Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LANDASAN-LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN


PENGAJUAN HIPOTESIS

DOSEN PENGAMPU: ZAINUL ARIFIN M.pd.

Oleh kelompok III

1. NUR’AONA FITRI
2. PENY ALYANITA
3. SAHRATUL AINI
4. PAIZATULHASANAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PAI

T.A.2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat ALLAH SWT, karna atas berkat rahmat, taufik, hidayah, serta
inayahnya kami dapat mnyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “landasan-landasan
teori, kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis. ”untuk memenuhi mata kuliah metopen

Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun
penyusunan materi kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
pnyusunan makalah yang lebih baik .semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman semuanya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Apa itu pengertian teori.....................................................................................3


B. Apa itu tingkatan dan focus teori.......................................................................5
C. Apa itu kegunaan teori dalam penelitian ..........................................................5

BAB III....................................................................................................................13

SIMPULAN.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam penelitian
adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga
disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting
adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-
kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru.

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi  hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi
Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba  (trial and error). Adanya
landasan teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilimiah untuk
mendapatkan data.
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari. Dengan
penguasaan metode penelitian yang mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat menyertakan
metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang
sedang diajarkan.

Dalam makalah ini disajikan bagian dari materi Metode penelitian tersebut, yakni tentang
landasan teori, kerangka pikir dan hipotesis.

A. Rumusan Maslah
1. Apa itu landasan teori?
2. Apa itu kerangka berfikir?
3. Apa itu hipotesis?

1
B. Tujuan masalah
1. Menjelaskan tentang pengertian teori
2. Menjlaskan apa itu kerangka berfikir
3. Menjelaskan apa itu hipotesis
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui landasan teori
2. Unutk mengetahui kerangka berpikir
3. Untuk mengetahui hipotesis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proposisi yang disusun  secara sistematis. Ada tiga fungsi teori, yaitu: untuk (1)
menjelaskan (explanation), (2) meramalkan (prediction), dan (3) pengendalian (control) suatu
gejala.

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian
(kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generelisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.
(Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52).

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk
melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga
dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono,
2010:52).

Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono,
2010:52).

Sitirahayu Haditono, 1999 menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang
penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang
ada. Mark 1963 membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan
data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:

3
1. Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang
sebagai berikut.

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum
ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan
antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini
orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu
konsep yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
Di sini biasanya tedapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang
teoritis.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu
teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini
diperoleh malalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila
tidak, dia bukan suatu teori.

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi,
dan proporsisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi,
yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control)
suatu gejala (Sugiyono,  2010).

Konsep merupakan pendapat ringkas yang dibentuk melalui proses penyimpulan umum
dari suatu peristiwa berdasarkan hasil obervasi yang relevan. Definisi merupakan suatu
4
pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasaya lebih kompleks dari arti, makna,
atau pengertian suatu hal. Sedangkan proposisi merupakan pernyataan yang membenarkan
atau menolak suatu perkara.

B. TINGKATAN DAN FOKUS TEORI


Numan (dalam Sugiyono, 2008) mengatakan bahwa tingkatan teori dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu: micro, meso, dan macro.
Level teori micro maksudnya: memerlukan hanya sedikit waktu, tempat, dan sejumlah
orang. Konsep, biasanya tidak terlalu abstrak.
Level teori meso maksudnya: mencoba menarik benang merah antara micro dan macro.
Contoh: teori organisasi dan gerakan sosial, atau komunitas tertentu.
Level teori macro: berkenaan dengan hal-hal yang  operasional seperti lembaga sosial,
sistem budaya secara keseluruhan, dan keseluruhan masyarakat. Level ini banyak
menggunakan konsep dan abstract.

Selanjutnya, Numan mengatakan bahwa fokus teori dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


teori substantif, teori formal, dan teori pertengahan (antara):
Teori substantif adalah pengembangan dari hal-hal yang khusus, seperti: aksi pemogokan
kerja, kelompok anak nakal, perceraian, atau pertentangan antar golongan.
Teori formal adalah konsep yang global di dalam ilmu umum, seperti penyimpangan –
penyimpangan dalam bidang sosial dan kekuasaan.
Teori pertengahan (antara) adalah sedikit lebih abstrak. Bentuknya dapat formal. Biasanya
digunakan didalam ilmu sosiologi.

Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan
data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk obyek yang diteliti.

C. KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN


Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori.
Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, oleh karena itu teori

5
akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang akan diteliti., sebagai dasar untuk
merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.Untuk itu
maka landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang
akan dipakai. Untuk ini, maka harus dipahami konsep ”Pohon Teori”.

Jika diambil contoh dari Ilmu Pendidikan, maka teori- teori pendidikan dapat disusun
dalam bentuk pohon ilmu pendidikan . Akar dari ilmu pendidikan dikembangkan dari: ilmu
tingkah laku, biologi, fisiologi, psikologi, sosiologi, antropology, ekonomi. Selain itu juga
dikembangkan dari pengalaman empiris praktek pendidikan sekolah dan luar sekolah. Cita –
cita hidup, agama, hukum, konstitusi, sejarah, dan adat istiadat juga digunakan sebagai dasar
untuk mengembangkan ilmu pendidikan. Lihat gambar 1.

Fungsi teori dalam kegiatan penelitian, menurut Sugiyono (2008) adalah yang pertama
digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang
akan diteliti. Fungsi yang kedua, adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun
instrumen penelitian, karena hipotesis itu adalah pernyataan yang bersifat prediktif.
Selanjutnya, fungsi yang ketiga adalah digunakan untuk membahas hasil penelitian, sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya memecahkan masalah.

Dalam bab tentang proses penelitian dapat dilihat bahwa untuk dapat mengajukan
hipotesis, maka peneliti harus membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan, lengkap
dan mutakhir. Membaca buku adalah prinsip berpikir deduksi dan membaca hasil penelitian
adalah prinsip berpikir induksi.

Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berpikir, sehingga


dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.
D. DESKRIPSI TEORI

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan
sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan
variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau

6
dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada
jumlah variabel yang diteliti.

Contoh:
Jika dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, maka
kelompok teori yang harus dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang
berkenaan variabel bebas ada tiga dan kelompok teori yang berkenaan dengan variabel terikat
ada satu buah.

Isi deskripsi teori meliputi: penjelasan terhadap variabel – variabel yang diteliti, melalui
pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang
lingkup , kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi
lebih jelas dan terarah.

Teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan
sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel
penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, yang meliputi: pengertian,
kedudukan dan hubungan antar variabel, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan
konteks penelitian.

Untuk menguasai teori, maupun generalisasi – generalisasi dari hasil penelitian, maka
peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca, dan menelaah yang dibaca
itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kuat bagi langkah – langkah
berikutnya. Membaca merupakan ketrampilan yang harus dikembangkan dan dipupuk.

Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber – sumber
bacaan. Sumber bacaan dapat berbentuk: buku teks, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah dan
hasil – hasil penelitian. Bila peneliti tidak memiliki sumber – sumber bacaan sendiri, maka dapat
memanfaatkan perpustakaan , baik perpustakaan lembaga formal, maupun perpustakaan pribadi.

7
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: relevansi, kelengkapan,
dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah yang justru menggunakan bacaan
lama). Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang
dikemukakan. Kelengkapan, berkenaan dengan banyaknya sumber yang
dibaca. Kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang dibaca, maka
makin mutakhir teori yang disajikan.

Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama persis dengan keadaan yang diteliti,
tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hal – hal yang sama tersebut  adalah:
permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode
penelitian, analisis, dan kesimpulan.
Misal penelitian yang lalu, melakukan penelitian tentang penjualan sepeda motor di Jawa Timur
dan peneliti berikutnya, melakukan penelitian serupa tetapi di Jawa Tengah. Jadi hanya beda
lokasi. Oleh karena itu peneliti kedua ini dapat menggunakan referensi hasil penelitian yang
pertama.

Langkah untuk dapat mendiskripsikan teori dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber buku bacaan (seperti: buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan
penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi.) sebanyak -  banyaknya dan relevan dengan setiap
variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian
bandingkan dengan sumber lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber
data yang dibaca.

8
6. Deskripsikan teori – teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Kemudian cantumkan sumber bacaan dari setiap buku yang
dibaca.

E. KERANGKA BERPIKIR

Uma Sekaran (Dalam Sugiyono, 2008) mengatakan bahwa Kerangka Berpikir adalah
suatu model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Untuk menggambarkan konsep
kerangka berpikir ini, disampaikan gambar sebagai berikut: (Gambar 2)

1. Menetapkan variabel yang diteliti.


Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel,
merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.

2. Membaca buku hasil penelitian (HP).


Setelah variabel ditentukan , maka langkah berikutnya adalah membaca buku – buku dan hasil
penelitian yang relevan. Buku – buku yang dibaca dapat berbentuk teks, ensiklopedia, dan
kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah: laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi,
tesis dan disertasi.

F. HIPOTESIS

9
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi, hipotesis ddapat juga dinyatakan sebagai jawaaban teoritis
terhadap rumjusan masalah penelitian, belum jawaban tang empirik. ( sugiyono, 2009 )
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak
setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif
sering tidak perlu merumuskan hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010:110).

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik (Sugiyono, 2010).

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan


kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat
ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.

Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan oleh rumusan masalah pada
penelitian. Jika dilihat dari tingkat penjelasannya ( eksplanasinya ), maka bentuk rumusan
masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ),
komparatif ( perbandingan ), dan asosiatiff ( hubungan ). Oleh karena itu, bentuk hipotesis,
juga ada tiga

10
 

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam
penelitian adalah teori. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat
konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori mempunyai tiga fungsi,
yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control)
suatu gejala.

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan
untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti.
Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian,
karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya
fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah. Dalam landasan
teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat
dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

SARAN

Kami mnyadari bahwasanya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik ALLAH

11
SWT,sehingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saranyang komstruktif akan senantiasa kami harapkan dalam upaya evaluasi diri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin Urif.2013.Landasan Teori Kerangka Berfikir Dan Pengajuan Hipotesis


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-teori-kerangka-pikir-dan-
hipotesis/ (06:08)

13

Anda mungkin juga menyukai