari 3 variabel independen, ada 1 variabel yang
sehingga masing - masing variabel
p-value > 0,05, yaitu persepsi status sosial
independennya perlu di cek p- valuenya,
ekonomi orang tua. Oleh sebab itu variabel
variabel yang p valuenya > 0,25 dikeluarkan
persepsi status sosial ekonomi orang tua kita
dari model, karena variabel yang dapat masuk
keluarkan dari model.Dan variabel yang akan
ke dalam uji regresi logistik adalah variebel
dilakukan uji regresi logistik adalah variabel
nilai p-value < 0,25.
motivasi dan peran guru BK.
Tabel 4
Hasil Uji Regresi Logistik Variabel Penelitian Stress Mahasiswa Menghadapi Praktek Macroteaching di
STIKIM Tahun 2015
C.I For
Variabel B SE Wald Df Sig Exp (B) 95%
EXP (B)
Lower Upper
Motivasi ,005 44,400
2,231 ,797 7,837 1 9,311 1,953

Peran
4,381 1,159 14,278 1 ,000 8,236 775,409
Guru BK
Contant ,000
-10,612 2,980 12,679 1

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015


Tabel 4 Berdasarkan hasil dari model kenaikan atau penurunan satu tingkat pengaruh
akhir analisis regresi logistik, maka didapatkan peran guru BK akan meningkatkan atau
bahwa variabel yang berhubungan bermakna menurunkan pengambilan keputusan siswa.
dengan pengambilan keputusan siswa SMK Dalam hasil analisis multivariat ini,
Kesehatan Mulia Karya Husada Tahun 2016 variabel peran guru BK yang paling besar
adalah variabel motivasi dan peran guru BK. pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan
Hasil analisis didapatkan Odds Ratio (OR) dari untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan
variabel motivasi adalah 9,311, artinya siswa tinggi kesehatan di SMK Kesehatan Mulia
yang memiliki motivasi yang tinggi akan Karya Husada Tahun 2016, dikarenakan
mendapatkan pengambilan keputusan yang memiliki nilai Odds Ratio (OR) yang paling
baik sebesar 10 kali lebih tinggi dibandingkan besar diantara variabel motivasi.
dengan siswa yang memiliki motivasi rendah.
Sedangkan Odss Ratio (OR) dari variabel Diskusi
peran guru BK adalah 79,916 dengan upper Dalam melakukan penelitian
8.236 - 775.409, artinya siswa yang memilki pengaruh motivasi persepsi status
peran guru BK yang mendukung akan sosial ekonomi orang tua dan peran
mendapatkan pengambilan keputusan yang guru BK terhadap pengambilan
baik sebesar 80 kali lebih tinggi dibandingkan keputusan melanjutkan pendidikan ke
dengan siswa yang memiliki peran guru BK pendidikan tinggi kesehatan memiliki
yang tidak mendukung dengan kata lain setiap keterbatasan sebagai berikut :
Penelitian ini menggunakan desain
15

studi cross sectional yang hanya motivasi terhadap keputusan


menggambarkan variabel yang diteliti, mahasiswa dalam menempuh
baik variabel independen maupun pendidikan pada jurusan pendidikan
variabel dependen pada waktu yang ekonomi didapatkan hasil bahwa nilai
sama dan pada tempat yang sama. thitung sebesar 7,425 dengan taraf
Pengumpulan data dengan signifikansi sebesar 0,000 atau nilai
menggunakan kuesioner bersifat sig<0,05 maka dapat diartikan bahwa
subjektif sehingga kebenaran data motivasi berpengaruh positif terhadap
tergantung kepada kejujuran keputusan mahasiswa dalam
responden pada saat menjawab menempuh pendidikan pada jurusan
pertanyaan penelitian. Penelitian ini Pendidikan Ekonomi.12
hanya mencakup satu institusi Ramli mengungkapkan (2014)
pendidikan, sehingga hasil penelitian motivasi merupakan bagian yang
ini belum tentu dapat digeneralisasikan sangat kompleks dari perilaku dan
di institusi lainnya. psikologi manusia yang mana dapat
Keterbatasan sumber pustaka mempengaruhi bagaimana seseorang
dan waktu yang singkat menyebabkan memilih untuk meluangkan dan
penelitian ini tidak banyak mencurahkan seluruh waktu mereka,
membandingkan teori-teori atau seberapa besar energi yang mereka
pendapat yang telah ada dengan hasil kerahkan dalam pekerjaan mereka,
penelitian yang telah ada, sehingga bagaimana mereka berpikir dan
penelitian ini masih terdapat banyak sekaligus merasakan mengenai
kekurangan dan dari pekerjaan tersebut, dan seberapa lama
Motivasi Terhadap Pengambilan Keputusan mereka terus bergelut dalam pekerjaan
Melanjutkan Pendidikan Tinggi Kesehatan tersebut.13
Berdasarkan penelitian yang Mitchell (1997) berpendapat
dilakukan di SMK Kesehatan Mulia bahwa motivasi adalah proses
karya Husada pada bulan Desember menjelaskan intensitas, arah, dan
Tahun 2015 tentang Pengaruh ketekunan seorang individu untuk
Motivasi, Persepsi Status Sosial mencapai suatu tujuan. Dalam
Ekonomi Orang Tua dan Peran Guru hubungan antara ketekunan dan
BK terhadap pengambilan keputusan intensitas, intensitas terkait dengan
melanjutkan pendidikan ke pendidikan seberapa giat seseorang berusaha.
tinggi kesehatan dengan responden Sedangkan ketekunan merupakan
sebanyak 73 responden diperoleh hasil ukuran mengenai berapa lama
uji statistik korelasi motivasi terhadap seseorang dapat mempertahankan
pengambilan keputusan melanjutkan usahanya.
pendidikan ke pendidikan tinggi
kesehatan dengan p-value 0,000 < Motivasi dapat juga dikatakan
alpha (0,05) dan nilai OR= 13,571 serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
artinya siswa yang memiliki motivasi kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
yang tinggi mempunyai peluang 14 ingin melakukan sesuatau, dan bila ia tidak
kali terhadap pengambilan keputusan suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
yang baik untuk melanjutkan dan mengelakkan perasan tidak suka itu. Jadi
pendidikan ke pendidikan tinggi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor luar
kesehatan, dibandingkan dengan tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri
responden yang memiliki motivasi seseorang.14
yang rendah, atau dengan kata lain Menurut peneliti bahwa semakin
setiap kenaikan atau penurunan satu tinggi motivasi seseorang akan
tingkat pengaruh motivasi akan semakin matang pula cara seseorang
meningkatkan atau menurunkan tersebut merealisasikan dorongan,
pengambilan keputusan siswa dalam kebutuhan, dan keinginan yang akan
melanjutkan pendidikan ke pendidikan dia capai, sehingga dengan timbulnya
tinggi kesehatan. motivasi yang tinggi diharapkan dapat
Hasil penelitian ini sejalan membuat siswa tersebut terdorong
dengan penelitian yang dilakukan oleh dalam pengambilan keputusan untuk
Isnaeni (2015) tentang pengaruh
16

melanjutkan pendidikan ke pendidikan melanjutkan pendidikan tinggi


tinggi kesehatan. kesehatan.
Persepsi Status Sosial Eknomi Orang Tua Faktor yang kedua adalah
Terhadap Pengambilan Keputusan pendapatan; meskipun dalam hal ini
Melanjutkan Pendidikan Tinggi Kesehatan orang tua memiliki pendapatan yang
Berdasarkan penelitian yang tinggi, namun apabila anaknya tidak
dilakukan di SMK Kesehatan Mulia memiliki keinginan untuk melanjutkan
Karya Husada Tahun 2015 hasil uji pendidikan ke pendidikan tinggi
statistik didapat nilai p = 0,416 berarti kesehatan, maka hal ini tidak akan
p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan mempengaruhi hasil dari pengambilan
tidak ada hubungan yang signifikan keputusan, karena dalam hal ini orang
antara persepsi status sosial ekonomi tua hanya berperan sebagai jembatan
orang tua terhadap pengambilan dalam pemilihan anaknya untuk
keputusan dalam melanjutkan melanjutkan pendidikan tinggi dan
pendidikan ke pendidikan tinggi menyediakan dana untuk pendidikan
kesehatan Dari nilai OR = 0,597 anaknya.
(0,229-1,558) dapat disimpulkan
Terdapat beberapa perbedaan yang
bahwa siswa yang memiliki persepsi
dialami oleh seseorang dalam pengambilan
status sosial ekonomi orang tua baik
keputusan, para peneliti mengemukakan
maupun tidak baik tidak memiliki
bahwa; umur, status sosial ekonomi (SSE), dan
peluang terhadap pengambilan
kemampuan kognitif mempengaruhi
keputusan yang baik untuk
pengambilan keputusan (de Bruin, Parker &
melanjutkan pendidikan ke pendidikan
Fischoff, 2007).
tinggi kesehatan atau dengan kata lain
setiap kenaikan atau penurunan satu Sementara seorang anak tetaplah
tingkat pengaruh persepsi status sosial sebagai kunci utama dalam
ekonomi orang tua akan meningkatkan pengambilan keputusan untuk
atau menurunkan pengambilan melanjutkan pendidikan tinggi sesuai
keputusan siswa. dengan keinginanya. Faktor yang
Hasil ini tidak sesuai dengan terakhir adalah pekerjaan orang tua,
penelitian yang dilakukan oleh dalam hal ini pekerjaan orang tua tidak
Nurhadiyanti (2014) yang berjudul akan banyak berdampak dalam
erdapat pengaruh posistif dan pengambilan keputusan, karena
signifikan status sosial ekonomi orang pekerjaan yang baik maupun tidak
tua terhadap minat melanjutkan studi baik bukanlah menjadi suatu tolak
ke perguruan tinggi yang ditunjukkan ukur anaknya dalam pengambilan
dengan nilai koefisien determinasi keputusan untuk melanjutkan
sebesar 31,8%, variabel ini pendidikan ke pendidikan tinggi
memepengaruhi minat melanjutkan kesehatan. Hal ini kembali lagi kepada
studi ke perguruan tinggi. keinginan anak tersebut, dan
Hubungan persepsi status sosial dipengaruhi oleh pergaulan lingkungan
ekonomi orang tua terhadap sosial sekolah anak tersebut, apabila
pengambilan keputusan dikarenakan anak tersebut didominasi oleh
ada beberapa faktor antara lain; lingkungan pergaulan yang memiliki
pendidikan orang tua terhadap keinginan yang tinggi untuk
pentingnya untuk anaknya melanjutkan pendidikan ke kesehatan
melanjutkan pendidikan tinggi maka bisa jadi anak tersebut akan
kesehatan, hal ini dikarenakan mengambil keputusan sesuai dengan
walaupun pendidikan orang tuanya pergaulannya. Namun apabila, anak
tinggi namun apabila mereka tidak tersebut bergaul dengan teman-teman
memiliki keinginan untuk anaknya yang mayoritas tidak memiliki
melanjutkan pendidikan tinggi sesuai keinginan untuk melanjutkan ke
dengan jalur atau jurusan yang sudah pendidikan tinggi kesehatan maka
mereka ambil selama mengikuti anak tersebut bisa jadi tidak akan
pembelajaran di SMK Kesehatan, melanjutkan ke pendidikan tinggi
maka hal ini akan berdampak pada kesehatan sesuai dengan jalurnya.
pengambilan keputusan dalam
17

Hal ini juga dapat dilihat dari Menurut peneliti terdapatnya


pendapatnya Widjdati (2014) bahwa hubungan antara peran guru BK
keluarga dengan status ekonominya dengan pengambilan keputusan dalam
tinggi ada juga yang kurang melanjutkan pendidikan ke pendidikan
memperhatikan pendidikan anaknya tinggi kesehatan didasari oleh salah
karena kesibukan atau karena adanya satu faktor guru BK yang berperan
asumsi bahwa uang adalah segala – sebagai informator. Dalam hal ini,
galanya sehingga menomorduakan guru BK berperan dalam
pendidikan sementara bagi keluarga menginformasikan universitas ataupun
yang status sosial ekonominya sekolah tinggi kesehatan yang sudah
menengah ke bawah sangat terakreditasi dan memiliki beasiswa di
mementingkan pendidikan yang baik dalamnya. Sehingga dalam hal ini
dan memadai bagi anaknya dengan siswa akan mudah untuk mengakses
harapan agar anak mereka dapat dan menemukan sendiri universitas
memperbaiki kedudukan sosialnya. mana yang akan mereka pilih dan
Walaupun status ekonomi orang tua universitas mana yang akan dijadikan
memuaskan, tetapi apabila mereka itu sebagai pilihan kedua. Sehingga
tidak memperhatikan pendidikan mereka mampu sendiri untuk menggali
anaknya hal itu juga akan berpengaruh informasi terkait perguruan tinggi
terhadap perkembangan sosial anaknya mana yang akan mereka tempuh.
dan hal ini juga dapat mempenagruhi Peranan kedua guru BK adalah sebagai
pengambilan keputusan si anak dalam fasilitator yang salah satu tugasnya
menentukan masa depannya.15 adalah memfasilitasi seluruh keinginan
Peran Guru BK Terhadap Pengambilan siswa dalam melanjutkan ke
Keputusan Melanjutkan Pendidikan Tinggi pendidikan tinggi kesehataan. Selain
Kesehatan mencari situs terkait universitas dan
Hasil penelitian menunjukkan beasiswa yang akan diambil,
bahwa hubungan peran guru BK mahasiswa juga bisa difasilitasi
terhadap pengambilan keputusan melalui kegiatan yang mendukung di
dalam melanjutkan pendidikan ke dalam pemilihan perguruan tinggi,
pendidikan tinggi kesehatan diperoleh misalnya dengan memanfaatkan ruang
nilai p = 0,000 artinya p value < alpha perpustakaan. Siswa dalam hal ini bisa
(0,05), sehingga dapat disimpulkan mencari tahu soal-soal apa saja yang
hipotesis nol (Ho) ditolak dan akan diujikan untuk seleksi masuk
hipotesis alternatif (Ha) diterima atau perguruan tinggi. Sehingga apabila
ada hubungan antara peran guru BK siswa memahami dan mengetahui tips
terhadap pengambilan keputusan dan trik untuk menjawab soal maka
dalam melanjutkan pendidikan ke akan mudah bagi siswa tersebut untuk
pendidikan tinggi kesehatan di SMK melanjutkan pendidikan ke perguruan
Kesehatan Mulia Karya Husada Tahun tinggi kesehatan. Selain guru BK
2016. berperan sebagai informator dan
Hasil penelitian menunjukkan fasilitator, guru BK juga berperan
bahwa hubungan peran guru BK sebagai inovator. Dalam hal ini guru
terhadap pengambilan keputusan BK memberikan inovasi-inovasi
dalam melanjutkan pendidikan ke terbaru tidak hanya terkait dengan
pendidikan tinggi kesehatan diperoleh kegiatan pembelajaran BK di kelas
nilai p = 0,000 artinya p value < alpha saja tetapi juga terkait inovasi dalam
(0,05), sehingga dapat disimpulkan hal memberikan gagasan baru agar
hipotesis nol (Ho) ditolak dan siswa tersebut dapat lulus dengan
hipotesis alternatif (Ha) diterima atau mudah di perguruan tinggi kesehatan.
ada hubungan antara peran guru BK Sebagai contohnya saja guru BK
terhadap pengambilan keputusan memberikan konseling dan ide-ide
dalam melanjutkan pendidikan ke terbaru yang berkaitan dengan akses
pendidikan tinggi kesehatan di SMK mudah dan cepat dalam memilih
Kesehatan Mulia Karya Husada Tahun jurusan dan universitas kesehatan
2016. sesuai dengan minat dan kebutuhan
dalam dunia kerja.
18

Kesimpulan dalam pemilihan jurusan kesehatan meskipun


Berdasarkan hasil penelitian dengan status sosial ekonomi orang tua mereka
yang dilakukan di SMK Kesehatan yang rendah, mereka tetap memiliki keinginan
Mulia Karya Husada tahun 2016 untuk melanjutkn pendidikan ke pendidikan
dengan segala keterbatasan serta tinggi kesehatan.
melihat pada tujuan penelitian
Daftar Pustaka
mengetahui Pengaruh Motivasi, Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dan Peran
Guru BK Terhadap Pengambilan
Keputusan Untuk Melanjutkan
Pendidikan ke Pendidikan Tinggi
Kesehatan di SMK Kesehatan Mulia
Karya Husada Tahun 2016, pada siswa
kelas X, XI, XII, maka dapat
disimpulkan :
Variabel Pengambilan Keputusan
terdapat frekuensi nilai paling besar yaitu
sebanyak 46 responden yang memiliki
pengambilan keputusan dengan persentase
sebesar 63%, variabel motivasi terdapat
frekuensi yang nilai paling besar yaitu
sebanyak 45 responden yang memiliki
motivasi berkategori tinggi dengan persentase
61,6%, dan variabel peran guru BK yang
terbesar memiliki peran guru BK yang
berkategori mendukung, yaitu sebanyak 50
responden dengan persentase sebesar 72,6%.
Pengaruh Variabel motivasi terhadap
pengambilan keputusan didapatkan nilai OR
sebesar 9,311 berarti responden yang memiliki
motivasi yang tinggi mempunyai peluang
9,311 (9) kali mendapatkan pengambilan
keputusan yang baik dibandingkan responden
yang memiliki motivasi rendah.
Pengaruh variabel peran guru BK
terhadap pengambilan keputusan didapatkan
nilai OR sebesar 79,619 berarti peran guru BK
yang berperan mempunyai peluang 79,619 (80)
kali mendapatkan pengambilan keputusan yang
baik dibandingkan responden yang memiliki
peran guru BK yang tidak berperan.
Saran
Siswa SMK Kesehatan Mulia Karya
Husada diharapkan sudah mulai memikirkan
untuk memilih jurusan kesehatan dan
pendidikan tinggi kesehatan yang ingin mereka
tempuh untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dan diharapkan
mereka sudah mampu menetapkan jurusan
bidang kesehatan apa yang akan mereka ambil.
Siswa SMK Kesehatan Mulia Karya
Husada harus memiliki motivasi tinggi baik
yang berasal dari diri sendiri maupun dari
orang lain untuk terus belajar dan berkosentrasi
1

.Ramidi. UU Tentang Kesehatan, Ancam nasib puluhan Ribu Tenaga Kesehatan ; 2015.
http://m.gresnews.com , diakses 07-11-2015, s 8.31.
2
.Bilson,S. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. PT.Gramedia Pustaka Utama :
2003.
3
.Nurhadiyanti, S. Pengaruh Motivasi Belajar dan Status Sosial ekonomi Orang tua terhadap Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran
2013/2014 ; 2014.

4
.Fitriani, K. Pengaruh Motivasi, Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII Akutansi
SMK Negeri 1Kendal. Economic Education Analysis Jouranl. Vol 3 no 1 ; 2014.
http://jornal.unes.ac.id/sju/index.php/eeaj pukul 12.30 wib, tgl -10-2015.
5
.Batuadji, K. dkk. Hubungan Antara Efektivitas Fungsi Bimbingan dan Konseling Dengan Persepsi Siswa
Terhadap Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama Stella Duce I Yogjakarta. Journal
Psikologi UGM. Vol:36 No:1 ; 2015. Diakses tgl 18-10-2015, 08.00 WIB.

6
.Hidayat, A Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. PT Salemba Medika :
2011.
7
. Hidayat AA. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba ; 2014.
8
.Nawari. Analisis Regresi dengan MsExcel 2007 dan SPSS 17. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo ;
2010.
9
.Dikti. Peningkatan Kompentensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi ;
2014.
http://www.observatorisdmkindonesia.org/wp-content/uploads/2014/08 , diakses tgl 07-11-2015, pukul
09.10. WIB
10
.Undang – Undang Sistem Pendidikan ; 2013.
11
.Dietrich, C. Decision Making. Factors that Influence Decision Making, Heuristics Used, and Decision
Outcomes. Student Pulse, 2(02) ; 2010. Retrieved from http://www.studentpulse.com?id=180, diakses tgl
23-12-2015, pukul 13.05 WIB

12
.Isnaeni, R. Pengaruh Motivasi, Kelompok Referensi, Dan Biaya Pendidikan Terhadap Keputusan
Mahasiswa Dalam Menempuh Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Ekonomifakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogjakarta.SKRIPSI ; 2015. http://eprints.uny.ac.id/26517/1/RINA%2520ISNAENI -
11404241035-SKRIPSI%2520FULL.pdf&ved, diakses tgl 9-01-2016 pukul 21.28
13
.Bakar, R.The Effect of Learning Motivation on Students Productive Competence in Vocational High
School, West Sumatra. International Journal of Asia Social Sciense. Volume 4, No. 6, http://www.aess
web.com/journal/5007 ; 2014.
14
.Sardirman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada ; 2011.
15
.Widjdati, Y. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Geografi;2014. http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3DPengaruh
%2520Status%2520

Anda mungkin juga menyukai