Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : SAMSUL BAHRI, M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 2

1. DONA SAFITRI
2. M.FATHUR RIZKI
3. NURLAELA
4. SRI LESTARI
5. SITI KHAIRIYAH
6. WIDIA SALSABILA

PROGRAM STUDI SEMESTER V


UNIVERSITAS ISLAM AN NUR (UNISAN) LAMPUNG
TAH UN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
makalah tentang “Keberhasilan Proses Pembelajaran” ini dapat terselesaikan .Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan kita semua.

Sidomulyo, 12 November 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. 2

Daftar Isi....................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 4

Latar Belakang.................................................................................................. 4

RumusanMasalah.............................................................................................. 4

Tujuan Penulisan.............................................................................................. 4

BAB II Pembahasan..................................................................................................... 5

Faktor Internal.................................................................................................. 5

Faktor Eksternal................................................................................................ 10

BAB III Kesimpulan................................................................................................... 13

Daftar Pustaka............................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan manusia untuk merubah dirinya dari ketidak tahuan menjadi
tahu, dari ke samaran menjadi jelas. Kegiatan belajar yang dilakukan manusia itu berlangsung
terus menerus, sepanjang hayat, di dalam sekolah maupun diluar sekolah, dibimbing atau
tidak. Premis ini diperkuat oleh kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis,
bukan makhluk yang statis. Menurut Cronbach, dalam bukunya Educational Psychology,
1954, hlm. 47 (Sumadi Suryabrata, 1984, hlm. 251), menyatakan bahwa “Learning is shown
by a change in behavior as a result of experience”. Jadi menurut Cronbach, belajar yang
sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan
panca inderanya. Tentunya dalam proses pelaksanaan belajar tidak akan terlepas dari
pengaruh – pengaruh yang datang sebagai stimulus yang dapat merangsang cepat atau
lambatnya bahkan berhasil atau tidaknya sebuah proses belajar. Maka dalam makalah ini
kami menyajikan faktor – faktor yang mempengaruhi dalam belajar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Faktor- faktor apa sajakah yang memengaruhi belajar yang berasal dari dalam
(internal) ?
2. Faktor- faktor apa sajakah yang memengaruhi belajar yang berasal dari luar
(eksternal)?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhui belajar
2. Agar para mahasiswa calon guru dapat mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi belajar sehingga dapat diimplemetasikan terhadap anak didiknya

4
BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan atas dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam
proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan
psikologis.
a. Faktor fisiologis
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang.
Kondisi fisi yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat
memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah:
1. Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu,
dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
2. Rajin berolahraga agar tubuh selalu bugar dan sehat, dan
3. Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran
fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik
pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang
diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara
preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi

5
persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

b. Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi
proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah
sebagai berikut:
1. Motif
Motif merupakan hal yang penting dalam manusia bertindak. Dengan motif yang kuat,
individu akan berusaha untuk menghadapi tugas yang telah ditentukan. Apabila anak
mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar maka ia akan berusaha agar dapat belajar
dengan sebaik-baiknya. Motif ini akan cukup kuat apabila individu mempunyai kesadaran
akan makna dan tujuan dari apa yang dilakukannya. Oleh karena itu harus ditanamkan kepada
anak apa kegunaan belajar. Hal ini sangat penting, lebih-lebih bai anak yang sudah cukup
besar. Besar kecilnya motif yang ada dalam individu juga tergantung kepada jelas tidaknya
apa yang akan dicapai lewat tindakannya itu. Motif ini sangat erat hubungannya dengan
minat.
2. Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum,
bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar,
Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa
untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kernungkina besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan
sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya,
siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain
selain bahasanya sendiri.

6
3. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah
yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi,
karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki
minat untuk belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena
itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan
minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.

Untuk membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.
Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan
tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain pembelajaran yang membebaskan
siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa
(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru
yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini,
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan
minatnya.

4. Konsentrasi dan perhatian


Agar proses belajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka diperlukan
konsentrasi yang baik atas materi yang sedang dipelajari. Seluruh perhatian harus dicurahkan
kepada apa yang dipelajari. Apabila tidak ada konsentrasi maka apa yang dipelajari itu tidak
kan masuk ke ingatan dengan baik. Banyak anak yang keihatannya belajar, tetapi karena
perhatiannya tidak terkonsentrasi pada apa yang dipelajari maka ia tidak tauhu apa yang
sedang ia pelajari itu.
5. Natural curiosity
Hal ini berhubungan dengan motif individu. Natural curiosity ialah keinginan untuk
mengetahui secara alami. Kalau dalam diri anak sudah terselip rasa ingin tahu, ini berarti
bahwa anak memiliki dorongan atau motif untuk mengetahui apa hakikat dari mata pelajaran
yang dipelajarinya itu.
6. Balance personality (pribadi yang seimbang)

7
Apabila individu telah memiliki pribadi yang seimbang maka individu akan dapat
menyesuaikan diri dengan situasi disekitarnya dengan baik. Apabila keadaan pribadinya
terganggu terutama dalam segi emosinya maka hal itu akan memengaruhi ndividu dalam
menghadapi persoalan, termauk dalam belajar. Oleh karena itu, perlu ada penjagaan yang
sebaik-baiknya, jangan sampai anak mengalami gangguan dalam pribadinya.
7. Self confidence
Self confidence yaitu kepercayaan kepada diri sendiri bahwa dirinya juga mempunyai
kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai prestasi yang baik.
8. Self dicipline
Ini merupakan disiplin terhadap diri sendiri. Self dicipline ini harus ditanamkan dan
dimiliki oleh tiap-tiap individu. Walaupun mempunyai rencana belajar yang baik, namun hal
itu akan tetap tinggal rencana kalau tidak ada disiplin diri.
9. Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan
demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-
organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain
sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar,
maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan siswanya.

10. Ingatan
Tujuan belajar ialah agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan. Agar apa
yang yang dipelajari itu tetap tinggal dalam ingatan maka perlu ada tindakan supaya materi
itu sering ditimbulkan di atas kesadaran. Oleh karena itu, perlu adanya pengulangan dari apa
yang pernah dipelajari. Makin sering apa yang dipelajari itu ditimbulkan dia atas ambang
kesadaran maka akan semakin baiklah materi itu tetap tinggal dalam ingatan
8
11. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang. Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang
gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya.
Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena
motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk
belajar antara lain adalah:

1. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelediki dunia yang lebih luas,

2. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju,

3. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari


orang- orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman dll.

4. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya,
dan lain-lain,

5. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru,
baik dengan koperasi maupun kompetisi,

6. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan

7. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh
terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, reladan guru orangtua,
dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungan secara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.

9
12. Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi
atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003). Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung
jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha
memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai
seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan
pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang
srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
13. Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari
segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “
perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil
menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa
percaya diri semakin kuat. Begitupun sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat
menimbulkan rasa tidak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri sangat kuat, maka diduga
siswa akan menjadi takut belajar.

2. Faktor eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat
memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor
faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan sosial

10
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan
antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya
atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa


akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan
ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
belum dimilikinya.

b. Lingkungan nonsosial.

Faktor faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:

1. Faktor alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar
yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan
tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

2. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olahraga. Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi
syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan
ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabi, dan lain sebagainya.

11
3. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis adalah
faktor yang berhubungan dengan keadaan dan fungsi jasmani sedangkan faktor psikologis
terdiri dari motif, bakat, minat, konsentrasi dan perhatian, natural curiousity, balance
personality, self confidence, self dicipline, intelegensi, ingatan, motivasi, sikap, dan rasa
percaya diri. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non
sosial. Faktor lingkungan sosial dibagai menjadi tiga yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor lingkungan non
sosial meliputi faktor alamiah, faktor instrumental, dan faktor materi pelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Mustaqim dan Wahid, Abdul. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Melton Putra.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + konseling (Bimbingan & Karier). Yogyakarta: Andi
Offset.

14

Anda mungkin juga menyukai