Anda di halaman 1dari 21

Nama : Elok Jauharotus Zakiah

NIM : 2107010046

Matkul : Metodologi Penelitian Kuantitatif

Judul Penelitian : Pengaruh Efikasi diri Terhadap Kecemasan Akademik Mahasiswa Baru
Psikologi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

LATAR BELAKANG

Mahasiswa merupakan suatu kelompok masyarakat yang menyandang status pelajar


dari suatu perguruan tinggi. Julukan yang diberikan juga bukan lagi siswa namun terdapat
tambahan maha, dimana hal ini menunjukkan bahwa peran serta tugas sudah tidak lagi sama
seperti ketika menjadi sorang siswa. Peralihan dari siswa menuju mahasiswa sering di
gadang-gadang sebagai fase yang cukup menantang khususnya bagi mahasiswa baru.
Mahasiswa baru secara psikologis juga masih dalam fase transformasi dari fase remaja
menuju dewasa ( Irfan dan Suprapti,2014 ). Dalam hal ini mahasiswa baru akan dihadapkan
dengan lingkungan yang asing atau baru, seperti struktur perkuliahan, kelompok pertemanan,
model pembelajaran, serta perhatian terhadap penilaian dan prestasi akademik yang
meningkat (Santrock,2002 ).

Salah satu bentuk dari budaya perkuliahan yang perlu bagi mahasiwa baru untuk
disesuaikan dan dipersiapkan adalah tugas kuliah. Tugas Kuliah merupakan hal yang sangat
penting guna mengukur kemampuan mahasiswa dalam pendalaman materi perkuliahan.
Namun masih saja kita temukan tugas kuliah yang terbengkalai atau tidak segera dikerjakan
bahkan meskipun dikerjakan mahasiswa tidak maksimal dalam pengerjaan tugas kuliah atau
asal-asalan. Bahkan pada porsi khusus mahasiwa memilih untuk keluar dari universitas
karena ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan kultur perkuliahan. Menurut hasil survey
penelitian yang dilakukan oleh UCLA yang dilakukan terhadap lebih dari 500 universitas dan
300.000 mahasiswa tingkat satu, ditemukan bahwa banyak dari mahasiswa tingkat satu yang
cenderung mengalami kewalahan karena kurangnya penyesuaian dan penyelesaian terhadap
tugas-tugas kuliah sehingga menyebabkan stress dan depresi ( Santrock,2002 ).

Mahasiswa baru yang tidak dapat beradaptasi dengan segala kewajiban dalam
perkuliahan akan menyebabkan stress (Irfan dan Suprapti,2014 ). Stress merupakan respon
dari keadaan yang penuh dengan tekanan. Hal tersebut tak elak dari adanya kecemasan pada
mahasiswa . adanya kecemasan merupakan hal yang wajar sebagai respon atas kondisi yang
mendorong individu merasa ada ancaman atas keselamatan, takut akan masa depan ,khawatir
terhadap respon sosial dan juga bisa disertai timbulnya respon fisik seperti jantung berdebar-
debar,gemetar,pusing, dll ( Farid dan Suharman 2013 ).

Ketika individu telah memilih untuk menjadi mahasiswa. Harusnya individu sadar
dan tau mengenai konsekuensi yang akan terjadi ketika menjadi mahasiwa. Mahasiswa baru
dituntut untuk mengerti dan faham mengenai segala hal yang dalam perkuliahan meliputi
etika dan menjahui segala perilaku yang tidak seharunya ( Estiane,2015 ). Harapan yang ada
dan ekspetasi yang muncul ketika menjadi seorang mahasiswa seharusnya dibarengi dengan
kesadaran bahwa akan ada banyak tantangan dan tugas-tugas yang harus dipertanggung
jawabkan. Etika serta sikap terarah ini diharapakan dapat menjadi bekal untuk mahasiswa
baru dalam perannya selama menjadi seorang mahasiswa pada dunia kampus ( Sujana,2004 ).

Memilih memasuki perguruan tinggi berarti secara sadar seorang mahasiswa terlibat
dalam kondisi hidup dan akademis yang tentunya berbeda dengan sekolah menengah atas
( Sukoco,2014 ). Konsekuansinya mahasiswa baru harus dapat menyesuaikan diri pada
beberapa aspek khususnya pola pikir, kreatifitas, pembelajaran serta perilaku untuk menjalani
kehidupan dikampus. Kesadaran atas hal tersebut tidak menutup kemungkinan munculnya
kecemasan. Namun dapat meminimalisir konsekuensi negative dari kecemasan itu sendiri.
Yang harusnya seorang mahasiswa mampu untuk mengatasi serta mengatur kecemasan
akademik yang muncul agar tidak sampai pada gangguan kecemasan.

Sayangnya masih ditemukan mahasiswa yang memiliki gangguan kecemasan, pada


study penelitian “ A Study on Academic Anxiety among Adolencent of Minority Island “
oleh bhutnath dan Jangir (2012) ditemukan bahwa tingkat kecemasan academic pada remaja
yang cukup tinggi ( Bhutnath dan Jangir 2012 ). Meskipun tidak semua remaja mengalami
badai dan guncangan dalam kehidupannya sebagai besar mahasiswa mengalami
ketidakstabilan sebagai konsekuansi atas proses dan usaha dalam beradaptasi dengan pola
perilaku, kehidupan serta harapan sosial ( Estiane,2015 ). Hal ini tidak menutup kemungkinan
berkaitan dengan kecemasan mahasiswa baru dimana merupakan seorang remaja.

Ketidak sesuaian dengan seharusnya dimana seorang mahasiswa mampu mengatasi


rasa cemasnya dengan ditemukan mahasiswa yang terus merasa cemas akan kehidupan
akademiknya menarik perhatian peneliti untuk mengetahui apa-apa saja yang menjadi
penyebab kecemasan itu muncul. Karena dengan adanya mahasiswa yang masih saja diliputi
kecemasan tentu akan berdampak pada kehidupan sosial, akademik, serta masa depannya,
kecemasan yang terus menerus dipelihara sehingga begitu melekat pada individu akan
memiliki pengaruh negative pada kondisi jasmani serta rohaninya ( Sukmadinata,2003 ).
Kecemasan juga berpotensi mengganggu perhatian, ingatan jangka pendek, serta informasi
Ingatan ( zeidner ,1998).

Individu yang terus berada pada kondisi cemas yang berlebih tentu akan mengalami
gangguan konsentrasi dan hal ini akan memiliki pengaruh terhadap keberfungsian sosial,
tugas pekerjaan serta peran individu terhadap lingkungan sosialnya ( Mu,arifah,2005 ).
Kecemasan dapat muncul oleh beberapa faktor salah satunya adalah hambatan dalam
pengerjaan tugas ( deffenbscher dan hazaleus dalam ghufron dan risnawati 2009 ). Setelah
melakukan beberapa pengamatan terhadap teman seangkatan juga dengan menyususn survey
kecil-kecilan, terbukti bahwa terdapat 86,2% dari keseluruhan mahasiswa yang mengisi
kuisioner yang pernah mengalami kecemasan akademik.

Ket : Diagram Hasil survey yang dilakukan kepada teman-teman psikologi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tentu angka diatas bukan angka yang sedikit, karena hampir keseluruhan mahasiswa
pernah mengalami kecemasan akademik. Dan jika kecemasan akademik terus terpelihara
maka dampak-dampak negatif yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. Seperti pepatah bilang
“Lebih baik mencegah dari pada mengobati“. Oleh karenanya peneliti perlu mengetahui
bagaimana cara untuk mengatasi kecemasan tersebut. Dengan mengetahui faktor-faktor yang
memepengarui kecemasan dan bagaimana hubungan kecemasan dengan variabel lain.

Kecemasan yang muncul akibat respon dari keadaan akademik yang penuh tekanan
dan tidak sesuai disebut dengan kecemasan akademik. Menurut Zeidner (1998) terdapat 3
aspek pada kecemasan akademik yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
Dimana aspek kognitif akan mempengaruhi pada bagaimana individu meyakini keadaan
akademik negatif, aspek afektif meliputi bagaimana individu memiliki emosi negatif terhadap
keadaan akademik, dan aspek psikomotor meliputi bagaimana individu berprilaku ketika
dihadapkan pada situasi akademik yang penuh tekanan. Beberapa faktor yang memiliki
pengaruh terhadap kecemasan akademik adalah faktor pribadi, faktor keluarga, faktor sosial,
serta faktor kelembagaan ( Kartika,2020 ). Dengan faktor pribadi menyumbang 74,53%
terhadap kecemasan akademik, tentu merupakan angka yang cukup tinggi dan apabila
ditelisik kembali faktor pribadi salah satunya adalah konsep diri dan konsep diri dapat
memprediksi efikasi diri (Farid dan Suharnan 2013).

Menurut Ramaiah (2003) beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan akademik


adalah lingkungan tempat individu melakukan aktifitasnya, perasaan tertekan dengan rentang
waktu yang cukup lama serta fisik yang terlalu lelah dengan adanya tuntutan yang terlalu
berat. Tempat individu berada tentu menjadi faktor penting yang berkemungkinan memiliki
pengaruh terhadap kecemasan akademik yang muncul karena bagaimana pun kita yang
selaku manusia sosial akan terpengaruh dengan apa yang ada dilingkungan kita. Perasaan
tertekan yang terus menerus tersimpan tanpa ada usaha untuk mengobatinya, serta fisik yang
terus-terusan dipaksa untuk bekerja tanpa tau sampai batas mana fisik itu mampu untuk
bertahan juga menjadi faktor yang menyebabkan kecemasan akademik.

Pada penelitian fikih amalia (2016) ditemukan hasil berupa hubungan korelasi
negative yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan akdemik. Terdapat juga
hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan siswa pada penelitian Diah dan Riza
( 2022 ). Pada penelitian lain ditemukan juga hubungan efikasi diri dengan kecemasan
mengerjakan tugas skripsi berupa korelasi negative yang cukup signifikan ( Saraswati
dkk,2021). Terdapat juga hubungan korelasi negative dengan kecemasan mahasiswa madiun (
Permata dan Holicia,2022 ). Namun pada penelitian lanjutan oleh Mayangsari (2022)
ditemukan tidak adanya hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan akademik mahasiwa
baru pada masa pandemi.
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa efikasi diri
cenderung memiliki pengaruh terhadap kecemasan. Dimana semakin tinggi efikasi diri maka
kecemasan individu akan menurun. Karena efikasi diri merupakan keyakinan atas
kemampuan mengerjakan sesuatu tugas tertentu dimana dengan keyakinan itu individu mau
bergerak untuk menyelesaikan suatu tugas yang ada sehingga karena adanya Action tentu
terdapat pencapaian yang akan diraih ( Bandura.1997 ). Dengan efikasi diri seorang individu
akan cenderung merancang, mempersiapkan dan berusaha untuk menyelesaikan suatu tugas
bukan melarikan diri ( Diah dan Riza.2022 )

Efikasi sendiri merupakan jembatan antara potensi dengan prestasi dimana ketika
terdapat potensi diri namun tidak ada efikasi diri maka potensi akan selamnya terpendam
tanpa adanya prestasi yang ditunjukkan (Zulkaidah dkk.2012). Terdapat 3 aspek dalam
efikasi diri yakni kesuliatan tugas, kekuatan, serta generalisasi ( Bandura,1995 ). Maksud dari
kesulitan tugas adalah sampai mana level dari suatu tugas yang diberikan sehingga individu
mampu untuk mengerjakan tugas yang ada sesuai dengan kadar kesulitan tugas. Kemudian
maksud dari kekuatan adalah sampai mana kekuatan atas kemampuan individu mengerjakan
tugas, tentu saja semakin individu yakin untuk terhadap kekuatannya untuk menyelesaikan
tugas maka suatu tugas akan lebih mudah untuk terlewati meskipun individu belum pernah
melakukan tugas tersebut. Kemudian maksud dari generalisasi adalah bagaimana individu
memiliki pemikiran yang luar serta cara pandang yang beragam sehingga hal ini membantu
individu dalam meyakini akan dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Menurut teori
bandura efikasi diri merupakan hasil dari pengalaman masa lalu, efikasi akan meningkat
ketika memiliki pengalaman tentang keberhasilan dan akan menurun ketika memiliki
pengalaman tentang kegagalan.

Terdapat faktor lain juga yang mempengaruhi efikasi diri menurut bandura adalah
melihat dan memahami pengalaman orang lain yang dianggap sebanding dengan diri individu
( Bandura,1995 ) Dimana meskipun individu belum pernah berhasil menyelesaikan suatu
tugas namun orang lain yang dianggap kemampuannya sama dengan dirinya dapat
menyelesaikan tugas tersebut maka efikasi diri akan mungkin sekali muncul. Selanjutnya
faktor yang mempengaruhi efikasi diri adalah persuasif verbal dan Kondisi fisiologis
( Bandura,1995 ). Maksud dari persuasif verbal adalah nasihat yang di utarakan pada individu
sehingga dapat membangkitkan semangat dan efikasi diri dalam inidvidu, lalu maksud dari
kondisi fisiologis adalah kondisi fisik dari individu juga menjadi faktor yang mempengaruhi
efikasi diri, hal ini bukan berarti orang yang kondisi fisiologisnya tidak normal menjadi tidak
memiliki efikasi diri karena faktor dari efikasi diri tidak hanya kondisi fisiologis.

Pemaparan diatas menarik peneliti untuk meninjau ulang dan lebih mendalam
mengenai kecemasan akademik dan efikasi diri, serta ingin mengetahui pengaruh efikasi diri
terhadap kecemasan akademik mahasiswa baru psikologi UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan akademik mahasiswa baru
psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan
akademik mahasiswa baru psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

MANFAAT PENELITIAN

Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini yakni manfaat teoristis dan praktis
dimana hal tersebut meliputi :

1. Manfaat teoristis, dimana penelitian ini berguna sebagai perluasan wawasan dalam
keilmuan psikologi klinis serta Psikologi pendidikan terkhusus pada bab mengenai hubungan
antara efikasi diri dengan kecemasan akdemik mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Penelitian ini juga bisa menjadi acuan peneliti lain yang ingin meneliti lebih
mendalam mengenai bab materi psikologi klinis dan psikologi pendidikan yang serupa.

2. Manfaat Praktis, dimana peneliti berharap penelitian ini juga memberikan manfaat praktis
untuk beberapa pihak yakni mahasiswa, dosen, masyarakat umum, dan diri peneliti sendiri.

a) Manfaat terhadap mahasiswa baru, dimana penelitian ini dapat memberikan gambaran
agar mahasiwa baru mampu untuk meningkatkan efikasi diri.
b) Manfaat terhadap dosen, dimana dosen mendapat gambaran untuk meningkatkan
efikasi diri mahasiswa baru dan dapat membantu memberikan wawasan terhadap
mahasiswa baru tentang bagaiamana untuk meregulasi efikasi diri dari mahasiswa
baru.
c) Manfaat terhadap masyarakat umum adalah agar masyarakat umum lebih terbuka
terhadap pentingnya efikasi diri dalam diri setiap individu khususnya mahasiswa baru.
Sehingga diharapkan masyarakat umum dapat ikut berpartisifasi dalam meningkatkan
efikasi diri individu khususnya mahasiswa baru.
d) Manfaat terhadap peneliti, diharapkan penelitian ini dapat membantu peneliti untuk
mengurai dan memperluas wawasannya terhadap materi efikasi diri dan kecemasan
akademik mahasiswa baru terkhusus mahasiswa baru psikologi UIN Sunan Kalijaga
Yoyakarta. Diharapkan penelitian ini juga dapat menjadi guide dalam penelitian yang
cakupannya lebih besar kedepannya.

KEASLIAN PENELITIAN

Keaslian Penelitian ini berguna sebagai pembanding dengan penelitian-penelitian


terdahulu yang serupa dimana memiliki model yang sama dalam segi variabel dan metode
penelitian sebagai berikut :

No Tahun Penulis Judul Metode Penelitian Hasil


Penelitian
1 2020 Arya Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan hasil
Firman Efikasi Diri menggunakan desain analisis regresi
u Terhadap penelitian kuantitatif sederhana bahwa
Jendra Kecemasan korelasional. variabel efikasi diri
dan Presentasi Populasi dalam berpengaruh
Sugiyo Siswa Kelas XI penelitian ini ialah terhadap variabel
di SMA Negeri siswa kelas XI di kecemasan
1 Wuryantoro SMA Negeri 1 presentasi sebesar
Wuryantoro 8,6%, sedangkan
berjumlah 230 siswa sisanya sebesar
dengan sampel 160 91,4% dipengaruhi
siswa. Pemilihan faktor lain yang
sampel dilakukan tidak dijelaskan
dengan teknik dalam penelitian ini.
simple random Skor koefisien
sampling. Alat pengaruh efikasi diri
pengumpulan data terhadap kcemasan
yang digunakan presentasi
dalam penelitian ini menunjukkan skor
adalah skala efikasi yang berarah negatif.
diri dan skala Hal tersebut dapat
kecemasan diartikan bahwa
presentasi. semakin tinggi
efikasi diri maka
semakin rendah
kecemasan
presentasi dan
sebaliknya.
2 2019 Kadek Pengaruh Desain penelitian Hasil uji hipotesis
Fitriyan pelatihan yakni kuasi- menunjukkan bahwa
ti dan efikasi diri eksperimen non- tidak terdapat
Ni terhadap equivalent control pengaruh pelatihan
Made tingkat group design. efikasi diri terhadap
Ari kecemasan Teknik pengambilan tingkat kecemasan
Wilani berkomunikasi sampel yakni berkomunikasi pada
pada Siswa menggunakan two- siswa SMK di
Sekolah stages cluster Denpasar.
Menengah sampling. Sebanyak
Kejuruan di 12 orang subjek
Denpasar yang dipilih
memiliki skor
kecemasan
berkomunikasi
sedang hingga
tinggi. Subjek
penelitian dibagi
menjadi dua
kelompok yakni
kelompok
eksperimen
sebanyak enam
orang dan kelompok
kontrol sebanyak
enam orang.
Instrumen dalam
penelitian ini adalah
skala kecemasan
berkomunikasi untuk
mengetahui kategori
kecemasan
berkomunikasi yang
dirasakan oleh
siswa. Perlakuan
yang diberikan
adalah pelatihan
efikasi diri yang
disusun berdasarkan
sumber-sumber
efikasi diri dari
Bandura (1997).
Hipotesis penelitian
diuji dengan statistik
non-parametrik
Mann Whitney test
3 2016 Hara HUBUNGAN Penelitian ini Penelitian
Perman ANTARA termasuk penelitian menunjukkan: (1)
a Farida EFIKASI DIRI kuantitatif dengan tingkat efikasi diri
Haraha DENGAN jenis korelasi. siswa kelas IX MTs
p Budi KECEMASA Penelitian ini Al Hikmah Brebes
Astuti N DALAM menggunakan subjek 51,6 % pada kategori
MENGHADA penelitian sebanyak sedang, (2) tingkat
PI UJIAN 62 siswa yang kecemasan dalam
PADA SISWA diambil dari menghadapi ujian
KELAS IX DI sebagian siswa kelas siswa kelas IX MTs
MTS AL IX MTs Al Hikmah Al Hikmah Brebes
HIKMAH Brebes dengan 69,4 % pada kategori
BREBES menggunakan teknik tinggi, (3) ada
proporsional random hubungan negatif
sampling. Waktu yang signifikan
penelitian pada antara efikasi diri
bulan Maret - April dengan kecemasan
2014. Instrumen dalam menghadapi
penelitian yang ujian pada siswa
digunakan berupa kelas IX MTs Al
skala efikasi diri dan Hikmah Brebes,
kecemasan dalam dengan nilai
menghadapi ujian. koefisien korelasi
Validitas instrumen sebesar -0,575. Hasil
diuji menggunakan koefisien
rumus product determinasi
moment. Reliabilitas menunjukkan bahwa
instrumen diuji variabel efikasi diri
menggunakan rumus memberikan
alpha cronbach. Data sumbangan terhadap
yang diperoleh variabel kecemasan
dianalisis dengan dalam menghadapi
menggunakan ujian sebesar 33,0%
statistik analisis dan selebihnya
deskriptif, uji sebesar 67,0% oleh
persyaratan analisis variabel lain.
dan analisis korelasi
product moment
dengan bantuan
komputer program
SPSS versi 16.0 for
Windows.
4 2017 Sikka HUBUNGAN Penelitian ini adalah Hasil dari penelitian
Widyan EFIKASI DIRI penelitian kuantitatif ini adalah (1)
ing DENGAN korelatif. Populasi terdapat hubungan
Putri, KECEMASA dalam penelitian ini negatif yang
Rini N adalah siswa kelas 3 signifikan antara
Risnawi MENGHADA MTsN 2 Kota efikasi diri dengan
ta PI UJIAN Kediri. Total sampel kecemasan
Sumint NASIONAL penelitian adalah menghadapi ujian
a, Diah PADA SISWA 186 siswa dari nasional, hal ini
Handay jumlah populasi 393 terlihat pada nilai
ani siswa yang dipilih signifikansi 0,000
dengan teknik dimana p < 0,05 dan
probability r= -0,573 (2)
sampling.. Data di sumbangan efektif
dalam penelitian ini atau peranan efikasi
dikumpulkan diri terhadap
menggunakan skala kecemasan
efikasi diri dan skala menghadapi ujian
kecemasan nasional sebesar
menghadapi ujian 32,8%, maka masih
nasional. Data ada 67,2% lainnya
kemudian dianalis dipengaruhi oleh
menggunakan analis faktor-faktor lain
korelasi product yaitu faktor
moment dan lingkungan dan
menggunakan taraf faktor individu, (3)
kesalahan 5%. tingkat efikasi diri di
MTsN 2 Kota Kediri
berada pada tingkat
tinggi dengan nilai
rata-rata (mean)
158,32, (4) tingkat
kecemasan
menghadapi ujian
nasional di MTsN 2
Kota Kediri berada
pada tingkat sedang
dengan nilai rata-rata
(mean) 92,11.
5 2022 Diah Metode yang Hasil penelitian
HUBUNGAN
Arum digunakan dalam menunjukkan bahwa
EFIKASI DIRI
Sari penelitian ini adalah terdapat hubungan
DENGAN
dan metode pendekatan yang negatif antara
KECEMASA
kuantitatif. Populasi efikasi diri dengan
Riza
N dalam penelitian ini kecemasan
Novian
AKADEMIK melibatkan 238 akademik, dengan
a
SISWA DI siswa yang nilai pearson
Khoiru
SMA X PADA didapatkan correlation sebesar -
nnisa
MASA menggunakan 724.  Makna dari

PANDEMI teknik purposive hasil penelitian


sampling dengan tersebut yaitu
COVID-19
teknik pengambilan semakin tinggi
sampel berdasarkan tingkat efikasi diri
pertimbangan maka akan semakin
peneliti. Sejumlah rendah kecemasan
30 siswa digunakan akademik.
untuk tryout, dan Sebaliknya, jika
sisanya 130 siswa tingkat efikasi diri
aktif yang terdiri rendah maka akan
dari 38 siswa laki- semakin tinggi
laki dan 92 siswa kecemasan akademik
perempuan dengan yang dimiliki. Hasil
rentang usia antara penelitian ini
15-18 tahun, didapatkan karena
bersedia mengisi mereka memiliki
kuesioner untuk tugas akademik yang
kebutuhan sama dan saling
penelitian. berinteraksi satu
Instrumen yang sama lain.
digunakan adalah
skala efikasi diri
yang disusun
berdasarkan
pengembangan teori
milik Bandura
(1997) dan skala
kecemasan
akademik
berdasarkan
pengembangan teori
milik Calhoun &
Acocella (1995).
Teknik analisis data
yang digunakan
yaitu dengan uji
korelasi product
moment  dengan
bantuan software
SPSS 25.0 for
windows.
6 2022 Indra HUBUNGAN Jenis penelitian ini Hasil penelitian
Ruswad EFIKASI DIRI adalah kuantitatif menunjukkan bahwa
i & DENGAN dengan pendekatan uji statistik chi
Masliha TINGKAT studi cross sectional square diperoleh
Masliha KECEMASA dan analisis data nilai p value 0,000 <
& Evi N menggunakan uji 0,05 yang berarti Ho
Supriat MAHASISWA statistik chi square. ditolak. Kesimpulan:
un D3 Populasi penelitian ada hubungan yang
KEPERAWAT ini adalah seluruh signifikan antara
AN mahasiswa semester Self-Efficacy dengan
MENGHADA akhir Program Studi Tingkat Kecemasan
PI UJIAN D3 Keperawatan Mahasiswa D3
AKHIR Polindra sebanyak Keperawatan
42 mahasiswa dan Menghadapi Ujian
sampel yang Akhir Semester.
digunakan adalah Sebelum
total populasi. menghadapi ujian
akhir siswa
hendaknya
meningkatkan
efikasi diri dengan
belajar bersama
orang lain atau
meningkatkan minat
terhadap ujian akhir
sehingga dapat
mengurangi
kecemasan.

7 2022 Felisca PERBEDAAN  Penelitian ini  diperoleh hasil nilai


Novitri KECEMASA menggunakan p0.001<0.05 yang
a & N metode kuantitatif menunjukkan adanya
Riza AKADEMIK dengan melibatkan perbedaan yang
Novian PADA sampel jenuh signifikan
a MAHASISWA terhadap 156 kecemasan akademik
Khoiru BARU mahasiswa baru antara mahasiswa
nnisa JURUSAN Psikologi laki-laki dan
PSIKOLOGI Universitas Negeri perempuan.
DITINJAU Surabaya.
DARI JENIS Pengambilan sampel
KELAMIN dilakukan dengan
teknik sampel jenuh.
Sejumlah 30
mahasiswa
digunakan
untuk tryout, dan
sisanya 124
mahasiswa aktif
yang mengisi
kuesioner digunakan
untuk penelitian.
Instrument
penelitian
menggunakan skala
kecemasan
akademik. Analisis
data menggunakan
uji T independent, 
8 2018 Ratna PERBEDAAN Subjek penelitian
Hasil penelitian
Yunita TINGKAT adalah mahasiswa
menunjukkan
Setiyani KECEMASA baru FIKES yang
Mahasiswa baru di
N PADA baru masuk di tahun
FIKES lebih cemas
MAHASISWA ajaran 2016/2017,
dan lebih depresif
BARU DI yang terbagi di prodi
daripada mahasiswa
FAKULTAS D3 dan D4
Non-FIKES/FEISHu
ILMU Kebidanan, S-1
m (NSQ t= -3,328,
KESEHATAN Keperawatan, dan S-
p= 0,002 dan BDI t=
DAN NON 1 Fisioterapi. Selain
2,410, p= 0,019).
FAKULTAS itu, mahasiswa baru
Peneliti
ILMU NonFIKES/FEISHu
menyimpulkan
KESEHATAN m dalah mahasiswa
terdapat perbedaan
, yang baru masuk di
kecemasan dan
UNIVERSITA tahun ajaran
depresi yang antara
S ‘AISYIYAH 2016/2017, yang ada
mahasiswa baru di
YOGYAKAR di FEISHum.
FIKES dan Non-
TA FEISHum meliputi
FIKES, dimana
mahasiswa baru di
mahasiswa baru
prodi S-1 Akuntansi,
FIKES lebih cemas
Manajemen,
dan depresif
Administrasi publik,
daripada mahasiswa
Ilmu Komunikasi
dan Psikologi.
baru di Non-
Mahasiswa baru
FIKES/FEISHum.
FIKES (50 orang)
dan mahasiswa baru
Non-FIKES yaitu
FEISHum (50
orang). NSQ untuk
menilai kecemasan,
dan BDI untuk
menilai depresi.
Analisa data
menggunakan uji T
dengan tingkat
kemaknaan α= 0,05.
9 2019 I Gede Peran efikasi Penelitian ini Hasil regresi
Damar diri dan menggunakan berganda
Suputra kecemasan metode kuantitatif menunjukkan nilai
dan akademis yang bertujuan koefisien regresi
Luh terhadap self- untuk mengetahui sebesar 0,822 dan
Kadek regulated peran efikasi diri dan nilai koefisien
Pande learning pada kecemasan akademis determinasi sebesar
Ary mahasiswa terhadap self- 0,676. Nilai
Susilaw Program Studi regulated learning. signifikansi efikasi
ati Sarjana Subjek dalam diri sebesar 0,000
Psikologi penelitian ini adalah (p0,05) dengan
Fakultas 115 orang koefisien beta
Kedokteran Mahasiswa Program terstandarisasi -
Universitas Studi Sarjana 0,040. Hasil tersebut
Udayana Psikologi Fakultas menunjukkan bahwa
Kedokteran efikasi diri memiliki
Universitas peran yang
Udayana. Alat ukur signifikan terhadap
yang digunakan self-regulated
dalam penelitian ini learning dan
adalah skala self- kecemasan akademis
regulated learning, tidak memiliki peran
skala efikasi diri dan yang signifikan
skala kecemasan terhadap self-
akademis. Teknik regulated learning
analisis data yang pada Mahasiswa
digunakan dalam Program Studi
penelitian ini adalah Sarjana Psikologi
regresi berganda. Fakultas Kedokteran
Universitas
Udayana.
10 2022 Putri PERBEDAAN Penelitian ini didapatkan hasil
Agustia KECEMASA menggunakan bahwa mereka
ni & N metode Kuantitatif mengalami kelelahan
Siti Ina AKADEMIK dengan subjek yang yang berakibat pada
Savira DITINJAU berjumlah 109 distress secara fisik
DARI terdiri dari tiga yaitu otot tegang,
ANGKATAN kategori subjek tubuh berkeringat,
MASUK diantaranya adalah tangan gemetar dan
PADA mahasiswa angkatan jantung berdetak
MAHASISWA 2019, 2020, dan cepat dalam
DI MASA 2021. Pengambilan mengikuti proses
PANDEMI sampel dilakukan pembelajaran
COVID-19 menggunakan teknik ataupun ketika
cluster sampling dan mengerjakan tugas-
dianalisis tugas yang
menggunakan anava diberikan. Kemudian
1 jalur berdasarkan
hipotesis yang ada
pada jenis penelitian
kuantitatif ini ditolak
yaitu dibuktikan
menilai dengan tidak
ditemukannya
perbedaan
kecemasan akademik
yang ditinjau dari
angkatan masuk
pada mahasiswa di
masa pandemi covid-
19 dengan nilai Fe <
Ft (0.298 < 3.08).

Seperti yang telah tertera dalam tabel, dapat kita lihat bahwa model serta variabel dengan
penelitian yang akan digunakan memiliki karakteristik yang sama namun tetap ada
perbedaan dalam bagian subjek penelitian. Dan sejauh pencarian ini belum ada penelitian
mengenai pengaruh efikasi diri terhadap kecemasan akademik mahasiswa baru psikologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan demikian subjek penelitian yang peneliti
lakukan benar-benar asli.

Bab II

Dasar Teori

Kecemasan ada umumnya merupakan keadaan yang dimana sering kali muncul disertai
oleh adanya situasi kritis yang dialami oleh manusia (Adnan,1987). Kecemasan (anxiety)
merupakan kondisi umum yang ditandai dengan ketakutan atau perasaan tidak nyaman
(nevid dkk, 2014). Menurut Ramaniah kecemasan merupakan hasil dari pikiran negatif
terhadap suatu kejadian atau keadaan yang tidak menyenangkan dimana hal tersebut
sebenarnya tidak terlalu membahayakan (Rahmania,2003). Menurut Freud kecemasan
muncul karena ego yang merasa disudutkan oleh suatu konflik batin yang dirasakan ingin
menguasai ego, dan ego tidak mampu mengatasi rasa terdesak itu, perasaan itulah yang
disebut kecemasan.

Menurut APA (Association Psychology of America), anxiety atau rasa cemas merupakan
keadaan suasanaperasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti
ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan (Durand, 2006). Kecemasan dapat
diartikan sebagai reaksi terhadap bahaya yang menjadi peringatan atas diri seseorang
yang mungkin tidak bisa mengendalikan situasi tersebut. Davidson (1994)
mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan proses bertemunya individu dengan
sebuah stimulus yang membuatnya merasa terancam baik secara langsung ataupun tidak
melalui pengamatan dan pengalaman individu. Kecemasan dapat terjadi dimana saja,
begitupun di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi yang dikenal dengan kecemasan
akademik. Menurut Valiante dan Pajares (1999) sebagai perasaan tegang dan ketakutan
pada sesuatu yang akan terjadi dan mengganggu dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas
yang beragam situasi akademis.

Beberapa aspek dari kecemasan adalah kesempitan jiwa, ketakutan, kegelisahan,


berkeluh-kesah, kepanikan, dan kebingungan (Adnan, 1987).

Daftar Pustaka

Agustiani, P., & Savira, S. I.(2022) PERBEDAAN KECEMASAN AKADEMIK DITINJAU DARI
ANGKATAN MASUK PADA MAHASISWA DI MASA PANDEMI COVID-19.Jounal Penelitian Psikologi
.Surabaya.

Amalia, Fiqih. 2016. Efikasi Diri Dan Kecemasan Akademik Dalam Menghadapi Mata
Kuliah Studio Perancangan Arsitektur Pada Mahasiswa Jurusan Arsitektur. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.

Bandura, A. (1995). Self-Efficacy in Changing Societies. Self-Efficacy in Changing Societies.


New York: Cambridge University Press

Diah,Riza. (2022). HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN AKADEMIK


SISWA DI SMA X PADA MASA PANDEMI. Surabaya. Jounal Psikologi Unesa.

Difa Kartika 2020. Faktor – Faktor Kecemasan Akademik Selama Pembelajaran Daring
Pada Siswa SMA di Kabupaten Sarolangun. Jurnal Pendidikan Tambusai. 4, 3 (Dec. 2020),
3544–3549.

Estiane, U. (2015). Pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial


mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental, 4(1), 29-40.
Farid,suharman.2013. Konsep Diri, kecerdasan emosi dan efikasi diri. Jurnal Psikologi
Indonesia. Vol. 2, No. 3, hal 208 – 216

Fitriyanti, K., & Wilani, N. M. A. (2019). Pengaruh pelatihan efikasi diri terhadap tingkat
kecemasan berkomunikasi pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan di Denpasar. Jurnal
Psikologi Udayana, 1-11.

Ghufron, M. dan Risnawati, N.R. (2009). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta: ArRuzz
Media.

Irfan, M., & Suprapti, V. (2014). Hubungan self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap
perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 3(3), 172-178.

Jendra, A. F., & Sugiyo, S. (2020). Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kecemasan Presentasi Siswa
Kelas XI di SMA Negeri 1 Wuryantoro. Konseling Edukasi: Journal of Guidance and Counseling, 4(1),
138-159.

Mahato, B., & Jangir, S. (2012). A study on academic anxiety among adolescents of Minicoy
Island. International Journal of Science and Research, 1(3), 12-14.

Mayangsari, Siska Rahma (2022) HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN


AKADEMIK SELAMA PEMBEAJARAN KULIAH ONLINE (DARING) PADA MAHASISWA
BARU. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Muarifah, A. (2005). Hubungan kecemasan dan agresivitas. Humanitas: Jurnal Psikologi


Indonesia, 2(2), 102-112.

Novitria, F., & Khoirunnisa, R. N.(2022). PERBEDAAN KECEMASAN AKADEMIK PADA


MAHASISWA BARU JURUSAN PSIKOLOGI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN.

Permana, H., Harahap, F., & Astuti, B. (2016). Hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan dalam
menghadapi ujian pada siswa kelas IX di MTs Al Hikmah Brebes. Jurnal hisbah, 13(1), 51-68.

Ramaiah, S. (2003). Kecemasan, bagaimana mengatasi penyebabnya. Yayasan Obor Indonesia.

Rini Risnawita Suminta, Diah Handayani .(2017).HUBUNGAN


EFIKASI DIRI DENGAN
KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA. Jurnal Happines, Journal
of Psychology and Islamic Science.Kediri. Vol 1,No 2.

Ruswadi, I., Masliha, M., & Supriatun, E. (2022). HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN TINGKAT
KECEMASAN MAHASISWA D3 KEPERAWATAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR. Jurnal Ilmiah
Kedokteran dan Kesehatan, 1(2), 32-43.
Santrock ,W. J. 2002. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Saraswati, N., Dwidiyanti, M., Santoso, A., & Wijayanti, D. Y. (2021). Hubungan efikasi diri
dengan kecemasan menyusun skripsi pada mahasiswa keperawatan. Holistic Nursing and
Health Science, 4(1), 1-7.

Setiyani, R. Y. (2018). Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Baru Di Fakultas Ilmu
Kesehatan Dan Non Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Psikologi
Integratif, 6(1), 16-28.

Sharma, B. (2012). Adjustment and Emotional Maturity Among First Year College Students.
Pakistan Journal of Social and Clinical PsychologyVol. 9 No3, 32-37.

Sujana, N. (2004). Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa Baru Memasuki Perguruan Tinggi.
Surabaya: UPT-MKU Universitas Airlangga.

Sukoco, A. S. P. (2014). Hubungan sense of humor dengan stres pada mahasiswa baru
Fakultas Psikologi. CALYPTRA, 3(1), 1-10.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan / Nana Syaodih


Sukmadinata. Bandung :: Remaja Rosdakarya,.

Suputra, I. G. D., & Susilawati, L. K. P. A. (2019). Peran efikasi diri dan kecemasan akademis
terhadap self-regulated learning pada mahasiswa Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 6(3), 1293-1302.

Zeidner, M. (1998). Test anxiety: The state of the art. Plenum Press

Zulkaida, A., Made Taganing Kurniati, N., Retnaningsih, R., Muluk, H., & Rifameutia, T. (2012).
pengaruh locus of control dan efikasi diri terhadap kematangan karir siswa sekolah menengah atas
(SMA).

Anda mungkin juga menyukai