Oleh kelompok 2:
1. Nur Yuliani Hikmah
2. Rina Oktapiantari
3. Raudatul Maani
4. Paizatul Hasanah
5. Satria Irawan
6. Safwan Hakim
7. Riadussalihin
FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PAI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman untuk membaca.
Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat
kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
A. Simpulan ....................................................................................................................9
B. Saran ...........................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak
didik belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam poses belajar, seseorang
berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya.1
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu
jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubhan jiwa
yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Dengan demikian, belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebgai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar?
C. Tujuan
1. Supaya mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
1
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 125
2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hal. 13
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
faktor psikologis.
1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi
fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu
ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani
antara lain adalah:
a. Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam
tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah,
lesu, dan mengantuk sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
b. Rajin berolahragaagar tubuh selalu bugar dan sehat.
c. Istirahat yang cukup dan sehat.
2
persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik,
mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Faktor psikologis yang memengaruhi proses belajar adalah
antara lain:
a. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan
sebagainya dapat mengakibatkan tidk semangat untuk belajar. Demikian pula bila
kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran,
perasaan kecewa, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.
Karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik
maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam
melaksanakan kegiatan belajar.3
b. Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam
mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara
yang tepat. Tingkat kecerdasan siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang
siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.4
3
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) hal. 55-58
4
Haryu Islamudin, Psikologi Pendidikan…, hal. 184
3
pengajaran. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mmpu belajar
daripada orang yang kurang cerdas.5
c. Motivasi
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi dua, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga
telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki
pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak
tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
1) Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih luas.
2) Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
maju.
3) Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari
orang-orang penting, seperti orangtua, saudara, guru, atau teman-teman.
4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi
dirinya.
5
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…, hal. 196
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, 2008 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).
4
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan uantuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata
tertib, teladan guru, orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respon dari
lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorng menjadi
lemah.
d. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (syah 2003)
minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya
terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan
motivasi, karena member pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar
dikelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar
tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapinya atau dipelajarinya.
7
Syah, 2003
5
e. Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap
terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun
negative.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak
senang terhadap performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggung jawab terhadap
profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian
sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha
untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukkan;
meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
f. Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi prses belajar adalah bakat. Secara
umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.8 Berkaitan
dengan belajar, Slavin (1994) mendefiinisikan bakat sebagai kemampuan umum
yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga
kemungkinan besar ia akan berhasil.
8
Ibid,.
6
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai
prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat
juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukakan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan dengan
bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan mudah
mempelajari bahassa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri. Karena belajar juga
dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki setiap individu, maka pendidik, orang tua,
dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat apa yang oleh anaknya atau
peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembaangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
B. Faktor Eksogen/eksternal
1. Lingkungan sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan sisws yang kumuh, banyak
pengangguran, dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, siat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
7
pengelolaan keluarga, semuanya dapat member dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas dengan baik.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa adalah:
1. Factor internal siswa, yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Factor eksternal siswa yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pembelajaran.
B. Saran
Untuk kesempurnaan makalah ini, penulis menerima kritikan dan saran membangun
dari pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2003. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, Sumandi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada., 1998, cet.
Ke-8.
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. Ke-1
10