Anda di halaman 1dari 12

JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika


Siswa SMPN 1 Lawa
The Effect Of Students Motivation To Mathematics Learning Outcomes
Of SMPN 1 Lawa

Zamsir 1, La Masi 2, Padmi Fajrin 3


(1,2,3 Staf Pengajar & Alumni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo, Email:
zam1307@gmail.com)

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang bertujuan untuk mengkaji
pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 1 Lawa.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling
dengan sampel penelitian sebanyak 80 orang siswa yakni 24 orang kelas VI, 24 orang kelas
VIII dan 32 orang kelas IX. Data motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa
diperoleh dengan cara pemberian angket dan dokumentasi. Data dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial yakni analisis regresi linear
sederhana. Berdasarkan hasil análisis data diperoleh kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa
mempunyai pengaruh yang positif terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 1
Lawa dengan kontribusi sebesar 10%.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Hasil Belajar Matematika, Ex Post Facto

Abstract. This study is the ex post facto research which aim determine the effect of students
motivation to mathematic learning outcomes of SMPN 1 Lawa. This sampling is done by
techniques stratified random sampling with the study sample 80 students consist of 24 students
grade VII, 24 students grade VIII and 32 students grade IX. Data retrieval is done by the
provision of questionnaries and data documentation. Data analysis techniques using
descriptive statistic and inferential statistic. Inferential statistic performed using simple linear
regression analysis. Based on the data analysis concluded that student motivation has a
positive influence of the mathematic learning outcome of SMPN 1 Lawa student with
contribution 10%.
Keywords : learning motivation, mathematics learning outcome, Ex Post Facto

PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan nasional yang kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
berasal dari berbagai akar budaya bangsa yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Indonesia terdapat dalam UU Sistem Sehingga para pelaku pendidikan baik
Pendidikan Nasional, yaitu UU No. 20 pemerintah, pendidik, maupun peserta didik
Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 harus bekerja ekstra keras dalam
Tahun 2003 tersebut dikatakan bahwa mewujudkan tujuan tersebut.
pendidikan nasional bertujuan untuk Perbaikan kualitas pendidikan yang
mengembangkan potensi peserta didik agar disesuaikan dengan perkembangan zaman
menjadi manusia yang beriman dan akan mengembangkan berbagai potensi
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa sebagai peserta didik. Hal inilah yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mendorong pemerintah untuk selalu
170
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

mengembangkan program yang bertujuan dalam hasil belajar yang baik. Oleh karena
untuk mendukung perbaikan kualitas itu, motivasi hendaknya ditanamkan dalam
pendidikan tersebut. Keberhasilan suatu diri siswa agar siswa merasa senang hati
proses pendidikan antara lain bergantung untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan
pada bagaimana proses belajar yang oleh gurunya di sekolah. Pemahaman
dilakukan siswa sebagai peserta didik dan tentang perlunya belajar untuk memperoleh
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru pengetahuan yang baik, harus ditanmakan
sebagai pendidik dan pengajar. Keberhasilan sejak masa kanak-kanak dan tentunya
proses penddidikan di sekolah biasanya semakin diperkuat pada masa siswa
diukur dengan prestasi belajar siswa maupun memasuki sekolah menengah. Hal ini
hasil belajar siswa yang diperoleh setelah dimaksukdan agar siswa dapat lebih
dilakukan evaluasi terhadap proses mengenal dirinya dan dapat mempersiapkan
pembelajaran. tujuan hidupnya dimasa mendatang.
Secara umum rendahnya hasil belajar Dewasa ini, dikalangan guru atau
siswa disebabkan oleh faktor internal dan tenaga kependidikan baik di dalam maupun
faktor eksternal. Hal ini sesuai dengan hal di luar negeri, banyak dibicarakan masalah
yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 39) ³NULVLV PRWLYDVL EHODMDU´ OHELK-lebih di
yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor sekolah menengah. Berdasarkan
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : 1. pengalaman, mereka mulai meragukan
Faktor dari luar diri siswa (eksternal) yakni apakah siswa pada umumnya masih
faktor yang datang dari luar diri siswa yang termotivasi dalam belajar. Gejala-gelaja
berpengaruh terhadap hasil belajar yang yang ditunjukan ialah, berkurangnya
dicapai seperti kualitas pengajaran. Yang perhatian siswa pada waktu pelajaran,
dimaksud dengan kualitas pengajaran ini kelalaian dalam mengerjakan tugas
adalah tinggi rendahnya atau efektif pekerjaan rumah, penundaan persiapan bagi
tidaknya proses belajar mengajar dalam ulangan atau ujian sampai saat terakhir
mencapai tujuan pengajaran. 2. Faktor dari EHODMDU PXVLPDQ SDQGDQJDQ ³DVDO OXOus,
dalam diri siswa (internal) yaitu faktor yang DVDO FXNXS´ GDQ ODLQ VHEDJDLQ\D :LQNHO
datang dari dalam diri siswa terutama 2004: 196)
kemampuan yang dimilikinya. Fator 0HQJDKDGDSL ³.ULVLV 0RWLYDVL´ GL
kemampuan siswa yang sangat perpengaruh sekolah menengah yang telah disebutkan di
terhadap hasil belajar yang dicapai. Selain atas, tenaga kependidikan tidak seharusnya
kemampuan yang dimiliki siswa juga ada bersikap masa bodoh. Seharusnya para
faktor lain, seperti : minat dan perhatian, pendidik berusaha sedapat mungkin untuk
sikap dan kebiasaan belajar, faktor fisik dan menanamkan dan mengembangakan
psikis, penalaran formal dan juga motivasi motivasi belajar pada siswa. Dimana
belajar. motivasi belajar tediri dari dua macam yaitu
Motivasi merupakan pendorong suatu motivasi intrinsik yakni motivasi yang
usaha yang disadari untuk mempengaruhi berasal dari diri siswa dan motivasi
tingkah laku seseorang agar tegerak hatinya ekstrinsik yakni motivasi yang berasal dari
untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai luar siswa. Harus diingat bahwa motivasi
hasil dan tujuan tertentu. Adanya motivasi ekstrinsik akan mendukung motivasi
belajar yang kuat membuat siswa belajar intrinsik yang sudah ada, bahkan dapat ikut
dengan tekun yang pada akhirnya terwujud membangkitkannya. Corak pendidikan
180
171
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

dalam keluarga sejak kecil sudah harus alasan yang dibuat-buat, seringkali meminta
menaburkan benih dalam hati anak untuk izin dengan alasan sakit saat pelajaran
selalu berprestasi sebaik mungkin. Sehingga matematika, sering keluar kelas saat
di sekolah nantinya guru tinggal berusaha pelajaran matematika berlangsung, tidur di
menimbulkan, baik motivasi intrinsik kelas dan sering pula menjadi pemicu
maupun motivasi ekstrinsik (Winkel, 2004: gaduhnya kelas. Tentunya hal ini
196). menunjukan kurangnya motivasi belajar
Motivasi merupakan pendorong suatu siswa. Dan bertolak dari persepsi umum
usaha yang disadari untuk mempengaruhi bahwa hasil belajar yang maksimal
tingkah laku sesorang agar tergerak hatinya ditunjang oleh motivasi belajar yang kuat.
untuk melakukan sesuatu sehingga mencapai Sesuai dengan masalah di atas, tujuan
hasil dan tujuan tertentu. Adanya motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui
belajar yang kuat membuat siswa belajar deskripsi motivasi belajar siswa SMP Negeri
dengan tekun yang pada akhirnya terwujud 1 Lawa, deskripsi hasil belajar matematika
dalam hasil belajar yang baik. Oleh karena siswa SMP Negeri 1 Lawa, dan untuk
itu, motivasi hendaknya ditanamkan dalam mengetahui pengaruh motivasi belajar
diri siswa agar siswa merasa senang hati terhadap hasil belajar matematika siswa
untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan SMP Negeri 1 Lawa.
oleh gurunya di sekolah. Belajar dan motivasi tidak dapat
Berdasarkan hasil observasi di SMP dipisahkan. Artinya, seseorang melakukan
Negeri 1 Lawa pada tanggal 21 Mei 2015, aktivitas belajar tertentu tentu didukung oleh
tampak bahwa siswa menunjukan motivasi suatu keinginan yang ada pada dirinya untuk
belajar yang berbeda-beda, ada yang tinggi, memenuhi kebutuhan. Donald dalam
sedang dan rendah. Hal ini dapat dibuktikan Sardiman (2008: 90) berpendapat bahwa
melalui pengamatan yang penulis lakukan motivasi adalah perubahan energi dalam diri
melalui wawancara guru bidang studi seseorang yang ditandai dengan munculnya
matematika dan wali kelas. Hal tersebut feeling dan didahului dengan adanya
antara lain dapat terlihat dengan masih tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
adanya beberapa perilaku yang masih sulit pengertian yang dikemukakan Donald ada
ditinggalkan oleh beberapa siswa yaitu pada tiga elemen penting yaitu : Motivasi itu
saat jam pelajaran kosong, siswa sering mengawali terjadinya perubahan energi pada
gaduh dan meninggalkan kelas, siswa belajar diri setiap individu, motivasi ditandai
jika hanya akan ada ulangan saja, siswa dengan munculnya feeling dan efeksi
kadang mencontek pada saat ulangan, siswa seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
sekolah dan bahkan ada yang tidak yang dapat menentukan tingkah laku
mengerjakan sama sekali. manusia dan motivasi akan terangsang
Berdasarkan informasi guru juga karena adanya tujuan.
menerangkan bahwa beberapa siswa dengan Menurut (Winkel, 2004: 169) bahwa
hasil belajar yang baik atau dianggap lebih motivasi belajar adalah keseluruhan daya
bisa dari siswa yang lain pun terkadang penggerak psiskis di dalam diri siswa yang
berperilaku sama dengan siswa yang hasil menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
belajarnya kurang memuaskan. Yaitu masih kelangsungan kegiatan belajar, dan
sering terlambat datang ke sekolah dengan memberikan arah pada kegiatan belajar itu
181
172
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

demi mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini perubahan yang mengakibatkan manusia
motivasi bukan sekedar mesin penggerak berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
yang menimbulkan kegiatan belajar, tetapi Dari beberapa pendapat di atas dapat
juga merupakan alat penjamin sekaligus disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
menjadi kompas berlangsungnya mesin puncak dari kegiatan belajar yang
penggerak itu. menghasilkan perubahan dan pengetahuan
Sardiman (2008: 75) mengungkapkan (kognitif), sikap (afektif) dan tingkah laku
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan (psikomotorik) yang berkesinambungan dan
daya penggerak di dalam diri siswa yang dinamis serta dapat diukur dan diamati.
menimbulkan kegiatan belajar, sehingga Sehingga berdasarkan uraian tersebut maka
keinginan yang dikehendaki oleh subjek dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
belajar dapat tarcapai. Motivasi yang matematika puncak dari kegiatan belajar
menyebabkan siswa melakukan kegiatan yang berupa perubahan dalam bentuk
belajar dapat timbul dari dalam dirinya kognitif, afektif, dan psikomotor dalam hal
sendiri maupun dari luar dirinya. Jadi hal-hal kemampuan tentang bilangan, bangun,
yang berasal dari dalam mapun dari luar diri hubungan-hubungan konsep dan logika yang
siswa yang menyebabkan siswa termotivasi berkesinambungan serta dapat diukurr dan
untuk belajar merupakan daya penggerak diamati.
belajar itu. Supriyono (2011: 5) juga menye-
Berdasarkan beberapa pendapat di atas butkan bahwa hasil belajar siswa pada mata
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar pelajaran matematika merupakan hasil
adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan dari belajar matematika dalam
kegiatan belajar karena didorong oleh bentuk pengetahuan sebagai akibat dari
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan
dalam dirinya maupun yang datang dari luar. siswa. Menurut Liebeck ada dua macam
Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hasil belajar matematika yang harus dikuasai
hati dan terus menerus dalam rangka siswa yaitu, perhitungan matematis dan
mencapai tujuan. penalaran matematis (Abdurrahman, 2003:
Menurut Purwanto (2009: 44) bahwa 253). Berdasarkan pendapat para ahli diatas
pengertian hasil menunjuk pada suatu dapat dikerucutkan bahwa hasil belajar
perolehan akibat dilakukannya suatu matematika merupakan penguasaan,
aktivitas atau proses yang mengakibatkan pemahaman, dan keterampilan siswa dalam
berubahnya input secara fungsional. Dalam menyelesaikan suatu masalah yang
siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan berhubungan dengan matematika. Sebagai
jelas dibedakan dengan input akibat bentuk hasil dari pembelajaran matematika
perubahan oleh proses. Dalam kegiatan yang telah dilalui siswa melalui tes. Hasil
belajar mengajar, hasilnya dapat dilihat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
setelah siswa mengalami belajar dengan adalah tingkat keberhasilan yang dicapai
berubah perilakunya dibanding sebelumnya. oleh siswa kelas VII, kelas VIII, dan kelas
Sedangkan belajar merujuk pada usaha IX SMP Negeri 1 Lawa melalui nilai ujian
adanya perubahan perilaku pada individu formatif pada salah satu pokok bahasan
yang belajar. Sehingga, hasil belajar adalah dalam pembelajaran matematika tahun
ajaran 2015/2016.

182
173
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

METODE
Penelitian ex post facto ini yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lawa dari variabel bebas yaitu motivasi belajar
Kabupaten Muna Barat pada semester ganjil siswa (X) dan variabel terikat yaitu hasil
tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan belajar matematika siswa (Y). dengan desain
sampel dilakukan dengan menggunakan penelitian ditunjukan pada gambar berikut :
teknik stratified random sampling. Variabel

X Y

Gambar 1. Desain Penelitian


Keterangan : harian tahun ajaran 2015/2016. Dalam
X = Motivasi Belajar Siswa penelitian ini dokumen yang digunakan
Y = Hasil Belajar Matematika Siswa. berupa nilai ulangan harian matematika
Untuk mengumpulkan data dalam pada salah satu pokok bahasan semester
penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang
berikut: didapatkan dari guru mata pelajaran
Metode Kuesioner matematika setiap kelas yang dijadikan
Metode ini dilakukan dengan cara sampel penelitian.
memberikan angket tentang motivasi belajar
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
siswa secara langsung kepada siswa yang
penelitian ini berupa angket tertutup dengan
dijadikan sampel penelitian ini. Setelah
kisi-kisi yaitu tekun belajar dan menghadapi
angket diisi, jawaban masing-masing
tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih
responden diperiksa kemudian diberikan
senang bekerja mandiri, minat terhadap
skor sesuai jawaban responden. Skor total
pelajaran dan pemecahan masalah, dapat
yang diperoleh kemudian dikonversi dalam
mempertahankan pendapat, serta cepat
bentuk nilai skala 0 sampai 100 dengan
bosan dengan kegiatan yang dilakukan
menggunakan rumus yang dikemukakan
berulang-ulang. Sebelum dilakukan
oleh Purwanto, 2003: 84 sebagai berikut:
penelitian, terlebih dahulu instrumen
:L F :IEJ
0= T100 tersebut divalidasi. Pengujian Hipotesis
:I=T F :IEJ Penelitian
Di mana: Analisis selanjutnya untuk menguji
N = Nilai hasil konversi
hipotesis berkaitan dengan judul penelitian
:L = Skor yang diperoleh ³3HQJDUXK 0RWLYDVL %HODMDU 6LVZD WHUKDGDS
:IEJ = Skor total minimum = 1 x Hasil Belajar Matematika Siswa SMP
jumlah butir pertanyaan 1HJHUL /DZD´ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ
:I=T = Skor total maksimum = 4 x analisis regresi linear sederhana yang
jumlah butir pertanyaan hipotesisnya dijelaskan sebagai berikut.
+LSRWHVLVL EHUEXQ\L ³Motivasi belajar
Dokumentasi siswa mempunyai pengaruh positif yang
Metode ini digunakan untuk signifikan terhadap hasil belajar matematika
mengumpulkan data hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lawa´. Secara statistik,
matematika siswa yaitu nilai yang diperoleh
siswa melalui tes formatif atau ulangan
180
183
174
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

hipotesis tersebut ditulis sebagai berikut. H0 memiliki Sig. = 0,004, lebih kecil dari D =
: > Q 0 versus H1 : > > 0 0,05 atau thitung = 2,958 > ttabel = 1,99 yang
Persamaan regresinya diperoleh dipilih. Hal ini menunjukan ditolaknya
dengan memperhatikan tabel 6 maka hipotesis H0, artinya motivasi belajar siswa
diperoleh persamaan regresinya ; á= mempunyai pengaruh yang positif dan
15,883 + 0,751 :. Dan dengan signifikan terhadap hasil belajar matematika
memperhatikan tabel 8 koefisien Adjusted R siswa SMP Negeri 1 Lawa.
2
Square R = 0,89 T 100% atau 89% yang
menunjukan bahwa hasil belajar
matematika siswa SMP Negeri 1 Lawa dapat Validitas Instrumen
dijelaskan oleh motivasi belajar siswa Pada tahapan ini, peneliti
sebesar 89%, sisanya sebesar 11% dijelaskan melaksanakan uji coba instrumen penelitian
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalalm di SMP Negeri 1 Wadaga, Kec. Wadaga,
penelitian ini. Kab. Muna Barat. Analisis validitas penilai
Berdasarkan Tabel 6. pula diketahui uji coba menggunakan rumus korelasi
bahwa variabel motivasi belajar siswa product moment dari Pearson yaitu.
N ¦ XY ¦ X ¦ Y
rXY « $ULNXQWR
> @>
N ¦ X 2 (¦ X ) 2 N ¦ Y 2 (¦ Y ) 2 @
Keterangan: rXY : koefisien korelasi antara masing item instrumen motivasi belajar
skor item dan skor total; N : Jumlah siswa di bandingkan dengan rtabel.
responden Menggunakan rtabel dengan J = 75 dan
X : Skor item, Y : Skor total kesalahan 5% maka rtabel = 0,227. Hasil
Validitas tiap butir angket motivasi analisis menunjukan bahwa dari 48 item
belajar siswa ditentukan oleh nilai rXY instrumen terdapat 41 item valid dan 7 item
dengan kriteria pengujian, jika rXY > rtabel, tidak valid.
maka butir tersebut valid dan jika rXY ” rtabel Reliabilitas Instrumen
maka butir tersebut tidak valid. Untuk reliabilitas instrumen ditentukan
Pada uji coba instrumen variabel dengan menggunakan rumus Alpha yang
motivasi belajar siswa dilakukan analisis dikemukakan oleh Arikunto, 2008: 75 yaitu
validitas. Analisis validitas untuk masing- sebagai berikut :

§ k ·§¨ ¦V ·
2

r11 ¨ ¸1
i ¸
© k 1 ¹¨© Vi ¸
2
¹
Keterangan: r11= reliabilitas instrumen r11 d 0,20 tingkat
secara keseluruhan, k= banyaknya reliabilitas tes sangat rendah,
soal/item 0,20 r11 d 0,40 tingkat
¦V
2
i = jumlah varians tiap butir reliabilitas tes rendah,
pernyataan, V i
2
= varians total 0,40 r11 d 0,60 tingkat
Tinggi rendahnya reliabilitas sebuah reliabilitas tes sedang,
tes ditentukan dengan menggunakan 0,60 r11 d 0,80 tingkat
ketentuan yang dikemukakan oleh Arikunto, reliabilitas tes tinggi,
2008: 75 sebagai berikut:
181
175
184
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

0,80 r11 d 1,00 tingkat Teknik analisis data menggunakan


reliabilitas tes sangat tinggi, analisis deskriptif analisis inferensial.
Setelah item-item yang tidak valid Analisis deskriptif dimaksudkan untuk
dikeluarkan, selanjutnya dilakukan uji mendeskripsikan atau menggambarkan
reliabilitas instrumen. Berdasarkan hasil variabel-variabel penelitian (motivasi belajar
analisis data diperoleh reliabilitas instrumen siswa dan hasil belajar matematika) yang
diperoleh dalam bentuk skor rata-rata (: % ),
motivasi belajar siswa sebesar 0,82. Nilai
tersebut terletak pada selang 0,80 ± 1,00 Modus (Mo), median (Me), standar deviasi
yang berarti bahwa reliabilitas instrumen (SD), nilai maksimum (Max), dan nilai
motivasi belajar siswa tersebut sangat tinggi. minimum (Min).
Teknik Analisis data

HASIL
Berdasarkan analisis deskriptif yang melalui angket, distribusi rata-rata hasil nilai
dilakukan untuk memperoleh gambaran motivasi belajar siswa dari sampel yang
tentang karakteristik sampel penelitian ini diambil sebanyak 80 siswa sebesar 69.806
berdasarkan variabel penelitian, yaitu dengan median 69.918, standar deviasi
motivasi belajar siswa dan hasil belajar 6.29320. Hasil ini menunjukkan bahwa
matematika. Pendeskripsian karakteristik sebaran nilai motivasi belajar siswa yang
tersebut dapat dilihat melalui rata-rata hitung menjadi sampel berfluktuasi mulai dari yang
(mean), median, modus, standar deviasi, rendah sampai yang tinggi. Nilai yang paling
nilai maksimum dan nilai minimum. rendah adalah 53.65 dan nilai tertinggi 86.99
Berdasarkan hasil analisis data motivasi seperti disajikan pada Tabel 1. berikut ini.
belajar siswa pada tabel 1. yang diperoleh
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar Matematika
Motivasi Belajar Hasil Belajar
Statistik
(X) Matematika (Y)
Mean 69.806 68.312
Median 69.918 70
Modus 65.853 77
Std. Deviasi 6.29320 14.8840
Varians 39.6044 221.534
Nilai Minimum 53.65 37
Nilai Maksimum 86.99 100

Tabel 2, merupakan pengelompokan (3) antara 61,66 sampai dengan 72,95


nilai motivasi belajar siswa dengan kategori sebanyak 29 orang (31,87%), (4) antara
sebagai berikut: (1) kurang dan sama dengan 72,95 sampai dengan 79,25 sebanyak 22
60,37 dengan frekuensi sebanyak 5 orang oarng (24,18%), (5) lebih dari 79 sebanyak 4
siswa (5,49%), (2) antara 60,37 sampai orang siswa (4,39%).
dengan 61,66 sebanyak 21 orang (23,33%),

182
176
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

Tabel 2. Kategori Motivasi Belajar Siswa


No. Interval Frek Persen (%) Kategori
1 X ” 60,37 5 5,49 Sangat Rendah
2 60,37 < X ” 61.66 21 23,33 Rendah
3 61.66 < X ” 72,95 29 31,87 Sedang
4 72,95 < X ” 79,25 22 24,18 Tinggi
5 X > 79,25 4 4,39 Sangat Tinggi
Jumlah: 91 100,00

Tabel 3, merupakan pengelompokan orang (26,37%), (3) antara 60,87 sampai


hasil belajar matematika siswa dengan lima dengan 75,76 sebanyak 22 orang (24,18%),
kategori sebagai berikut: (1) kurang dan (4) antara 75,76 sampai dengan 90,64
sama dengan 45,99 dengan frekuensi sebanyak 28 oarng (30,77%), (5) lebih dari
sebanyak 2 orang siswa (2,20%), (2) antara 90,64 sebanyak 3 orang siswa (3,29%).
45,99 sampai dengan 60,87 sebanyak 24
Tabel 3. Kategori Hasil Belajar Matematika Siswa
No. Interval Frekuensi Persentase Kategori
(%)
1 X ” 45,99 2 2,20 Sangat Rendah
2 45,99 < X ” 60,87 24 26,37 Rendah
3 60,87 < X ” 75,76 22 24,18 Sedang
4 75,76 < X ” 90,64 28 30,77 Tinggi
5 X > 90,64 3 3,29 Sangat Tinggi
Jumlah: 91 100,00

Tabel 3 menunjukan enam indikator mandiri 17,60%, (iv) minat terhadap


motivasi belajar dengan rincian (i) tekun pelajaran dan pemecahan masalah 13,85%,
belajar dan menghadapi tugas 21,13%, (ii) (v) dapat mempertahankan pendapat 15,95%
ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah dan (vi) cepat bosan pada kegiatan yang
putus asa) 15,33%, (iii) lebih senang bekerja dilakukan berulang-ulang 16,14%.
Tabel 4. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Ditinjau dari Setiap Indikator
No. Indikator Persentase
1. Tekun belajar dan menghadapi tugas. 21,13 %
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa). 15,33 %
3. Lebih senang bekerja mandiri 17,60 %
4. Minat terhadap pelajaran dan pemecahan masalah. 13,85 %
5. Dapat mempertahankan pendapat. 15,95 %
Cepat bosan dengan kegiatan yang dilakukan
6. 16,14 %
berulang-ulang.

Analisis Inferensial: Diawali dengan variabel motivasi dengan hasil belajar


diagram pencar atau scatterplot antara matematika diperlukan untuk menganalisis
183
177
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

kecenderungan titik-titik observasi yang diisi lebih jauh dari garis regresi yang disebut
oleh 91 orang responden. Hasil scatterplot autlayer. Kecenderungan hasil scatterplot
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1, menunjuukan hubungan positif antara
memperlihatkan bahwa titik-titik observasi variabel bebas motivasi dengan hasil belajar
bergerak dari kiri bawah kekanan atas matematika.
walapun ada beberapa titik berada sedikit

Gambar 1. Diagram Pencar Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar


Matematika Siswa
Berkaitan dengan gambar scatterplot diperlihatkan pada Tabel 5 diperoleh
tersebut diperlukan analisis lanjutan yakni korelasi sebesar 0,318 dengan nilai-p =
Korelasi motivasi siswa mempunyai . PDND + GLWRODN
hubungan positif yang signifikan terhadap Ditolaknya H0 dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika. Dengan hipotesis motivasi mempunyai korelasi positif yang
statistik ditulis sebagai berikut : H0 : é1 = 0 signifikan terhadap hasil belajar matematika.
versus H1 : é1 > 0. Hasil analisis yang
Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi Bivariat antara Motivasi Belajar Siswa
dan Hasil Belajar Matematika
X Y
X Pearson Correlation 1 .318**
Sig. (1-tailed) .004
N 80 80

Analisis selanjutnya untuk menguji +LSRWHVLVL EHUEXQ\L ³Motivasi belajar


hipotesis berkaitan dengan judul penelitian siswa mempunyai pengaruh positif yang
³3HQJDUXK 0RWLYDVL %HODMDU 6LVZD WHUKDGDS signifikan terhadap hasil belajar matematika
Hasil Belajar Matematika Siswa SMP siswa SMP Negeri 1 Lawa´ 6HFDUD VWDWLVWLN
1HJHUL /DZD´ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ hipotesis tersebut ditulis sebagai berikut. H0
analisis regresi linear sederhana yang : > Q 0 versus H1 : > > 0
hipotesisnya dijelaskan sebagai berikut.

184
178
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

Persamaan regresinya diperoleh oleh faktor lain yang tidak diteliti dalalm
dengan memperhatikan tabel 6 maka penelitian ini.
diperoleh persamaan regresinya ; á= Berdasarkan Tabel 6. pula diketahui
15,883 + 0,751 :. Dan dengan bahwa variabel motivasi belajar siswa
memperhatikan tabel 8 koefisien Adjusted R memiliki Sig. = 0,004, lebih kecil dari D =
Square R2 = 0,89 T 100% atau 89% yang 0,05 atau thitung = 2,958 > ttabel = 1,99 yang
menunjukan bahwa hasil belajar dipilih. Hal ini menunjukan ditolaknya
matematika siswa SMP Negeri 1 Lawa dapat hipotesis H0, artinya motivasi belajar siswa
dijelaskan oleh motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif dan
sebesar 89%, sisanya sebesar 11% dijelaskan signifikan terhadap hasil belajar matematika
siswa SMP Negeri 1 Lawa.

Tabel 6. Pengaruh X terhadap Y


Unstandardized Standardized
Coefisient Coefisient
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 15.883 17.797 .892 .375
X .751 .754 .318 2.958 .004

Hasil analisis pada Tabel 5. diketahui matematika cenderung meningkat demikian


bahwa, koefisien korelasi variabel motivasi sebaliknya. Sedangkan berdasarkan tabel 6
belajar siswa (X) dengan hasil belajar dan tabel 7 karena nilai korelasi 0,318 sama
matematika (Y) sebesar 0,318 (N = 0,318) dengan nilai Beta 0,318 pada motivasi
berada pada interval koefisien 0,25 - 0,5 belajar siswa dan juga nilai Beta 0,318 pada
yang dikategorikan pada hubungan sangat hasil belajar matematika siswa dengan nilai
cukup. Untuk arah hubungannya adalah arah signifikansi masing-masing 0,004 <
hubungan yang positif (tidak ada tanda Ù = 0,05 maka dapat disimpulkan H0
negatif pada angka 0,318). Hal ini ditolak. Artinya motivasi belajar siswa (X)
menunjukan bahwa semakin besar motivasi mempunyai korelasi sebab akibat dengan
belajar, akan membuat hasil belajar hasil belajar matematika siswa (Y).

PEMBAHASAN
Motivasi belajar adalah keseluruhan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
daya penggerak psiskis di dalam diri siswa variabel bebas yakni motivasi belajar siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, mempunyai pengaruh yang signifikan
menjamin kelangsungan kegiatan belajar, terhadap hasil belajar matematika siswa
dan memberikan arah pada kegiatan belajar SMP Negeri 1 Lawa. Signifikannya
itu demi mencapai suatu tujuan. Dalam hal pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
ini motivasi bukan sekedar mesin penggerak hasil belajar matematika siswa SMP Negeri
yang menimbulkan kegiatan belajar, tetapi 1 Lawa berarti motivasi belajar siswa
juga merupakan alat penjamin sekaligus berpengaruh secara nyata terhadap hasil
menjadi kompas berlangsungnya mesin belajar matematika siswa SMP negeri 1
penggerak itu (Winkel, 2004: 169). Lawa. Hal ini sesuai dengan kategori
pencapaian masing-masing indikator yang

185
179
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

dijelaskan pada tabel 3 bahwa untuk belajar adalah faktor ekstern, dalam faktor
indikator tekun belajar dan menghadapi ini dibagi menjadi 3 faktor yaitu: faktor
tugas berada pada kategori sedang, ulet keluarga yang mencakup cara orang tua
menghadapi kesulitan (tidak mudah putus mendidik, relasi antar anggota keluarga,
asa) pada kategori sedang, indikator lebih suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
senang bekerja sendiri pada kategori sedang, pengertian orang tua, dan latar belakang
minat terhadap pelajaran dan pemecahan kebudayaan; faktor sekolah meliputi metode
masalah pada kategori sedang, indikator mengajar, kurrikulum, relasi guru dengan
dapat memepertahankan pendapat pada siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
kategori sedang, serta indikator cepat bosan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
dengan kegiatan yang dilakukan berulang- standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
ulang pada kategori sedang. gedung, metode belajar, dan tugas rumah;
Hal ini sama dengan penelitian yang faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam
dilakukan oleh Didik Kurniawan dan masyarakat, media, teman bermain, serta
Dhoriva Urwatul Wustqa (2014 :10) yang bentuk kehidupan masyarakat.
menyimpulkan bahwa berdasarkan statistik Secara teoritis motivasi siswa juga
dengan menggunakan analisis regresi linear merupakan salah satu faktor yang juga
berganda secara parsial motivasi belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Apabila
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seorang siswa berpedoman pada dimensi-
prestasi belajar matematika siswa dimensi motivasi maka akan menimbulkan
Hasil penelitian ini signifikan sesuai hasil belajar yang sangat baik untuk siswa
dengan teori yang dikemukakan oleh itu. Motivasi juga akan menimbulkan
Slameto (2003: 76) bahwa faktor-faktor perasaan yang senang dan semangat dalam
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu belajar. Seorang siswa yang mempunyai
faktor intern, dalam faktor ini dibahas 2 motivasi belajar akan memperlihatkan
faktor yaitu: faktor jasmani yang mencakup adanya minat, perhatian, ketekunan yang
faktor kesehatan dan cacat tubuh. tinggi dalam belajar, kepatuhan dalam
Sedangkan faktor psikologi mencakup dirinya serta selalu siap untuk belajar,
inteligensi, perhatian, minat, bakat, sehingga siswa yang memiliki motivasi yang
kematangan kesiapan dan motivasi. Faktor tinggi sangat memungkinkan memperoleh
yang kedua yang mempengaruhi hasil hasil belajar yang lebih baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data motivasi belajar siswa yang menjadi
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai sampel berfluktuasi mulai dari yang
berikut. rendah sampai yang tinggi. Nilai yang
1. Deskripsi motivasi belajar siswa SMP paling rendah 53.65 dan nilai tertinggi
Negeri 1 Lawa tahun pelajaran 86.99. Nilai motivasi belajar siswa ini
2015/2016 pada semester ganjil adalah termasuk dalam ketegori sedang.
rata-rata hasil nilai motivasi belajar 2. Deskripsi hasil belajar matematika siswa
siswa dari sampel yang diambil SMP Negeri 1 Lawa tahun pelajaran
sebanyak 80 siswa sebesar 69.806 2015/2016 pada semester ganjil adalah
dengan median 69.918, modus 65.853 rata-rata nilai hasil belajar matematika
dan standar deviasi 6.29320. Hasil ini dari sampel yang diambil sebanyak 80
menunjukkan bahwa sebaran nilai siswa sebesar 68.312 dengan median 70,
186
180
JURNALPENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 6 NOMOR 2 JULI 2015

modus 77 dan standar deviasi 14.8840. terhadap hasil belajar matematika siswa
Hasil ini menunjukkan bahwa sebaran SMP Negeri 1 Lawa tahun pelajaran
nilai hasil belajar matematika siswa yang 2015/2016 pada semester ganjil, yang
menjadi sampel berfluktuasi mulai dari ditunjukan dengan persamaan regresi
yang rendah sampai yang tinggi. Nilai á = 15,883 + 0,751 :
; dengan
yang paling rendah 37 dan nilai tertinggi sumbangan sebesar 10% dan 90%
100. Nilai hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh faktor lainnya di dalam
ini termasuk dalam kategori tinggi. populasi.
3. Motivasi belajar siswa mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan

SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan matematika, atau dengan menyuruh
hasil penelitian, maka penulis menyarankan siswa dengan acak mengerjakan PR
beberapa hal berikut : matematika di papan tulis.
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar 2. Hendaknya guru menggunakan metode
matematika siswa SMP Negeri 1 Lawa pembelajaran matematika yang
aspek penting yang harus diperhatikan menyenangkan sehingga mampu
adalah ketekunan siswa dalam belajar, menarik perhatian dan mamacu keaktifan
mampu mempertahankan pendapat, siswa dalam belajar matematika, tetapi
keteraturan jadwal matematika dirumah juga guru harus bersikap tegas bila
dan kesadaran siswa untuk belajar susana gaduh dalam kelas, ada siswa
sendiri (mandiri) yang pada akhirnya yang tidak mengerjakan tugas, dengan
akan meningkatkan hasil belajar demikian diharapkan akan tumbuh
matematika. Cara yang bisa digunakan motivasi belajar matematika yang apada
adalah dengan menambah jumlah dan akhirnya maningkatkan hasil belajar
memeriksa dengan cermat PR matematika siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan
Bagi Anak Brekesulitan Belajar. Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Jakarta: Rineka Cipta. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Aksara Rineka Cipta.
Kurniawan, Didik dan Urwatul, Dhoriva Sudijono, A. 2010. Pengantar Evaluasi
Wustqa. 2014. Pengaruh Perhatian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Orang Tua, Motivasi Belajar dan Persada
Lingkungan Sosial terhadap Prestasi Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses
Belajar Matematika SMP. Jurnal Riset Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Pendidikan Matematika, Volume 1, Algensindo.
Nomor 2, November 2014. Supriyono, Agus. 2011. Cooperatif Learning
Purwanto, M, Ngalim. 2003. Psikologi Teori dan Aplikasinya PAIKEM.
Pendidikan. Bandung: Remaja Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosdakarya Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran,
--------,2009. Evaluasi Hasil Belajar. Edisis Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Persada.

181
187

Anda mungkin juga menyukai