Anda di halaman 1dari 6

Nama: Liwahul Hamdi

Nim : P2113007

KEMALASAN DALAM BELAJAR

BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kemerdekaan dalam belajar itu sangat penting
bagi siswa dan mahasiswa supaya mereka bebas memilih atau melanjutkan bakat nya masing-
masing dan bisa memberikan sumbangan terbaik untuk bangsa.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, merdeka belajar ialah suatu pendekatan yang
dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati,(tidak ada
paksaan dari pihak mana pun)Hal ini dilakukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa
berkompetensi di bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam
berkarya bagi bangsa.
Nah jika pemuda pemudi anak bangsa masih banyak yang malas atau masih banyak
menyepelekan penting nya pendidikan lantas yang terbaik apa yang harus disumbangkan
untuk bangsa?, kemalasan sering kali kita temui pada siswa dan mahasiswa bahkan di
lingkungan sosial sekalipun.

B. Penyebab kemalasan

apa yang menjadi faktor penyebab kemalasan? diantara nya adalah:


1. kurang nya motivasi
2. Tidak memiliki tujuan hidup
3. Takut bertanggung Jawab dan akuntabilitas
4. Gaya hidup yang buruk
5. Takut gagal
6. Depresi
7. Keraguan
8. Gangguan
9. Kebiasaan menunda.

C. Dampak negatif dari kemalasan

Dampak buruk dari kemalasan dinatara nya adalah Pengangguran karna tidak berkompetensi
di bidang nya, dampak dari pengangguran terjadi nya kejahatan perampokan seperti begal
dan penculikan hal-hal yang radikalisme lain nya yang menghalal kan segala cara agar bisa
hidup. Jika rasa kemalasan dalam belajar ini tidak kita hilangkan mulai dari sekarang dampak
yang terjadi kedepan nya pun sangat negatif.

D. Solusinya

lalu bagaimana cara nya memerdekakan jiwa dari perbudakan kemalasan?


Berikut ada beberapa faktor yang mungkin menurut saya bisa kita tanamkan pada diri siswa
dan mahasiswa

1. Faktor psikologis
2. Faktor motivasi
3. Faktor nasionalisme
4. Agama
5. Kesadaran

1 Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang mampu mempengaruhi proses
belajar, dalam ilmu psikologi ada 2 faktor yang dapat mendorong seseorang untuk belajar,
yaitu faktor Internal dan faktor eksternal

Faktor Internal Siswa


a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-
organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Perubahan pola makan-minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi
tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

Kondisi organ-organ khusus siswa, tingkat indera pendengar dan indera penglihat sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya
yang disajikan di kelas.

Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga itu seyogyanya selaku
guru yang profesional harusnya bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memperoleh
bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain adalah
dengan menempatkan mereka di deretan bangku terdepan secara bijaksana tanpa harus
menyampaikan kekurangan siswa tersebut di depan kelas. Jangan sampai mempengaruhi
mental anak tersebut.

b. Aspek Psikologis
Intelegensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat.

J.P Chaplin ( Mujib, 2002: 318) merumuskan tiga defenisi kecerdasan, yaitu: 1) Kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, 2)
kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, yang meliputi empat unsur seperti
memahami, berpendapat, mengontrol dan mengkritik, 3) kemampuan memahami pertalian-
pertalian dan belajar dengan cepat sekali.

Tingkat kecerdasan atau IQ siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Semakin tinggi tingkat IQ seseorang maka semakin besar peluangnya meraih sukses,
begitupun sebaliknya. Di antara siswa-siswa yang mayoritas berinteligensi normal mungkin
terdapat anak yang tergolong gifted child atau talented child, yakni anak yang cerdas dan
anak yang sangat berbakat.
Sebagai seorang guru yang profesional harus mampu membaca kondisi Inteligensi anak
didiknya. Agar tidak terjadi kesenjangan dalam belajar. Anak yang cerdas juga tidak
terhalang oleh temannya yang lamban dalam berfikir.

Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dsb baik secara
positif maupun negatif.

Untuk mengantisipasi sikap negatif siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan
sikap positif terhadap dirinya sendiri terhadap mata pelajaran yang menjadi tugasnya. Dengan
meyakini manfaat bidang studi tertentu, siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari
perasaan butuh itulah diharapkan muncul sikap positif terhadap bidang studi tersebut
sekaligus terhadap guru yang mengajarkannya.

Bakat Siswa
Secara umum, bakat adalah kemamuan potensional yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam perkembangan selanjutnya bakat kemudian
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Sehubungan dengan itu, bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajr bidang-bidang studi tertentu. Olehnya itu
sangat tidak bijaksana orang tua yang memaksakan anaknya untuk memilih jurusan-jurusan
keahlian kehendaknya tanpa mengetahui lebih dulu bakat yang dimiliki oleh anaknya. Ini
akan berdampak buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

Setiap pembelajar, tentu memiliki kekhasan tertentu yang berbeda dengan pembelajar lain,
oleh karena itu, dalam belajar seorang pembelajar haruslah mengembangkan kekhasan-
kekhasan yang dimiliki. Keterampilan personal yag secara khas dimiliki oleh pembelajar.
Pembelajar akan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan ciri khas atau karakteristik
yang ada padanya.

Minat
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
pelajaran Sains akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya.
Kemudian karena pemusatan itu akhirnya siswa lebih giat dan akhirnya mendapatkan prestasi
yang baik. Guru dalam hal ini seyogyanya membangkitkan minat yang dimiliki oleh anak
didiknya.

Motivasi Siswa Motivasi adalah keadaan internal seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu. Motivasi terbagi atas dua macam, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik; 2)
Motivasi Ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik
adalah hal yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan
kegiatan belajar. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan mengenai pengetahuan dan
keterampilan untuk masa depan, umpamanya memberikan pengaruh lebih kuat dan relatif
lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang
tua dan guru.
Brown (Imran, 1996: 30) mengemukakan ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar
adalah 1) tertarik pada guru, tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, 2) tertarik pada
mata pelajaran yang diajarkan, 3) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama kepada guru, 4) ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, 5)
ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, 6) tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu
dalam kontrol diri, 7) mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali dan selalu terkontrol
oleh lingkungannya.

Sardiman (Imran, 1996: 31) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang ada pada diri
seseorang adalah tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja terus menerus dalam
waktu lama, ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas atas
prestasi yang diperoleh, menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah
belajar, lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain, tidak cepat bosan
dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan apa
yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah.

-Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak,
yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

Lingkungan Sosial
a. Keluarga
b. Guru
c. Masyarakat
d. Teman

Lingkungan Non sosial


a. Rumah
b. Sekolah
c. Peralatan
d. Alam

Rujukan:
Imran, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran.
Mujib, Abdul. 2002. Nuansa-nuansa Psikologi Islam.

2 MOTIVASI
Motivasi dalam belajar ialah suatu dorongan dari diri sendiri seseorang untuk mencapai
tujuan belajar, dalam hal ini seseorang harus mempunyai pemahaman materi dan
pengembangan belajar, sebab dengan adanya motivasi, seseorang akan senantiasa semangat
terus untuk belajar tanpa adanya paksaan dari pihak tertentu, konsep ini bersifat personal
yaitu tumbuh dari kesadaran dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari segi manapun melainkan
dorongan dari diri sendiri.
Berikut adalah lingkaran motivasi.

1. Ada nya kebutuhan yang diinginkan dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Jika seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan tertentu maka seseorang tersebut akan
melakukan suatu tindakan(tingkah laku)yakni ada nya usaha yang di lakukan agar
tercapainya suatu kebutuhan tersebut.
3. Tujuan adalah tercapai nya suatu kebutuhan sehingga seseorang merasakan kepuasan dan
lega karena kebutuhan tersebut sudah goal

3 Faktor Nasionalisme

Sikap nasionalis adalah suatu sikap atau suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan
yang tinggi atas setiap pribadi yang harus di serahkan kepada negara kebangsaan. Setiap
warga negara indonesia wajib memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negara. Para
pahlawan dan tokoh terdahulu telah menyumbang kan semua nya untuk Indonesia sesuai
dengan kesanggupan mereka masing-masing baik dengan cara melawan penjajah secara fisik
yaitu berperang dengan babu runcing atau sebagai nya, ada juga menyumbangkan harta untuk
kemerdekaan Indonesia, ada juga dengan pemikiran-pemikiran emas mereka yang disumbang
kan untuk negara.
Para siswa dan mahasiswa generasi sekarang wajib memiliki rasa nasionalis yang tinggi
untuk bangsa tercinta ini, ayo bebaskan jiwa kemalasan kita dari penjajahan kemalasan
supaya kita bisa mahir(tajam) dalam bidang kita masing-masing, jika kita masih berada
dalam lumpur kemalasan dan tidak berkompetensi dalam bidang kita masing-masing lantas
yang terbaik apa yang harus kita sumbangkan untuk bangsa ini? So mulai sekarang ayo
bangkit kan semangat anak bangsa untuk berkompetensi di bakat nya masing-masing,karna
masa depan Indonesia tercinta ini ada di tangan-tangan kita pemuda pemudi Indonesia,
seperti yang pernah di katakan oleh bung Karno “Berikan pada ku 10 pemuda niscaya akan
aku guncang kan dunia” artinya baik buruk nya sebuah bangsa ada di tangan pemuda, jika
pemuda bangsa Indonesia masih di perbudak dengan kemalasan dan tidak berkompetensi di
bidang nya lalu bagaimana mungkin bisa memberikan yang terbaik untuk negara ini?, nasib
negara ada di tangan generasi kita sekarang ini sebagaimana pepatah Arab mengatakan
”‫“شبان اليوم رجال الغد‬pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan.
Kalau bukan kita siapa lagi?,kalau bukan sekarang kapan lagi?.

4 Faktor Agama

Agama ialah suatu sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang
maha esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang Bhinneka tunggal Ika
berbeda tapi tetap bersatu,terdiri dari berbagai macam-macam agama diantara nya
Islama,Kristen Protestan,Kristen Katolik,Hindu,Buddha,Konghucu.
Faktor agama ini sangat penting untuk mendorong seseorang untuk belajar karna semakin
seseorang dekat dengan agama yang dianut nya semakin taat juga dia dengan agama
nya,selain menjadi kan seseorang menjadi orang baik agama juga tidak menganjurkan
seseorang itu menjadi orang malas dan bodoh,seperti hal nya agama Islam, Islam melarang
umat nya untuk malas-malasan dan islam juga melarang umat nya untuk menjadi
bodoh,dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW beliau bersabda:
” ‫علَى ك ِل م ْسلِم‬ َ ‫طلَب ْالع ِْل ِم ف َِر ْي‬
َ ‫ضة‬ َ “
Artinya: Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim. (HR. Ibnu Majah no. 224).
Dan saya yakin agama lain(selain Islam)baik itu Kristen Buddha Hindu dan lainnya juga
tidak menganjur kan umat nya untuk bodoh dan bermalas-malasan. Konsep sederhana nya
adalah semakin seseorang itu taat kepada agama yang di anut nya semakin dia mengikuti
semua aturan atau hukum-hukum yang berlaku di agama nya semakin tinggi rasa ingin tau
nya terhadap sesuatu artinya dia tidak bodoh amat dengan ilmu pengatahuan.
Maka bohong besar seseorang mengaku beragama tapi malas dan bohong juga seseorang
yang mengklaim dirinya sebagai seseorang yang nasionalis tapi tidak taat terhadap agama
karna di dalam diri Pancasila jika kita memahami maknanya lebih dalam ada nilai-nilai besar
agama yang dikandung nya.

5 Faktor Kesadaran

Seperti Faktor-faktor sebelum nya, faktor kesadaran tidak kalah penting nya, karna dengan
ada nya kesadaran yang tumbuh dari dalam diri seseorang dengan itu juga ia termotivasi
untuk melakukan sesuatu. Faktor ini bersifat personal yaitu timbulnya disebabkan dengan ada
nya kesadaran seseorang akan kelemahan atau kurang nya ilmu pengatahuan terhadap
sesuatu. Didalam buku psikologi umum oleh Drs.H.Abu Ahmadi mengatakan bahwa
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang direaksi pada
sesuatu waktu, artinya yang saya pahami perhatian terhadap sesuatu berhubungan erat dengan
kesadaran,jika seseorang memperhatikan pelajaran nya atau bakat nya dia akan sadar bahwa
mempunyai kompetensi yang tinggi terhadap bakat nya sendiri itu sangatlah penting.
Sedikit saya menceritakan tentang pengalaman saya pribadi, dulu dari SD-SMA saya orang
yang paling pemalas di sekolah karna trauma dengan salah satu mata pelajaran, akhir nya
saya mulai berpikir bahwa ilmu pengatahuan itu tidak terlalu penting yang penting adalah
pengalam dan mental yang kuat, karna banyak orang yang sukses tanpa pendidikan,karna
realita yang saya lihat memang benar begitu, setelah saya tamat SMA dan memilih nganggur
untuk pergi merantau,2 tahun lama nya saya di rantau orang akhir nya saya sadar mempunyai
mindset seperti itu adalah salah karna setelah saya pelajari dan bertemu dengan banyak orang
baru teman baru, akhirnya saya sadar mulai berpikir oh ternyata ilmu pengatahuan ku sangat
lah minim sekali terasa kek paling bodoh terhadap semua hal terutama di bidang-bidang yang
saya sukai,mulai saat itu juga saya sadar bahwa pendidikan itu sangat lah penting bagi
kehidupan dan menyesali nya karna dulu malas-malasan.
Nah seperti yang saya katakan tadi bahwa kesadaran itu bersifat personal yaitu terjadi dari
dalam diri seseorang,sebanyak apapun mulut orang yang menyadarkan kalau diri sendiri tidak
berpikir dan tidak menyadari nya sama aja, tapi kalau seseorang mulai memperhatikan
sesuatu lalu menyadari nya bukan hal yang mustahil bila dia merdeka dari perbudakan
kemalasan tersebut, so ayo kawan kawan siswa dan mahasiswa hadir kan kesadaran di dalam
diri kita bahwa ilmu pengatahuan itu sangat lah penting, ayo bebaskan jiwa kita dari
perbudakan kemalasan.

E. Penutup

Itulah 5 Faktor yang menurut saya insya ALLAH jika kita terapkan bisa memerdekakan jiwa
kemalasan dari perbudakan kemalasan agar terwujud nya menuju merdeka belajar.
Jika ada kesalahan dalam penulisan atau salah dalam penjelasan dengan ini saya
memohonkan maaf atas sebesar-besar nya,
Wabillahi taufik wahidayah Wassalamualaikum warahamatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai