Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Rif’ati Dina Handayani


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
email: rifatidina@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi belajar, meliputi motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik mahasiswa calon guru fisika. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
dan angket yang sudah tervalidasi dan reliabel yaitu Motivated Strategies for Learning
Questionnaire. Sampel penelitian adalah 150 mahasiswa yang tersebar dari semester dua,
empat, dan semester enam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember,
dengan Indeks Prestasi (IP) rata-rata 3,12 (SD=0,285). Data yang sudah diperoleh kemudian
diolah dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar
mahasiswa pendidikan fisika sangat bervariasi dan didominasi oleh motivasi belajar
instrinsik dibandingkan motivasi ekstrinsik. Pada motivasi instrinsik kebutuhan akan
prestasi yang dimiliki mahasiswa pendidikan fisika lebih tinggi dibandingkan dengan
kriteria motivasi intrinsik lain. Pada motivasi ekstrinsik peran otoritas dari orang tua
dan dosen merupakan faktor yang mendominasi motivasi ekstrinsik belajar mahasiswa.
Dominannya motivasi instrinsik ini menunjukkan adanya kesadaran dari diri mahasiswa
mengenai pentingnya belajar.
Kata Kunci: motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, mahasiswa calon guru fisika

ANALYSIS OF INSTRINSIC AND EXTRINSIC MOTIVATION


OF PHYSICS-TEACHER STUDENT CANDIDATES

Abstract
This study was aimed at analyzing the intrinsic and extrinsic learning motivation of
physics- teacher student candidates. The study used the quantitative method. The data were
collected using interviews and a questionnaire that had been validated and wasreliable,
namely Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). The research sample
consisted of 150 college students of Physics Education Study Program of University of
Jember of semesters two, four, and six with a grade point average (GPA) of 3.12 (SD =
0.285). The data were analyzed quantitatively. The results show that intrinsic motivation
is more dominant than extrinsic motivation in the learning processes of physics teacher
candidates. In intrinsic motivation, the need for achievement of physics education students
is higher than that of others intrinsic motivation criteria. In extrinsic motivation, the role
of parents and lecturers is a factor that dominates the learning processes. The dominance
of this intrinsic motivation indicates the awareness of the students toward the importance
of learning.
Keywords: intrinsic motivation, extrinsic motivation, physics teacher candidate

320
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

PENDAHULUAN & Sternberg, 2004, p. 43; Wong, Chai, Chen,


Tujuan terpenting dalam pembelajaran & Chin, 2013). Motivasi dianggap oleh
fisika yang dilakukan pada pendidikan banyak pendidik sebagai faktor yang sangat
tinggi adalah menciptakan guru yang penting dalam meningkatkan keterlibatan
memiliki kemampuan dan kompetensi yang dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
sangat tinggi. Pendidikan fisika memberi dan memiliki memiliki fungsi yang sangat
kesempatan kepada mahasiswa mencari penting karena motivasi menentukan usaha
pengalaman untuk menyelesaikan karier siswa dalam proses belajar (Pavlou, 2006).
pendidikannya (Enderle, 2012, p. 6). Selain itu, motivasi merupakan faktor kunci
Peneliti pendidikan fisika sudah banyak dalam pembelajaran yang berpengaruh
berkonsentrasi terhadap pembelajaran atau terhadap prestasi belajar mahasiswa
perkuliahan fisika pada mahasiswa untuk (Rana, Mahmood, & Reid, 2015; Yong,
menjadi seorang fisikawan yang sesuai 2009). Tella (2007) dalam penelitiannya
dengan latar belakang yang dimiliki dan menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-
perkembangan teknologi (Tolga, 2011). rata yang signifikan pada prestasi akademik
Perkuliahan di Pendidikan Fisika tidak antara siswa di sekolah menengah yang
hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi memiliki motivasi rendah dengan siswa
juga di laboratorium, dimana mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi. Hal ini
berinteraksi dengan mahasiswa lain dalam juga diperkuat oleh penelitian Reardon dan
berdiskusi maupun menyelesaikan tugas Bertoch (2010) yang berpendapat bahwa
yang bersifat eksperimen atau laboratorium seseorang dengan motivasi tinggi secara
(Hake, 1998; Redish & Steinberg, 2008). teori akan cenderung aktif berpartisipasi
Pembelajaran fisika biasa dilaksanakan dan melakukan perencanaan yang baik
di laboratorium dengan memperhatikan dalam belajar. Hal ini dikarenakan ada
beberapa aspek, antara lain keterampilan keinginan yang kuat dalam diri untuk
mahasiswa (hands on activities) dalam mencapai tujuan dan memberikan yang
melaksanakan praktikum, interaksi, dan terbaik dalam setiap usaha yang dilakukan.
aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran Motivasi belajar merupakan per-
di kelas. Pembelajaran diharapkan berjalan masalahan yang sudah lama berkembang
dengan sangat baik. Aktivitas atau perilaku di masyarakat dan sudah banyak kajian
mahasiswa dalam pembelajaran merupakan relevan menyajikan dan membahasnya
implementasi dari motivasi aktif (Yong, (Cho, Harrist, Steele, & Murn, 2015; Duta,
2009). 2015; Pintrich, 2003). Motivasi belajar pada
Motivasi memiliki peranan yang dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
penting dalam mendorong kesuksesan instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Secara
belajar mahasiswa. Motivasi merupakan umum motivasi instrinsik (IM) merujuk
proses psikologi yang sangat kompleks pada kegiatan yang dilakukan siswa dalam
dan dapat menjadi penggerak seseorang bentuk, kesenangan dan kepuasaan yang
atau kelompok untuk mencapai suatu berasal dari diri. Mahasiswa dengan motivasi
tujuan yang diharapkan (Muftah & Galea, intrinsik berusaha mengembangkan diri
2013; Surifah, Mustiati, Syaifullah, & untuk mencapai tujuan dan prestasi belajar.
Bowo, 2016). Motivasi bersifat dinamis Motivasi instrinsik untuk belajar merupakan
dan kontekstual yang berhubungan dengan suatu kebermaknaan untuk mendapatkan
strategi pembelajaran yang hanya mampu nilai dan mencapai prestasi akademik
dikontrol oleh diri mahasiswa sendiri (Dai terlepas dari materi atau tugas tersebut

321
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 320-333

menarik atau tidak (Williams & Williams, Di jenjang perguruan tinggi, motivasi
2011). memegang peranan yang sangat penting,
Motivasi ekstrinsik (EM) mengacu pada karena pola pembelajaran yang lebih
berbagai perilaku yang berkaitan dengan bersifat mandiri (Putra & Sudarti, 2015).
seseorang atau sarana prasarana dan bukan Sistem pembelajaran yang juga berbeda
karena diri sendiri untuk mencapai suatu apabila dibandingkan dengan sekolah
tujuan. Motivasi ekstrinsik mengacu pada juga menjadi faktor yang penting untuk
sesuatu yang berasal dari luar dan terpisah meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
dari perilaku diri seseorang (Wong et al., (Triyanto & Handayani, 2016). Sebagian
2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi besar mahasiswa berpikir bahwa untuk
motivasi ekstrinsik siswa antara lain: dapat menyelesaikan perkuliahan dengan
harapan keluarga, harapan guru, uang, dan baik diperlukan motivasi untuk belajar.
teman (harapan untuk diterima dalam suatu Pendidikan fisika merupakan salah
kelompok). Motivasi ekstrinsik sangat satu program studi yang memiliki tujuan
berbeda dengan motivasi instrinsik yang untuk mencetak mahasiswa calon guru
mengedepankan kesenangan atau keinginan fisika yang berwawasan lingkungan dan
diri dari pada nilai instrumentalnya. Motivasi tanggap terhadap perkembangan teknologi
ekstrinsik cenderung merupakan pembuktian dan informasi. Data dari bagian akademik
kompetensi mahasiswa, sedangkan motivasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
instrinsik mendorong mahasiswa untuk Universitas Jember menunjukkan bahwa
mengembangkan kompetensinya. Jika sebagian besar siswa SMA memilih jurusan
ditelaah lebih jauh lagi, sebenarnya tujuan pendidikan fisika bukan sebagai pilihan
akhir dari motivasi adalah untuk mendorong yang pertama pada saat mengikuti seleksi
siswa mencapai dan meningkatkan hasil masuk perguruan tinggi, tetapi pilihan
belajar yang lebih baik. ke dua atau ke tiga. Selain itu, di antara
Motivasi berperan penting dalam ketiga program studi yang ada di Jurusan
menentukan keberhasilan belajar siswa, Pendidikan MIPA FKIP yaitu pendidikan
maka diperlukan perhatian dan upaya Matematika dan Pendidikan Biologi, fakta
dari guru untuk mendorong semangat menunjukkan bahwa masa studi mahasiswa
belajar siswa. Ada banyak faktor yang Pendidikan Fisika relatif lebih lama sekitar
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam 4 tahun 7 bulan. Hasil wawancara juga
belajar tetapi perlu dipahami tidak semua menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung
siswa memiliki motivasi yang tinggi. Pada kurang berminat belajar karena pendidikan
proses pembelajaran motivasi belajar dapat Fisika bukan pilihan yang diinginkan. Oleh
ditumbuhkan dengan adanya bimbingan karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian
dari semua pihak yang mendukung kegiatan untuk menganalisis motivasi belajar
belajar, metode belajar, materi pelajaran mahasiswa pendidikan fisika yang meliputi
yang diberikan sesuai dan seharusnya motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
dipelajari oleh siswa ataupun penggunaan
media pembelajaran (Oktaria, Zulkardi, & METODE
Somakim, 2013). Oleh karena itu, sangat Penelitian ini merupakan penelitian
penting untuk memahami motivasi belajar deskriptif kuantitatif. Adapun jumlah
siswa sehingga segala tindakan untuk sampel dari penelitian adalah 150 maha-
tercapainya kompetensi dapat terlaksana siswa yang tersebar dari semester dua,
dengan baik. empat, dan semester enam program studi

322
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

pendidikan fisika FKIP Universitas Jember, kemampuan kognitif dan kemampuan


dengan Indeks Prestasi (IP) rata-rata 3,12 bahasa yang cukup baik. Mahasiswa sudah
(SD=0,285). terbiasa membaca dan mempelajari buku
Data dikumpulkan dengan meng- dan jurnal dalam bahasa Inggris sehingga
gunakan angket, yaitu Motivated Strategies peneliti yakin bahwa dalam pengisian
for Learning Questionnaire (MSLQ). angket responden tidak akan mengalami
MSLQ adalah instrumen penilaian diri yang kesulitan.
dirancang untuk menilai orientasi motivasi Jumlah pertanyaan dari kuesioner
dan strategi belajar mahasiswa di perguruan adalah sebanyak 60 yang merupakan
tinggi (Pintrich, 2003). Kuesioner MSLQ pernyataan positif. Secara teknik, responden
yang dipergunakan dalam penelitian ini akan diberikan angket yang tersusun atas
merupakan hasil pengembangan oleh Shia pertanyaan-pertanyaan yang diukur dengan
(1998) yang terdiri atas enam kriteria seperti menggunakan skala Likert. Responden
pada Tabel 1. Faktor yang meliputi motivasi menjawab pertanyaan sesuai dengan
instrinsik adalah penguasaan tujuan kondisi pada skala likert 1 sampai dengan
(mastery goal) dan kebutuhan prestasi 7 (1= keadaan yang tidak menggambarkan
(need for achievement). Motivasi ekstrinsik diri, 7= keadaan yang benar benar
meliputi harapan otoritas (keluarga dan menggambarkan diri mereka). Instrument
guru/dosen) (authority expectations family ini sudah sangat valid dan reliabel dengan
and lecturer), harapan diterima teman nilai alpha Cronbach = 0,8627.
(peer acceptance), motivasi kekuasaan Data hasil kuesioner diolah dan
(power motivations), dan takut gagal (fear dianalisis dengan menggunakan Statistical
of failure). Angket yang dipergunakan Package for the Social Sciences (SPSS
tidak diubah atau diterjemahkan ke dalam versi 19). SPSS dalam penelitian ini
bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan dipergunakan untuk menganalisis motivasi
responden adalah mahasiswa yang memiliki mahasiswa pendidikan fisika baik motivasi

Tabel 1
Kriteria Motivasi Berdasarkan MSLQ
Motivation Indicator Item Sample Question
Intrinsic Mastery goal 10 I like to spend time reading about things
that interest me
Need for achievement 10 I want to learn everything I need to
Learn
Extrinsic Authority expectations/ 10 I feel that I should be recognized
(family and lecturer) when I demonstrate my abilities in the
classroom
Peer acceptance 10 I sign up for the same classes that my
friends sign up for
Power motivations 10 Finishing an exam quickly makes me feel
good
Fear of failure 10 I feel ashamed when I receive a low
Grade
Sumber: Shia (1998, p. 6)

323
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 320-333

intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Selain 5,1618; motivasi akan kekuasaan sebesar
dengan menggunakan kuesioner, data juga 4,7442; dan paling rendah adalah harapan
diambil dengan menggunakan wawancara diterima teman sebesar 4,7442. Secara
terhadap beberapa responden sebagai keseluruhan motivasi instrinsik lebih
data pendukung. Wawancara dilakukan dominan dari pada motivasi ekstrinsik.
terhadap 30 mahasiswa yang terdiri dari Penjelasan lebih lanjut disajikan pada
10 mahasiswa setiap semester. Wawancara Gambar 1.
ditujukan untuk menggali informasi lebih Pada motivasi intrinsik kebutuhan
mendalam mengenai motivasi belajar prestasi memiliki nilai yang tertinggi
mahasiwa. karena mahasiswa ingin mencapai prestasi
belajar yang maksimal. Mahasiswa ingin
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menunjukkan kepada dirinya sendiri bahwa
Motivasi belajar merupakan faktor mahasiswa dapat berhasil untuk mencapai
penting untuk mencapai suatu keberhasilan kompetensi atau tujuan yang diharapkan
atau prestasi dalam belajar. Berdasarkan melalui usahanya sendiri. Dalam hal ini
hasil analisis data, motivasi belajar pada ada usaha untuk membuktikan pada diri
mahasiswa calon guru fisika sangat sendiri. Dengan kata lain, mahasiswa
bervariasi untuk setiap aspek motivasi pendidikan fisika memiliki keinginan
instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Adapun menunjukkan potensi diri melalui suatu
hasil analisis SPSS untuk motivasi instrinsik prestasi. Hasil wawancara menunjukkan
dan ekstrinsik diperlihatkan pada Tabel 2. bahwa mendapatkan suatu prestasi atas
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada usaha sendiri merupakan sesuatu yang
aspek motivasi intrinsik kebutuhan akan menyenangkan, membanggakan, dan
prestasi memiliki nilai rata-rata tertinggi memberi kepuasan pada diri sendiri.
dibandingkan dengan aspek motivasi yang Kebutuhan akan prestasi sebagai salah
lain sebesar 5,9512. Pada motivasi ekstrinsik satu karakteristik kepribadian yang akan
harapan otoritas yang berasal dari orang tua mendorong seseorang untuk melakukan
atau dosen memiliki nilai yang tertinggi sesuatu dengan lebih serius dan penuh
berkisar antara 5,8760; yang diikuti oleh tanggung jawab.
rasa takut akan sebuah kegagalan sebesar

Tabel 2
Motivasi Belajar Mahasiswa Calon Guru Fisika
Standar Rerata Standar
Rata-rata
Deviasi Kesalahan
Intrinsik Penguasaan tujuan 5,5807 0,73296 0,06453
Kebutuhan akan prestasi 5,9512 0,56983 0,05017
Ekstrinsik Harapan otoritas 5,8760 0,82628 0,07275
Harapan diterima teman 4,4118 0,86000 0,07572
Motivasi kekuasaan 4,7442 0,84083 0,07403
Takut gagal 5,1618 0,67989 0,05986
Keterangan: N=150

324
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

Gambar 1. Grafik Motivasi Belajar Mahasiswa Calon Guru Fisika

Motivasi Mahasiswa

Hal yang menarik adalah kebutuhan Pola pembelajaran yang dilakukan


akan prestasi ini didominasi oleh mahasiswa di sekolah dasar dan menengah yang
semester enam, atau mahasiswa tahun membiasakan diri pada penekanan prestasi
ketiga. Hal ini disebabkan mahasiswa diduga juga menjadi penyebab mahasiswa
mulai memikirkan pekerjaan pada saat lulus lebih mementingkan kebutuhan prestasi
nanti. Prestasi akademik yang bagus akan dari pada tujuan atau proses belajar itu
menjadi pertimbangan dan berpengaruh sendiri. Kebiasaan orang tua yang selalu
dalam mencari pekerjaan seperti Indeks menanyakan bagaimana prestasi yang
Prestasi Kumulatif (IPK), juara dalam dicapai di sekolah membuat siswa selalu
mengikuti olimpiade, dan prestasi-prestasi berpikir prestasi adalah suatu kebutuhan
lain yang dibuktikan dengan sertifikat atau dan hal yang paling penting serta harus
piagam. Selain itu, prestasi akademik yang dicapai. Hal ini terbawa pada saat siswa
tinggi ini juga akan menjadi dasar pada saat tersebut masuk dalam perguruan tinggi. IPK
mahasiswa bermaksud melanjutkan studi yang bagus merupakan suatu kebutuhan
ke jenjang magister atau melanjutkan studi dan indikator dari keberhasilan selama
ke pascasarjana. Mahasiswa semester enam perkuliahan. Kebutuhan prestasi ini
secara emosional memiliki kematangan dan berhubungan dengan hasil pembelajaran
kesadaran lebih tinggi dari pada mahasiswa yang diperoleh atau learning outcome.
semester dua dan empat mengenai pentingnya Banyak teori yang menyatakan bahwa
belajar. Belajar itu bukan karena orang motivasi sangat berkaitan dengan tujuan
lain tetapi untuk diri sendiri. Kematangan untuk kebutuhan suatu prestasi karena
emosi ini sangat berpengaruh terhadap tujuan pencapaian prestasi merupakan suatu
pengambilan keputusan dan kesadaran diri pola kepercayaan diri yang terintegrasi dan
akan hakikat belajar (Lammers & Smith, mempengaruhi hasil dari pada perilaku
2008). Kesadaran yang dimiliki pada yang diungkapkan dengan jalan atau
diri mahasiswa tersebut berdampak pada pendekatan yang berbeda-beda terhadap
motivasi belajar intrinsik mereka. keterlibatan dan tanggung jawab terhadap

325
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 320-333

suatu prestasi (Çeliköz, 2009; Seaton, oleh Palmer (2007) yang membuktikan
Parker, Marsh, Craven, & Yeung, 2014). bahwa pembelajaran sains yang kontekstual
Indikator motivasi intrinsik yang mampu meningkatkan motivasi dan
lain adalah penguasaan tujuan (goal pemahaman siswa dalam belajar.
orientation), menunjukkan bahwa motivasi Pada motivasi ekstrinsik itu sendiri,
belajar mahasiswa pendidikan fisika cukup otoritas dari orang tua dan guru sangat
tinggi. Hal ini dikarenakan bertambahnya memengaruhi motivasi eksternal mahasiswa
pemahaman mengenai pentingnya belajar apabila dibandingkan dengan faktor yang
membuat mahasiswa menyadari bahwa lain. Hal ini dikarenakan mahasiswa
untuk mendapatkan suatu keberhasilan merasa bertanggung jawab untuk membuat
atau prestasi, perlu suatu pemahaman orang tua atau guru bangga sehingga
terhadap topik atau konsep itu sendiri. mahasiswa belajar dengan sungguh-
Mahasiswa dalam hal ini berusaha fokus sungguh. Mahasiswa berpikir bahwa kuliah
terhadap pembelajaran, tertantang untuk itu tidak mudah dan biaya kuliah itu cukup
mempelajari topik yang lebih sulit dan mahal. Oleh karena itu, membahagiakan
kompleks, dan berusaha mengeksplorasi orang tua merupakan suatu keharusan
kemampuannya melalui suatu pengalaman sehingga mendorong siswa untuk belajar
yang menyenangkan ketika belajar. Selain lebih giat. Di Indonesia sendiri ada suatu
itu, penguasaan terhadap tujuan ini cukup kesan tersendiri bagi orang tua yang
tinggi karena adanya ketertarikan untuk anaknya menempuh pendidikan tinggi
memahami materi, secara sadar mahasiswa yaitu orang tua merasa bangga dengan
tahu bahwa untuk menjadi guru fisika yang anaknya yang sedang kuliah. Hal ini secara
profesional pemahaman terhadap materi tidak langsung memberikan dampak pada
atau content harus baik. Orientasi terhadap mahasiswa untuk memberi yang terbaik
tujuan dalam hal ini secara tidak langsung dalam belajar sebagai wujud berbakti dan
merupakan dampak lanjutan dari keinginan membanggakan orangtua. Kondisi jauh dari
untuk mendapatkan suatu prestasi. orang tua tidak menjadi suatu permasalahan
Mahasiswa pendidikan fisika dalam bagi mahasiswa untuk tidak serius dalam
proses pembelajaran tidak hanya bersifat perkuliahan, malah sebaliknya jauh dari
teoretis, tetapi juga praktis yang bersifat keluarga menunjukkan eksistensi diri dalam
kontekstual. Untuk materi yang bersifat kemandirian belajar dan hidup. Orang tua
praktikum baik di laboratorium atau yang percaya dan memberikan dukungan
virtual ternyata memberi dampak terhadap yang penuh terhadap anak memunculkan
penguatan motivasi belajar mahasiswa, rasa tanggung jawab dan perilaku yang
dimana penguasaan tujuan pembelajaran positif pada siswa (Katz, Kaplan, &
(goal orientation) menjadi lebih jelas. Buzukashvily, 2011)
Hasil wawancara menunjukkan bahwa mata Cara dosen mengajar, kejelasan dalam
kuliah yang bersifat praktik lebih membuat menyampaikan materi, metode mengajar,
mereka senang dan lebih dapat menuangkan dan interaksi dengan mahasiswa dalam
ide pemikirannya karena bersifat lebih pengelolaan proses perkuliahan juga
kontekstual seperti elektronika dasar. mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.
Ada kejelasan tujuan pembelajaran dan Dosen yang memiliki performa, kemampuan
kebermaknaan dibandingkan dengan terhadap materi dan cara mengajar yang
matakuliah yang bersifat teori. Hal ini baik akan membuat mahasiswa lebih
sesuai dengan penelitian yang dilakukan termotivasi untuk hadir dalam perkuliahan,

326
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

mendengarkan, dan mempelajari dengan kaku dalam memberi perkuliahan, dan


lebih serius materi yang diajarkan. Selain kehadiran dosen yang rajin dalam memberi
itu, hubungan atau pengelolaan kelas yang perkuliahan. Suasana yang harmonis
baik menimbulkan rasa nyaman dalam dan menyenangkan membuat mahasiswa
belajar karena ada rasa dihargai dan percaya merasa tidak tegang dan tertekan sehingga
diri pada mahasiswa sehingga dapat lebih mudah memahami materi dan tidak
meningkatkan motivasi untuk mencapai takut untuk bertanya apabila menemui suatu
suatu prestasi. Apalagi pendidikan fisika permasalahan. Menjaga interaksi yang baik
yang dalam perkuliahannya, mahasiswa antara guru dan siswa melalui pembelajaran
t idak hanya me laks anakan pros es kolaboratif membantu meningkatkan
pembelajaran di kelas tetapi juga di kepercayaan siswa terhadap guru (McGlynn,
laboratorium. Hasil penelitian Montalvo 2008). Selain itu, beberapa mahasiswa
dan Roedel (1995, p. 11) menyatakan juga menyatakan bahwa interaksi yang
bahwa siswa lebih termotivasi belajar harmonis dan komunikasi yang baik antara
ketika diajar oleh guru yang disukainya dosen dan mahasiswa membuat suasana
daripada guru yang tidak disukai. Interaksi perkuliahan tidak membosankan. Dosen
yang baik antara dosen dan mahasiswa yang rajin memberi perkuliahan juga
sangat mempengaruhi motivasi mahasiswa. membuat mahasiswa termotivasi, karena
Mahasiswa pendidikan fisika ber- ada keseriusan dan tanggung jawab dalam
interaksi tidak hanya dengan manusia tetapi diri untuk selalu hadir perkulihan. Hal
juga dengan bahan atau material dimana ini sesuai dengan hasil penelitian Moore,
karakter materi fisika yang terkenal sangat Amstrong, dan Pearson (2008) yang
sulit dan kompleks penuh dengan rumus menyatakan bahwa dosen yang selalu hadir
membuat mahasiswa mengalami kenaikan tepat waktu dalam perkuliahan membuat
dan penurunan motivasi dalam belajar. siswa lebih termotivasi, ada tanggung
Oleh karena itu, peran dosen sangat penting jawab dalam diri mahasiswa untuk selalu
sekali dalam meningkatkan perilaku dan hadir dalam perkuliahan walaupun awalnya
motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini seperti sebuah tekanan akan tetapi
dari Agezo (2010, p. 58 ) menyatakan selanjutnya menjadi suatu pembiasaan
bahwa guru memiliki peran yang sangat yang positif. Penelitian yang dilakukan
penting sekali dalam memotivasi siswa oleh Dolton dan Marcenaro-Gutierrez
untuk belajar. Peran guru berpengaruh (2011) mengenai hubungan antara kinerja
dalam membangun motivasi belajar siswa, guru terhadap motivasi belajar siswa
seperti cara guru menyampaikan materi, menunjukkan bahwa negara-negara dengan
metode dan strategi yang dipergunakan catatan kinerja guru yang tidak baik
dalam pembelajaran, cara berkomunikasi menyebabkan motivasi siswa rendah.
dan berinteraksi dengan siswa, bahkan Hal ini dikarenakan siswa enggan untuk
penampilan dan perilaku guru selama mengikuti proses pembelajaran, dan
mengajar juga mempengaruhi motivasi menganggap pembelajaran di kelas hanya
belajar siswa (Blašková, Blaško, Jankalová, sebagai suatu ritual yang dijalani setiap
& Jankal, 2014; Suciu & Mata, 2011). hari dan cenderung pasif dalam mengikuti
Hasil wawancara menunjukkan proses pembelajaran (Sinclair, 2008).
bahwa mayoritas mahasiswa termotivasi Takut akan sebuah kegagalan cukup
mengikuti perkuliahan yang diampu oleh memotivasi mahasiswa dalam belajar.
dosen yang ramah, humoris, tidak terlalu Hal ini dikarenakan pendidikan fisika

327
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 320-333

adalah jurusan yang dalam perkuliahannya menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa


bukan hanya berhubungan dengan teori mengalami ketakutan akan kegagalan
dan rumus matematika saja tetapi juga dikarenakan materi perkuliahan semakin
praktik di laboratorium. Fisika adalah kompleks dan sulit.
ilmu pengetahuan yang kaya akan materi Pada aspek motivasi ekstrinsik, indi-
dan hukum fisika dikemas dalam bentuk kator harapan diterima oleh teman dan
persamaan matematika yang rumit dan mendapatkan kekuasaan lebih kecil apabila
kompleks. Siswa dalam pengenalan fisika dibandingkan dengan faktor yang lain
banyak membongkar dan menyelesaikan seperti memenuhi harapan otoritas dan
secara matematis hukum-hukum fisika takut gagal. Hal ini dikarenakan mahasiswa
dan menerapkannya dalam berbagai sudah dewasa dan memiliki kematangan
situasi yang berbeda, mampu menjelaskan, dalam mengambil suatu keputusan memilih
dan memprediksi fenomena-fenomena teman. Mahasiswa adalah peserta didik
(Mason & Singh, 2016; Yap & Wong, di lingkungan perguruan tinggi yang
2007). Dengan kata lain, untuk memahami diposisikan sebagai insan dewasa yang
fisika, mahasiswa harus belajar cara memiliki kesadaran seutuhnya dalam
menginterpretasikan, mampu melogikakan mengembangkan potensi diri di perguruan
prinsip fisika yang abstrak, dan berusaha tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan,
untuk membagun struktur pengetahuan paktisi, dan professional. Sikap mereka
yang koheren. Struktur matematika yang tidak sama dengan siswa di sekolah
terdapat dalam fisika biasanya dijadikan menengah yang masih mencari jati diri
sebagai kerangka acuan atau kerangka untuk diterima dalam suatu komunitas
kerja untuk membangun pemahaman yang dan menunjukkan eksistensi diri. Sikap
kuat dan terorganisir dengan baik dari mandiri, dewasa, dan tidak tergantung
suatu subjek dimana konsep dan struktur terhadap teman juga menjadi salah satu
pengetahuan dengan erat dijalin (Hammer, faktor rendahnya motivasi ekstrinsik pada
2000). faktor ini.
Hal tersebut tentu saja membuat Hasil wawancara menunjukkan bahwa
mahasiswa pendidikan fisika memiliki mayoritas mahasiswa mengatakan bahwa
t e k a na n y a ng l e bi h ka r e n a h a r us motivasi belajar tidak ada hubungannya
memiliki kemampuan teori dan sekaligus dengan diterima oleh teman atau tidak,
mengintegrasikan dalam praktik. Tekanan karena untuk diterima oleh teman bukan
yang cukup besar ini membuat mahasiswa hanya masalah akademik atau prestasi
merasa takut gagal dalam perkuliahan tetapi komunikasi dan interaksi sosial yang
ataupun menyelesaikan studi sehingga baik tanpa membedakan suku, agama, ras,
mereka harus belajar lebih giat lagi agar antargolongan, jenis kelamin, kedudukan
lulus dan memperoleh hasil yang baik. sosial, tingkat kemampuan ekonomi dan
Hal yang menarik adalah ketakutan akan politik. Selain itu, beberapa mahasiswa
kegagalan ini dialami oleh mahasiswa juga menyatakan bahwa kampus atau
semester empat. Mata kuliah yang ditempuh perkuliahan adalah lingkungan akademis.
sudah lebih mengerucut pada analisis Semua mahasiswa memiliki hak yang sama
konsep, praktik, dan simulasi fisika lanjut untuk belajar tidak ada yang menguasai dan
yang tidak sama dengan fisika yang dikuasai.
mereka peroleh di pendidikan menengah Secara umum motivasi intrinsik maha-
seperti fisika komputasi. Hasil wawancara siswa pendidikan fisika dalam belajar

328
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi dengan siswa yang termotivasi belajar
ekstrinsik. Hal ini sangatlah baik karena karena faktor instrinsik (Lei, 2010; Afzal,
keinginan dalam diri merupakan modal Ali, Khan, & Hamid, 2010). Hal ini
utama untuk keberhasilan dan ketercapaian dikarenakan individu tersebut dalam belajar,
suatu tujuan. Motivasi intrinsik merupakan hanya mengandalkan pada imbalan atau
sesuatu yang sangat krusial bagi mahasiswa hasil yang diinginkan. Motivasi intrinsik
untuk dapat mengembangkan kompetensi berasal dari dalam diri mahasiswa dapat
dan kemampuan yang dimiliki dengan memberi pengalaman seperti kesenangan,
sebaik mungkin. Dominannya motivasi perasaan terlibat secara bebas yang meliputi
instrinsik ini apabila dibandingkan penguasaan tujuan dan kebutuhan akan
dengan motivasi ekstrinsik menunjukan prestasi. Kondisi mahasiswa yang jauh dari
adanya kesadaran dari diri mahasiswa lingkungan keluarga memerlukan motivasi
mengenai pentingnya belajar. Individu instrinsik yang tinggi karena tidak adanya
yang memiliki motivasi intrinsik lebih pengawasan atau kontrol dan membutuhkan
besar dibandingkan motivasi ekstrinsik kemandirian dalam belajar dan kemandirian
memiliki modal yang sangat baik. Hal yang hidup.
menarik adalah mahasiwa yang memiliki Motivasi merupakan hal yang sangat
motivasi intrinsik lebih besar memiliki penting untuk diketahui oleh pendidik
indeks prestasi lebih tinggi dibandingkan agar hasil belajar dan prestasi belajar yang
dengan mahasiswa yang memiliki motivasi maksimal dapat tercapai secara sistematis
ekstrinsik. Menurut hasil wawancara, hal tanpa dikatalisasi oleh faktor lain. Secara
ini disebabkan kesadaran dari mahasiswa umum, ada lima kunci untuk meningkatkan
akan pentingnya belajar dalam mencapai motivasi belajar bagi siswa, yaitu siswa itu
tujuan dan lebih menyukai tugas yang sendiri, guru, materi atau content, metode
ada. Mahasiswa dengan motivasi intrinsik pembelajaran yang dipergunakan, dan
cenderung menggunakan berbagai tugas lingkungan belajar (Williams & Williams,
intelektual sehingga menggunakan strategi 2011). Lingkungan yang nyaman dan
pengumpulan-informasi dan pengambilan akademik juga menjadi faktor penentu
keputusan yang lebih logis (Dean & dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dagostino, 2007). Dalam hal ini, kajian cara lingkungan dan
Penelitian Williams dan Williams peran lingkungan terhadap motivasi belajar
(2011) menyatakan bahwa individu yang mahasiwa belum diakukan secara optimal.
memiliki motivasi intrinsik lebih dominan Beberapa saran yang perlu dilakukan
dari pada motivasi ekstrinsik memiliki dalam membangun motivasi belajar
kecenderungan lebih berkembang dalam mahasiswa antara lain: membangkitkan dan
proses pembelajaran. Ryan dan Deci memelihara semangat mahasiswa sehingga
(2000) menyatakan bahwa siswa lebih mau belajar dengan kesadaran sendiri;
termotivasi karena keinginan sendiri seperti meningkatkan peran dosen atau guru untuk
kritik konstruktif untuk mendapatkan nilai memilih satu di antara bermacam-macam
atau prestasi yang bagus daripada karena peran seperti sebagai penasihat, fasilitator,
imbalan dari luar atau esktrinsik. Siswa instruktur, teman diskusi, dan penyemangat;
yang memiliki motivasi belajar karena menggunakan metode yang bervariasi serta
faktor ekstrinsik memiliki resiko lebih besar menggunakan media yang baik dan sesuai
dalam melakukan kesalahan akademik atau dengan tujuan pembelajaran; mengenal
akademiknya lebih rendah dibandingkan dan menjaga komunikasi serta interaksi

329
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 320-333

yang baik dengan mahasiswa baik di dalam Agezo, C. K. (2010). Why teachers leave
perkuliahan maupun di luar perkuliahan. teaching: The case of pretertiary
Penelitian ini diharapkan dapat institutions in Ghana. International
dijadikan sebagai suatu masukan dan Journal of Educational Reform, 19(1),
informasi yang penting untuk lebih 51-69.
memperhatikan motivasi mahasiswa yang Blašková, M., Blaško, R., Jankalová, M.,
memiliki karakter dan kemandirian dalam & Jankal, R. (2014). Key personality
belajar. Selain itu, dapat dijadikan masukan competences of university teacher:
bagi pendidik untuk memulai memilih Comparison of Requirements defined
dan mencoba kemungkinan baru dalam by teachers and/versus defined
memperkaya motivasi siswa atau yang lebih by students. Procedia-Social and
penting, pendidik bisa mengevaluasi diri Behavioral Sciences, 114, 466-475.
mengenai kontribusinya dalam membangun Diunduh dari https://doi.org/10.1016/j.
motivasi belajar siswa. sbspro.2013.12.731.
Çeliköz, N. (2009). Basic factors that
SIMPULAN affect general academic motivation
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- levels of candidate preschool teachers.
bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Procedia-Social and Behavioral
motivasi belajar mahasiswa pendidikan Sciences, 1(1), 1357-1365. https://doi.
fisika sangat bervariasi dan didominasi oleh org/10.1016/j.sbspro.2009.01.240.
motivasi belajar instrinsik dibandingkan Cho, Y., Harrist, S., Steele, M., & Murn, L. T.
motivasi ekstrinsik. Hal ini sangat baik (2015). College student motivation to
karena keinginan atau hasrat belajar lead in relation to basic psychological
dalam diri merupakan modal utama untuk need satisfaction and leadership
keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan. self-efficacy. Journal of College
Pada motivasi kebutuhan akan suatu prestasi Student Development, 56(1), 32-44.
dan peran otoritas dari orang tua dan dosen Diunduh dari https://doi.org/10.1353/
merupakan faktor yang mendominasi csd.2015.0005.
motivasi ekstrinsik belajar mahasiswa. Hal Dai, D. Y., & Sternberg, R. J. (2004).
ini sangat penting untuk menunjang proses Motivation, emotion, and cognition:
pembelajaran dan keberhasilan dalam Integrative perspectives on intellectual
menyelesaikan perkuliahan. Hasil penelitian f unc t i oni ng a nd de ve l opme nt .
ini diharapkan dapat menjadi konstribusi Mahwah, New Jersey: Lawrence
bagi para pendidik dalam meningkatkan Erlbaum Associates, Inc.
motivasi siswa atau mahasiswa dalam Dean, R. J., & Dagostino, L. (2007).
pembelajaran. Motivational factors affecting advanced
literacy learning of community college
DAFTAR PUSTAKA students. Community College Journal
Afzal, H., Ali, I., Khan, M. A., & Hamid, K. of Research and Practice, 31(2),
(2010). A study of university students’ 149-161. Dunduh dari https://doi.
motivation and its relationship org/10.1080/10668920600859657.
with their academic performance. Dolton, P., & Marcenaro-Gutierrez, O. D.
International Journal of Business and (2011). If you pay peanuts do you get
Management, 5(4), 80. Diunduh dari monkeys? A cross-country analysis of
https://doi.org/10.5539/ijbm.v5n4p80. teacher pay and pupil performance.

330
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

Economic Policy, 26(65), 5-55. Lei, S. A. (2010). Intrinsic and extrinsic


Diunduh dari https://doi.org/10.1111 motivation: Evaluating benefits and
/j.1468-0327.2010.00257. drawbacks from college instructors’
Duta, N. (2015). Importance of the perspectives. Journal of Instructional
motivation of students for learning - Psychology, 37(2), 153-160.
premise for academic performances. Mason, A., & Singh, C. (2016). Using
Inventory of reasons for which categorization of problems as an
students learn. Euromentor, 6(2), instructional tool to help introductory
54-72. Diunduh dari: https://search. students learn physics. Physics Edu-
proquest.com/docview/1695791924/ cation, 51(2). Diunduh dari https://doi.
fulltextPDF/ DED68F7B9E254BA6 org/10.1088/0031-9120/51/2/025009.
PQ/1?accountid=31324. McGlynn, A. P. (2008). Beyond behaviour
Enderle, P. (2012). Explor ing the management: Manage or motivate?
boundaries: A study of a physics faculty Education Digest, 73(6), 19-22.
community of practice engaged in Montalvo, G. P., & Roedel, T. D. B.
implementing innovation (Dissertation (1995, April). Pleasing the teacher:
unpublish report). Florida State Uni- A qualitative look. Makalah dipresen-
versity Libraries. Diunduh dari http:// tasikan pada The Annual Meeting
diginole.lib.fsu.edu/islandora/object/ of the American Educational Re-
fsu:182841/datastream/PDF/view. search Association, San Fransisco,
Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement CA. Diunduh dari https://eric.
versus traditional methods: A six- ed.gov/?id=ED390836.
thousand-student survey of mechanics Moore, S., Amstrong, C., & Pearson,
test data for introductory physics J. (2008). Lecture absenteeism
courses. American Journal of Physics, among students in higher education:
66(1), 64-74. Diunduh dari https://doi. A valuable route to understanding
org/10.1119/1.18809. student motivation. Journal of Higher
Hammer, D. (2000). Student resources Education Policy and Management,
for learning introductory physics. 30(1), 15-24.
American Journal of Physics, 68(S1), Muftah, M., & Galea, S. R. (2013).
S52-S59. Diunduh dari https://doi. Language learning motivation among
org/10.1119/1.19520. Malaysian pre-university students.
Katz, I., Kaplan, A., & Buzukashvily, T. English Language Teaching, 6(3),
(2011). The role of parents’ motivation 92-103.
in students’ autonomous motivation Oktaria, D., Zulkardi, Z., & Somakim, S.
for doing homework. Learning and (2013). Pengembangan website bahan
Individual Differences, 21(4), 376-386. ajar turunan untuk meningkatkan
Diunduh dari https://doi.org/10.1016/j. minat belajar peserta didik. Jurnal
lindif.2011.04.001. Kependidikan , 43(2), 107-115.
Lammers, W. J., & Smith, S. M. (2008). Diunduh dari http://journal.uny.ac.id/
Learning Factors in the University index.php/jk/article/view/2260.
Classroom: Faculty and Student Palmer, D. (2007). What is the best way to
Perspectives. Teaching of Psychology, motivate students in science? Teaching
35(2), 61-70. Diunduh dari https://doi. Science-The Journal of the Australian
org/10.1080/00986280802004586.

331
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, November 2017, Halaman 320-333

Science Teachers Association, 53(1), Seaton, M., Parker, P., Marsh, H. W.,
38-42. Craven, R. G., & Yeung, A. S.
Pavlou, V. (2006). Pre-adolescents’ (2014). The reciprocal relations
perceptions of competence, motivation between self-concept, motivation and
and engagement in art activities. achievement: juxtaposing academic
International Journal of Art & Design self-concept and achievement goal
Education, 25(2), 194-204. Diunduh orientations for mathematics success.
dari https://doi.org/10.1111/j.1476- Educational Psychology, 34(1),
8070.2006.00484.x. 49-72. Diunduh dari https://doi.
Pintrich, P. R. (2003). A motivational science org/10.1080/01443410.2013. 825232.
perspective on the role of student Shia, R. M. (1998). Academics intrinsic
motivation in learning and teaching and extrinsic motivation and meta-
contexts. Journal of Educational cognition: Assessing academic
Psychology, 95(4), 667-686. Diunduh intrinsic motivation: A look at student
dari https://doi.org/10.1037/0022- goals and personal strategy (Thesis).
0663.95.4.667. Wheeling Jesuit University, West
Putra, P. D. A., & Sudarti, S. (2015). Virginia.
Real life video evaluation dengan Sinclair, C. (2008). Initial and changing
sistem e-learning untuk meningkatkan student teacher motivation and
keterampilan berpikir kritis mahasiswa. commitment to teaching. Asia-Pacific
Jurnal Kependidikan, 45(1), 76-89. Journal of Teacher Education, 36(2),
Diunduh dari http://journal.uny.ac.id/ 79-104.
index.php/jk/article/view/7187. Suciu, A. I., & Mata, L. (2011). Pedagogical
Rana, R. A., Mahmood, N., & Reid, competence-the key to efficient
N. (2015). Motivation and science education. International Online
performance: influence on student Journal of Educational Sciences,
learning in science. Science Institute 3(2), 411-423.
(Lahore),27 (2), 1445-1452. Surifah, S., Mustiati, E., Syaifullah, M. Z.,
Reardon, R. C., & Bertoch, S. C. (2010). & Bowo, A. N. A. (2016). Pengaruh
Student motivation and program motivasi terhadap minat mahasiswa
participation. Journal of College mengikuti pendidikan profesi akun-
Student Development, 51(6), 716-722. tansi. Jurnal Kependidikan, 46(2),
Diunduh dari https://doi.org/10.1353/ 246-258.
csd.2010.0025. Tella, A. (2007). The impact of motivation
Redish, E. F., & Steinberg, R. N. (2008). on student’s academic achievement
Teaching physics: Figuring out and learning outcomes in mathematics
what works. Physics Today, 52(1), among secondary school students
24-30. Diunduh dari https://doi. in Nigeria. Eurasia Journal of
org/10.1063/1.882568. Mathematics, Science & Technology
Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2000). Intrinsic Education, 3(2), 149-156.
and extrinsic motivations: Classic Tolga, G. (2011). Exploring of students’
definitions and new directions. performances, motivation processes
Contemporary Educational Psychology, and learning strategies in studio
25(1), 54-67. Diunduh dari https://doi. physics. Latin-American Journal of
org/10.1006/ceps.1999.1020. Physics Education, 5(1), 154-161.

332
Rif’ati D. H.: Analisis Motivasi Intrinsik...

Triyanto, & Handayani, R. D. (2016). students’ motivation and strategies of


Teacher motivation based on gender, bilingual learning. The Asia-Pacific
tenure and level of education. The New Education Researcher, 22(3), 263-272.
Educational Review, 45, 199-209. Diunduh dari https://doi.org/10.1007/
Diunduh dari https://doi.org/10.15804/ s40299-012-0032-2.
tner.2016.45.3.16. Yap, K. C., & Wong, C. L. (2007).
Williams, K. C., & Williams, C. C. (2011). Assessing conceptual learning from
Five key ingredients for improving quantitative problem solving of a plane
s t u d e n t m o t i v a t i o n . R e s e a rc h mirror problem. Physics Education,
in Higher Education Journal, 11. 42(1), 50. Diunduh dari https://doi.
Diunduh dari http://scholarsarchive. org/10.1088/0031-9120/42/1/005
library.albany.edu/cgi/viewcontent. Yong, B. C. S. (2009). Students’ motivational
cgi?article=1000&context=math_fac_ orientations and their association
scholar. with achievement in biology. Brunei
Wong, L.-H., Chai, C.-S., Chen, W., & Chin, International Journal of Science &
C.-K. (2013). Measuring Singaporean Math Education, 1, 56-64.

333

Anda mungkin juga menyukai