Anda di halaman 1dari 23

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TENTANG PANCA INDERA MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN SAVI
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELECTUAL)
DI KELAS I SD NEGERI 010133 AEK SONGSONGAN

Ridwanto Salmon Aruan, 856047718, rasalmon26@gmail.com

ABSTRAK

Dunia sedang waspada dengan sebuah virus yang disebut dengan corona virus (COVID-19).
Penularan COVID-19 sangatlah cepat sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan virus corona atau COVID-19 ini sebagai pandemi. Pemerintah Indonesia telah
menghimbau warga untuk tetap di dalam rumah dan mengisolasi diri. Dalam usaha
pembatasan sosial ini pemerintah Indonesia juga telah membatasi kegiatan diluar rumah
seperti kegiatan pendidikan yang telah dilakukan melalui pembelajaran online atau daring
(dalam jaringan). Pada pembelajaran daring (dalam jaringan), peserta didik dapat menjadi
kurangnya motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat mengakibatkan
pembelajaran yang menjenuhkan. Hal ini menjadi tantangan seorang guru dalam
pembelajaran agar siswa tetap fokus selain itu juga kreativitas guru dalam menggunakan
strategi pembelajaran maupun metode pembelajaran. Model Pembelajaran SAVI (Somatic,
Auditory, Visual, Intelectual) digunakan untuk menarik perhatian dan motivasi siswa agar
tetap mengikuti pembelajaran daring (dalam jaringan) dengan semangat.

Kata Kunci : Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual),


Pembelajaran online, daring

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada bulan Desember tahun 2019, dunia mengalami musibah wabah
penyakit yang diakibatkan oleh sebuah virus yang disebut dengan corona virus
(COVID-19). Penularan COVID-19 terjadi sangat cepat sehingga Dunia (WHO)
menetapkan virus corona atau COVID-19 ini sebagai pandemi pada tanggal 11
Maret 2020. Pemerintah Indonesia telah menghimbau warga untuk tetap di dalam
rumah dan mengisolasi diri, serta menerapkan suatu protokol kesehatan. Salah
satunya Pemerintah Indonesia menerapkan aturan PSBB yang merupakan
singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (sekarang di sebut PPKM,
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang dibuat dalam rangka
Penanganan COVID-19. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar penyebaran virus
tidak menyebar lebih luas dan penyembuhan dapat dilakukan secara maksimal.
Dalam hal usaha pencegahan penularan Pemerintah Indonesia membatasi
kegiatan dan interaksi masyarakat di luar rumah salah satunya kegiatan
pendidikan yang telah dilakukan melalui pembelajaran online atau daring (dalam
jaringan) yang selama ini dilakukan secara langsung atau tatap muka.
Pembelajaran online atau daring (dalam jaringan) pada mata pelajaran
IPA menimbulkan suatu permasalahan karena pada hakikatnya Pembelajaran
IPA adalah pembelajaran yang mencantumkan konsep abstrak dan kejadian yang
memerlukan observasi yang langsung dilakukan oleh siswa, siswa dapat melihat
apa yang dipelajari terkhusus pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Dengan
ditiadakannya pembelajaran tatap muka membuat siswa menjadi tidak dapat
mengerti secara langsung dan fokus pada pembelajaran terpecah dan menurunnya
motivasi siswa yang berdampak pada hasil belajar. Hal ini merupakan tantangan
seorang guru dalam menerapkan kebijakan dalam pembelajaran agar siswa tetap
fokus dalam belajar IPA selain itu juga kreativitas guru dalam menggunakan
strategi pembelajaran maupun metode pembelajaran guna menarik perhatian dan
motivasi siswa agar tetap mengikuti pembelajaran dan menghasilkan hasil belajar
yang maksimal dalam pembelajaran online atau daring (dalam jaringan) dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA TENTANG PANCA INDERA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELECTUAL)
DI KELAS I SD NEGERI 010133 AEK SONGSONGAN”.

A. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual)
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa tentang panca indera dalam
pembelajaran daring di masa pandemi?
2. Apakah Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual)
dapat meningkatkan penguasaan materi belajar siswa tentang panca indera
dalam pembelajaran di masa pandemi?

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengungkap pendekatan atau pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas 1 SD Negeri 010133 Aek Songsongan tentang
panca indera.
2. Mengungkap suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
penguasaan materi belajar siswa kelas 1 SD Negeri 010133 Aek Songsongan
tentang panca indera.
Manfaat hasil penelitian:
1. Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam
pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar di tengah
pandemi. Dengan demikian, siswa dapat tetap bersemangat dalam belajar,
meningkatkan kemampuan meskipun di tengah pendemi, yang membatasi
ruang gerak dan aktifitas
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan
pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam menerapkan model
pembelajaran, khususnya bagi siswa kelas rendah membutuhkan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang dapat memberikan rasa nyaman dan
rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Sehingga siswa dapat
termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian hasil belajar
yang maksimal dan sesuai dengan harapan.
3. Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan
perbaikan mutu pembelajaran di sekolah di tengah pandemi.
4. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai kondisi
pendidikan saat era pandemi Covid-19 untuk dilanjutkan penelitian
selanjutnya.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Pengertian Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Pengertian dan definisi motivasi menurut pendapat para ahli:
1. Menurut Hamalik (1992:173), Pengertian Motivasi merupakan
perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
2. Menurut Sardiman (2006:73), Pengertian Motivasi merupakan
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
3. Menurut Mulyasa (2003:112), Pengertian Motivasi merupakan tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah
suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena
memiliki motivasi yang tinggi.

2. Pengertian Motivasi Belajar


Adapun pengertian motivasi belajar menurut Para Ahli :
1. Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai”.
2. Uno (2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
3. Menurut Suhana (2014:24). Motivasi belajar merupakan kekuatan
(power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat
pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik
untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan
dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.

3. Fungsi Motivasi Belajar


Menurut Sardiman (2018:25), fungsi motivasi ada 3 yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut Syamsu Yusuf dalam skripsi Rima Rahmawati (2016:17),
motivasi belajar dapat timbul karena beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor internal
1. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh dan
penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan dan
fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktifitas belajar pada
siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.
b. Faktor eksternal
1. Faktor sosial
Merupakan faktor yang berasal dari manusia disekitar lingkungan siswa.
Meliputi guru, teman sebaya, orang tua, tetangga dan lain sebagainya,
2. Faktor non sosial
Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari kondisi fisik
disekitar siswa. Meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu
(pagi, siang atau malam), tempat (sepi, bising atau kualitas sekolah
tempat siswa belajar), dan fasilitas belajar.

A. Pengertian Model Pembelajaran Savi (Somatic, Auditory, Visual,


Intelectual)
SAVI merupakan singkatan dari Somatic, Auditory, Visual dan
Intellectual. SAVI adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki peserta didik. Terdapat
empat unsur dalam pembelajaran SAVI yaitu Somatis (belajar dengan bergerak
dan berbuat), Auditori (belajar dengan mendengar dan berbicara), Visual (belajar
dengan mengamati dan menggambarkan) dan Intelektual (belajar memecahkan
masalah). Berikut beberapa pengertian Model Pembelajaran SAVI berdasarkan
para ahli:
a. Menurut Hermowo, SAVI adalah singkatan dari Somatis (bersifat raga),
Auditori (bersifat suara), Visual (bersifat gambar), dan intelektual
(bersifat merenungkan), yaitu sebuah pembelajaran yang melibatkan
hampir seluruh indra untuk membantu melatih pola pikir siswa dalam
memecahkan masalah kritis, logis, cepat, dan tepat (Firti, 2012:17).
b. Menurut Meier (2002:91), model pembelajaran Somatis Auditori Visual
dan Intelektual (SAVI) menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual dengan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar
dalam pembelajaran.

1. Unsur-unsur Model Pembelajaran SAVI


Unsur-unsur pembelajaran SAVI adalah belajar Somatic, belajar
Auditory, belajar Visual, dan belajar Intellectual. Jika keempat unsur SAVI ada
dalam setiap pembelajaran, maka siswa dapat belajar secara optimal. Menurut
Meier (2002:92), penjelasan unsur-unsur model pembelajaran SAVI adalah
sebagai berikut:
a. Somatis
Somatic berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh. Belajar somatis
berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan
menggunakan tubuh sewaktu belajar secara berkala. Meier juga menguatkan
pendapatnya dengan menyampaikan hasil penelitian neurologis yang menemukan
bahwa pikiran tersebut diseluruh tubuh. Jadi dari temuan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dengan pembelajaran somatis mereka menggunakan tubuh
sepenuhnya.
b. Auditory
Pikiran auditory lebih kuat dari apa yang kita sadari. Telinga bekerja terus
menerus menangkap dan menyimpan informasi auditory. Dan ketika membuat
suara sendiri dengan berbicara, maka beberapa area penting di otak pun menjadi
aktif. Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi saluran auditory yang kuat
dalam diri pembelajar, maka dengan cara mendorong pembelajaran untuk
mengungkapkan dengan suara. Pembelajaran auditory merupakan belajar paling
baik jika mendengar dan mengungkapkan kata-kata.
c. Visual
Ketajaman setiap orang itu kuat, disebabkan oleh pikiran manusia lebih
merupakan prosesor citra dari prosesor kata. Citra karena konkrit mudah untuk di
ingat dan kata, karena abstrak sehingga sulit untuk di simpan. Di dalam otak
banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang
lain. Pembelajaran visual belajar paling baik jika dapat melihat contoh dari dunia
nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar dan gambar dari segala macam hal
ketika sedang belajar. Dengan membuat yang visual paling tidak sejajar dengan
yang verbal sehingga dapat membantu pembelajar untuk belajar lebih cepat dan
baik.
d. Intelektual
Intelektual adalah bagian dari yang merenung, mencipta, memecahkan
masalah yang membangun makna. Intelektual adalah pencipta makna dalam
pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman,
menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Pada intelektual identik dengan
melibatkan pikiran untuk menciptakan pembelajarannya sendiri. Belajar
bukanlah menyimpan informasi tetapi menciptakan makna., pengetahuan dan
nilai yang dapat dipraktikkan oleh pikiran belajar.
2. Prinsip Model Pembelajaran SAVI
Model pembelajaran SAVI memiliki prinsip gerakan dan prinsip yang
sama dengan Accelerated Learning (AL). Maka prinsipnya juga sejalan dengan
Accelerated Learning (AL). Adapun prinsip-prinsip model pembelajaran SAVI
adalah sebagai berikut (Suyatno,2007:33-34):
a. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.
b. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.
c. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.
d. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.
e. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
f. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis
3. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran SAVI
Menurut Shoimin (2014:182) kelebihan dan kekurangan pembelajaran
SAVI adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Model Pembelajaran SAVI
1. Meningkatkan kecerdasan secara terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
2. Suasana dalam pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa
merasa diperhatikan sehingga tidak bosan dalam belajar.
3. Mampu meningkatkan kreativitas dan kemampuan psikomotor siswa.
4. Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat.
5. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat
dan berani menjelaskan jawabannya.
b. Kekurangan Model Pembelajaran SAVI
1. Penerapan pembelajaran ini membutuhkan kelengkapan sarana dan
prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan harus sesuai dengan
yang dibutuhkan sehingga membutuhkan biaya pendidikan yang
relatif besar.
2. Karena siswa terbiasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga
kesulitan menemukan jawaban atau-pun gagasannya sendiri.

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN


A. Subjek Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilakukan di SD Negeri
010133 Aek Songsongan Jl. Bakti No. 2 Aek Songsongan, Kecamatan Aek
Songsongan, Kabupaten Asahan, provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini
dilakukan di kelas I dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa orang terdiri dari
7 orang siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dengan materi “Panca Indera
(Tema 1 Diriku)” yang di bantu oleh teman sejawat. Adapun jadwal
pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Kelas Keterangan

Panca Indera
1 Senin, 01 Nopember 2021 I Siklus I
(Tema 1 Diriku)

Panca Indera
2 Senin, 15 Nopember 2021 I Siklus II
(Tema 1 Diriku)

A. Deskripsi Per Siklus


Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini melalui langkah siklus
sebanyak dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan
Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).

Gambar 3.1 Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2006).


Siklus 1
1. Perencanaan
a. Menyusun jadwal mengajar
Menentukan tanggal dan waktu dalam melakukan pelaksaaan perbaikan.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan dilakukan pada tanggal berikut:
No Pelaksanaan Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Siklus 1
a. Perencanaan V V
b. Pelaksanaan V V
c. Pengamatan V V
d. Refleksi V V V
2 Membuat laporan V V
Penelitian

b. Membuat perangkat dan skenario pembelajaran


Pada kegiatan ini penulis menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP
(Rencana Perbaikan Pembelajaran)
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran
d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
Adapun rancangan yang disusun pada siklus 1 yakni:
Tabel 3.3 Rancangan Siklus 1
RKH Pembukaan Inti Penutup
Ke 15 Menit 45 Menit 10 Menit
1 Berdoa, Setelah siswa tau Guru menguji
menanyakan menyanyikan lagu ”Dua Mata konsentrasi dan
kabar, Saya”, maka guru bisa ingatan siswa siswa
memberikan langsung memulai bernyanyi saat menirukan
motivasi. Guru bersama-sama. ucapan guru dengan
mengajak dan bertanya pada siswa
mengajari Guru menunjukkan gambar tentang kalimat yang
siswa pancaindera mata, hidung, baru aja dibacakan.
bernyanyi telinga. Misal, mata untuk...,
siswa lagu kulit untuk..., dan
”Dua Mata Setalah menunjukkan gambar seterusnya.
Saya” panca indera guru
menjelaskan fungsi-fungsinya Sebagai penutup,
kepada siswa siswa kembali diajak
bernyanyi ”Dua
Mata Saya”

2. Pelaksanaan
Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal Senin, 01 Nopember 2021 dengan
Tema: Diriku/Panca indera. Kelas / Semester: I (Satu) / I (Satu). Alokasi Waktu:
2 X 35 menit. Pada tahapan inilah guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan :
• Kegiatan Awal ( 15 menit )
1. Memberi salam dan mengkondisikan peserta didik kedalam situasi
belajar yang kondusif dengan cara Berdoa, menanyakan kabar,
memberikan motivasi.
2. Guru mengajak untuk bernyanyi “Dua Mata Saya”
• Kegiatan Inti ( 45 menit )
1. Setelah siswa tau menyanyikan lagu ”Dua Mata Saya”, maka guru bisa
langsung memulai bernyanyi bersama-sama.
2. Guru menunjukkan gambar panca indera mata, hidung, telinga, lidah
dan kulit
3. Setalah menunjukkan gambar panca indera guru menjelaskan panca
indera dan fungsi-fungsinya kepada siswa
4. Kembali guru menjelaskan bagian-bagian panca indera
• Kegiatan Akhir ( 10 menit )
1. Sebagai penutup, siswa kembali diajak bernyanyi ”Dua Mata Saya”
Media, Sumber dan Metode Pembelajaran yang digunakan pada Siklus
1 adalah : Media: Alat peraga gambar panca indera
Sumber: Buku Tematik kelas 1 SD
Metode Pembelajaran : SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
Intelectual)
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan penulis bersama dengan teman sejawat dengan
berdiskusi, jumlah viewers pada video simulasi yang diupload penulis pada akun
youtube,serta menggunakan lembar pengamatan.

4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan bersama supervisor 2 dan hasil renungan
penelitian setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran, kami berdiskusi untuk
merefleksi terhadap pembelajaran, maka teridentifikasi kekuatan dan kelemahan
dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kekuatan pada siklus 1 yakni cara penulis dalam menyampaikan materi
pelajarannya sederhana dan tidak berbelit-belit, kesesuaian RPP dengan dengan
praktik mengajar yang baik dan baik dan memanfaatkan media pembelajaran
Sedangkan kelemahannya masih adanya grogi penulis dalam mengajar,
memakan waktu yang banyak (lambat) dalam mempersiapkan media dan alat
serta kurang baiknya dalam menerapkan model pembelajaran SAVI
Siklus 2
1. Perencanaan
a. Menyusun jadwal mengajar
Menentukan tanggal dan waktu dalam melakukan pelaksaaan perbaikan.
Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut:
No Pelaksanaan Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Siklus 2
a. Perencanaan V V
b. Pelaksanaan V V
c. Pengamatan V V
d. Refleksi V V
2 Membuat laporan V V
Penelitian
b. Membuat perangkat dan skenario pembelajaran
Pada kegiatan ini penulis menyusun perangkat pembelajaran berupa
RPP ( Rencana Perbaikan Pembelajaran) siklus 2,
c. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran
d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
Adapun rancangan yang disusun pada siklus 2 yakni:
Tabel 3.7 Rancangan Siklus 2
RKH Pembukaan Inti Penutup
Ke 15 Menit 45 Menit 10 Menit
1 Berdoa, Setelah siswa paham aturan Sebagai penutup,
menanyakan kabar, permainannya, maka guru bisa siswa kembali diajak
memberikan langsung memulai permainan bernyanyi ”Dua
motivasi. Guru “Guru berkata” Mata Saya”
akan mengajak
siswa bermain. Guru menanyakan kepada siswa
Nama bagaimana perasaan mereka
permainannya setelah mengikuti permainan
adalah “Guru tersebut.
Berkata” guru
menjelaskan cara Guru mengulang kembali
aturan permainan menjelaskan tentang panca
”Guru Berkata” indera dan fungsinya.

2. Pelaksanaan
Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal Senin, 15 Nopember 2021 dengan
Tema: Diriku/Panca indera. Kelas / Semester: I (Satu) / I (Satu). Alokasi Waktu:
2 X 35 menit. Pada tahapan inilah guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan :
• Kegiatan Awal ( 15 menit )
1. Memberi salam dan mengkondisikan peserta didik kedalam situasi
belajar yang kondusif dengan cara Berdoa, menanyakan kabar,
memberikan motivasi.
2. Guru akan mengajak siswa bermain untuk melatih konsentrasi
sekaligus mengecek pelajaran sebelumnya tentang bagian-bagain
tubuh.
3. Nama permainannya adalah “Guru Berkata” guru menjelaskan cara
aturan permainan ”Guru Berkata”
• Kegiatan Inti ( 45 menit )
1. Setelah siswa paham aturan permainannya, maka guru bisa langsung
memulai permainan “Guru berkata”
2. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana perasaan mereka setelah
mengikuti permainan tersebut.
3. Guru mengulang kembali menjelaskan tentang pancaindera dan
fungsinya.
• Kegiatan Akhir ( 10 menit )
1. Sebagai penutup, siswa kembali diajak bernyanyi ”Dua Mata Saya”
Media, Sumber dan Metode Pembelajaran yang digunakan pada siklus 2
adalah : Media : Alat peraga gambar panca indera
Sumber : Buku Tematik kelas 1 SD
Metode Pembelajaran : SAVI (Somatic, Auditory, Visual,Intelectual)
3. Pengamatan
Peneliti bekerja sama dengan guru (teman sejawat) yaitu, yang
bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil
pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan dan lembar pengamatan
yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi
Pada siklus 2, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus 1 dan
pelaksanaannya terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Dalam proses kegiatan pembelajaran siklus 2 ini
ditemukan beberapa kelemahan.
Berdasarkan pengamatan bersama supervisor 2 dan hasil renungan
penelitian setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran, maka teridentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kekuatan yang dimiliki penulis pada siklus 2 yaitu cara penulis
menyampaikan materi pelajarannya sederhana dan tidak berbelit-belit, kesesuaian
RPP dengan dengan praktik mengajar yang baik, baik dan memanfaatkan media
pembelajaran serta mampu menguasai kelas dan materi.
Sedangkan kelemahan penulis masih adanya grogi dalam mengajar,
memakan waktu yang banyak (lambat) dalam mempersiapkan media dan alat,
serta penggunaan kata atau kalimat yang berulang-ulang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Siklus
1. Skenario Perbaikan
a. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal Senin, 01 Nopember 2021 dengan
Tema: Diriku/Panca indera. Kelas / Semester: I (Satu) / I (Satu). Alokasi Waktu:
2 X 35 menit. Video simulasi pembelajaran siklus 1 dapat dilihat dari link:
https://www.youtube.com/watch?v=gXGl4xzS5Yg.
Hal diperbaiki/ditingkatkan dilakukan pada 3(tiga) kegiatan yaitu
Kegiatan Pengambangan (I) Pembukaan, Kegiatan Pengembangan (II) Inti dan
Kegiatan Pegembangan (III) Penutup
Pada Kegiatan Pengembangan (I) Pembukaan, Langkah-langkah
perbaikannya guru Menyediakan Tampilan video lagu “Dua Mata Saya” serta
meminta siswa untuk menyanyikan lagu “Dua Mata Saya”
Kegiatan Pengembangan (II) Inti Langkah-langkah perbaikannya guru
Menyediakan Tampilan Gambar bagian-bagian alat indera dan meminta siswa
untuk menujukkan/memegang alat indera
Pegembangan (III) Penutup langkah-langkah perbaikannya guru
memberikan pertanyaan singkat tentang fungsi bagian-bagian alat indera manusia
kepada siswa serta memberikan pujian bagi siswa yang benar menyebutkan
fungsi bagian alat alat indera manusia
b. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal Senin, 15 Nopember 2021 dengan
Tema: Diriku/Panca indera. Kelas / Semester: I (Satu) / I (Satu). Alokasi Waktu: 2
X 35 menit. Video simulasi pembelajaran siklus 2 dapat dilihat dari link:
https://www.youtube.com/watch?v=p31kQ5gNmOE.
Hal diperbaiki/ditingkatkan dilakukan pada 3(tiga) kegiatan yaitu
Kegiatan Pengambangan (I) Pembukaan, Kegiatan Pengembangan (II) Inti dan
Kegiatan Pegembangan (III) Penutup.
Pada Kegiatan Pengembangan (I) Pembukaan, Langkah-langkah
perbaikannya guru mengajak bermain “Guru Berkata”
Kegiatan Pengembangan (II) Inti Langkah-langkah perbaikannya guru
menyediakan Tampilan Gambar bagian-bagian alat indera guru Meminta siswa
untuk menujukkan/memegang alat indera
Pegembangan (III) Penutup langkah-langkah perbaikannya guru
memberikan pertanyaan singkat tentang fungsi bagian-bagian alat indera manusia
kepada siswa, memberikan pujian bagi siswa yang benar menyebutkan fungsi
bagian alat alat indera manusia serta guru mengajak bernyanyi lagu “Dua Mata
Saya”

2. Pelaksanaan simulasi perbaikan


a. Siklus I
Dalam Pelaksanaan simulasi perbaikan penulis mengunakan Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun, dengan menetapkan standart
kompetensi, Kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, tujuan perbaikan
pembelajaran, materi pembelajaran yang akan disampaikan serta langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan 3(tiga) kegiatan, Kegiatan Awal, Inti dan Akhir
Kegiatan Awal dilakukan selama 15 menit yakni memberi salam dan
mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar yang kondusif dengan cara
Berdoa, menanyakan kabar, memberikan motivasi, dan mengajak untuk bernyanyi
“Dua Mata Saya”
Kegiatan Inti dilakukan selama 45 menit langkah-langkahnya setelah
siswa tau menyanyikan lagu ”Dua Mata Saya”, maka guru bisa langsung memulai
bernyanyi bersama-sama. Guru menunjukkan gambar panca indera mata, hidung,
telinga, lidah dan kulit. Setalah menunjukkan gambar panca indera guru
menjelaskan panca indera dan fungsi-fungsinya kepada siswa. Kembali guru
menjelaskan bagian-bagian panca indera.
b. Siklus 2
Dalam Pelaksanaan simulasi perbaikan penulis mengunakan Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun, dengan menetapkan standart
kompetensi, Kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, tujuan perbaikan
pembelajaran, materi pembelajaran yang akan disampaikan serta langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan 3(tiga) kegiatan, Kegiatan Awal, Inti dan Akhir.
Kegiatan Awal dilakukan selama 15 menit yakni memberi salam dan
mengkondisikan peserta didik ke dalam situasi belajar yang kondusif dengan cara
Berdoa, menanyakan kabar, memberikan motivasi. Guru akan mengajak siswa
bermain untuk melatih konsentrasi sekaligus mengecek pelajaran sebelumnya
tentang bagian-bagain tubuh. Nama permainannya adalah “Guru Berkata” guru
menjelaskan cara aturan permainan ”Guru Berkata”
Kegiatan Inti dilakukan selama 45 menit yaitu setelah siswa paham aturan
permainannya, maka guru bisa langsung memulai permainan “Guru berkata”.
Guru menanyakan kepada siswa bagaimana perasaan mereka setelah mengikuti
permainan tersebut. Guru mengulang kembali menjelaskan tentang pancaindera
dan fungsinya.
Kegiatan Akhir selama 10 menit. Sebagai penutup, siswa kembali diajak
bernyanyi ”Dua Mata Saya”
B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS
1. Siklus1
Didapatkan terhadap kekuatan dan kelemahan penampilan/kinerja
penulis dalam mempraktekkan keterampilan mengajar.
Kekuatan yang dimiliki penulis cara menyampaikan materi
pelajarannya sederhana dan tidak berbelit-belit. Kesesuaian RPP dengan
dengan praktik mengajar yang baik. Baik dan memanfaatkan media
pembelajaran. Mampu menguasai kelas dan materi
Kelemahan pada penulis masih adanya grogi dalam mengajar.
Memakan waktu yang banyak (lambat) dalam mempersiapkan media dan alat.
Kurang baiknya dalam menerapkan model pembelajaran SAVI.
Saran perbaikan kinerja yang diberikan pendamping kepada penulis
agar penulis untuk memahami lagi tentang model pembelajaran SAVI, agar
penulis untuk memahami unsur-unsur model pembelajaran SAVI dalam
penerapan pembelajaran dan agar mahasiswa menambah referensi gaya, cara
dalam mengajar untuk menambah pengalaman.

2. Siklus 2
Pada Siklus 2 didapatkan kekuatan dan kelemahan penampilan/kinerja
penulis dalam mempraktekkan keterampilan mengajar.
Kekuatan penulis terletak pada cara menyampaikan materi
pelajarannya sederhana dan tidak berbelit-belit. Kesesuaian RPP dengan
dengan praktik mengajar yang baik. Baik dan memanfaatkan media
pembelajaran. Mampu menguasai kelas dan materi
Sedangkan kelemahan penulis, masih adanya grogi dalam mengajar
Memakan waktu yang banyak (lambat) dalam mempersiapkan media dan alat.
Kurang baiknya dalam menerapkan model pembelajaran SAVI. Penggunaan
kata atau kalimat yang berulang-ulang
Setelah proses refleksi dan dialog, saran perbaikan kinerja yang
diberikan pendamping kepada penulis agar mahasiswa untuk memahami lagi
tentang model pembelajaran SAVI. Agar mahasiswa untuk memahami materi
pelajaran, contoh-contohnya serta aplikasi kehidupan sehari-hari. Agar
mahasiswa menambah referensi gaya, cara dalam mengajar untuk menambah
pengalaman.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang yang dilakukan dan dijelaskan oleh
penulis maka dapat disimpulkan:
1. Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa tentang panca indera dalam
pembelajaran online atau daring(dalam jaringan) di masa pandemi
2. Model Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual) dapat
meningkatkan penguasaan materi belajar siswa tentang panca indera dalam
pembelajaran online atau daring(dalam jaringan) di masa pandemi.
Dan didapatkan kelebihan dan kelemahan penggunaan Model
pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual)
Kelebihan:
1. Meningkatkan kecerdasan dan motivasi secara terpadu siswa secara penuh
melalui penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
2. Ingatan siswa terhadap materi yang dipelajari lebih kuat, karena siswa
membangun sendiri pengetahuannya dan.
3. Suasana dalam pembelajaran menjadi menyenangkan.
4. Menciptakan suasana belajar yang lebih menarik dan efektif.
Kelemahan:
1. Penerapan pembelajaran ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana
pembelajaran yang menyeluruh dan harus sesuai dengan yang dibutuhkan
sehingga membutuhkan biaya pendidikan yang relatif besar.
2. Dalam pembelajaran online atau daring (dalam jaringan) video pembelajaran
dibuat harus semenarik mungkin, sehingga membutuhkan waktu dan
konsentrasi yang tinggi

A. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut:
1. Penggunaan media audio-visual sebaiknya digunakan dan disesuaikan dengan
materi pembelajaran dan gunakan yang sudah dikenal siswa agar lebih mudah
diingat.
2. Diharapkan guru mampu menggunakan media dan teknologi pembelajaran
secara online atau daring(dalam jaringan)
3. Guru diharapkan terus mengikuti perkembangan dunia pendidikan sehingga
dapat meningkatkan kualitas sebagai tenaga pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Al-tabany, Trianto. 2015. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatic, Progresif


dan Kontekstual. Surabaya: Prenadamedia Group.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Gagne. 2003. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.

Hamalik, Oemar. 1994. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Joni, Raka. 2008. Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru.


Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.

Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning: Handbook. Diterjemahkan


oleh Rahmani Astuti. Bandung: Kaifa.
Nasution. 1995. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.

Permendiknas 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun


2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.

Rusman, d. 2012. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo.

Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.


Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Soelarko. 1980. Audio Visual. Bandung : Bina Cipta.

Suhana, Cucu. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi).


Bandung: Refika Aditama.

Suprijono. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

Suyatno.2007. Aneka Model Pembelajaran Bahasa Indonesia.


Surabaya: Unesa

Anda mungkin juga menyukai