Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH KESEHATAN MENTAL

TERHADAP TINGKAT SEMANGAT


BELAJAR MAHASISWA DKP

KARYA TULIS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH
ANDI INTAN 2210101041
SULTHON ALFARUQ 2210101068

PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN DAN KEUANGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
“JAKARTA”
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semangat belajar merupakan faktor penting yang memengaruhi


keberhasilan siswa dalam menuntut ilmu. Tingkat semangat belajar yang tinggi
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, memperhatikan pembelajaran
dengan lebih serius, serta berusaha untuk mencapai hasil terbaik dalam setiap
pelajaran. Hal ini juga akan meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara
karena siswa yang bersemangat dalam belajar akan mendorong kreativitas,
inovasi, dan kemampuan berpikir kritis.

Tingkat semangat belajar juga dapat memengaruhi kepercayaan diri


mahasiswa dalam menghadapi ujian dan tantangan akademik lainnya. Ketika
mahasiswa merasa memiliki semangat belajar yang tinggi, maka mereka
cenderung merasa lebih yakin dan siap menghadapi ujian atau tugas yang
dihadapi. Semangat belajar yang tinggi juga dapat membantu siswa untuk lebih
mudah mengatasi rasa takut atau cemas saat belajar dan memperoleh hasil yang
lebih baik.

Namun, terkadang mahasiswa mengalami penurunan semangat belajar


karena beberapa faktor seperti kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar,
kebosanan, atau terlalu banyak tugas yang tidak menarik minat mereka. Oleh
karena itu, penting bagi orang tua untuk terus memberikan dukungan dan
motivasi kepada mahasiswa dalam belajar.

Saat ini masalah kesehatan mental di Indonesia masih sangat tinggi,


terutama pada mahasiswa karena secara emosional tidak stabil dan belum
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memecahkan masalah yang ada.
Yang dimana mahasiswa merupakan fase transisi remaja akhir menuju dewasa
awal.
Kena mental lu…Kata-kata itu sering terdengar pada anak-anak remaja
zaman sekarang, untuk membully maupun melamahkan lawan bicara. Namun
hal ini sepertinya sudah menjadi trend di kalangan remaja sekarang.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat semangat belajar ialah


kesehatan mental, seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental seperti
depresi, kecemasan, dan gangguan tidur dapat mengalami penurunan semangat
belajar. Depresi bisa membuat seseorang kehilangan minat dan motivasi untuk
belajar dan melakukan aktivitas lainnya. Kecemasan dapat membuat seseorang
kesulitan berkonsentrasi dan fokus pada tugas belajar, sedangkan gangguan
tidur dapat menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi pada tugas belajar.

Tidak hanya itu, perasaan stres dan tekanan yang berlebihan juga dapat
mempengaruhi semangat belajar seseorang. Stres dapat menyebabkan
gangguan pada konsentrasi, kinerja, dan kemampuan belajar seseorang.
Tekanan akademik, konflik interpersonal, dan masalah keuangan hanya
beberapa contoh faktor yang dapat menyebabkan stres yang dapat
mempengaruhi semangat belajar seseorang. Oleh karena itu, penting untuk
mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau
terapi.

Untuk menjaga kesehatan mental yang baik dan semangat belajar yang
tinggi, diperlukan perawatan diri yang seimbang dan teratur. Menjaga
keseimbangan antara tugas akademik dan kegiatan rekreasi dapat membantu
mengurangi stres dan meningkatkan semangat belajar

Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang


meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga,
pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

Namun kesehatan mental seorang mahasiswa dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain faktor genetik, keluarga, pertemanan, gaya hidup,
faktor sosial, dan berbagai faktor lainnya. Namun, banyak mahasiswa yang
masih melupakan kesehatan mental, gagal mengenali dampak positif dan
negatif dari faktor-faktor tersebut. Lupakan fokus pada kesehatan mental
karena dia hanya fokus pada tugas, organisasi, jadwal kelas dan tuntutan yang
dia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya.

Kesehatan mental memiliki peran yang sangat penting dalam membantu


mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar baru
mereka.Diharapkan mahasiswa baru akan menemukan berbagai macam
pergaulan serta akan menemukan metode belajar yang berbeda dari masa
sekolah. Secara tidak langsung  mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang baru. Tidak hanya mahasiswa baru, mahasiswa lama juga
merasakan dampaknya, terutama bagi mereka yang bergabung dengan
organisasi

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka perumusan


masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh kesehatan mental terhadap mahasiwa dkp?

2. Bagaimana pengaruh kesehatan mental terhadap mahasiswa dkp?

3. Apa yang menyebabkan turunnya tingkat semangat belajar mahasiswa


dkp?

4. Apakah dampak kesehatan mental bagi para mahasiswa dkp?

5. Apa ciri-ciri gangguan mental pada mahasiwa?


C. Tujuan
Tujuan dalam karya tulis ilmiah ini sebagai berikut

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh kesehatan mental terhadap


mahasiswa dkp.
2. Untuk mengetahui bagaimana kesehatan mental terhadap mahasiswa dkp.
3. Untuk mengetahui penyebab turunnya tingkat semangat belajar
mahasiswa dkp.
4. Untuk mengetahui dampak kesehatan mental pada mahasiwa dkp.
5. Untuk mengetahui apa ciri-ciri gangguan mental pada mahasiwa.

D. Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat antara lain;

1. Manfaat Praktis

a) Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis terutama dalam
pentingnya kesehatan mental untuk tingat semnagat belajar.
b) Bagi Mahasiswa
Dapat memahami arti penting kesehatan mental pada setiap individu
c) Bagi Dosen
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber
data bagi dosen untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental
mahasiswa dkp.
d) Bagi Universitas
Penelitan ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam rangka
meningkatkan kesehatan mental mahasiswa dkp.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teori

Tingkat semangat
Tingkat merupakan ukuran atau skala yang digunakan untuk mengukur
ataupun membandingkan sesuatu dalam suatu kategori tertentu. Tingkat
yang dibahas disini ialah suatu kondisi atau situasi semangat dalam belajar
para mahasiwa. Semangat ialah perasaan yang sangat kuat yang dialami
oleh setiap orang, dapat dlihat sebagai bagian fundamental dari suatu
kegiatan sehingga sesuatu dapat ditujukan kepada pengarahan potensi.

Belajar
(A Ahdar.2019), “Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan
setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari
berbagai materi yang telah dipelajari.
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu:
1. Untuk Memperoleh Pengetahuan Hasil dari kegiatan belajar dapat
ditandai dengan meningkatnya kemampuan berpikir seseorang. Jadi,
selain memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga akan membuat
kemampuan berpikir seseorang menjadi lebih baik.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan Keterampilan yang dimiliki
setiap individu adalah melalui proses belajar. Penanaman konsep
membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani maupun
rohani. Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan
individu dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati.
Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis atau pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks, karena
bersifat abstrak. Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan,
cara berpikir, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau
membuat suatu konsep.
3. Membentuk Sikap Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap
seseorang. Dalam hal ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan
sangat berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga
menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya. Dalam proses
menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang
guru harus melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus
bisa menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam
memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya perubahan yang
terjadi secara sadar, dimana tingkah laku seseorang menjadi lebih baik, dan
sifatnya menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
Kesehatan
(Fertmen, & Allensworth, 2010) menjelaskan kesehatan sebagai suatu
kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera secara utuh, dan tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan/ disabilitas. kesehatan juga dipandang
sebagai suatu bentuk keseimbangan antara individu (sebagai inang), agents
(seperti bakteri, virus, dan toksin), dan lingkungan, sehingga interaksinya
tidak hanya individu terhadap agent yang namun juga dengan lingkungan
untuk menciptakan kondisi sejahtera tersebut.
(Fretman & Allensworth,2010), Terdapat 3 faktor tingkatan kondisi dan
perilaku yang mempengaruhi kesehatan :
1. Tingkat individu atau intrapersonal
Karakter individu yang mempengaruhi perilaku seperti
pengetahuan, perilaku, kepercayaan dan ciri kepribadian yang
dimiliki.
2. Tingkat interpersonal
Proses interpersonal dan kelompok primer termasuk keluarga
teman, kelompok teman sebaya, yang memberikan identitas
social, dukungan dan definisi peran.
3. Tingkat populasi (meliputi 3 faktor yaitu institusi/organisasi, modal
social, dan kebijakan publik)
a. Faktor institusi/organisasi. Meliputi peraturan, regulasi
kebijakan, dan struktur informal yang menghambat atau
mendukung perilaku yang diinginkan.
b. Faktor modal social, meliputi hubungan social dan norma
atau standar baik formal maupun informal yang
menghambat atau mendukung perilaku yang diinginkan.
c. Faktor kebijakan public, meliputi kebijakan dan hokum
lokal, provinsi dan nasional yang mengatur dan
mendukung aktivitas kesehatan dan praktik pencegahan,
deteksi dini, control, dan manajemen penyakit.

Kesehatan dapat disimpulkan sebagai proses dinamis dalam


mempertahankan dan mendukung keutuhan integritas manusia
(keseimbangan fisik dan mental) dan adaptasinya dengan lingkungan sekitar
secara optimal.

Mental
(Fajar, 2013), Mental ialah hal-hal yang berkaitan dengan batin dan watak
manusia. mental merupakan suatu hal yang cukup penting bagi kita mengingat
mental mempengaruhi tidakan atau respon kita terhadap suatu peristiwa atau
kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Kondisi di mana individu
memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari
potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal
pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

Pada kesimpulannya mental merupakan kondisi di mana individu memiliki


kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri,
memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi
dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu
memberikan kontribusi kepada komunitasnya
Kesehatan mental
Frank, L. K. (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) merumuskan pengertian
kesehatan mental secara lebih komprehensif dan melihat kesehatan mental
secara ”positif”. Dia mengemukakan bahwa kesehatan mental merupakan orang
yang terus menerus tumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya,
menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian (tanpa membayar terlalu
tinggi biayanya sendiri atau oleh masyarakat) dalam berpartisipasi dalam
memelihara aturan sosial dan tindakan dalam budayanya.

Menurut ahli kesehatan Merriam Webster, kesehatan mental merupakan


keadaan emosional dan psikologis yang baik sehingga mampu memanfaatkan
kemampuan kognitif dan emosi, bermanfaat bagi komunitas, dan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Untuk menghindari terkena gangguan kesehatan mental,
sangat penting untuk mengetahui faktor kesehatan mental yang dapat
mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang. Berikut beberapa faktor yang
bisa berdampak pada kesehatan mental:

1. Biologis

Faktor biologis dipengaruhi dari genetic, fisik, otak, sensorik, dan


kondisi saat kehamilan.

2. Psikologis

Faktor psikologis disebabkan ikatan emosional seseorang dengan


keluarga atau teman, kemampuan kognitif saat belajar, serta emosi
yang belum matang. Hal-hal yang dapar mempengaruhi kondisi
psikologis antara lain:

a) Kehilangan
Rasa kehilangan muncul ketika orang terdekat meninggal, hubungan
dengan pasangan berakhir, keguguran, kehilangan pekerjaan, atau
ketika terpisah dari teman dan keluarga. Ketika menghadapi salah satu
kejadian tersebut, maka selanjutnya akan muncul rasa sedih syok,
marah, dan menyesal. Setiap orang memiliki cara dan waktunya sendiri
untuk menyembuhkan duka. Terkadang butuh waktu berminggu-
minggu, berbulan-bulan, bahkan beberapa tahun. Sebelum perasaan ini
mengganggu kesehatan mental, hubungi orang terdekat untuk mendapat
dukungan. Jika perlu, bisa mencari bantuan profesional untuk berdamai
dengan perasaan kehilangan.
b) Kekerasan dalam keluarga
Kekerasan dalam lingkungan keluarga tidak hanya berupa kekerasan
fisik, tapi juga psikologis berupa terlalu mengontrol kehidupan sosial,
ketidakadilan finansial, dan kekerasan verbal. Terjebak pada situasi ini
dalam jangka waktu lama bisa membuat seseorang mengalami
gangguan mental seperti stres pasca-trauma.
c) Kehilangan pekerjaan
Kehilangan pekerjaan, menganggur, kehilangan bisnis, dan rugi dalam
investasi mengakibatkan finansial terganggu. Ketika keuangan tidak
stabil, sangat normal muncul gejala sulit tidur, mudah marah, rasa malu,
dan kehilangan arah yang makin lama akan membuat emosi tidak
teratur.
d) Sosial Budaya
Faktor sosial budaya dipengaruhi kesehatan dalam budaya, seperti
status sosial, hubungan dengan keluarga, hubungan sosial, dan konflik
sosial. Bahkan kondisi sosial budaya yang tidak sehat semakin
berkembang ke ranah digital dengan munculnya hujatan dari warga-net.
e) Mengalami perundungan
Hidup di era digital membuat seseorang dengan mudah melakukan
perundungan secara online dan bersembunyi dibalik akun media sosial.
Beberapa tahun terakhir semakin sering muncul berita tentang dampak
buruk dari perundungan online. Ketika seseorang terus menerus
mengalami perundungan fisik dan verbal, ia akan merasa tidak berdaya
dan kesepian. Hari-harinya akan dipenuhi pikiran apakah besok ia akan
mengalami hal yang sama dan apakah akan berdampak semakin buruk
jika melaporkan kejadian tersebut.
f) Kesepian dan Isolasi Sosial
Kesepian merupakan perasaan sedih ketika sedang sendirian dalam
jangka waktu panjang. Sedangkan isolasi sosial merupakan situasi saat
terpisah dari komunitas dan lingkungan. Banyak hal yang bisa membuat
seseorang terjebak dalam kondisi tersebut, antara lain meninggalnya
orang terdekat, hubungan tidak sehat dengan keluarga, gangguan
kesehatan fisik keluarga, pensiun, dan kehilangan tujuan hidup.
g) Lingkungan
Lingkungan yang positif dapat memberikan dampak baik bagi jiwa,
sedangkan tinggal di lingkungan penuh polusi dan berisik tanpa disadari
akan mempengaruhi kesehatan mental.

Cara medapatkan kesehatan yang baik yaitu, menerima dan menghargai diri
sendiri, menjaga hubungan sosial yang baik, aktif berkegiatan fisik, makan
makanan yang bergizi, dan istirahat yang cukup. Kesimpulannya kesehatan mental
ialah keadaan ssejahtera dimana individu menyadari potensi yang dimilikinya,
mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta
mampu memberikan konstribusi bagi lingkungannya. Dengan demikian, kesehatan
mental mencangkup aspek-aspek fisik, psikologis, dan sosial.
Mahasiswa

Guardian of value mengartikan mahasiswa sebagai upaya menuntut ilmu di


jalur yang lebih tinggi. Karena tingkatannya lebih tinggi, tentu saja seorang
mahasiswa tidak hanya belajar secara akademik saja, tetapi juga belajar yang
memiliki nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya mutlak. 

Ternyata belajar saja tidak cukup. Nyatanya dalam belajar penting sekali
menjunjung tinggi kejujuran, integritas, gotong royong, keadilan, empati dan
kepekaan diri terhadap lingkungan. Bahkan tidak sekedar itu saja loh, mahasiswa
pun secara tidak langsung sebenarnya dituntut untuk berfikir secara kritis, ilmiah
berdasarkan nilai-nilai. 

Mahasiswa tidak seperti siswa SMA atau SMP, dimana yang belajar secara
monoton atau penerima ilmu dari guru. Lebih dari itu, seorang mahasiswa sebagai
pembawa, penyebar nilai-nilai dan penyampai ilmu yang sudah dipelajari. 

Fungsi mahasiswa

1. Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Mahasiswa memiliki fungsi sebagai agen perubahan atau agent of change.


Artinya, mahasiswa harus menjadi sosok yang berdiri di barisan paling
depan untuk melakukan pergerakan atau perubahan ke arah yang lebih
baik. Hal ini karena mahasiswa merupakan golongan masyarakat yang
masih netral, sehingga bisa melihat peluang dan juga kesalahan baik itu
dari segi pemerintahan, masyarakat, dan lain sebagainya.

2. Mahasiswa sebagai Iron Stock


mahasiswa dituntut berpikir kritis, berkualitas, memiliki moral yang baik
sehingga dapat memajukan dan membuat masa depan bangsa Indonesia
jauh lebih baik lagi. Itulah sebabnya para mahasiswa di tingkat perguruan
tinggi disiapkan untuk terjun ke masyarakat agar bermanfaat dan berguna
kedepannya. Selain itu, mahasiswa sebagai iron stock juga sebagai
pembuktian bahwa mahasiswa tak hanya memiliki kecerdasan intelektual
saja, tetapi juga seimbang dengan nilai akhlak baik yang dimilikinya yang
penting untuk digunakan sebagai keperluannya di masa depan. Misalnya
menjadi pemimpin dan lain sebagainya.

3. Mahasiswa Sebagai Guardian of Value

Selanjutnya, selain menjadi agen perubahan dan juga penerus bangsa,


mahasiswa juga memiliki fungsi sebagai guardian of value. Apa
itu guardian of value? Guardian of value adalah mahasiswa yang mampu
menjaga nilai dan menjunjung nilai kepribadian, kebangsaan, dan
bermasyarakat yang tinggi.

4. Mahasiswa sebagai Moral Force

Peran mahasiswa yang selanjutnya adalah sebagai moral force. Sebagai


kalangan yang memiliki kecerdasan intelektual, tentu saja mahasiswa harus
memiliki nilai karakter yang baik dan sesuai dengan intelektualnya. Oleh
sebab itu, diperlukan pendidikan karakter yang terus ditanamkan di setiap

jenjang sekolah yang dilalui.

Pada kesimpulannya mahasiswa ialah seseorang yang mampu bertindak


sebagai penggerak serta mampu mengajak seluruh masyarakat untuk
bergerak melakukan perubahan-perubahan yang menjadi lebih baik, dengan
beberapa pertimbangan dari berbagai ilmu, pengetahuan serta gagasan yang
dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Dengan tujuan untuk menambah wawasan
baru serta memperluas pengetahuannya.
B. Pendapat Relevan
Tingkat semangat belajar pada mahasiswa dapat dianalisis melalui
beberapa teori yang telah dikembangkan oleh para ahli. Berikut adalah
beberapa teori yang dapat menjelaskan tingkat semangat belajar pada
mahasiswa:

Teori Self-Determination (Deci dan Ryan, 2000): Teori ini


menyatakan bahwa motivasi manusia berasal dari tiga kebutuhan
psikologis dasar, yaitu kebutuhan akan otonomi, kompetensi, dan
keterkaitan sosial. Mahasiswa yang merasa memiliki otonomi dalam
belajar, merasa kompeten dalam tugas akademik, dan merasa terkait
dengan teman dan dosen cenderung memiliki tingkat semangat belajar
yang tinggi.

Teori Goal Orientation (Ames, 1992): Teori ini menyatakan bahwa


tujuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam belajar dapat mempengaruhi
semangat belajar mereka. Mahasiswa yang memiliki tujuan belajar yang
berorientasi pada tugas dan pengembangan diri cenderung memiliki
semangat belajar yang tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya
fokus pada pencapaian nilai atau tujuan eksternal lainnya.

Teori Social Cognitive (Bandura, 1986): Teori ini menyatakan


bahwa motivasi manusia dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap
kemampuan diri, hasil yang diharapkan, dan lingkungan sekitar.
Mahasiswa yang percaya bahwa mereka mampu menguasai materi, merasa
bahwa hasil belajar akan bermanfaat bagi mereka, dan merasa didukung
oleh lingkungan sekitar cenderung memiliki semangat belajar yang tinggi.

Teori Flow (Csikszentmihalyi, 1990): Teori ini menyatakan bahwa


keadaan pikiran manusia yang paling produktif terjadi ketika mereka
berada dalam keadaan fokus yang tinggi, yaitu dalam keadaan flow.
Mahasiswa yang merasa tertantang dan terlibat secara emosional dalam
tugas akademik cenderung mengalami flow dan memiliki semangat belajar
yang tinggi.
Dengan memahami teori-teori di atas, dosen dan pengelola
perguruan tinggi dapat meningkatkan semangat belajar mahasiswa dengan
memberikan dukungan dan lingkungan yang kondusif untuk memenuhi
kebutuhan psikologis dasar mahasiswa, memberikan tujuan belajar yang
lebih bermakna, memperkuat persepsi mahasiswa tentang kemampuan diri
dan hasil yang diharapkan, serta menciptakan lingkungan yang menantang
dan memicu flow dalam belajar.
C. Kerangka Berpikir
Pengaruh kesehatan mental terhadap tingkat semangat belajar mahasiswa

Semangat ialah perasaan yang sangat kuat yang dialami oleh setiap orang,
dapat dlihat sebagai bagian fundamental dari suatu kegiatan sehingga
sesuatu dapat ditujukan kepada pengarahan potensi.

Belajar merupakan adanya perubahan yang terjadi secara sadar, dimana tingkah
laku seseorang menjadi lebih baik, dan sifatnya menetap sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman.

Kesehatan dapat disimpulkan sebagai proses dinamis dalam


mempertahankan dan mendukung keutuhan integritas manusia
(keseimbangan fisik dan mental) dan adaptasinya dengan lingkungan sekitar
secara optimal

Mental merupakan kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak


dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan
untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan,
mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan
kontribusi kepada komunitasnya

Kesehatan mental ialah keadaan ssejahtera dimana individu menyadari potensi


yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara
produktif, serta mampu memberikan konstribusi bagi lingkungannya. Dengan
demikian, kesehatan mental mencangkup aspek-aspek fisik, psikologis, dan sosial.
Mahasiswa ialah seseorang yang mampu bertindak sebagai penggerak serta
mampu mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak melakukan perubahan-
perubahan yang menjadi lebih baik, dengan beberapa pertimbangan dari berbagai
ilmu, pengetahuan serta gagasan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Dengan
tujuan untuk menambah wawasan baru serta memperluas pengetahuannya
Lingkungan
mahasiswa
`
Ukuran dan
Tujuan

Pengaruh kesehatan
mental terhadap tingkat
Metode membuat
semangat belajar keputusan
mahasiswa

Mengenalkan Cara belajar


kesehatan mental mahasiswa
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di ruang (kelas) dan perpustakaan yang berada di
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Maret 3023 sampai dengan bulan Juni 2023.

Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian

No. Tahapan Pelaksanaan Maret April Mei Juni


1. Tahap awal penelitian
Observasi situasi dan kondisi
Pengajuan judul atau masalah
Acc judul penelitian
Tahap pelaksanaan inti penelitian
2. Bimbingan atau konsultasi masalah
Penyusunan naskah instrument
Acc instrument penelitian
Sebar instrument penelitian
Tahapan akhir penelitian
Pengambilan data penelitian
3. Pengolahan dan analisis data
Interpretasi hasil pengolahan data
Penarikan kesimpulan
4. Pelaporan

B.Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan metode studi kasus. Creswell (2014) menjelaskan, studi kasus adalah
sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengeksplorasi, menjelaskan, atau
memahami fenomena dalam konteks nyata dengan menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data. Studi kasus dapat dilakukan pada berbagai disiplin ilmu,
termasuk ilmu sosial, kesehatan, teknik, bisnis, dan lain-lain. Dalam melakukan
studi kasus, penting untuk memilih kasus yang representatif dan relevan untuk
tujuan penelitian yang ingin dicapai. Selain itu, penting juga untuk melakukan
analisis yang cermat dan mendalam terhadap data yang telah dikumpulkan agar
dapat memberikan hasil yang akurat dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan praktik.

Metode penelitian adalah cara sistematis untuk melakukan penyelidikan


atau pengumpulan informasi dalam rangka memperoleh pengetahuan yang lebih
baik tentang suatu topik atau fenomena yang dipelajari. Metode penelitian
melibatkan serangkaian langkah atau prosedur yang dirancang untuk
memperoleh data yang akurat, valid, dan dapat diandalkan, sehingga hasil
penelitian dapat diinterpretasikan dan diterapkan dengan tepat. Ada beberapa
jenis metode penelitian, antara lain:
1. Metode penelitian kualitatif: Metode ini berfokus pada pengumpulan
dan analisis data non-numerik seperti kata-kata, gambar, atau video.
Metode penelitian kualitatif dilakukan melalui observasi, wawancara,
studi kasus, atau pengamatan partisipatif.

2. Metode penelitian kuantitatif: Metode ini berfokus pada pengumpulan


dan analisis data numerik. Metode penelitian kuantitatif melibatkan
pengukuran dan penghitungan, dan dilakukan melalui survei,
eksperimen, atau analisis statistik

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini yaitu Mahasiswa Program Studi Perbankan Dan


Keuangan 2022 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Objek
penelitian berperan sebagai pihak pemberi informasi yang menghasilkan data
untuk digunakan dalam penelitian. Tujuan yang jelas dan spesifik terhadap objek
penelitian dapat membantu dalam mengarahkan penelitian dan memberikan hasil
penelitian yang lebih valid dan andal.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi/survei
Penulis melakukan observasi terhadap Mahasiswa Program Studi
Perbankan Dan Keuangan 2022 Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa ketersediaan mahasiswa
tersebut untuk menjadi responden dan mengambil beberapa data responden.
2. Dokumentasi
Penulis menggunakan beberapa gambar terkait data pendukung yang
digunakan dalam penelitian ini, seperti foto beberapa responden, tempat
penelitian, grafik hasil angket, dan lain-lain.

3. Angket
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket. Angket akan diberikan kepada mahasiswa untuk mengetahui informasi
mengenai pengaruh kesehatan mental terhadap tingkat semangat belajar
Mahasiswa Program Studi Perbankan Dan Keuangan 2022 Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono
(2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.

Tabel 3.1 Angket Penelitian

Sangat Setuj Kurang Tidak Sangat


No. Pernyataan kuisioner Setuju u Setuju setuju Tidak
Setuju
1. Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan
semangat belajar mahasiswa

2. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan


mental cenderung memiliki semangat belajar yang
rendah

3. Kondisi kesehatan mental yang buruk dapat


mengganggu konsentrasi dan fokus belajar
mahasiswa

4. Mahasiswa yang merasa cemas atau stres


cenderung memiliki semangat belajar yang rendah.
5. Masalah kesehatan mental dapat mempengaruhi
motivasi belajar mahasiswa
6. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan
mental cenderung kurang antusias dalam belajar

7. Kondisi kesehatan mental yang buruk dapat


menyebabkan mahasiswa kehilangan minat dalam
belajar.

8. Mahasiswa yang merasa lesu atau lelah karena


masalah kesehatan mental cenderung memiliki
semangat belajar yang rendah.

9. Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan


kinerja akademik mahasiswa.

10. Masalah kesehatan mental yang tidak diatasi dapat


memperburuk semangat belajar mahasiswa.

11. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan


mental cenderung mengalami kesulitan dalam
memproses informasi dan memahami materi.

12. Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan


kemampuan mahasiswa untuk belajar dan
memahami materi.

13 Mahasiswa yang merasa sulit untuk tidur atau


beristirahat karena masalah kesehatan mental
cenderung memiliki semangat belajar yang rendah.

14. Kondisi kesehatan mental yang buruk dapat


mengganggu kemampuan mahasiswa untuk
mengambil keputusan yang baik terkait belajar.

15. Mahasiswa yang merasa terbebani oleh masalah


kesehatan mental cenderung memiliki semangat
belajar yang rendah.

16. Masalah kesehatan mental dapat mempengaruhi


kepercayaan diri mahasiswa dalam belajar.

17. Kondisi kesehatan mental yang baik dapat


meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
menyelesaikan tugas-tugas akademik.

18. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan


mental cenderung kurang berpartisipasi dalam
diskusi kelas atau kegiatan akademik lainnya.

19. Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan


kreativitas dan inovasi dalam belajar mahasiswa.

20. Mahasiswa yang merasa terbebani oleh masalah


kesehatan mental cenderung kurang bersemangat
dalam mencari solusi terhadap masalah yang
dihadapi dalam belajar.

E.Instrumen Penelitian

Penelitian akan menggunakan Google form. Google form adalah alat yang
memungkinkan mengumpulkan informasi dari pengguna melalui survei ataupun kuis
yang dipersonalisasi. Informasi tersebut kemudian dikumpulkan dan secara otomatis
terhubung ke spreadsheet. Spreadsheet diisi dengan survei dan respons kuis. Hal ini
akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data secara online. Berikut
merupakan link yang digunakan untuk melakukan pengumpulan jawaban, yaitu :
https://forms.gle/vxQZL76A4zT9NnYz6

Anda mungkin juga menyukai