Anda di halaman 1dari 17

PROSES BELAJAR DALAM PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengampu : Devi Purnama,S.Psi.,M.K.M

Disusun Oleh :

1. Dodo Armando
2. Meisya Nabilah
3. Nuraswat Fitri

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS


PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2019 / 2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembacanya.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 26 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Manfaat............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Belajar........................................................................ 3
B. Teori Proses Belajar ............................................................................ 3
C. Teori-teori Belajar Sosial..................................................................... 5
D. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar.......................................... 6
E. Proses Belajar Pada Orang Dewasa ..................................................... 7
F. Prinsip Belajar..................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.
Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara
bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi
siswa. Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi enjadi dua kelompok yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala
sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti
inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, dan skema berpikir. Faktor
ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang
mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan
sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan
dedikasi guru. Keberhasilannya mencapai suatu tahap hasil belajar
memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam mencapai tahap
selanjutnya.
Proses belajar dalm pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor
dalam empat kelompok besar, yakni faktor materi, lingkungan, instrumental,
dan faktor individual subjek belajar. Sedangkan tujuan Proses Belajar dalam
Kesehatan adalah menjadikan kesehatan sebagai suatu yg bernilai di
masyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong
pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang
ada
Pada umumnya berbagai permasalahan kesehatan disebabkan oleh tiga
faktor yang muncul secara bersamaan seperti adanya bibit penyakit atau
penganggu lainnya, lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit
penyakit dan perilaku manusia yang cenderung tidak memperdulikan bibit
penyakit dan lingkungan yang ada disekitarnya. Perilaku seorang manusia akan
menentukan dirinya akan menderita sebuah sakit atau penyakit. Perubahan
perilaku akan berkaitan erat dengan promosi kesehaatn yang dilakukan, oleh
karena itu peran promosi keseahatan sangat diperlukan dalam meningkatkan
perilaku masyarakat agar terbebas dari permasalahan kesehatan.
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat
agar masyarakat dapat menolong diri sendiri dari terjadinya sebuah
permasalahan kesehatan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses belajar dalam promosi kesehatan?
2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar?
3. Bagaimana prinsip belajar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Proses Belajar
2. Untuk mengetahui bagaimana proses belajar dalam pendidikan kesehatan
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang memperngaruhi proses belajar
4. Untuk mengetahui proses belajar pada orang dewasa
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar

D. Manfaat Penelitian
1. Dapat berbagi ilmu kepada tentang bagaimana proses belajar dalam promosi
kesehatan.
2. Dapat menambah pengetahuan tentang proses belajar dalam promosi
kesehatan.
3. Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa ataupun yang membutuhkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang lingkup Belajar

Belajar itu diperlukan untuk memperoleh ketrampilan yang


dubutuhkan oleh manusia dalam hidup bermasyarakat (konsep Amerika),
Penyempurnaan potensi atau kemampuan padaorganisme biologi dan psikis
yang diperlukandalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup
bermasyarakat.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.


Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara
bertahap tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang
mempengaruhi siswa. Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi enjadi dua
kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan
dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang
pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik pancaindra, dan
skema berpikir. Faktor ekstern merupakan segala sesuatu yang berasal dari
luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti
pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar, strategi belajar-
mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilannya mencapai
suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam
mencapai tahap selanjutnya.

B. Teori Proses Belajar

Belajar adalah mengulang-ulang dalam mengasosiasikan tanggapan-


tanggapan sehingga reproduksi yang satu dapat menyebabkan reproduksi
yang lain dalam ingatan kita. Tujuan belajar adalah mereproduksikan
gabungan tanggapan dengan cepat dan dapat dipercaya

Contoh: Dalam memberi situasi belajar pada masyarakat perlu digali


tanggapan dari mereka, sehingga dapat menghubungkan antara yang
dipelajari dengan lingkungan mereka lingkungan yang jelek dengan penyakit,
air mentah dengan sakit perut, nyamuk dengan demam berdarah

1. Teori Belajar Gestalt

Teori belajar gestalt berdasarkan teori belajar pada psikologi


gestalt beranggapan bahwa setiap fenomena terdiri dari suatu kesatuan
esensial yang melebihi jumlah dari unsur-unsurnya. Belajar merupakan
interaksi antara subjek belajar dengan lingkungannya. Didalam peristiwa

3
belajar, keseluruhan situasi belajar itu amat penting karena belajar
merupakan interaksi antara subjek belajar dengan lingkungannya. Para ahli
psikologi gestalt tersebut menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan
belajara apabila ia memperoleh pemahaman (insight) dalam situasi yang
problematis. Pemahaman tersebut ditandai dengan adanya :

a) Suatu perubahan yang tiba-tiba dari keadaan yang tak berdaya menjadi
keadaan yangcmampu menguasai atau memecahkan masalah atau
problema.
b) Adanya retensi yang baik
c) Adanya peristiwa transfer.

2. Teori Belajar Menghapal dan Mental Disiplin


a. Teori menghapal
Belajar adalah menghapal, dan menghapal adalah usaha
mengumpulkan pengetahuan melalui pembeohan untuk kemudian
digunakan bilamana diperlukan. Orang yang sedang belajar
disepertikan seperti burung beo. Tugas pengajar adalah memberikan
pengertian yang sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan subjek
belajar, maupun funsi dari pengetahuan tersebut .
b. Teori mental disiplin
Menurut teori ini belajar adalah mendisiplinkan mental. Disiplin
mental ini dapat diperoleh melalui latihan terus-menerus secara
kontinu, berencana dan teratur. Berdasarkan teori, manusia mempunyai
beberapa jenis daya, seperti daya pikir, daya fantasi, daya tangkap,
daya ingat, daya mengamat, dan sebagainya. Daya-daya tersebut
diperkuat, dikembangkan dan dipertajam melalui latihan-latihan
tertentu. Misalnya untuk melatih daya ingat, subjek belajar disuruh
menghapal defenisi-defenisi dan pernyatan. Untuk melatih daya pikir
mereka disuruh mempelajari matematika, statistik dan sebagainya.

Dalam melatih daya pikir ada dua faktor penting.

1. Faktor asah otak

Gambara yang ekstrim tentang latihan daya pikir ini ibarat pisau yang
perlu selalu diasah supaya tetap tajam, sehingga siap dipergunakan sewaktu-
waktu. Demikian pula hasil latihan daya pikir dalam berbagai bidang studi
buka saja untuk menguasai bidang studi itu, tetapi daya yang sudah terlatih itu
dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah apa saja yang ditemukan
dalam segala bidang kehidupan.

2. Faktor transfer

4
Dalam kehidupan sehari-hari faktor tansfer sering dijumpai di dalam
belajar tentang suatu keterampilan/pengetahuan yang lain. Contohnya
seseorang yang sudah ahli mengendarai motor dan mempunyai sim C,
tidaklah akan sulit untuk belajar mengendarai mobil, bila dibanding dengan
orang yang belum dapat mengendarai motor. Hal ini disebabkan adanya
faktor transfer (peralihan) yang berjalan searah di dalam diri orang
tersebut.karena ini pengetahuan dan atau keterampilan yang diberikan kepada
subjek belajar hendaknya dapat ditrasfer oleh mereka dalam kehidupan atau
pekerjaannya sehari-hari.

C. Teori Belajar Sosial


Untuk melangsungkan hidupnya, manusia perlu belajar. Dalam hal ini ada
dua macam belajar, yaitu belajar secara fisik, misalnya menari, olahraga,
mengendarai mobil, dan sebagainya dan belajar psikis. Teori tentang tingkah
laku tiruan yang penting disajikan disini adalah teori dari NE. Miller, dan
J.Dollard serta teori A.Bandura dan RH. Walters.
1. Teori Belajar Sosial dan Tiruan dari NE. Miller dan J. Dollard
Pandangan NE. Miller dan J.Dollard berintik-tolak dari teoi Hull
yang kemudian dikembangkan menjadi teori tersendiri. Mereka
berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil belajar. Oleh
karena itu untuk memahami tingkah laku sosial dan proses belajar sosial,
kita harus mengetahui prinsip-prinsip psikologi belajar.Dorongan adalah
rangsangan yang sangat kuat terhadap organisme (manusia) untuk
bertingkah laku.Isyarat adalah rangsangan yang menentukan billa dan
dimana suatu respon akan timbul dan terjadi. Ganjaran adalah rangsangan
yang menetapkan apakah tingkah laku balas diulang atau tidak dalam
kesempatan yang lain. Menurut Miller dan Dollard, ada dua reward atau
ganjaran,yakni ganjaran primer yang memenuhi dorongan primer yang
memenuhi dorongan primer.
mereka membedakan adanya 3 macam mekanisme tingkah laku tiruan:
a. Tingkah laku sama (same behavior). Tingkah laku ini terjadi apabila
dua orang yang bertingkah laku balas (berespon) sama terhadap
rangsangan atau isyarat yang sama.
b. Tingkah laku tergantung (matched dependend behavior). RPM
Tingkah laku ini timbul dalam berinteraksi antara dua pihak. Salah satu
pihak mempunyai kelebihan dari pihak yang lain.
c. Tingkah laku salinan (copying behavior)
Seperti tingkah laku tergantung, pada tingkah laku salinan, peniru
bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa tingkah laku yang
diberikan oleh model.
2. Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Walter

5
Teori belajar yang dikemukakan oleh Bandura dan Walter ini
disebut teori proses pengganti. Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku
tiruan adalah suatu bentuk asosiasi dari rangsang lainnya. Aplikasi teori ini
adalah bahwa apabila seseorang melihat suatu rangsangan dan ia melihat
model bereaksi secara tertentu terhadap rangsangan itu, maka dalam
khayalan atau imajinasi orang tersebut rangkaian simbol-simbol yang
menggambarkan rangsang dari tingkah laku tersebut.

Hal yang penting disini adalah pengaruh tingkah laku pada tingkah laku
peniru. Menurut A. Bandura dan RH. Walter, pengaruh tingkah peniru ini
dibedakan menjadi tiga macam.
a. Efek modelling (modeling effect), yaitu peniru melakukan tingkah laku-
tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku
model.
b. Efek penghembat (inhibition) dan penghapus hambatan
(disinhibilition) yaitu tingkah laku-tingkah laku yang tidak sesuai
dengan tingkah laku model dihambat timbulnya,sedangkan tingkah
laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya
sehingga tingkah laku yang dapat menjadi nyata.
c. Efek kemudahan (facilitation effects),yaitu tingkah laku yang sudah
pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah mucul kembali dengan
mengamati tingkah laku model.

D. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Di dalam kegiatan belajar terdapat beberapa persoalan pokok, yakni


masukan (input), proses, dan keluaran (output).

1. Persoalan masukan (input)


Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu,
kelompok serta masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan
berbagai latar belakangnya seperti umur, pendidikan, pengetahuan, sikap,
kepercayaan dan keterampilan yang dimiliki setiap orang akan berbeda.
2. Persoalan proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku)
pada diri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi pengaruh
timbal balik antara berbagai factor antara lain subjek belajar, pengajar
(pendidik dan fasilitator), metode, tehnik belajar, alat bantu belajar serta
materi atau bahan yang dipelajari.
3. Persoalan keluaran (output)

6
Merupakan hasil balajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau
perubahan perilaku dari subjek belajar yang telah mendapatkan
pengajaran.
4. Instrumental input
Merupakan alat yang digunakan untuk proses belajar yang terdiri dari
program pengajaran, bahan pengajaran, tenaga pengajar, sarana, fasilitas
dan media pembelajaran.
5. Environtmental input
Lingkungan belajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

E. Proses Belajar Pada Orang Dewasa

Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk


pendidikan orang dewasa (adult education). Menurut UNESCO, yang di kutip
oleh Lunardi, pendidikan orang dewasa apapun isi, tingkatan, dan metodenya,
baik formal maupun tidak, merupakan lanjutan atau pengganti pendidikan di
sekolah ataupun universitas.

Subjek belajar di dalam pendidikan orang dewasa sudah jelas, yaitu


orang dewasa atau anggota masyarakat umum yang ingin mngembangkan
pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kemampuan-kemampuan lainnya.

Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan, kemampuan


,penampilan atau perilakunya. Selanjutnya perubahan perilaku di dasari
adanya perubahan atau penambahan pengetahuan, sikap, atau keterampilan.
Namun demikian,perubahan pengetahuan dan sikap ini belum merupakan
jaminan terjadinya perubahan perilaku, sebab perilaku baru tersebut kadang-
kadang memerlukan uang untuk dapat mengelola dan memberikan makanan
yang bergizi kepada anakanya.

Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan orang dewasa


(andragogi) pada umumnya lebih sulit daripada perubahan perilku di dalam
pendidikan anak (pedagogi). Ihwal ini dapat dipahami karena orang dewasa
sudah mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu yang
mungkin sudah mereka miliki bertahun-tahun. Jadi pengetahauan, sikap dan
perilaku baru yang belum meereka yakini tersebut menjadi sulit diterima.
Untuk itu diperlukan usaha-usaha tersendiri agar subjek belajar meyakini
pentingnya pengetahuan, sikap dan perilaku tersebut bagi kehidupan mereka.
Dengan kata lain, pendidikan orang dewasa dapat efektif menghasilkan
perubahan perilaku apabila isi dan cara atau metode belajar mengajarnya
sesuai dengan perubahan yang dirasakan oleh subjek belajar.

7
Salah satu upaya agar pesan-pesan pendidikan tersebut dapat
dipahami oleh orang dewasa dan dapat memberikan dmapak perubahan
perilaku adalah dengan memilihkan metode belajar mengajar yang tepat.
Diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi tampaknya merupakan metode
yang sangat cocok untuk pendidikan orang dewasa. Akan tetapi sering terjadi
bahwa masyarakat atau subjek belajar tidak selalu dapat merasakan
kebutuhan mereka sendiri. Untuk itu diperlukan upaya awal guna
menumbuhkan rasa membutuhkan tersebut.

Pendidikan bagi orang dewasa yang menyangkut masalah harga diri


tidak akan berarti dalam proses belajar apabila kebutuhan fisik (makanan)
untuk mempertahankan hidupnya saja belum terpenuhi. sebaliknya
pendidikan untuk orang dewasa tentang cara mencapai kebutuhan fisik tidak
akan diperhatikan apabila sasaran pendidikan tersebut telah berkecukupan
dalam kebutuhan fisiknya (makanan, pakaian dan perubahan), keamanan
milik serta dirinya, bahkan telah mencapai tingkat pengakuan sebagai anggota
masyarakat yang terhormat. pada tingkatan ini yang dibutuhkan oleh mereka
adalah pengetahuan yang lebih luas dan sikap yang lebih mantap untuk
meningkatkan harga dirinya dalam pergaulan yang lebih luas.

Dengan mengetahui kebutuhan kelompok sebagai subyek pendidikan


orang dewasa, maaka dapat ditentukan strategi dan susunan belajar mengajar
yang tepat. strategi belajar yang tepat mencakup isi atau materi belajar yang
releven, metode, dan tehnik belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi
subjek belajar tersebut. di dalam pendidikan orang dewasa terutama didalam
pendidikan nonformal, yang terpenting adalah apa yang dipelajari subjek
belajar, bukan apa yang diajarkan oleh pengajar.

Ungkapan ini mengandung maksud, hasil akhir yang dinilai dalam


pendidikan orang dewasa adalah apa yang diperoleh sasaran belajar, bukan
apa yang dilakukan oleh pelatih atau fasilitator belajar.

Dalam proses belajar pada orang dewasa, ada 6 faktor penghambat


(Verner & Davidson) yaitu :

1. Dengan bertambah usia terjadi perubahan jarak penglihatan yakni bergerak


makin jauh

2. Dengan bertambah usia titik terjauh penglihatan mulai berkurang

3. Dengan bertambah usia, jumlah penerangan untuk proses belajar makin


besar

4. Dengan bertambah usia persepsi kontras warna cenderung kearah merah


daripada spektrum kemampuan untuk melihat warna lembut.

5. Dengan bertambah usia kemampuan menerima suara makin menurun


8
6. Dengan bertambah usia kemampuan membedakan bunyi makin berkurang,
sehingga pembicaraan orang lain yang terlalu cepat sukar ditangkap

F. Prinsip Belajar

Prinsip 1

Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi dalam diri si pelajar yang diaktifkan
oleh individu itu sendiri. Belajar bukan berarti melakukan apa yang dikatakan atau
yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi suatu proses perubahan yang unik di
dalam diri si pelajar. Oleh karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu
terhadap si pelajar, tetapi menciptakan suasana sehingga si pelajar mau melakukan
dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki oleh si pengajar.

Prinsip 2

Belajar adalah penemuan diri sendiri. Belajar adalah proses penggalian ide-
ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar
dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.Implikasi prinsip ini
adalah bahwa proses pendidikan kesehatan ini akan lebih baik apabila yang
disediakan rangsangan-rangsangan saja.

Prinsip 3

Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman. Ia menjadi atau dapat


berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. Kita
tidak cukup hanya dengan mengatakan bahwa imunisasi bagi anak penting,
tetapi juga dengan memberikan imunisasi kepada anak sehingga orang tua
akan memperoleh pengalaman.

Prinsip 4

Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan
memperkuat proses belajar. Implikasi prinsip ini di dalam pendidikan
kesehatan adalah dengan pembentukan kelompok dan diskusi kelompok akan
sangat mempermudah proses belajar.

Prinsip 5

Belajar adalah proses evolusi. Perubahan perilaku adalah suatu proses


yang lama. Untuk itu dalam melakukan pendidikan kesehatan hasilnya tidak
dapat kita peroleh dengan segera, dan tidak boleh tergesa gesa, tetapi
memerlukan kesabaran.

Prinsip 6

Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan karena


menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat
berharga bagi dirinya dan mungkin harus melepaskan sesuatu yang menjadi
jalan hidup.
9
Prinsip 7

Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh


keadaan individu secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses intelektual,
tetapi emosi juga tutur menentukan. Oleh karena itu hasil belajar sangat
ditentukan oleh situasi psikologis individu pada saat belajar.

Prinsip 8

1
0
Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai gaya belajar
dan keunikan sendiri dalam belajar. Untuk itu kita harus menyediakan media
belajar yang bermacam macam sehingga tiap individu dapat memperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan keunikan dan gaya masing-masing.
Sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan, sikap dan
pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan
ras. Proses perubahan perilaku kesehatan yang dinamis, bukan hanya proses
pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur.
Profesi yang mendidik masyarakat tentang kesehatan. wilayah di dalam
profesi ini meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan sosial,
kesehatan emosional, kesehatan intelektual, dan kesehatan rohani. Hal ini dapat
didefinisikan sebagai prinsip dengan mana individu dan kelompok orang belajar
untuk berperilaku dengan cara yang kondusif untuk promosi, pemeliharaan,
atau restorasi kesehatan.

1
1
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk
hidup atau suatu proses dimana organisme berubah perilakunya akibat
suatu pengalaman yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi dan faktor-faktor lain keberhasilan belajar didasarkan oleh tujuan
belajar, teori pembelajaran, faktor – faktor pendukung proses belajar,
prinsip-prinsip pembelajaran
Proses pembelajaran dalam kesehatan adalah sekumpulan pengalaman
yang mendukung kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan
dengan kesehatan individu, kelompok, masyarakat dan ras meliputi
kesehatan lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan sosial, kesehatan
emosional, kesehatan intelektual, dan kesehatan rohani., proses perubahan
perilaku kesehatan yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur akan
tetapi menjadiakan kesehatan sebagai suatu yg bernilai di masyarakat,
menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat dan mendorong
pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang
membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di
kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Heri D. J, Maulana. 2007. Promosi Kesehatan. ECG. Jakarta.


Notoatmodjo,Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Gagne (1984 ) dalam Notoatmodjo,Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. PT Rineka Cipta : Jakarta.
Skiner (1938;43) dalam Notoatmodjo,Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta : Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai