Anda di halaman 1dari 11

LANJUTAN TEORI BELAJAR

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas : Psikologi Umum

DOSEN

Nurhayati, S. Ag, M. Pd. I

Disusun Oleh

RIZKY NOVRIANTO PRATAMA

PUTRA ABIMAYU

DHEA ANDREASARI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Lanjutan Teori
Belajar”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Dabo Singkep, 07 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Permasalahan......................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Teori Operant Conditioning................................................................2
B. Akar Biologis Dalam Belajar.............................................................3
C. Teori Social Learning.........................................................................5
BAB III : PENUTUP................................................................................................7
A. Simpulan ...........................................................................................7
B. Saran ..................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan ilmu psykologi berperan penting dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan khususnya di Indonesia. Berbagai
macam landasan pada psykologi ini menunjang pembelajaran menjadikan peserta
didik merasa menyenangkan ketika di dalam kelas dan materi pembelajaran tercapai
secara efektif dan efisien. Tercapai tujuan atau kompetensi yang menunjukan
peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. Yang dapat terukur dari jumlah
kelulusan, nilai dan prestasi akademik. Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran tidak
dapat berjalan secara baik akan pula berdampak pada kualitas pendidikan sekarang
ini. Hal ini berpengaruh langsung pada peserta didik akan malasnya berangkat ke
sekolah, kurang memperhatikan penyampaian materi yang di sampaikan pendidik dan
kurang berminatnya peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
pendidik. Hal ini menyebabkan adanya teori-teori pembelajaran menjadikan bekal
sebagai arahan pada pendidik dalam menjalani proses belajar mengajar dengan
karakter siswa yang beraneka ragam, unik, berbagai ciri.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaiman Teori Operant Conditioning ?
2. Bagaimana Akar Biologis Dalam Belajar ?
3. Bagaimana pengembangan sikap profesional ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Teori Operant Conditioning
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang Akar Biologis Dalam Belajar
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang Teori Social Learning

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Operant Conditioning


Teori Operant Conditioning diciptakan oleh Burhus Frederch Skinner lahir pada
tahun 1904, seorang penganut behaviorisme yang dianggap controversial. Tahun
1974 Skinner menerbitkan karya tulis yang dianggap baru yaitu ‘’behaviorisme’’
dimana tema pokok dari karya tersebut adalah bahwa tingkah laku dibentuk oleh
konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri.
Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan
perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku
tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner
berpendapat setiap suatu tindakan yang telah dibuat ada konsekuensinya,
penghargaan untuk tindakan yang benar, hukuman untuk yang salah. Tindakan yang
ingin mendapat penghargaan akan menjadi suatu kebiasaan, dan secara tidak disadari
kebiasaan lama akan hilang.
Skinner mengemukakan pendapatnya dengan memasukkan unsur penguatan
kedalam hukum akibat, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di ulangi
kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk
menghilang atau terhapus. Oleh karena itu Skinner dianggap sebagai bapak operant
conditioning. Konsep Teori Operant Conditioning Sistem pembentukan prilaku yang
ditawarkan oleh Skinner didasarkan pada ”cara kerja yang menentukan (operant
conditioning)”. Dimana Skinner mengemukakan bahwa:
a. Prilaku yang diikuti oleh stimulan-stimulan penggugah memperbesar
kemungkinan dilakukannya lagi prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya.
b. Prilaku yang tidak lagi diikuti oleh stimulant-stimulan penggugah memperkecil
kemungkinan dilakukannya prilaku tersebut dimasa-masa selanjutnya.
Aplikasi Skinner Terhadap Pembelajaran
a. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit yang terkecil.

2
b. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan
jika benar diperkuat.
c. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
d. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari
pelanggaran agar tidak menghukum.
e. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
f. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).1

B. Akar Biologis Dalam Belajar


Pengertian Belajar Menurut Psikolog tidak jauh dari pengertian belajar secara
umum yaitu suatu proses kegiatan secara optimal dari yang tidak tahu menjadi tahu,
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Kegiatan belajar atau pembelajaran
merupakan proses penyatuan antara kognitif, emosional, lingkungan dan pengalaman
untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan seseorang terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangannya.
Berikut beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli psikologi.
Arno F. Wittig  dalam Psychology of Learning: 1981. Belajar ialah perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme
sebagai hasil belajar. James Patrick Chaplin dalam Dictionary of Psychology: 1985.
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons
sebagai akibat adanya latihan khusus. Hintzman, Douglas L. dalam The Psychology
of Learning and Memory: 1987. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. John Burville Biggs  dalam
Teaching for learning: the view from cognitive psychology: 1991. Belajar mempunyai
tiga macam rumusan, yaitu :
1
Sheila Azzahra “Operant Conditioning”
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090087/06Sheila%20Azzahra
%20(1824090087).pdf (Dikutip pada tanggal 07 Desember 2020 Pukul 19:02 WIB)

3
1. Rumusan kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan
kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal
ini dipandang dari sudut berapa banyak materi  yang dikuasai siswa.
2. Rumusan institusional, belajar dipandang sebagai proses validasi
(pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia
pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah,
semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula
mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.
3. Rumusan kualitatif, ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-
pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang
berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi
siswa.
Arthur S. Reber, Rhianon Allen, Emily Sarah Reber  dalam The Penguin Dictionary
of Psychology: edisi 1986, 1995, 2001. Belajar dengan dua macam definisi.
a. Pertama, belajar adalah : proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini
biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh
sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak mengikutsertakan
perolehan ketrampilan non kognitif.
b. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
selamanya sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat
macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar
yaitu: relatively permanent, response potentiality, reinforced dan practice.2

2
SMA N 1 Baubau “Pengertian Belajar Menurut Psikolog
https://sman1baubau.sch.id/editorial/pengertian-belajar-menurut-psikolog/ (Dikutip pada tanggal 07
Desember 2020 Pukul 19:48 WIB)

4
C. Teori Social Learning
Teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) merupakan sebuah
perluasan dari teori perilaku yang tradisional. Pada awalnya teori pembelajaran sosial
ini, dinamakan sebagai “teori sosial kognitif” oleh Albert Bandura. Kemudian
dikembangkan lagi menjadi “teori pembelajaran sosial”. Teori ini menerima sebagian
besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar berperilaku. Tetapi lebih memberikan
penekanan pada efek-efek dan isyarat-isyarat pada perilaku serta proses-proses
mental internal.
Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa faktor-faktor sosial, kognitif, dan
tingkah laku, mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif akan
mempengaruhi wawasan peserta didik tentang pemahaman dan pola pikir akan segala
fenomena yang ada di alam semesta, sementara faktor sosial termasuk perhatian dan
kepedulian peserta didik terhadap tingkah laku orang tua, keluarga, serta
lingkungannnya akan mempengaruhi tindakan dan tingkah laku peserta didik
tersebut. Dalam pandangan sosial manusia tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan
dari dalam dan juga tidak dipaksakan oleh kekuatan-kekuatan dari luar.
Teori pembelajaran sosial menganggap manusia sebagai makhluk yang aktif,
yang berupaya membuat pilihan, menentukan keputusan, dan menggunakan proses-
proses perkembangan yang ada untuk menyimpulkan kejadian serta komunikasi yang
baik dengan orang lain. Perilaku manusia, khusunya peserta didik tidak ditentukan
oleh pengaruh lingkungan dan sejarah perkembangan seseorang. Dalam hal ini,
manusia cenderung bersifat selektif dan bukan entity yang pasif serta mudah
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Teori belajar ini juga dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang
belajar dalam keadaan atau lingkungan yang sebenarnya. Bandura (1977)
menghipotesiskan bahwa tingkah laku (B=behavior), lingkungan (E=Environment),
dan kejadian-kejadian internal pada peserta didik yang mempengaruhi presepsi dan
aksi (P=Perception) merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau berkaitan
(interlocking). Menurut Albert Bandura, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas

5
dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang.
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi dari individu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan (observational learning), yaitu:
1. Pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondidsi yang dialami
orang lain atau vicarious conditioning. Misalnya seorang siswa melihat temannya
dipuji atau ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru
melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama yaitu ingin dipuji oleh gurunya.
Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami
orang lain atau vicarious reinforcement.
2. Pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model meskipun model
itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang
memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh
pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian dan penguatan apabila
menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus visualisasi
tiruan sebagai model (Nur, M. 1998:4).3

3
Arka Almair Zhafran “Makalah Social Learning”
https://www.academia.edu/12276779/Makalah_social_learning (Dikutip pada tanggal 07 Desember
2020 Pukul 19:48 WIB)

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Skinner mengemukakan pendapatnya dengan memasukkan unsur penguatan
kedalam hukum akibat, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di ulangi
kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk
menghilang atau terhapus. Oleh karena itu Skinner dianggap sebagai bapak operant
conditioning. Konsep Teori Operant Conditioning Sistem pembentukan prilaku yang
ditawarkan oleh Skinner didasarkan pada ”cara kerja yang menentukan (operant
conditioning)”.
Pengertian Belajar Menurut Psikolog tidak jauh dari pengertian belajar secara
umum yaitu suatu proses kegiatan secara optimal dari yang tidak tahu menjadi tahu,
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Kegiatan belajar atau pembelajaran
merupakan proses penyatuan antara kognitif, emosional, lingkungan dan pengalaman
untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan seseorang terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangannya.
Teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) merupakan sebuah
perluasan dari teori perilaku yang tradisional. Pada awalnya teori pembelajaran sosial
ini, dinamakan sebagai “teori sosial kognitif” oleh Albert Bandura. Kemudian
dikembangkan lagi menjadi “teori pembelajaran sosial”. Teori ini menerima sebagian
besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar berperilaku. Tetapi lebih memberikan
penekanan pada efek-efek dan isyarat-isyarat pada perilaku serta proses-proses
mental internal.

B. Saran
Harapan saya kepada para pembaca agar mengamalkan setiap ilmu yang
diperoleh agar ilmu tersebut tidak sia-sia. Harapan saya kepada para pembaca
khususnya bagi dosen pembimbing mata kuliah ini agar kiranya memperbaiki setiap
kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja dalam uraian isi makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sheila Azzahra “Operant Conditioning”


https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1824090087/06Sheila
%20Azzahra%20(1824090087).pdf

SMA N 1 Baubau “Pengertian Belajar Menurut Psikolog


https://sman1baubau.sch.id/editorial/pengertian-belajar-menurut-psikolog/

Arka Almair Zhafran “Makalah Social Learning”


https://www.academia.edu/12276779/Makalah_social_learning

Anda mungkin juga menyukai