(Proposal Skripsi)
Oleh
NI’MA NABILA PUTRI
NPM 1618011111
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkuliahan merupakan suatu masa yang penuh tantangan dan kesukaran, masa
yang menuntut seorang mahasiswa mampu menentukan sikap dan pilihan, juga
mahasiswa, ataupun kelompok usia diatas atau dibawah mereka. Adapun ciri
(Syahputra, 2016).
tinggi dituntut tidak hanya memiliki keterampilan teknis tetapi juga memiliki
daya dan kerangka pikir serta sikap mental dan kepribadian tertentu, sehingga
mahasiswa adalah kesulitan dalam mencari tugas kuliah yang banyak, bosan
dengan segala tugas yang diberikan dosen, kesulitan menentukan judul skripsi
maupun literatur atau bahan bacaan, dan takut menemui dosen pembimbing.
2
aktivitas tertentu yang lebih fokus dan lebih intensif dalam proses pengerjaan
menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita
untuk menuju sasaran, membantu kita untuk mengambil inisiatif dan bertindak
sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi menurut
penting. Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
belajar, mahasiswa dapat mewujudkan apa yang diharapkan karena belajar akan
Pada proses belajar dibutuhkan motivasi karena dengan adanya motivasi tersebut
peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang, tidak ada seorang pun
3
Pada mahasiswa terdapat motivasi belajar yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Ada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada juga yang
keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri sendiri. Mahasiswa
tersebut akan bekerja keras dalam situasi bersaing dengan orang lain maupun
yang rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam
mencapai prestasi yang tinggi dan terkesan cuek dengan pelajaran yang ada
diperkuliahan.
rendah atau nilai tinggi individu tetap terus belajar, selalu terus bertanya
pada guru bila ada yang belum diketahui, tetap terus belajar meskipun tidak ada
tugas rumah (PR), selalu berusaha menjadi orang yang pertama dalam menjawab
pertanyaan guru.
adalah: merasa cepat bosan atau cepat letih bila mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru baik tugas di rumah maupun tugas yang harus dikerjakan di
4
yang belum diketahuinya dan selalu bersikap biasa-biasa saja bila mendapat nilai
yang buruk atau tidak mau berusaha memperbaiki nilai yang buruk.
Penelitian yang dilakukan oleh Luqman (2017) yang dilakukan pada mahasiswa
Dan korelasi dua variabel r xy = 0,847 yang berarti terdapat hubungan yang
Lampung?”
wawasan ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori yang sudah ada yang
2. Bagi peneliti
Lampung
3. Bagi responden
potensi yang ada pada dirinya dengan memperbaiki kecerdasan emosional dan
motivasi belajar.
6
4. Bagi dosen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkan menurut
Alferd Binet dan Theodore Simon, kecerdasan terdiri dari tiga komponen yaitu:
tindakan jiak tindakan tersebut telah dilakukan, dan kemampuan mengkritik diri
suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
Istilah kecerdasan emosi baru dikenal secara luas pertengahan 90-an dengan
dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri, dan dalam hubungan dengan
diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan
berdoa.
dan mengelola perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain serta memotivasi
diri kita sendiri dan orang lain kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari dalam bersosial dengan masyarakat sekitar untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
Menurut Ali dan Asrori (2015), emosi itu sedemikian kompleksnya, namun
kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu. Adapun
jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, dan tindak
kekerasan.
g. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, benci, dan tidak suka.
unsur, yaitu:
praktisi dan penulis. Salah satu yang terbaik adalah usulan Claude Steiner.
Langkah-langkah yang diusulkan Steiner ini akan kita bahas pada bagian ini
dengan beberapa modifikasi agar lebih cocok dengan budaya kita dan
bertanggung jawab.
a) Membuka Hati
Membuka hati adalah langkah pertama karena hati adalah simbol pusat
emosi. Hati kitalah yang merasa damai saat berbahagia, dalam kasih
sayang, cinta, atau kegembiraan. Hati kita merasa tidak nyaman ketika
sakit, sedih, marah, atau patah hati. Dengan demikian, kita mulai dengan
untuk menunjukan cinta satu sama lain. Tahap-tahap untuk membuka hati
Sekali kita telah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan
mengetahui apa yang kita rasakan, seberapa kuat, dan apa alasannya. Kita
11
menjadi paham hambatan dan aliran emosi kita. Kita mengetahui emosi
yang dialami orang lain dan bagaimana perasaan mereka dipengaruhi oleh
dan orang lain. Secara singkat kita menjadi lebih bijak menanggapi
percikan intuisi.
mengambil tanggung jawab. Kita dapat membuka hati kita dan memahami
peta dataran emosional orang disekitar kita, tetapi itu saja tidak cukup.
Ketika suatu masalah terjadi antara kita dengan orang lain, adalah sulit
untuk melakukan perbaikan tanpa tindakan lebih jauh. Setiap orang harus
dirumuskan oleh John Gottman. Langkah-langkah ini sangat pratis dan efektif
12
terutama untuk membina kerjasama dan saling pengertian baik dengan teman,
siswa, anak-anak dan lain-lain. Seperti biasa, kita melakukan modifikasi dari
rumusan aslinya.
orang tua dapat sadar secara emosional, dan dengan demikian siap
berarti kita mengenali kapan kita merasakan suatu emosi, kita dapat
Orang tua yang sadar terhadap emosi mereka sendiri dapat menggunakan
yang peka dan sadar secara emosional bukanlah dengan sendirinya berarti
bagi emosi mereka, entah mereka dapat mengungkapkan alasan itu atau
tidak. Misalnya ada seorang anak marah atau kecewa karena suatu perkara
dan melihat ke arah gambaran besar tentang apa yang sedang terjadi
dalam kehidupan mereka. Seorang anak berumur tiga tahun tidak dapat
mengatakan kepada kita “aku menyesal akhir- akhir ini aku sangat nakal,
Setiap kali kita merasa bahwa hati kita berpihak pada anak kita, maka
kita tahu kita sedang merasakan apa yang sedang dirasakan anak kita
emosi. Seandainya kita tetap dapat bersama anak kita dalam emosi ini,
memberi.
dalam ikon yang artinya krisis. Tak ada tempat lain di mana kaitan antara
kedua konsep itu lebih cocok daripada peran kita sebagai orang tua. Entah
krisis itu berwujud sebuah balon yang meletus, nilai matematika yang
semacam itu dapat berguna sebagai peluang yang baik sekali untuk
masalah, kita telah siap barangkali untuk langkah yang paling penting
dari titik pandang anak itu. Mereka menggunakan kata-kata mereka untuk
kita menuntut agar kita mengarahkan perhatian pada bahasa tubuh anak
bahwa anak kita dapat membaca bahasa tubuh kita juga. Apabila tujuan
kita adalah berbicara dengan cara yang santai dan penuh perhatian,
gunakanlah sikap tubuh yang mengatakan demikian itu. Sikap kita yang
penuh perhatian akan membuat anak kita tahu bahwa kita menganggap
Salah satu langkah yang gampang dan sangat penting dalam pelatihan
emosi adalah menolong anak memberi nama emosi mereka sewaktu emosi
betul di otak. Apabila ia sedang marah, misalnya boleh jadi ia juga merasa
barangkali ia pun merasa sakit hati, ditinggalkan, iri, hampa, dan murung.
akan merasakan bahwa secara wajar kita sendiri tertarik ke dalam suatu
1) Menentukan batas-batas
2) Menentukan sasaran
tetapi totalitas jiwa pelatih emosi itulah yang dirasakannya. Oleh karena
itu, jadikanlah diri kita sebagai teladan, sebagai orang yang berkecerdasan
emosi tinggi. Atau lebih bagus lagi kita nyatakan dengan tulus bahwa
16
anak kita sebagai teladan bagi yang lainnya. Menurut kacamata Quantum
panjang lebar.
Kata Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
(Sardiman, 2012).
seseorang tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari adanya
motivasi tersebut. Seorang siswa dapat belajar dengan giat karena motivasi dari
luar dirinya, misal adanya dorongan dari orang tua atau gurunya, janji-janji yang
diberikan apabila ia berhasil dan sebagainya. Akan tetapi akan lebih baik
apabila motivasi belajar datang dari dalam dirinya sendiri, sehingga ia akan
2011).
Menurut Dimyati (2015) menjelaskan bahwa ada tiga komponen motivasi yaitu
kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang dia miliki dan yang dia harapkan. Misalnya
siswa, membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa tersebut
Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Tujuan
dalam hal ini perilaku belajar. Menurut Soemanto (2013) secara umum
itu selalu bertujuan kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang
memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi di dalam diri
seseorang.
Menurut Mc. Donald (2012) motivasi adalah perubahan energi dalam diri
18
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Dari ketiga elemen tersebut maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai
energi yang yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan,
atau keinginan. Menurut Masnur (2011) menjelaskan bahwa motivasi adalah daya
19
suatu tindakan atau perbuatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu dan akan
Menurut Aritonang (2018) indikator dari motivasi belajar yaitu sebagai berikut:
oleh kesiapan alat-alat indra mengucap kata. Keberhasilan mengucap kata dari
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan,
waktu yang lama. Kemauan telah disertai dengan perhitungan akal sehat.
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan sepanjang
hayat.
2. Kemampuan Siswa
huruf “r” misalnya,dapat diatasi dengan drill/melatih ucapan “r” yang benar.
membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang benar.
3. Kondisi mahasiswa
motivasi belajar. Seorang mahasiswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-
4. Kondisi Lingkungan
alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian
belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan
yang aman, tentram, tertib, dan indah maka semangat dan motivasi belajar
mudah diperkuat.
22
Sedangkan menurut Majid (2013) terdapat dua jenis faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar yaitu faktor intenal dan faktor eksternal. Berikut penjelasannya
antara lain:
a. Adanya kebutuhan
cita-cita tersebut diharapkan seorang anak dapat meraih apa saja yang
cita, dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya anak-anak pre-adolescent
kemajuan diri menjadi salah satu keinginan dari seseorang. Keinginan dan
kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.”
f. Minat
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar
g. Kepuasan kinerja
dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari
suatu perilaku.
a. Pemberian Hadiah
b. Kompetisi
digunakan dalam dunia industri dan perdagangan, tetapi sangat baik jika
c. Hukuman
menyadarkan anak didik agar melakukan hal-hal yang baik dan sesuai
d. Pujian
berlebihan.
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang
imbalan.
Berbicara tentang macam-macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif
yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai
Relevan dengan ini, maka Fransen memberi istilah jenis motif ini
Physiological drives.
dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar-
mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha membantu dalam usaha
mencapai prestasi.
a. Cognitive motives
dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti
b. Self-expression
sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk
ini memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini
c. Self-enhancement
ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar
disinggung di atas.
b) Motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan
untuk memburu, jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari
luar.
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis
motivasi rohaniah adalah kemauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia
29
Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olahraga untuk
untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau
Dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu
ibunya.
b. Momen pilih
dikerjakan.
c. Momen putusan
putusan itu.
30
a. Motivasi Intrinsik
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin
Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
sebagai berikut:
dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga
b. Motivasi Ekstrinsik
karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai
32
baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang
mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung
bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu,
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ektstrinsik ini tidak baik
mengelola lingkungan belajar. Salah satu hal yang sangat penting adalah
yang berkenaan dengan proses belajar mengajar, antara lain sebagai berikut:
a. Metode penemuan.
b. Motivasi kompetensi.
c. Belajar terprogram.
masalah. Cara belajar seperti ini, menuntut siswa untuk membuat inferensi
d. Prosedur brainstorming.
berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain prosedur ini adalah
2. Fungsi Harapan
Cara-cara dapat dilaksanakan untuk memenuhi fungsi harapan ini antara lain:
b. Tujuan intruksional
c. Perubahan-perubahan harapan.
keberhasilan dan kegagalan yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang.
d. Tingkat aspirasi.
Menurut Winansih (2015) hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi.
siswa. Motivasi bertalian erat dengan tujuan. Sehubungan dengan hal itu
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai
karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang
(Sardiman, 2011)
memunculkan diri dalam bentuk tindakan. Dalam konteks hubungan emosi dan
emosi yang negatif akan melahirkan tindakan yang negatif pula. Begitupun
sebaliknya emosi yang positif akan melahirkan tindakan yang positif pula
(Efendi, 2015).
36
agar memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan memiliki kecerdasan emosi
baik, dapat memotivasi dirinya sendiri sehingga dapat mandiri, selalu intropeksi
diri karena mengetahui perasaan yang ada di dalam dirinya sendiri maupun
hal yang wajar, karena sering kali peserta didik merasa khawatir mengalami
kegagalan yakni merasa takut akan tinggal kelas. Salah satu usaha yang dilakukan
oleh peserta didik yaitu dengan mengikuti bimbingan belajar di luar jam pelajaran
di sekolah. Namun masih ada faktor lain yang lebih penting dalam mencapai
perasaan orang lain, dan mampu mengelola emosinya dengan baik. Peserta didik
belajar yang tinggi untuk berprestasi. Sebaliknya peserta didik yang tidak dapat
dibutuhkan motivasi belajar yang tinggi dari peserta didik agar kegiatan
pembelajaran berjalan efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Peserta
belajar yang tinggi akan lebih tekun, bersemangat, lebih tahan dan memiliki
ambisi yang lebih tinggi dalam mencapai suatu prestasi belajar yang lebih baik.
Namun apabila dibandingkan dengan peserta didik yang tidak memiliki motivasi
belajar. Mereka yang tidak memiliki motivasi belajar terlihat kurang bergairah
penuh terhadap pelajaran yang dipelajari dan tidak berpartisipasi aktif dalam
belajar. Kondisi siswa yang kurang memiliki motivasi belajar sudah tentu tidak
memiliki kesadaran yang tinggi untuk belajar. Hal demikian yang menjadi modal
utama bagi peserta didik untuk meraih hasil belajar dengan baik, sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dalam bidang akademik maupun non akademik.
38
belajar peserta didik pun akan meningkat. Kecerdasan emosi yang dimiliki oleh
Faktor Internal
Adanya kebutuhan
Persepsi individu mengenai diri sendiri
Harga diri dan prestasi
Adanya cita-cita dan harapan masa depan
Keinginan tentang kemajuan dirinya
Minat
Kepuasan kinerja Motivasi belajar
Faktor Eksternal
Pemberian Hadiah
Kompetisi
Hukuman
Pujian
Situasi Lingkungan pada Umumnya
Sistem Imbalan yang Diterima
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
39
2.6 Hipotesis