Anda di halaman 1dari 25

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Dosen Pengajar : Restio Sidebang S.Pd, M,Pd

Disusun Oleh
Kelompok 3 :

Hari Gunawan Rajagukguk (2005030099)

F.X Riothias Sitepu (2005030116)

Ricky Irfandi Sianturi (2005030097)

Elinne Yoanka Ginting (2005030122)

Putri Khoiriyyah Nurjannah (2005030154)

Seminta Br Sembiring (2005030147)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DANILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar. Atas rahmat dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tersebut dari mata
kuliah Psikologi Pendidikan tepat pada waktunya.
Tugas makalah ini disusun penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pendidikan, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada IBU Restio Sidebang
S.Pd, M,Pd selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Quality Medan yang telah memberikan arahan serta dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan tugas makalah Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar .
Tentunya Penulis berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan penulis dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun, akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 10 December 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penulisan ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Belajar .......................................................................................................... 2

2.2 Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar .......................................... 2

2.3 Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ......................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 9

3.2 Saran .............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Belajar merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya dari ketidak tahuan
menjadi tahu, dari ke samaran menjadi jelas. Kegiatan belajar yang dilakukan manusia itu
berlangsung terus menerus, sepanjang hayat, di dalam sekolah maupun diluar sekolah,
dibimbing atau tidak. Premis ini diperkuat oleh kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang
dinamis, bukan makhluk yang statis. Menurut Cronbach, dalam bukunya Educational
Psychology, 1954, hlm. 47 (Sumadi Suryabrata, 1984, hlm. 251), menyatakan bahwa “Learning
is shown by a change in behavior as a result of experience”. Jadi menurut Cronbach, belajar
yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar
menggunakan panca inderanya. Tentunya dalam proses pelaksanaan belajar tidak akan terlepas
dari pengaruh – pengaruh yang datang sebagai stimulus yang dapat merangsang cepat atau
lambatnya bahkan berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar. Maka dalam makalah ini kami
menyajikan faktor – faktor yang mempengaruhi dalam belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut
1. Apa Pengertian Dari Belajar ?
2. Apa Saja Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ?
3. Apa Saja Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan masalah dari penulisan makalah ini sebagai berikut
1. Untuk mengetahui Pengertian Belajar
2. Untuk mengetahui Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar.
3. Untuk mengetahui Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar


Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Seseorang setelah mengalami proses belajar, akan
mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek
sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-
ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria keberhasilan dalam belajar di
antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

2.2 Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi keberhasilan belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan
tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisi yang
sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha
untuk menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah:
1) Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu,
dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
2) Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat, dan
3) Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran
fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki
peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun
2
siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat kuratif,
dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi
mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
2. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
keberhasilan belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi keberhasilan belajar
adalah sebagai berikut:
1) Motif
Motif merupakan hal yang penting dalam manusia bertindak. Dengan motif yang kuat,
individu akan berusaha untuk menghadapi tugas yang telah ditentukan. Apabila anak
mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar maka ia akan berusaha agar dapat belajar
dengan sebaik-baiknya. Motif ini akan cukup kuat apabila individu mempunyai kesadaran
akan makna dan tujuan dari apa yang dilakukannya. Oleh karena itu harus ditanamkan kepada
anak apa kegunaan belajar. Hal ini sangat penting, lebih-lebih bai anak yang sudah cukup
besar. Besar kecilnya motif yang ada dalam individu juga tergantung kepada jelas tidaknya
apa yang akan dicapai lewat tindakannya itu. Motif ini sangat erat hubungannya dengan
minat.
2) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum,
bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar,
Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kernungkina besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan
sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya,
siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain
selain bahasanya sendiri.
3) Minat
3
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah
yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi,
karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki
minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena
itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan
minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.
Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan
tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan
siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru
yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini,
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya.
4) Konstrentasi dan Perhatian
Agar proses belajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka diperlukan
konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari. Seluruh perhatian harus dicurahkan
kepada apa yang dipelajari. Apabila tidak ada konsentrasi maka apa yang dipelajari itu tidak
kan masuk ke ingatan dengan baik. Banyak anak yang kelihatannya belajar, tetapi karena
perhatiannya tidak terkonsentrasi pada apa yang dipelajari maka ia tidak tau apa yang sedang
ia pelajari itu.
5) Natural curiosity (Keingintahuan Alami)
Hal ini berhubungan dengan motif individu. Natural curiosity ialah keinginan untuk
mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip rasa ingin tahu, ini berarti
bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk mengetahui apa hakikat dari mata pelajaran
yang dipelajarinya itu.
6) Balance Persnonality (Pibadi Yang Seimbang)
Apabila individu telah memiliki pribadi yang seimbang maka individu akan dapat
menyesuaikan diri dengan situasi disekitarnya dengan baik. Apabila keadaan pribadinya
terganggu terutama dalam segi emosinya maka hal itu akan memengaruhi ndividu dalam
menghadapi persoalan, termauk dalam belajar. Oleh karena itu, perlu ada penjagaan yang
4
sebaik-baiknya, jangan sampai anak mengalami gangguan dalam pribadinya.
7) Self confidence
Self confidence yaitu kepercayaan kepada diri sendiri bahwa dirinya juga mempunyai
kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai prestasi yang baik.
8) Self discipline
Ini merupakan disiplin terhadap diri sendiri. Self dicipline ini harus ditanamkan dan
dimiliki oleh tiap-tiap individu. Walaupun mempunyai rencana belajar yang baik, namun hal
itu akan tetap tinggal rencana kalau tidak ada disiplin diri.
9) Kecerdasan/Intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan
demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-
organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain
sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar,
maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.
10) Ingatan
Tujuan belajar ialah agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan. Agar apa
yang yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan maka perlu ada tindakan supaya materi
itu sering ditimbulkan di atas kesadaran. Oleh karena itu, perlu adanya pengulangan dari apa
yang pernah dipelajari. Makin sering apa yang dipelajari itu ditimbulkan dia atas ambang
kesadaran maka akan semakin baiklah materi itu tetap tinggal dalam ingatan
11) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
5
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang
gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya.
Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena
motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk
belajar antara lain adalah:
➢ Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas,
➢ Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju,
➢ Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari
orang - orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman dll.
➢ Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi
dirinya, dan lain-lain,
➢ Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun kompetisi,
➢ Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan
➢ Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi
pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru
orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan
memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
12) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar
dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran,
atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung
jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai
6
seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan
pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa
bidang srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

2.3 Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar


faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dalam hal ini,
Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
nonsosial.
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa
melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua,
dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta
didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak
untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
2. Lingungan Non - Sosial
Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
1) Faktor alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar
yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan
tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
7
2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga. Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat
seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu
bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Kedua, software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain
sebagainya.
3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan
sesuai dengan kondisi siswa.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan belajar ada dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis
adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan dan fungsi jasmani sedangkan faktor
psikologis terdiri dari motif, bakat, minat, konsentrasi dan perhatian, natural curiousity, balance
personality, self confidence, self dicipline, intelegensi, ingatan, motivasi, sikap, dan rasa
percaya diri. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non
sosial. Faktor lingkungan sosial dibagai menjadi tiga yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor lingkungan non
sosial meliputi faktor alamiah, faktor instrumental, dan faktor materi pelajaran.

3.2 Saran
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar
sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Oleh karena itu, bakat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan
dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi
yang terkait dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat bidang bahasa akan
lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para
pendidik, orangtua, dan guru perlu mengingat dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya
atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Mustaqim dan Wahid, Abdul. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Melton Putra.
https://sucianita23.blogspot.com/2013/11/makalah-faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
https://www.academia.edu/8458235/MAKALAH_TEORI_PEMBELAJARAN_FAKTOR_FAK
TOR_YANG_MEMENGARUHI_BELAJAR

10
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar

Disusun Oleh
Kelompok 3 :

Hari Gunawan Rajagukguk (2005030099)


F.X Riothias Sitepu (2005030116)
Ricky Irfandi Sianturi (2005030097)
Elinne Yoanka Ginting (2005030122)
Putri Khoiriyyah Nurjannah (2005030154)
Seminta Br Sembiring (2005030147)

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan


Dosen Pengajar : Restio Sidebang S.Pd, M,Pd
PENGERTIAN BELAJAR
Belajar diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Seseorang setelah mengalami proses belajar,
akan mengalami perubahan tingkah laku, baik
aspek pengetahuannya, keterampilannya,
maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa
menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari
tidak sopan menjadi sopan. Kriteria keberhasilan
dalam belajar di antaranya ditandai dengan
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
individu yang belajar.
Faktor Internal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi
keberhasilan belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1. FAKTOR FISIOLOGIS
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisi yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya
hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar,
maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada
tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi
dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra
merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga
manusia dapat mengenal dunia luar.
2. FAKTOR PSIKOLOGIS
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi keberhasilan
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi keberhasilan belajar adalah sebagai berikut:

1) MOTIF
Motif merupakan hal yang penting dalam manusia bertindak. Dengan motif yang kuat, individu akan
berusaha untuk menghadapi tugas yang telah ditentukan. Apabila anak mempunyai motif yang cukup kuat
untuk belajar maka ia akan berusaha agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

2) BAKAT
Bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat
itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kernungkina besar ia akan berhasil.

3) MINAT
minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan,
motivasi, dan kebutuhan.
4) KOSENTRASI DAN PERHATIAN
Agar proses belajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka diperlukan konsentrasi yang baik atas
materi yang sedang dipelajari. Seluruh perhatian harus dicurahkan kepada apa yang dipelajari. Apabila tidak
ada konsentrasi maka apa yang dipelajari itu tidak kan masuk ke ingatan dengan baik.

5) NATURAL CURIOSITY (KEINGINTAHUAN ALAMAI)


Natural curiosity ialah keinginan untuk mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip rasa
ingin tahu, ini berarti bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk mengetahui apa hakikat dari mata
pelajaran yang dipelajarinya itu.

6) BALANCE PERSONALITY (PRIBADI YANG SEIMBANG)


Apabila individu telah memiliki pribadi yang seimbang maka individu akan dapat menyesuaikan diri dengan
situasi disekitarnya dengan baik. Apabila keadaan pribadinya terganggu terutama dalam segi emosinya
maka hal itu akan memengaruhi ndividu dalam menghadapi persoalan, termauk dalam belajar.

7) SELF CONFIDENCE
Self confidence yaitu kepercayaan kepada diri sendiri bahwa dirinya juga mempunyai kemampuan seperti
teman-temannya untuk mencapai prestasi yang baik.
8) SELF DISCIPLINE
Ini merupakan disiplin terhadap diri sendiri. Self dicipline ini harus ditanamkan dan dimiliki oleh tiap-tiap
individu. Walaupun mempunyai rencana belajar yang baik, namun hal itu akan tetap tinggal rencana kalau tidak
ada disiplin diri.

9) KECERDASAN/INTELEGENSI SISWA
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar.

10) INGATAN
Tujuan belajar ialah agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan. Agar apa yang yang dipelajari itu
tetap tinggal dalam ingatan maka perlu ada tindakan supaya materi itu sering ditimbulkan di atas kesadaran.

11) MOTIVASI
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.

12) SIKAP
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru,
pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini Lingkungan sosial sekolah, seperti guru,
sangat memengaruhi kegiatan belajar. administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, memengaruhi proses belajar seorang siswa.
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan Hubungan yang harmonis antara ketiganya
keluarga, semuanya dapat memberi dampak dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan lebih baik di sekolah. maka para pendidik,
antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
atau adik yang harmonis akan membantu siswa memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya
melakukan aktivitas belajar dengan baik. atau peserta didiknya, antara lain dengan
mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang
tidak sesuai dengan bakatnya.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa
akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling
tidak siswa kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-
alat belajar yang kebetulan belum
dimilikinya.
Faktor Eksternal, NON - SOSIAL
Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:

Faktor alamiah, seperti kondisi udara yang Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,
tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga.
Lingkungan alamiah tersebut merupakan Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar
faktor-faktor yang dapat memengaruhi harus memenuhi syarat-syarat seperti di
aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi tempat yang tidak terlalu dekat kepada
lingkungan alam tidak mendukung, proses kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu
belajar siswa akan terhambat. harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabi, dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke
siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa, begitu
juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan
siswa.
THANKS!
APAKAH KAMU PUNYA PERTANYAAN ?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai