PROMOSI KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis juga berterima
kasih kepada setiap orang yang sudah membantu dan mendukung selama proses penulisan
makalah ini. Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas terstruktur keperawatan
promosi keperawatan. Penulis berharap melalui makalah ini pembaca dapat menambah
pengetahuan serta bahan bacaan.
Penulis sadar bahwa dalam penulisannya makalah ini memiliki banyak kekurangan
oleh karena itu penulis meminta maaf. Akhir kata penulis ingin meminta maaf atas segala
kesalahan penulisan yang ada pada makalah ini.
Terima kasih
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................4
2.1 Pengertian............................................................................................................................6
2.2 Proses belajar.......................................................................................................................7
2.3 Ciri-ciri kegiatan belajar.....................................................................................................8
2.4 Teori proses belajar.............................................................................................................9
2.5 Faktor yang mempengaruhi proses belajar.....................................................................13
2.6 Metode belajar...................................................................................................................14
2.7 Alat/media bantu belajar..................................................................................................20
BAB III................................................................................................................................................23
PENUTUP...........................................................................................................................................23
A. Kesimpulan..............................................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................24
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan masalah
1. jelaskan tentang pengertian belajar
2. jelaskan tentang proses belajar
3. jelaskan tentang ciri-ciri kegiatan belajar
4. jelaskan tentang teori proes belajar
5. jelaskan tentang faktor yang mempengaruhi proses belajar
6. jelaskan tentang metode belajar
7. jelaskan tentang Alat Bantu belajar
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui tentang pengertian belajar
2. untuk mengetahui tentang proses belajar
3. untuk mengetahui tentang ciri-ciri kegiatan belajar
4. untuk mengetahui tentang teori proses belajar
5. untuk mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi proses belajar
6. untuk mengetahui tentang metode belajar
7. untuk mengetahui tentang alat bantu belajar
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Berbicara tentang belajar orang selalu mengaitkan itu adalah sebuah proses dalam
individu maupun kelompok dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh kematangan dan sesuatu
hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya respons utama.
Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar dalam bentuk kemampuan yang
relatif konstan dan bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat
sementara. Perubahan kemampuan yang disebabkan oleh kematangan, pertumbuhan, dan
perkembangan seperti anak yang mampu berdiri dari duduknya atau perubahan fisik yang
disebabkan oleh kecelakaan tidak dapat dikategorikan sebagai hasil dari perbuatan belajar
meskipun perubahan itu berlangsung lama dan konstan. Menurut Slameto bahwa belajar
ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari
perbuatan belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan
aktif, bersifat konstan, bertujuan atau terarah, serta mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Adapun belajar menurut para ahli sebaga berikut:
1. Belajar menurut Pandangan B. F. Skinner
Belajar menurut Skinner adalah menciptakan kondisi peluang dengan
penguatan (reinforcement), sehingga individu akan bersungguh-sungguh dan lebih
giat belajar dengan adanya ganjaran (funnistment) dan pujian (rewards) dari guru atas
hasil belajarnya. Skinner membuat perincian lebih jauh dengan membedakan adanya
dua macam respons. Pertama, respondent response, yaitu respons yang ditimbulkan
oleh perangsang-perangsang tertentu yang disebut eliciting stimuli menimbulkan
responsrespons yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan
keluarnya air liur. Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian itu
mendahului respons yang ditimbulkannya. Kedua, operant response, yaitu respons
yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu yang
disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsang-perangsang tersebut
6
memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, seorang akan menjadi
lebih giat belajar apabila mendapat hadiah sehingga responsnya menjadi lebih intensif
atau kuat. Belajar menurut pandangan Skinner adalah kesempatan terjadinya peristiwa
yang menimbulkan respons belajar, baik konsekuensinya sebagai hadiah maupun
teguran atau hukuman.
2. Belajar menurut Pandangan Robert M. Gagne
Gagne sebagai yang dikutip oleh Sagala memandang bahwa belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus-
menerus yang bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi individu
sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi.
3. Belajar menurut Pandangan Jean Piaget
Piaget berpendapat bahwa ada dua proses yang terjadi dalam pekembangan
kognitif anak, yaitu proses assimilations dan proses accommodations. Proses
assimilations, yaitu menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru diperoleh
dengan informasi yang telah diketahui sebelumnya dan mengubahnya bila perlu.
Adapun proses accommodations, yaitu menyusun dan membangun kembali atau
mengubah informasi yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru
dapat disesuaikan dengan lebih baik.
7
Prinsip 1 Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar.
Perubahan persepsi pengetahuan, sikap, dan perilaku adalah suatu produk manusia itu
sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kepada individu.
Prinsip 2 Belajar adalah penemuan diri sendiri. Hal ini berarti belajar adalah proses
penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar
dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.
Prinsip 3 Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman. Seseorang menjadi
bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. Ia menjadi atau dapat berdiri sendiri
bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri.
Pinsip 4 Belajar adalah suatu proses kerja sama dan kolaborasi. Kerja sama akan
memperkuat proses belajar. Orang pada hakikatnya senang saling bergantung dan saling
membantu.
Prinsip 5 Belajar adalah proses evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku
memerlukan waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah suatu proses yang lama,
karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimabangan.
Prinsip 6 Belajar kadang-kadang meruapakn suatu proses yang menyakitkan karena
menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat berharga bagi
dirinya dan mungkin harus melepaskan sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan
hidupnya.
Prinsip 7 Belajar adalah proses emosional dan intelektual. Belajar dipengaruhi oleh
keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses
intelektual, tetapi emosi juga turut menentukan.
Prinsip 8 Belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai gaya belajar dan
keunikan sendiri dalam belajar. Untuk itu kita harus menyediakan media belajar yang
bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai
dengan keunikan gaya masing-masing
8
2. Perubahan didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku dalam relatif waktu yang
lama.
3. Perubahan yang terjadi karena usaha dan disadari bukan suatu kebetulan.
Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan kesehatan itu
juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai
– nilai kesehatan menjadi tahu. Serta dari tidak mampu menangani masalah kesehatan
menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan.
9
pengertian yang sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan subjek
belajar, maupun fungsi dari pengetahuan tersebut .
b. Teori mental disiplin Menurut teori ini belajar adalah mendisiplinkan
mental. Disiplin mental ini dapat diperoleh melalui latihan terus-menerus
secara kontinu, berencana dan teratur. Berdasarkan teori, manusia mempunyai
beberapa jenis daya, seperti daya pikir, daya fantasi, daya tangkap, daya ingat,
daya mengamat, dan sebagainya. Daya-daya tersebut diperkuat, dikembangkan
dan dipertajam melalui latihan-latihan tertentu. Misalnya untuk melatih daya
ingat, subjek belajar disuruh menghapal defenisi-defenisi dan pernyatan.
Untuk melatih daya pikir mereka disuruh mempelajari matematika, statistik
dan sebagainya. Dalam melatih daya pikir ada dua faktor penting.
1. Faktor asah otak
Gambaran yang ekstrim tentang latihan daya pikir ini ibarat pisau yang
perlu selalu diasah supaya tetap tajam, sehingga siap dipergunakan
sewaktu-waktu. Demikian pula hasil latihan daya pikir dalam berbagai
bidang studi bukan saja untuk menguasai bidang studi itu saja, tetapi daya
yang sudah terlatih itu dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah apa
saja yang ditemukan dalam segala bidang kehidupan.
2. Faktor transfer
Dalam kehidupan sehari-hari faktor tansfer sering dijumpai di dalam
belajar tentang suatu keterampilan/pengetahuan yang lain. Contohnya
seseorang yang sudah ahli mengendarai motor dan mempunyai sim C,
tidaklah akan sulit untuk belajar mengendarai motor , bila dibanding dengan
orang yang belum dapat mengendarai motor. Hal ini disebabkan adanya
faktor transfer (peralihan) yang berjalan searah di dalam diri orang
tersebut.karena ini pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada
subjek belajar hendaknya dapat ditrasfer oleh mereka dalam kehidupan atau
pekerjaannya sehari-hari. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa kurikulum
atau apa yang akan diajarkan harus berorientasi kepada subjek belajar dan
masyarakat (student oriented-community oriented).
3. Teori Asosiasi
Teori ini berasal dari hasil ilmu jiwa asosiasi yang dirintis oleh John Lock
dan Herbart. Menurut teori ini belajar adalah mengambil tanggapan-
10
tanggapan dan menggabunggabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-
ulang.Tanggapan merupakan suatu lukisan yang timbul dalam jiwa sesudah
diadakan pengamatan atau penginderaan. Tanggapan yang telah ada saling
berhubungan, sedangkan yang baru bertemu dengan cara bergabung
(mengasosiasikan diri) dengan tanggapan lama.penggabungan ini
menyebabkan adanya penarikan dari tanggapan-tanggapan yang sudah ada .
Jadi, belajar ialah mengulang-ulang di dalam mengasosiasikan tanggapan-
tanggapan, sehingga reproduksi yang satu dapat menyebabkan reproduksi
yang lain dalam ingatan kita. Tujuan belajar ialah mereproduksikan
gabungan tanggapan dengan cepat dan dapat dipercaya. Konsekuensi dari
teori ini ialah bahwa pengajar harus sebanyak mungkin memberikan
stimulus (S) kepada subjek belajar untuk menimbulkan respons(R).
Mangkin banyak terjalin S dan R, maka makin mendalam orang
mempelajari sesuatu, dan makin banyak S maka makin banyak R.
11
yang menetapkan apakah tingkah laku balas diulang atau tidak dalam kesempatan
yang lain. Menurut Miller dan Dollard, ada dua reward atau ganjaran,yakni
ganjaran primer yang memenuhi dorongan primer yang memenuhi dorongan
primer . Lebih lanjut mereka membedakan adanya 3 macam mekanisme tingkah
laku tiruan.
a. Tingkah laku sama (same behavior). Tingkah laku ini terjadi apabila dua
orang yang bertingkah laku balas (berespon) sama terhadap rangsangan atau
isyarat yang sama.
b. Tingkah laku tergantung (matched dependend behavior). RPM Tingkah laku
ini timbul dalam berinteraksi antara dua pihak. Salah satu pihak mempunyai
kelebihan dari pihak yang lain.
c. Tingkah laku salinan (copying behavior) Seperti tingkah laku tergantung,
pada tingkah laku salinan, peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang
berupa tingkah laku yang diberikan oleh model.
5. Teori Belajar Sosial dari A. Bandura dan RH. Walter
Teori belajar yang dikemukakan oleh Bandura dan Walter ini disebut teori
proses pengganti. Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu
bentuk asosiasi dari rangsang lainnya. Aplikasi teori ini adalah bahwa apabila
seseorang melihat suatu rangsangan dan ia melihat model bereaksi secara tertentu
terhadap rangsangan itu, maka dalam khayalan atau imajinasi orang tersebut
rangkaian simbol-simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku
tersebut. Hal yang penting disini adalah pengaruh tingkah laku pada tingkah laku
peniru.
Menurut A. Bandura dan RH. Walter, pengaruh tingkah peniru ini dibedakan
menjadi tiga macam.
a. Efek modelling (modeling effect), yaitu peniru melakukan tingkah laku-
tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku
model.
b. Efek penghambat (inhibition) dan penghapus hambatan (disinhibilition)
yaitu tingkah laku-tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model
dihambat timbulnya, sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah
laku model dihapuskan hambatannya sehingga tingkah laku yang dapat
menjadi nyata
12
c. Efek kemudahan (facilitation effects),yaitu tingkah laku yang sudah pernah
dipelajari oleh peniru lebih mudah mucul kembali dengan mengamati tingkah
laku model.
Akhirnya A. Bandura dan RH. Walter menyatakan bahwa teori proses pengganti
ini dapat pula menerangkan gejala timbul emosi pada peniru dengan emosi yang
pada model. Contohnya, seseorang yang mendengar atau melihat gambar tentang
kecelakaan yang mengerikan, maka ia mendesis, menyeringai, bahkan sampai
menangis karna ikut merasakan penderitaan tersebut.
13
Lingkungan belajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
Selain itu menurut Verner dan Davison yang dikutip oleh Lunardi mengidentifikasi
adanya 6 faktor yang dapat mengahambat proses belajar pada orang dewasa yakni.
1. Dengan bertambhanya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang dapat
dilihat secara jelas mulai bergerak.
2. Dengan bertabhanya usia, titi jauh penglihatan yang dapat dilihat secara jelas mulai
berkurang .
3. Makin bertambah usia, makin banyak juga jumlah penerangan yang diperlukan untuk
belajar.
4. Makin bertambah usia, persepsi kontrak warna cenderung merah dari pada spektrum.
5. Makin bertambah usia, kemampuan menerima suara makin menurun.
6. Makin bertambah usia, kemampuan untuk membedakan bunyi makin berkurang.
14
Jenis-jenis Metode Dalam Promosi Kesehatan
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan
kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
yaitu metode. Metode harus berbeda antara sasaran massa, kelompok atau sasaran
individual.
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)
15
apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang
informasi yang diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan), juga untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia
tertarik atau belum menerima perubahan yang disampaikan. Jika belum
berubah, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metoda Kelompok
a. Kelompok Besar
1) Ceramah
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound system, dan sebagainya.
16
sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah.
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan formal menengah ke atas. Seminar
adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
1) Diskusi Kelompok
17
mempunyai kebebasan/ keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk
memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan
yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topik
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus
mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat
kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang
peserta. Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
18
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.
3. Metode Massa
19
rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah awareness (kesadaran) masyarakat terhadap
suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan
perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk
pendekatan (metode) massa ini tidak langsung. Biasanya dengan
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode pendidikan
kesehatan secara massa ini, antara lain: a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri
Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan
salah satu bentuk pendekatan massa. b. Pidato-pidato/diskusi tentang
kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya
merupakan bentuk promosi kesehatan massa. c. Simulasi, dialog antara pasien
dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau
masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan
massa. d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan
bentuk pendekatan promosi kesehatan massa. e. Bill Board, yang dipasang di
pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk
promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu Metode-
metode yang disebutkan di atas hanyalah beberapa dari banyak metode
lainnya. Metode-metode tersebut dapat digabung atau dimodifikasi oleh tim
promosi kesehatan disesuaikan dengan penerima pesan dan sarananya. Selain
itu, metode yang digunakan juga disesuaikan dengan tujuan dari promosi
kesehatan yang dilaksanakan
20
penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni.
Sehingga media penyuluhan memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut :
a. Media penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan dalam proses
penyampaian pesan.
b. Media penyuluhan adalah wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian/minat.
c. Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
kearah positif terhadap kesehatan.
21
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam
media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD, internet (computer
dan modem), SMS (telepon seluler). Seperti halnya media cetak, media elektronik
ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah
dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera,
penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar.
Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik
dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan suatu bentuk kegiatan yang dijalankan yang bertujuan
untuk mencegah potensi terjadinya penyakit, mempertahankan kondisi tetap dalam
keadaan baik dan mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan kesehatan individu, keluarga, kelompok, komunitas termasuk
masyarakat. Proses pencapaian tujuan dari program promosi kesehatan sangat
ditentukan oleh berbagai tahapan dalam promosi kesehatan, terdiri dari pengakjian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dimana setiap tahap memiliki hubungan dan
saling keterkaitan yang saling mempengaruhi hasil dari pencapaian tujuan program
promosi kesehatan.
B. Saran
Pencapaian program promosi kesehatan sangat ditentukan oleh kerjasama dari
berbagai fihak yang terkait. Terdiri dari : promotor dalam hal ini tim kesehatan
(perawat, dokter, ahli gizi, pegawai puskesmas dan lainnya), individu, keluarga,
keolmpok, komunitas, masyarakat serta pemerintah. Jadi diperlukannya kesadaran
yang tinggi dari berbagai pihak yang terkait untuk dapat mewujudkan tujuan
ditunjukkan dengan peningkatan kesadaran dan perubahan pola perilaku hidup sehat
( tidak hanya pribadi tapi juga lingkungan).
23
DAFTAR PUSTAKA
Sain Hanafy,Muh. Konsep belajar dan pembelajaran. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Putra Apriadi Siregar 2020. Buku Ajar Promosi Kesehatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera utara Medan
24