Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik


SMA Negeri 3 Pangkal Pinang

Disusun Oleh:
Nama: 1. Alvina Syafitri
2. M. Sultan Dandi Pratama
3. Nabila
4. Raina Alima
5. Tria Arzela Ayu

Kelas: XI MIPA 1

SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang di mana semua situasi, kondisi dan kebiasaan
manusia sudah banyak mengalami perubahan termasuk aspek sosial. Banyak
orang yang kesulitan berkembang hanya karna faktor eksternal atau pengaruh
buruk yang mengancam kesehatan mental orang tersebut. Dan hal ini akan sangat
fatal jika kita tidak mewaspadainya.
Kesehatan mental merupakan keadaan seseorang memiliki ketentraman,
kesejahteraan, dan ketenangan di dalam hidupnya, ia akan selalu produktif dan
banyak memberikan berkontribusi terhadap orang di sekitarnya. Kesehatan mental
penting karena setiap individu berhak mengekspesikan diri sebagaimana mestinya
karena setiap orang berhak menerima ketentraman dan ketenangan tersebut,
meskipun terkadang ada pengaruh buruk yang harus diterima.
Kesehatan mental merupakan salah satu kajian psikologi yang dikenal
sejak abad ke-19, ini adalah ilmu praktis namun tidak boleh dianggap remeh
karena ini penting bagi penunjang masa depan peserta didik tetapi juga banyak
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bentuk bimbingan konseling
yang terjadi di semua aspek kehidupan individu seperti rumah, sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Pada artikel ini pembahasan akan berfokus pada aspek
pendidikan (sekolah).
Pada hakekatnya perkembangan peserta didik ditentukan oleh lingkungan
pergaulannya, ketika lingkungan tersebut mendukung untuk mengembangkan
potensi siswa ke arah yang lebih baik maka kesehatan mentalnya pun akan
terpengaruh.
Prestasi belajar memiliki kaitan erat dengan kesehatan mental. Jiwa adalah
salah satu bagian yang sensitif dan perlu dijaga kesehatannya begitu juga dengan
prestasi belajar. Siswa tentunya memiliki keinginan besar untuk mencapai cita-
citanya dengan optimal. Itulah mengapa kesehatan mental dan prestasi belajar
sangat berkaitan erat karena keduanya memiliki fungsi dan peran yang penting
bagi tumbuh dan kembang individu. Dapat kita lihat bahwa ketika seseorang
memiliki taraf kesehatan mental yang baik, maka prestasi belajarnya akan baik
pula. Begitu pun sebaliknya, jika kesehatan mental anak menurun maka prestasi
belajarnya akan menurun, lantaran pada diri anak ada fungsi-fungsi jiwa dengan
keinginan siswa yang tidak terealisasi menyebabkan jiwanya terganggu akhirnya
motivasi belajarnya menurun yang akan mempengaruhi juga prestasi belajarnya.
Penelitian ini tidak hanya terfokus pada peserta didiknya saja tetapi
diharapkan pengetahuan dan juga pemahaman dari pimpinan sekolah, para guru,
termasuk guru BK tentang kesehatan mental ini meskipun terkadang banyak di
antara mereka yang tidak menyadari bahwa muridnya membutuhkan pertolongan
bagi mentalnya, namun seharusnya dari motivasi belajar di dalam kelas sudah
terlihat bahwa mentalnya sedang terganggu atau tidak. Pimpinan dan para guru
dapat menciptakan situasi kehidupan di sekolah baik secara fisik, emosional,
sosial, maupun moral spiritual dalam rangka perkembangan kesehatan mental
peserta didik yang optimal. Sebagai guru sebaiknya tidak hanya berfokus pada
materi pembelajaran saja tetapi juga memperhatikan atau mengamati masalah
kesehatan mental yang dapat ditangani sendiri.
Karakteristik kesehatan mental, antara lain: terhindar dari gangguan jiwa
baik neurosa maupun psikosa, mampu menyesuaikan diri, dan mampu
memanfaatkan potensi secara maksimal.

2. Rumusan Masalah:
a. Apa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seorang pelajar di SMA
Negeri 3 Pangkalpinang?
b. Mengapa kesehatan mental seorang pelajar dapat mempengaruhi hasil belajar?
c. Bagaimana solusi agar seorang pelajar dapat memiliki mental yang baik
sehingga hasil belajarnya pun juga baik?

3. Tujuan Penelitian:
a. Mendeskripsikan pengaruh kesehatan mental terhadap hasil belajar.
b. Mendeskripsikan kesehatan mental seorang pelajar.
c. Mendeskripsikan solusi untuk meningkatkan kesehatan mental.

4. Kontribusi penelitian:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi seorang
pelajar dalam menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai pola
pembelajaran supaya seorang pelajar dapat mempunyai mental yang sehat. Hasil
penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat sebagai pengalaman dan
pengetahuan bagi para guru dalam melihat perkembangan siswa/siswi dalam
pembelajaran. Hasil pendeskripsian tulisan berkadar ilmiah ini nantinya dapat
dijadikan sebagai pedoman atau panduan bagi guru dalam proses pembelajaran
agar hasil belajar seorang pelajar pun sesuai dan baik.

5. Definisi Operasional:
Kesehatan mental merupakan salah satu kesehatan yang dibutuhkan
manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Kesehatan mental terwujud
keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi jiwa serta kesanggupan dalam
menghadapi masalah yang biasanya terjadi. Kesehatan mental yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kesehatan mental dalam pengaruh hasil belajar pada
seorang pelajar.

C. Tinjauan Pustaka
Belajar merupakan suatu proses tindakan atau pengalaman yang terjadi untuk
mendapatkan sesuatu yang baru berupa pengetahuan, ketrampilan, kemampuan,
kemauan, kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Sebagaimana ini didukung oleh Prayitno
(2009: 203), Prayitno & Belferik Manullang (2011: 85) serta Prayitno & Afriva
(2010: 6) menjelaskan secara operasional bahwa belajar adalah upaya untuk
menguasai sesuatu yang baru. Usaha menguasai yang dimaksud berupa belajar yang
sesungguhnya dan sesuatu yang baru merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas
belajar.
Sehubungan dengan itu, tujuan belajar adalah ingin mendapat pengetahuan,
keterampilan dan penanaman sikap nilai-nilai (Sardiman, 2012: 28). Untuk sukses
mencapai tujuan belajar perlu adanya motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis
dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Syaiful, 2011: 152). Orang yang
memiliki motivasi belajar akan menunjukkan dorongan yang timbul dalam dirinya
untuk mencapai tujuan belajarnya. Sedangkan orang yang tidak termotivasi belajar
tidak nampak dorongan dalam mencapai tujuan belajar.
Sumadi Suryabrata (2008: 30) menyatakan bahwa anak yang memiliki
motivasi belajar tinggi dapat diketahui melalui aktivitas-aktivitas selama proses
belajar, antara lain: menyiapkan diri sebelum mengikuti pelajaran, mengikuti
pelajaran di kelas, dan menindaklanjuti pelajaran di sekolah. Motivasi belajar
memiliki kaitan dengan kesehatan mental di kelas. Sebab Bernard (1970: 14)
menjelaskan kesehatan mental di kelas sebagai berikut:
“Mental health in the classroom can be emphasized in similar terms. It involves
students who are effective, or successful, in the activities of the classroom. The
mentally healthy student is one who, justifiably, draws satisfactions from his
achievements. Because he is effective and has satisfactions, he is cheerful about his
work and his associations. And finally, the mentally healthy student is one who can
work for and with others as well as by himself.”
Penjelasan ini dapat dipahami bahwa kondisi kelas yang menggambarkan
kualitas kesehatan mental di kelas dapat dilihat dari adanya keefektifan dan
kesuksesan dari aktivitas siswa dalam belajar di kelas; kepuasan siswa terhadap hasil
jerih payah dan prestasi yang didapatkan; bergembira atau menyenangi pekerjaan dan
pergaulannya; serta mampu bekerja sama dengan temannya sebaik bekerja sama
dengan dirinya sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Menurut Toeti Soekamto dan Udin Sarifudin Winata
Putra (1996: 461) dalam Suranto (2009), cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: (1) setiap obyek yang diajarkan perlu
dibuat menarik; (2) Terapkan teknik-teknik modifikasi tingkah laku untuk membantu
siswa bekerja keras; (3) Siswa harus tahu apa yang dikerjakan, dan bagaimana siswa
dapat mengetahui bahwa tujuan telah tercapai; (4) Guru harus memperhitungkan
perbedaan individu antar siswa dalam hal kemampuan, latar belakang, dan sikap
siswa terhadap sekolah atau subyek tertentu; (5) Usahakan untuk memenuhi
kebutuhan defisiensi siswa, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, diakhiri oleh
kelompok, serta penghargaan. Dengan demikian, motivasi belajar dan kesehatan
mental di kelas penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga keduanya memiliki
keterkaitan.
Kesehatan mental di kelas merupakan suasana atau kondisi yang
mempengaruhi kesehatan mental siswa di sekolah. Berdasarkan pengertian dan ciri-
ciri kesehatan mental yang dikemukakan oleh Maslow dan Mittelman (dalam Kartini
Kartono, 2009: 6) dan organisasi kesehatan dunia (WHO), (dalam Yahya Jaya, 2004:
141), maka kesehatan mental yang dimaksud adalah kesehatan mental di kelas yang
merupakan kondisi kelas yang meliputi bebas dalam berekspresi, penerimaan yang
baik, penghargaan diri, dan rasa terlindungi di kelas. Untuk mendalami hal-hal
tersebut, ditelusuri berbagai fenomena yang terjadi terkait masalah kesehatan mental
dan motivasi belajar. Salah satunya Suranto (2009) menemukan 39,7% siswa SMA
Negeri di Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga berada pada kategori
motivasi belajar yang rendah, 23,8% siswa SMA Negeri di Kecamatan Purbalingga
berada pada kategori tinggi, dan 36,5% siswa SMA Negeri di Kecamatan Purbalingga
berada pada kategori sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa SMA Negeri
di Kecamatan Purbalingga berada pada kategori motivasi belajar yang rendah.
Sedangkan Rina Yulitri (2011: 63) menemukan motivasi belajar siswa yang
rendah terlihat dari banyaknya perilaku siswa yang tidak mengulang kembali
pelajaran matematika di rumah, siswa hanya mengerjakan tugas-tugas matematika
yang mudah saja sementara tugas yang sulit ditinggalkan saja, tidak ada belajar ketika
akan menghadapi ujian matematika, dan tidak suka membaca buku-buku yang
berhubungan dengan matematika. Kemudian Irmayanti (2013: 77) mendapatkan hasil
penelitian, yaitu 95% siswa kelas VIII SMP Negeri 25 Pekanbaru memiliki motivasi
belajar yang rendah. Selanjutnya Aulia Rahmi (2012: 78) menemukan bahwa
motivasi belajar siswa membolos di SMP Laboratorium UNP sebanyak 15,5% berada
pada mutu tinggi, 69,2% berada pada mutu sedang dan 15,5% berada pada mutu
rendah.

D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk
mendeskripsikan keadaan kesehatan mental seorang pelajar SMA Negeri 3
Pangkalpinang dalam hasil belajarnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
mengamati dan mencari informasi mengenai hasil belajar siswa/i SMA Negeri 3
Pangkalpinang dan dampak bagi kesehatan mentalnya. Kemudian menggunakan teknik
format isian dimaksud untuk mengumpulkan data berupa angket hasil wawancara dan
observasi yang menjadi sasaran penelitian ini. Metode pengumpulan datanya bisa
menyebarkan angket, questioner, dan melakukan wawancara. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara membaca sumber-sumber yang terkait.
E. Jadwal pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sebagai berikut.
No. Nama Kegiatan Bulan
1. Persiapan: Penyusunan proposal, penyusunan Januari-Februari
instrument, dan studi dokumentasi
2. Seminar proposal/desain penelitian Maret
3. Pelaksanaan penelitian Maret-Mei
4. Analisis data Mei
5. Penyusunan laporan Mei
6. Penyerahan laporan Juni

F. Rencana Anggaran
No Uraian Kegiatan Volume Kegiatan dan Jumlah Biaya
. Satuan Biaya
1. Persiapan:
a. Penyusunan 1x Rp50.000,00 Rp50.000,00
proposal
2. Kegiatan operasional:
a. Analisis data 1x Rp50.000,00 Rp50.000,00
3. Bahan dan alat:
a. Kertas A4 Rp25.000,00 Rp25.000,00
b. Tinta printer Rp25.000,00 Rp25.000,00
4. Penyusunan laporan 1x Rp25.000,00 Rp25.000,00
5. Penggandaan Laporan 8 eks x Rp25.000,00 Rp200.000,00
6. Jumlah keseluruhan Rp375.000,00
G. Daftar Pustaka
Daradjat, Z., 2001. Kesehatan Mental. Jakarta:PT Toko Agung.
https://id.scribd.com/document/518275160/contoh-Karya-tulis-ilmiah-tentang-mental-
health. (Diakses pada 30 Januari 2023).

Dini, Dini et.al.2022. Pengaruh kesehatan mental terhadap prestasi belajar siswa SMP
Negeri 1 Jebus. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIBK/article/view/43679.
(Diakses pada 30 Januari 2023).

Langgulang, H., 1896. Teori-teori Kesehatan Mental. Jakarta: Radar Jaya Offset.
https://id.scribd.com/document/518275160/contoh-Karya-tulis-ilmiah-tentang-mental-
health. (Diakses pada 30 Januari 2023).

Semium, Y., 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kasinius.


https://id.scribd.com/document/518275160/contoh-Karya-tulis-ilmiah-tentang-mental-
health. (Diakses pada 30 Januari 2023).

H. Penutup
Demikinlah proposal ini kami buat dengan sebenar-benarnya, atas kesalahan
dan kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan proposal ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkenan membaca proposal ini.
Semoga proposal yang telah kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Wali kelas XI MIPA 1 Pangkalpinang, Juni 2023

Bu Ristawani. Spd Drs. Eddy Salahudin

Anda mungkin juga menyukai