Anda di halaman 1dari 14

MOTIVASI BELAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Dosen Pengampu: Ernawati, S.Psi., M.Si.

Disusun oleh:
1. Sinta Tayus Wijaya (211141003)
2. Dea Nismara Listyawanti (211141013)
3. Sekar Wulandari AN (211141023)
4. Andien Laila Rahmawati (211141034)
5. Dianningsih Choiriyah P (211141043)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID
SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas segala taufik
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul “Motivasi Belajar” ini dengan baik dan benar. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada sang pembawa pembawa peringan Nabi
Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa rahmat bagi seluruh alam
dengan membawa Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi kita semua.
Makalah ini disusun sebagai upaya pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan. Kelancaran dalam proses penyusunan makalah ini dapat terjadi berkat
usaha maksimal penulis serta bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
senang hati untuk menjadi acuan dan bahan evaluasi agar dapat menghasilkan karya
yang lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih atas perhatiannya, semoga
bermanfaat dan selamat membaca.

Sukoharjo, 17 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Motivasi Belajar ..................................................................... 2
B. Perspektif tentang Motivasi Belajar ......................................................... 2
C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......................................... 4
D. Jenis-jenis Motivasi Belajar ..................................................................... 5
E. Aspek-aspek Motivasi Belajar ................................................................. 6
BAB III: PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan .............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan
manusia. Menurut Purwanto (2006) motivasi adalah suatu usaha yang disadari
untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar
ia terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam dunia pendidikan motivasi dianggap sebagai salah satu aspek
terpenting dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi siswa di kelas berkaitan
dengan alasan di balik perilaku siswa dan sejauh mana perilaku positif yang
mereka lakukan diberi penguatan, diarahkan, dan dipertahankan dalam jangka
waktu yang lama. Siswa yang punya motivasi belajar yang tinggi lebih mudah
menyerap pembelajaran dibandingkan siswa dengan motivasi belajar yang
rendah (Santrock, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2. Bagaimana psikologi memandang motivasi belajar?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi munculnya motivasi belajar?
4. Apa saja jenis motivasi belajar?
5. Apa saja aspek yang membentuk motivasi belajar?

C. Tujuan
1. Menambah wawasan mengenai pengertian motivasi belajar.
2. Menambah wawasan mengenai perspektif psikologi motivasi belajar.
3. Menambah wawasan mengenai faktor munculnya motivasi belajar.
4. Menambah wawasan mengenai jenis-jenis motivasi belajar.
5. Menambah wawasan mengenai aspek-aspek motivasi belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Belajar


Motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti kondisi dalam diri seseorang
yang individu untuk melakukan aktivitas tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu (Andriani, 2019).
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afeksi (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan (Emda, 2018).
Sardiman (Ernawati, 2020) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan
keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang maningkatkan
intentisas kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar
memegang peranan yang besar atas keberhasilan seorang siswa. Hasil belajar
akan semakin optimal seiring dengan bertambahnya intensitas belajar siswa
(Ramli, 2013).
Santrock (2011) mengartikan motivasi sebagai proses yang memberi
semangat, arah, dan dapat meningkatkan kegigihan perilaku seseorang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku yang termotivasi adalah perilaku
yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Motivasi siswa di kelas berkaitan dengan alasan di balik perilaku siswa dan
sejauh mana perilaku positif yang mereka lakukan diberi penguatan, diarahkan,
dan dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Siswa yang punya motivasi
cenderung menunjukkan perilaku yang produktif, seperti tekun, gigih, dan
semangat walaupun menghadapi tantangan dalam proses pembelajaran.
Sedangkan siswa dengan motivasi rendah cenderung malas dan mudah
menyerah.

B. Perspektif tentang Motivasi Belajar

2
Terdapat beberapa perspektif dalam memandang motivasi belajar siswa,
berikut ini penjelasannya:
1. Perspektif Behavioral
Psikologi behavioral mengembangkan penguatan dan pemberian
hukuman serta model untuk menjelaskan mengapa manusia bertindak
seperti yang mereka lakukan. Dalam memandang motivasi siswa, perspektif
ini menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai faktor utamanya.
Santrock (2011) menyebut segala stimuli yang dapat memotivasi
perilaku siswa dengan istilah ‘insentif’. Penerapan insentif dapat dilakukan
dengan pemberian tanda bintang atau pujian ketika siswa berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik. Variasi tipe insentif lain dapat dilakukan
dengan pemberian izin pada siswa untuk melakukan sesuatu yang spesial,
seperti memberikan jam istirahat tambahan atau mengisinkan siswa bermain
game di komputer.
2. Perspektif Humanistik
Perspektif Humanistik menekankan pada kapasitas siswa dalam
pengembangan kepribadian dan kuliatas positif yang berkaitan dengan
kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Perspektif ini berkaitan
erat dengan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow yang menyatakan
bahwa kebutuhan individu harus dipuaskan berdasarkan urutan sebagai
berikut:

3
Berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan aktualisasi diri
yang berada di posisi paling atas dianggap sebagai motivasi dasar bagi
seorang individu untuk mengembangkan potensi diri sebagai manusia
secara penuh secara penuh.
3. Perspektif Kognitif
Perspektif kognitif berpendapat bahwa hal-hal yang ada di pikiran
seseorang adalah faktor utama yang memicu motivasi mereka. Menurut
Schunk (Santrock, 2011) perspektif kognitif menekankan pembahasannya
pada hal-hal berikut:
a. Motivasi internal siswa dalam mencapai suatu tujuan.
b. Atribusi (lokus) yang meliputi perspektif siswa terhadap kesuksesan dan
kegagalan.
c. Keyakinan pribadi atas kemampuan dalam mengontrol lingkungan
secara efektif.
Berdasarkan konsep ‘motivasi kompetensi’ yang digagas oleh R.W.
White, faktor melatar belakangi perilaku seseorang bukanlah kebutuhan
biologis, melainkan karena setiap manusia memiliki motivasi internal untuk
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. Hal tersebutlah yang
kemudian mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dirinya.
4. Perspektif Sosial
Perspektif sosial menekankan pembahasannya pada ‘kebutuhan afiliasi
atau keterhubungan' yang merupakan motif untuk menjalin interaksi dengan
orang lain secara aman. Kebutuhan tersebutlah yang memotivasi siswa
untuk menghabiskan waktu bersama teman, memperkuat ikatan dengan
orang tua, dan menjalin hubungan positif dengan guru (Santrock, 2011).

C. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Syah (Ernawati, 2020) mengklasifikasikan tiga faktor utama yang berperan
penting terhadap motivasi belajar siswa, yaitu:
a. Faktor internal, meliputi faktor yang berasal dari siswa itu sendiri, seperti
kondisi fisik, psikis, intelektual, emosi, dan sikap.

4
b. Faktor eksternal, meliputi segala kondisi di luar diri siswa yang dapat
berpengaruh pada tinggi rendahnya motivasi belajar siswa, seperti latar
belakang keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat (Ningsih, 2020).
c. Faktor pendekatan belajar, yaitu kesesuaian metode belajar dengan kondisi
dan potensi yang dimiliki siswa.

Menurut Aritonang (2008) terdapat empat faktor utama yang


mempengaruhi motivasi belajar siswa, yaitu cara mengajar guru, karakter guru,
suasana kelas yang tenang dan nyaman, dan fasilitas belajar yang digunakan.
Dapat dilihat bahwa studi yang dilakukan Aritonang menghasilkan kesimpulan
bahwa fasilitas lingkungan sekolah serta peran guru sebagai pendidik memiliki
andil besar dalam motivasi belajar siswa.

D. Jenis-jenis Motivasi
Siswa akan termotivasi untuk belajar ketika mereka diberikan kesempatan,
dihadapkan dengan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan
mendapat imbalan yang dapat menguatkan perilaku mereka. Berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang dapat bekerja tanpa
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar, karena manusia memang sudah
memiliki kecenderungan di dalam diri yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu tertentu. Santrock (2011) membagi motivasi instrinsik
menjadi dua jenis:
a. Motivasi intrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal.
Kecenderungan siswa untuk membangun kepercayaan dalam dirinya
bahwa mereka melakukan sesuatu atas kemauannya sendiri, bukan
karena imbalan eksternal.
b. Motivasi intrinsik dari pengamalan optimal.
Pengalaman optimal atau yang biasa disebut dengan istilah flow adalah
perasaan senang yang muncul ketika seseorang dihadapkan dengan

5
tantangan yang sesuai dengan keahliannya. Ketika keahlian siswa tinggi
tetapi aktivitas yang dihadapinya kurang menantang, hasilnya adalah
kejemuan. Ketika siswa dengan keahlian rendah dihadapkan dengan
tantangan yang rendah pula, maka hasilnya adalah apati. Sedangkan
siswa dengan keahlian rendah dihadapkan dengan tantangan level
tinggi, mereka akan merasa cemas.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang dapat bekerja karena
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti pemberian imbalan dan
hukuman. Menurut Bandura (Santrock, 2011) pemberian hadiah sebagai
imbalan atas prestasi budaya siswa di kelas memiliki dua kegunaan, yaitu:
a. Insentif agar siswa mau mengerjakan tugas. Dalam hal ini pemberian
hadiah bertujuan supaya guru dapat mengontrol perilaku siswa.
b. Mengandung informasi tentang penguasaan keahlian. Ketika imbalan
yang ditawarkan disertai dengan pemberian informasi tentang
penguasaan keahlian atau kemampuan, siswa akan merasa kompeten
dan bersemangat. Poin penting yang perlu diperhatikan dalam hal ini
adalah bahwa bukan imbalan itu sendiri yang menyebabkan timbulnya
motivasi, melainkan tawaran atau ekspektasi atas imbalan itulah yang
memunculkan motivasi.

E. Aspek-aspek Motivasi Belajar


Hamalik (2007) yang menyebutkan bahwa terdapat tiga aspek motivasi
dalam belajar, meliputi:
a. Pendorong. Motivasi sebagai pendorong timbulnya tingkah laku manusia.
Tanpa motivasi belajar, seorang siswa tidak akan bisa belajar dengan baik.
b. Pengarah. Motivasi mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang
di inginkan.
c. Penggerak. Besarnya kecilnya tingkat motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya waktu yang diperlukan intuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

6
Menurut Printich dan Groot (Putri, 2019) terdapat tiga aspek utama dalam
motivasi belajar, diantaranya:
1. Value Component (komponen nilai)
Secara garis besar komponen ini terbagi menjadi tiga bagian:
a. Intrinsic goal orientation, yaitu persepsi siswa yang menghasilkan motif
untuk mengikuti pembelajaran, seperti rasa ingin tahu dan penguasaan
terhadap suatu hal.
b. Extrinsic goal orientation, meliputi nilai, penghargaan, kinerja, evaluasi
oleh orang lain, dan kompetisi.
c. Task value, seberapa menarik, seberapa penting, dan seberapa berguna
tugas tersebut bagi siswa.
2. Expentancy Component (komponen harapan)
Komponen harapan mengacu pada keyakinan siswa bahwa upaya
mereka untuk belajar akan menghasilkan hasil yang positif. Terdapat dua
bagian komponen harapan, diantaranya:
a. Control of learning belief, yaitu keyakinan bahwa proses belajar yang
didorong oleh motivasi internal akan membuahkna hasil yang berbeda
dengan proses belajar yang didorong oleh faktor eksternal, seperti guru
dan imbalan. Jika siswa percaya bahwa intensitas usaha dapat
mempengaruhi perbedaan hasil belajar, maka mereka akan belajar lebih
strategis dan efektif.
b. Self efficacy for learning and performance, yaitu penilaian tentang
kemampuan dirinya sendiri untuk menyelesaikan tugas serta
kepercayaan pada keterampilan diri untuk melakukan tugas itu.
3. Affective Component (komponen afeksi)
Komponen ini menekankan pada bagaimana perasaan siswa ketika
dihadapkan dengan tugas tertentu. Kondisi afeksi siswa dapat diketahui
melalui tes kecemasan (anxiety test) yang memiliki dua komponen
penilaian, yaitu komponen kognitif dan emosional. Komponen
kekhawatiran mengacu pada pikiran negatif siswa yang mengganggu

7
kinerja, sedangkan komponen emosionalitas mengacu pada aspek gairah
afektif dan fisiologis kecemasan.

8
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Motivasi siswa di kelas berkaitan dengan alasan di balik perilaku siswa dan
sejauh mana perilaku positif yang mereka lakukan diberi penguatan, diarahkan,
dan dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Terdapat beberapa perspektif
psikologi dalam memandang motivasi belajar. Perspektif behavioral
menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan
motivasi siswa. Perspektif Humanistik menekankan pada kapasitas siswa dalam
pengembangan kepribadian dan kuliatas positif yang berkaitan dengan
kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Perspektif kognitif
berpendapat bahwa hal-hal yang ada di pikiran seseorang adalah faktor utama
yang memicu motivasi mereka. Perspektif sosial menekankan pembahasannya
pada ‘kebutuhan afiliasi atau keterhubungan’ yang merupakan motif untuk
menjalin interaksi dengan orang lain secara aman.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi siswa, namun
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal (dalam) dan
faktor eksternal (luar). Dari dua faktor tersebut didapatlah klasifikasi jenis
motivasi, yaitu motivasi instrinsik yang didorong oleh faktor internal dan
motivasi ekstrinsik yang didorong oleh faktor eksternal. Printich dan Groot
menggagas tiga aspek pembentuk motivasi belajar, yaitu value component
(komponen nilai), expentancy component (komponen harapan), dan affective
component (komponen rasa).

9
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi Belajar Sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper),
4(1), 80-86. https://doi.org/10.17509/jpm.v4i1.14958
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21.
https://www.researchgate.net/publication/265217011
Dafrizal, J. (2015). Mengeksplorasi Motivasi dan Pembelajaran. Skripsi. Banten:
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin.
https://www.researchgate.net/publication/289184431
Emda, A. (2018). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2), 172-182.
http://dx.doi.org/10.22373/lj.v5i2.2838
Ernawati, E. (2020). Psikologi Pendidikan. Sukoharjo: EFUDEPRESS.
Hamalik, O. (2008). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Ningsih, W.S. (2020) Gambaran Motivasi Belajar pada Siswa Full Day School di
Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Skripsi. Pekanbaru:
Universitas Islam Riau. http://repository.uir.ac.id/id/eprint/10505
Purwanto, N. M. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putri, C. G., & Soetjiningsih, C. H. (2019). Hubungan antara Dukungan Sosial
Keluarga dengan Motivasi Belajar pada Remaja yang Orang Tuanya
Bercerai. E-Jurnal Mitra Pendidikan, 3(5), 644-656. http://e-
jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-jmp/article/view/551
Ramli, R. (2013). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kompetensi Produktif
Siswa SMK Negeri Sumatera Barat. In: Seminar Nasional: Pengembangan
Pembelajaran Pendidikan Vokasi dalam Perspektif Kurikulum 2013,
Padang, 9 November 2013. http://repository.unp.ac.id/id/eprint/2664
Santrock, J.W. (2011). Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana.

10
Mulyaningsih, I. E. (2014). Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar,
dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar. Jurnal pendidikan dan
kebudayaan, 20(4), 441-451.
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/537

11

Anda mungkin juga menyukai