BELAJAR”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh
Dr. Atot Sugiri, M.Pd.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Pendahuluan .................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dailam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih
sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu
pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Hormat saya,
Nely Marliani
1
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan yaitu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
Menurut UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
hanya untuk diketahui belaka melainkan dengan memahaminya lalu berusaha untuk
pendidikan tersebut.
seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah
yang manusiawi, pendidikan lahir dari pergaulan antar orang dewasa, dengan
sadar dan dengan sengaja didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan. Tindakan tersebut
menyebabkan orang yang belum dewasa menjadi dewasa dengan memiliki nilai-
merupakan tujuan pendidikan yang hendak dicapai melalui perbuatan atau tindakan
didik.
Pendidik bertindak demi keselamatan dan kepentingan anak didik, dan anak
perbuatan mendidik menuntun anak didik mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan hal
membantu pertumbuhan bagi bagi manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses
pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan
meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa
mengantarkan anak pada tujuan dan cita-cita yang paling tinggi. Agar memperoleh
kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapatbermanfaat bagi dirinya
afektif siswa dalam belajar seperti motivasi dan kebutuhan, minat belajar siswa dan
konsep diri siswa. Hal tersebut akan mempengaruhi belajar siswa dan tentunya
tandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
(Djamarah, 2011)
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu
demi tercapainya suatu tujuan. Pada dasarnya motivasi merupakan kondisi psikologis
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik
minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya
(Djamarah, 2011).
ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, dan minat.
4
motivasi belajur yang baik, yaitu : Tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi
pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, senang memecahkan
masalah soal-soal.
Selanjutnya menurut Veithzal & Syilviana ada dua jenis bentuk motivasi
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sebagai
adalah motif-motif yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari oranglain sehingga dengan
dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang
penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam
belajar.
motivasi belajar adalah konsep diri. Apabila seseorang berkonsep diri negatif,
enggan bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Begitu pula
Konsep diri merupakan representasi diri yang mencakup identitas diri yakni
karakteristik personal, pengalaman, peran dan status sosial. Konsep diri merupakan
menunjukkan konsep did yang rendah atau negatif, akan memandang dunia
sekitarnya secara negatif. Sebaliknya, siswa yang mempunyai konsep diri yang tinggi
Dengan demikian, sudah menjadi konsesus umum bahwa konsep diri positif
Konsep diri yang dimiliki siswa tergantung pada cara siswa tersebut
menilai, dan merasakan dirinya sendiri positif, sedangkan siswa yang memiliki
konsep diri negatif mempersepsikan, menilai, dan merasakan dirinya sendiri buruk.
tidak mampu mengikuti pelajaran mate-matika karena saya bodoh "atau" saya tidak
akan mendapatkan nilai baik untuk pelajaran bahasa Inggris". Sebetulnya ia tidak
6
karena ia bodoh, sesuai yang dikatakan oleh Syidiq (dalam Siahaan, 2011).
Menurut Slameto (2010) konsep diri memainkan peran yang sangat besar
seseorang termasuk dorongan atau motivasi dalam hal belajar. Selanjutnya motivasi
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni cita-cita, kemampuan belajar, kondisi
Sebagai contoh, seorang siswa yang percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan
yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas, akan termotivasi untuk melakukan
tugas tersebut. Kepercayaan diri tersebat merupakan suatu bentuk dari konsep diri,
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Burn (dikutip dari Slameto, 2010) yang
Menurut Rogers (dalam Thalib, 2010) bahwa konsep kepribadian yang paling
utama adalah diri. Diri bersifat ide-ide, persepsi-persepsi dan nilai-nilai yang
B. Rumusan Masalah
belajar ?
7
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep diri merupakan representasi diri yang mencakup identitas diri yakni
karakteristik personal, pengalaman, peran dan status sosial. Konsep diri merupakanfilter
konsep did yang rendah atau negatif, akan memandang dunia sekitarnya secara negatif.
Sebaliknya, siswa yang mempunyai konsep diri yang tinggiatau positif, cenderung akan
konsesus umum bahwa konsep diri positif menjadi faktor penting dalam berbagai situasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Djamarah, 2011)
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak
demi tercapainya suatu tujuan. Pada dasarnya motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
8
mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.Hal ini
merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuhkebutuhannya.
Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarikminat orang tertentu
Orang yang memiliki konsep diri positif akan lebih mudah beradaptasi dengan banyak
situasi. Ia memandang hal-hal buruk memiliki hikmah dan bukan sebagai akhir dari
segalanya. Orang seperti ini biasanya lebih percaya diri, optimis dan selalu berpikir ada yang
bisa dipecahkan.
Orang-orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih pesimistik dan sulit melihat
kesempatan dalam kesulitan. Bahkan, mereka merasa kalah sebelum mencoba. Jika pun
gagal, orang-orang seperti ini akan menyalahkan keadaan, orang lain atau diri sendiri.
Adapun Motivasi belajar siswa bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri siswa sendiri untuk belajar.
Motivasi ini bisa dipengaruhi oleh keinginan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu,
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar, misalnya lingkungan. Contoh
motivasi ekstrinsik adalah iming-iming hadiah dari orang tua jika berprestasi, mengikuti
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).tidak memerlukan dorongan dari
luar untuk berprestasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya).
5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Jadi, makalah ini dibuat dengan bertujuan memberi tahu tentang pentingnya hubungan
konsep dasar dengan motivasi belajar . Untuk itu diharapkan semua memahami serta
mengetahui hal tersebut sangat penting dalam pendidikan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Syaparuddin, Meldianus, & Elhami. (2018). Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar PKn Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 31–42.
Sriyono, H., & Zahrin, S. (2018). Kontribusi konsep diri terhadap motivasi belajar siswa di
sekolah. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 1(3), 245.
https://doi.org/10.26539/1390