Anda di halaman 1dari 10

Tingkat Stres Akademik ....

(Dhea Eka Dewanti ) 580

TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON


BIDIKMISI FIP UNY

THE LEVEL OF ACADEMIC STRESS ON STUDENTS BIDIKMISI AND NON-BIDIKMISI FIP


UNY

Oleh: Dhea Eka Dewanti, Bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,
dheaekadewanti@ymail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres akademik pada mahasiswa bidikmisi dan
non bidikmisi FIP UNY menggunakan jenis penelitian komparasi. Teknik sampling mengunakan simple random
sampling kepada 52 mahasiswa bidikmisi dan 125 mahasiswa non bidikmisi yang berumur diantara 19-21 tahun.
Pengumpulan data menggunakan instrumen skala stres akademik. Validitas instrumen menggunakan uji ahli,
reliabilitas menggunakan alpha cronbach dengan koefisien 0,850. Analisis data menggunakan t-test yang hasilnya
sebesar (t=0,566, p=0,572) menandakan tidak ada perbedaan tingkat stres akademik pada mahasiswa bidikmisi dan
non bidikmisi. Tidak adanya perbedaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : stressor akademik
eksternal dan internal, respon stres dan coping stres. Hasil penelitian lain tingkat stres akademik pada mahasiswa
bidikmisi yaitu tinggi 15 %, sedang 65% dan rendah 19%. Tingkat stres akademik pada mahasiswa non bidikmisi
yaitu tinggi 16%, sedang 69% dan rendah 15%.
Kata kunci : tingkat stres akademik, mahasiswa bidikmisi, mahasiswa non bidikmisi

Abstract
This study aims to determine differences in the level of academic stress on students bidikmisi and non
bidikmisi FIP UNY by using this type of comparative research.The Sampling techniqu using simple random
sampling to 52 students bidikmisi and 125 students non bidikmisi aged between 19-20 years. Collecting data using
the instrument scale academic stress. The validity of instrument using expert judgement, reliability using
Cronbach Alpha coefficient of 0,850. Analysis of the data using the t-test result for (t=0,566, p=0,572)
indicates no differences in the level of academic stress on students bidikmisi and non bidikmisi. No difference
was influenced by several factors, including: external and internal academic stressors, the stress
response and coping with stress. Results of other studies on student academic stress level is high
bidikmisi 15%, while 65% and 19% lower. The level of academic stress on students of higher non
bidikmisi ie 16%, while 69% and 15% lower.

Keywords: level of academic stress, student bidikmisi, non bidikmisi.

PENDAHULUAN Berdasarkan konsep, pemicu adanya stres


Warga negara dapat meningkatkan kualitas karena terdapat beberapa masalah-masalah yang
hidupnya dengan melalui Pendidikan. Menurut mengganggu kehidupan mahasiswa (Goodman
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Leroy dalam McKean dan Misra,2000).
disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal Penjelasan lain menurut Enik dan Asmadi (2012)
dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan 200 mahasiswa di Yogyakarta yang mengaku
menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu bahwa stres bisa disebabkan karena ketatnya
tujuan akhir pendidikan dari siswa adalah persaingan dalam mencapai prestasi, tekanan
perguruan tinggi. Pada jenjang perguruan tinggi untuk terus meningkatkan prestasi, tekanan untuk
mahasiswa memiliki tuntutan yang berbeda ketika terus mengingkatkan prestasi akademik yang
masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. ditunjukan dengan IPK yang tinggi, ragamnya
581 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun ke-5 2016

tugas perkulihaan, ujian tengah semester, ujian (2012) penyebab stres akademik antara lain
akhir semester, ujian praktikum, merasa salah kebiasaan belajar yang buruk, ekspetaksi
memilih jurusan, nilai yang kurang memuaskan, mahasiswa yang tinggi, masalah dalam belajar
ancaman droup out, adaptasi dengan lingkungan dan kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendah.
baru, peraturan waktu yang kacau, manajemen Stres akademik kalangan mahasiswa telah lama
diri yang kurang bagus, hidup mandiri, kesulitan diteliti, dan telah mengidentifikasi penyebabnya
dalam peraturan keuangan, mencari tempat karena terlalu banyak tugas, persaingan dengan
tinggal, gangguan hubungan interpersonal, siswa lain, kegagalan, kekurangan uang saku,
konflik dengan teman, dosen, pacar dan kurangan hubungan dengan mahasiswa lain atau
keluarga. dosen, keluarga atau masalah di rumah, sistem
Stres adalah perasaan tidak enak, tidak semester, ruang kuliah yang penuh dan sesak dan
nyaman, atau tertekan, baik fisik maupun psikis sumber daya yang tidak memadai untuk
sebagai respon atau reaksi individu terhadap melakukan pekerjaan akademis (Angola dan
stressor yang mengancam, menggangu, Ongori, 2009). Shenoy (dalam Enik dan
membebani, atau membahayakan keselamatan, Asmadi,2012) menjelaskan bahwa sumber stres
kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan yang berhubungan dengan akademik maupun
hidupnya (Syamsul Yusuf, 2011: 106). psikologis dalam tingkat keparahan tinggi dapat
Pernyataan ini diperkuat dengan hasil penelitian menekan tingkat ketahanan tubuh, bahkan bisa
Arta (dalam Enik dan Asmadi, 2012) sampai pada tindakan bunuh diri. Buku-buku
menemukan bahwa stres pada mahasiswa kedokteran menyatakan bahwa 50%-70%
disebabkan oleh lingkungan mencapai 64,1%. penyakit fisik sebenarnya disebabkan oleh stres.
Penelitian Sari (dalam Enik dan Asmadi, 2012), Pada setting pendidikan menurut Dahlin
stres pada mahasiswa akibat beban tugas dkk(Gustems dan Calderon, 2012) sangat penting
mencapai 46,9%. Stres yang paling umum untuk memperhatikan tingkat stres akademik
dialami oleh mahasiswa yaitu stres akademik pada mahasiswa, karena tingkat stres telah
dengan pengertian bahwa stres akademik diasosiasikan dengan symptom psikologis seperti
merupakan suatu keadaan dimana individu kecemasan dan depresi.
mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian Stres tidak hanya berpengaruh negatif,
tentang stressor akademik, yang berhubungan namun stres memiliki pengaruh positif bagi
dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan individu. Pengaruh positif stres adalah
(Govaerst dan Gregoire,2004). mendorong individu untuk membangkitkan
Tuntutan akademik termasuk kompetisi kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru
perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas (Syamsu Yusuf, 2011:103).
materi perkuliahan yang semakin lama semakin Permasalahan stres di atas tidak terlepas
sulit (Heiman dan Kariv, 2005). Sumber stres dari mahasiswa khususnya di UNY. UNY
akademik menuruti Manjula dan Vijayalaxmi memiliki dua kelompok mahasiswa yaitu
Tingkat Stres Akademik .... (Dhea Eka Dewanti ) 582

bidikmisi dan non bidikmisi atau regular. tuntutan akademik mahasiswa bidikmisi dengan
Mahasiswa bidikmisi adalah mahasiwa yang mahasiswa non bidikmisi.
mendapat bantuan biaya kuliah oleh pemerintah, Penelitian yang dilakukan Samsul Hadi dkk
sedangkan mahasiswa regular adalah mahasiswa (2013) mengenai pola akademik mahasiswa
yang tidak mendapatkan bantuan biaya kuliah bidikmisi hasilnya yaitu memilki hambatan dalam
oleh pemerintah. Pada pedoman penyelenggaraan pencapaian akademik yaitu SKS atau mata kuliah
bantuan biaya pendidikan bidikmisi (Ditjendikti, yang diambil oleh mahasiswa tidak selalu lulus.
2015), mahasiswa program bidikmisi memiliki Terkait pola kehidupan akademik mahasiswa
hal khusus yang harus diperhatikan yaitu bidikmisi dalam penelitian menyebutkan bahwa
mengupayakan agar lulus tepat waktu dengan 91,87% memiliki hambatan. Lima hambatan
prestasi yang optimal, setiap mahasiswa utama yang dihadapi mereka untuk berprestasi
diwajibkan untuk terlibat dalam kegiatan ko diantarnya manajemen waktu (13,49%), lemah
kurikuler dan ekstra kurikuler atau organisasi fisik (8,35%) kurang fasilitas (5,13%) kurang
kemahasiswaan dan perjanjian dengan pihak referensi (4,06%), dan kurang konsentrasi
perguruan tinggi yang terkait tentang kepatuhan (1,07%). Penelitian lain yang dilakukan Umi
terhadap tata tertib kehidupan kampus, memenuhi Maslahatun (2014) mengenai permasalahan
standar minimal IPK yang di tetapkan dan hal akademik mahasiswa bidik misi di lingkup FIP
yang relevan. UNY yaitu hasilnya mahasiswa tidak menyukai
Mahasiswa bidikmisi UNY memiliki dosen tertentu, sering malas mengerjakan tugas
tuntutan yang harus mereka jalanin diantaranya kuliah dan tidak dapat membagi waktu belajar
adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal dengan baik. Sebagian besar mahasiswa bidikmisi
3.0. dan diwajibkan menyelesaikan studi selama 4 UNY memiliki permasalahan dan hambatan
tahun. Jika tidak dapat memenuhi 2 tuntutan akademik yang dapat memunculkan berbagai
tersebut bantuan beasiswa dicabut dan mahasiswa macam gejala stres. Menurut Schuler
yang bersangkutan membiayai kuliahnya secara (Robbins,2003) stres adalah suatu kondisi dimana
mandiri. Selain itu, mahasiswa bidikmisi memilki individu dihadapkan pada kesempatan hambatan,
tuntutan harus aktif mengikuti Program keinginan dan hasil yang diperoleh.
Kreativitas Mahasiswa (PKM), aktif mengikuti Penelitian lain yang dilakukan oleh Susi
berbagai organisasi kampus, dan tidak Purwanti (2012) terhadap mahasiswa regular
diperkenankan mengambil cuti kuliah atau angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan
menikah. Sedangkan mahasiswa non bidikmisi Universitas Indonesia memiliki tingkat stres
UNY tidak memiliki tuntutan target Perguruan akademik dengan hasil 12,5% tergolong normal,
Tinggi UNY IPK 3.01 , wajib lulus 4 tahun dan 30,8% tergolong ringan, 43,3% tergolong sedang,
diperbolehkan cuti kuliah atau menikah. Dari 11,5 % tergolong berat, dan 19% sangat berat.
paparan di atas yang menjadi adanya perbedaan Selama ini belum ditemukan penelitian mengenai
tingkat stres akademik mahasiswa bidikmisi.
583 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun ke-5 2016

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh ilmiah, dan pemicu stres antara lain kurangnya
peneliti mengenai tingkat stres akademik melalui fasilitas belajar dirumah maupun dikos-kosan.
wawancara terhadap mahasiswa bidikmisi Di FIP sendiri belum adanya penelitian
dengan mahasiswa non bidikmisi FIP UNY pada mengenai stres akademik padahal penting
bulan maret 2016. Hasil wawancara terhadap lima mengetahui stres akademik bagi ilmu bimbingan
mahasiswa bidikmisi yaitu sering mudah sakit dan konseling. Stres termasuk permasalahan
karena lemahnya fisik diantaranya lelah, capek, dalam bimbingan dan konseling bidang pribadi
lesu, sulit tidur, merasa sedih, sakit kepala. Dari dan akademik. Ketika mengetahui permasalahan
segi mental mahasiswa bidikmisi sering merasa stres akademik maka dalam melakukan
cemas, kecewa, gelisah, terabaikan, sulit konseling, konselor lebih mudah mengatasi
berkonsentrasi dan merasa rendah diri. Kemudian permasalah-permasalahan tersebut sehingga
stressor akademik mahasiswa bidikmisi penyelenggaraan bimbingan dan konseling sesuai
diantaranya tuntutan target IPK, tuntutan lulus 4 dengan harapan. Perlu usaha yang dapat
tahun, pembuatan PKM yang wajib ,deadline dilakukan yaitu dengan cara mengetahui
tugas, manajemen waktu antara kuliah dengan perbedaan stres akademik ke beberapa mahasiswa
organisasi atau bekerja, beban kuliah praktikum bidikmisi dan non bidikmisi FIP UNY.
,kurangnya motivasi belajar, kurangnya adanya Berdasarkan paparan di atas peneliti
kontrol diri, ruang kelas yang kurang nyaman, tertarik untuk meneliti tingkat stres akademik
fasilitas belajar dirumah atau di kos-kosan, mahasiswa. Tujuannya yaitu untuk mengkaji
tuntutan orang tua dan metode mengajar dosen. perbedaan tingkat stres akademik mahasiswa
Hasil wawancara terhadap lima mahasiswa bidikmisi dengan mahasiswa non bidikmisi di
reguler gejala stres yang di alami karena kurang Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
tidur, lesu, capek, dan sakit kepala, sedangkan Yogyakarta.
dari segi mental mahasiswa reguler mengalami
cemas, kecewa dan sulit berkonsentrasi.
METODE PENELITIAN
Kemudian stressor akademik mahasiswa non
Jenis Penelitian
bidikmisi antara lain deadline tugas, manajemen
Pendekatan penelitian yang digunakan
waktu, beban perkuliahan praktikum, kurangnya
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
motivasi belajar, kurangnya adanya kontrol diri,
kuantitatif. Penelitian kualitatif ini lebih spesifik
tuntutan orang tua, ruang kelas yang kurang
pada penggunaan metode komparasi.
nyaman dan metode mengajar dosen.
Waktu dan Tempat Penelitian
Berdasarkan wawancara di atas terdapat
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu
perbedaan permasalahan stres yang dialami oleh
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan
diantaranya yaitu tuntutan akademik dalam hal
februari-Juni 2016.
IPK, lulus 4 tahun, diwajibkan membuat karya
Tingkat Stres Akademik .... (Dhea Eka Dewanti ) 584

Target dan Subjek Penelitian Berikut adalah diagram tingkat stres akademik
Mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi mahasiswa bidikmisi maupun non bidikmisi
semester 6 (angkatan 2013) Fakultas Ilmu
Pendidikan Strata 1 Universitas Negeri
Yogyakarta dikarenakan tuntutan akademik
semakin dirasakan oleh mahasiswa tingkat ini
Prosedur
Prosedur penelitian ini menggunakan
komparasi.
Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan
Gambar 1. Tingkat stres akademik mahasiswa
Data
Instrumen penelitian yang digunakan bidikmisi
dalam penelitian ini kuanitatif ini adalah peneliti
itu sendiri. Metode pengumpulan Data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner atau angket. Angket yang digunakan
berbentuk skala yang dibagikan kepada sampel
penelitian. Setelah ditentukan metode yang
digunakan, maka peneliti menyusun instrument
pengumpul data yang diperlukan.
Gambar 2. Tingkat stress akademik mahasiswa
Teknik Analisis Data
non bidikmisi
penelitian kuantitatif ini menggunakan
statistik deskriptif dan statistik inferensial Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak
menggunakan uji t-test. ada perbedaan yang signifikan pada tingkat stres
akademik pada mahasiswa bidikmisi dan non
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN bidikmisi FIP UNY. Hal tersebut didasari pada
perhitungan uji-t yaitu, diperoleh pada taraf
Data diperoleh dengan cara menyebarkan
signifikasi 5% atau dapat di jelaskan sebagai
skala kepada 177 responden. Skala stres
berikut 0,572>0,05 yang berarti nilai p-value >
akademik pada skala tersebut berjumlah 44 item.
alpha. Pada hasil persentase tingkat stres
Skor jawaban tertinggi memiliki nilai 4 dan skor
akademik mahasiswa bidikmisi memiliki tingkat
jawaban terendah adalah 1, sehingga nilai
stres tinggi 15%, sedang 65%, dan rendah 19%.
tertinggi yaitu 176 dan nilai terendah adalah 44.
Pada mahasiswa non bidikmisi memiliki tingkat
Peneliti mengkategorikan subyek penelitian
stres tinggi 16% , sedang 69% dan rendah 15%.
menjadi 3 tingkat yaitu yang memiliki tingkat
Pada persentase tersebut tingkat stres akademik
stres akademik tinggi, sedang, dan rendah.
mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi sama-
585 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun ke-5 2016

sama berada pada stres akademik tingkat sedang, konsentrasi, kurang produktif, muncul pikiran
yang artinya sebagian besar dua kelompok tidak wajar, tidak perduli dan muncul pikiran
mahasiswa tersebut mengalami stres akademik. yang tidak wajar. Stres perilaku diantaranya
tidak perduli, melakukan penundaan pekerjaan,
Desmita (2014:291) mengungkapkan
melanggar norma dan mencari kesalahan. Sejalan
bahwa stres akademik sebagai ketegangan
dengan pendapat Mada Sutapa (2007:71-72)
emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa
bahwa stres berakibat pada kognitif dan perilaku
kehidupan di tempat belajar dan perasaan
diantaranya menurunnya produktifitas, tingkat
terancam keselamatan atau harga diri peserta
kemangkiran yang tinggi dan mencari pelarian
didik sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik,
seperti merokok lebih banyak dari biasanya.
psikologis, dan tingkah laku yang berdampak
pada penyesuaian psikologis dan prestasi Data hasil penelitian stres akademik
akademik. Adapun dalam penelitian ini peneliti mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi
mengungkap aspek fisik, emosi, kognitif dan menunjukan bahwa ke empat aspek tersebut lebih
perilaku. Jika dilihat dari indikator setiap aspek dominan pada tingkat sedang sehingga dapat
nilai rata-ratanya juga menunjukan tidak ada dikatakan tidak memiliki perbedaan. Mahasiswa
perbedaan stres akademik. dari kedua kelompok tersebut berada pada masa
dewasa awal dengan rentan usia 19-22 tahun.
Hasil penelitian stres fisik dan emosi pada
Menurut Hurlock (2004) Tahap perkembangan
mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi ketika
dewasa awal memiliki beberapa tugas
dihadapkan dengan tekanan tuntutan akademik
perkembangan yaitu, belajar menyesuaikan diri
memiliki rata-rata sama. Stres fisik tersebut
terhadap pola-pola hidup baru, belajar untuk
meliputi keluar keringat tidak normal, mengalami
gangguan tidur, sakit kepala, mudah sakit dan memiliki cita-cita yang tinggi, mencari identitas
diri dan pada usia kematangannya mulai belajar
tubuh terasa lemah. Stres emosi diantaranya
memantapkan identitas diri. Mahasiswa bidikmisi
mudah marah, merasa cemas, menyendiri, dan
dan non bidikmisi untuk mencapai keberhasilan
mudah merasakan sedih. Hal ini sesuai dengan
belajar tersebut tidak selamanya berjalan dengan
pendapat Terry dan Olga (2005:44) bahwa respon
mulus dalam artian mengalami berbagai
stres melibatkan semua fungsi organ tubuh,
hambatan dalam menempuh studi sehingga
sehingga stres dapat menyebabkan kelelahan,
mengakibatkan stres akademik.
beragam masalah kesehatan, dan bahkan masalah
psikis seperti cemas dan depresi. Hasil penelitian tidak ada perbedaan stres
akademik pada mahasiswa bidikmisi dan non
Hasil skor rata-rata stres kognitif dan
bidikmisi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
perilaku stres yang dialami mahasiswa bidikmisi
lain. Faktor pertama yang mempengaruhi yaitu
dan non bidikmisi ketika dihadapkan dengan
stressor atau sumber stres akademik. Sumber
tuntutan tekanan akademik memiliki rata-rata
stres menurut (Albana, 2007) terbagi menjadi dua
sama. Stres kognitif diantaranya pelupa, kurang
Tingkat Stres Akademik .... (Dhea Eka Dewanti ) 586

yaitu sumber stres dari luar (Eksternal) dan terhadap sekitar, individu yang mengalami stres
sumber stres dari dalam (Internal). Stressor dari tinggi biasanya berawal karena ingin lari dari
luar (eksternal) bagi mahasiswa bidikmisi dan situasi stres, sehingga menimbuhkan pikiran-
non bidikmisi dapat dikatakan sama karena pikiran tidak berguna dan tidak dapat
memiliki pengalaman belajar yang sama dalam melakukannya (Albana, 2007).
waktu yang sama. Sumber stres dari luar Faktor kedua yang mempengaruhi tidak
diantaranya ulangan semester, materi dan tugas adanya perbedaan tingkat stres akademik pada
yang sulit, beban tugas yang sulit, beban tugas mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi yaitu
kuliah, fasilitas seperti referensi buku, ruang
reaksi orang terhadap peristiwa tersebut yang
kuliah, dan fasilitas di rumah maupun di kos- dinamakan respon stres. Menurut penjelasan
kosan. Atkinson dkk (2000) reaksi seseorang terhadap
Menurut Albana (2007) sumber stres peristiwa stres sangat berbeda, sebagian
akademik dari dalam (internal) diantaranya menghadapi stres mengalami masalah psikologis
kepribadian, pikiran dan keyakinan. Kepribadian, atau fisik serius, sedangkan orang lain yang
pikiran dan keyakinan dari setiap individu berhadap dengan peristiwa stres menganggap
berbeda-beda. Pada konteks penelitian ini peneliti masalah tersebut sebagai sesuatu yang
kurang menggali mengenai kepribadian, pikiran menantang. Respon psikologis mahasiswa
dan keyakinan. Tidak selamanya tuntutan yang bidikmisi yang teridentifikasi memiliki hambatan
berlebih menjadikan invidu mengalami stres dan tuntutan yang lebih dari pada mahasiswa non
tinggi, sehingga sejalan dengan pendapat tersebut bidikmisi tidak berlaku sebagai tekanan,
dimungkinkan mahasiswa bidikmisi dan non dibuktikan dengan pemberian bantuan beasiswa
bidikmisi memilik kepribadian, pikiran dan bidikmisi memiliki kontribusi positif terhadap
keyakinan yang bervariasi. Penjelasannya, pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Sesuai
menurut pendapat Albana (2007) stres pada diri dengan penelitian Pipit Eri Winarni (2015) bahwa
seseorang tergantung pada kepribadiannya. prestasi belajar mahasiswa bidikmisi angkatan
Dadang Hawari (2011) memaparkan bahwa tipe 2011 FIP UNY meningkat, yang ditandai dengan
kepribadian “A” (“A” type personality) lebih peningkatan rata-rata IPK setiap semester.
rentan terkena stres, sedangkan orang type “B” Melihat fakta tersebut dapat dikatakan bahwa
(“B” type personality) lebih kebal terhadap stres. mahasiswa bidikmisi merespon stres positif.
Begitu pula dengan pikiran bahwa orang yang Eustress atau stres positif menurut Albana (2007)
berpikir memiliki sedikit kendali dalam banyak diaktifkan dengan memberikan kewaspadaan,
situasi akan memiliki stres tinggi, oleh karena itu kinerja mental, dan fisik yang dibutuhkan untuk
semakin banyak kendali yang dimiliki individu, menjadi produktif dan kreatif. Lazarus (Desmita,
semakin sedikit stres yang dialami. Kemudian 2014) juga menyatakan bahwa orang yang
keyakinan berperan besar dalam interpretasi tertantang memiliki semangat yang lebih tinggi,
587 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun ke-5 2016

karena menjadi tertantang berarti positif terhadap kecakapan mengatasi masalah atau disebut coping
tuntutan yang akan dihadapinya. Mengacu stres.
dengan teori tersebut bahwa tuntutan lebih
banyak dapat memotivasi dirinya sebagai
SIMPULAN DAN SARAN
tantangan dan tidak mempengaruhi adapanya
perbedaan. Simpulan
Tidak terdapat perbedaan tingkat stres
Faktor yang dimungkinkan
akademik pada mahasiswa bidikmisi dan non
mempengaruhi tidak adanya perbedaan yang
bidikmisi. Hasil penelitian berarti tingkat stres
ketiga yaitu kecakapan mengatasi masalah atau
kedua kelompok pada tingkat yang sama yaitu
disebut coping stres. Menurut Atkinson dkk
tingkat sedang. Hal ini dimungkinkan dapat
(2000) setiap orang memiliki cara masing-masing
dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya adalah
untuk mengatasinya sehingga dapat
faktor stressor atau sumber stres akademik dari
menggunakan dua strategi yaitu terfokus pada
luar (eksternal) dan dari dalam (internal), respon
masalah dan terfokus pada emosi. Fenomena
stres akademik, dan kecakapan mengatasi
yang terjadi pada mahasiswa seperti bermasalah
masalah atau disebut coping stres dari setiap
dengan dosen, teman dan nilai yang tidak
individu.
memuaskan, setiap mahasiswa melakukan strategi
yang terfokus pada pemecahan masalah tersebut. Saran
Lain halnya, Terfokus pada emosi biasanya 1. Bagi Mahasiswa
dengan mencegah emosi negatif yang timbul Mahasiswa yang sedang mengalami
akibat tekanan tututan akademik yang timbul. stress akademik diharapkan mampu mengola
Strategi terfokus emosi yang dilakukan dengan stres tersebut, jika gejolak stres tidak
cara melakukan strategi perilaku, strategi terkontrol dapat mengganggu proses belajar.
kognitif, perenungan, pengalihan dan Ketika muncul tanda-tanda stres pada fisik,
penghindaran negatif. emosi, kognitif dan perilaku sebaiknya perlu

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada keseimbangan, upayanya yaitu dengan

ada perbedaan tingkat stres akademik pada menjaga kondisi jasmani dan mental yang

mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi. Tingkat prima, serta meningkatkan motivasi agar

stres akademik pada kelompok tersebut berada mencapai prestasi yang terbaik.

pada tingkat sedang. Hal tersebut dapat terjadi 2. Bagi Bimbingan dan Konseling

karena pengaruh faktor-faktor yang dijelaskan a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

diatas. Faktor yang mempengaruhi diantaranya dijadikan informasi dalam mendukung

faktor stressor atau sumber stres akademik yaitu peningkatan layanan serta dapat membuat

stressor dari luar (eksternal) dan stressor dari program-program untuk meminimalisir

dalam (internal), respon stres akademik, dan


Tingkat Stres Akademik .... (Dhea Eka Dewanti ) 588

permasalahan mahasiswa terutama pada Jurnal Psikologi. Volume 39, NO 1, Juni


2012 : 67-75..
aspek akademik dan karir.
Govaerst, S & Gregoire, J. (2004). Stressfull
b. Diharapakan dari hasil penelitian ini Academic Situations. Study on Appraisil
Variabels in Adolescence. British Journal of
konselor lebih mudah mengidentifikasi hal
Clinical Psychology. 54 261-271
yang menjadi sumber stres akademik Gustems-carnicer, J., &Calderon, C. (2012).
Coping Strategies and Psychological Well-
mahasiswa, upayanya yaitu ketika
Being among Teacher Education Students.
pemberian layanan bimbingan dan European Psychology Education Journal.
Vol.89-100.
konseling mencapai keberhasilan.
Heiman, T., & kariv,D. (2005). Task –Oriented
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Versus Emotion _Oriented Coping Strategies
: The Case of College Students. College
Mahasiswa sebagai calon peneliti
Student Journal, 39,72.
selanjutnya diharapkan agar lebih berhati- Hurlock, E.B. (2004) Psikologi Perkembangan :
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan
hati dalam mengidentifikasi dan melakukan
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
penelitian yang akan datang agar data Kadapatti Manjula G. dan Vijayalaxmi A.H.M.
(2012). Stressors of Academic Stress-A
penelitian yang didapatkan benar-benar
Study On Pre-University Students. Indian
akurat hasilnya, dan karena beberapa hasil J.Sci. Res 3 (1) : 171- 175,2012.
Looker, Terry & Gregson, Olga. (2005).
wawancara prapenelitian dengan pasca
Managing Stress (Mengatasi Stres Secara
penelitian terdapat perbedaan, maka peneliti Mandiri). Yogyakarta : PT Baca.
Mada Sutapa. (2007). Stres dan Konflik dalam
selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
Organisasi. Jurnal Manajemen Pendidikan,
lebih mendalam dengan jenis penelitian lain hal 71-77.
Misra, R & Mc.Kean, M. (2000). College
terkait perbedaan tingkat stres akademik pada
students academic stress and it’s
mahasiswa bidikmisi dan non bidikmisi. relation to their janxiaty, time
management, & leisure satisfaction.
American Journal Of Health Studies, 34,
1-5.
DAFTAR PUSTAKA Redaksi Kawan Pustaka. (2007). UUD 1945 &
Perubahannya : Susunan Kabinet RI
Albana, J.M. (2007). Sulit Belajar (Langkah Lengkap. Jakarta : Kawan Pustaka.
Praktis Mengatasi Stres Belajar). Jakarta : Robbins, Stephen P (2003). Perilku Organisasi.
Prestasi Pustaka Anak. Jakarta : PT Indeks Kelompok.
Atkinson, R.L., dkk. (2000). Pengantar Psikologi Pipit Eri Winarni. (2015) Prestasi Belajar
.Jilid II. Edisi 11. Batam Center:Interaksara. mahasiswa Bidikmisi Angkatan 2011
Dadang Hawari. (2011). Manajemen Stres Cemas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
dan Depresi. Edisi ke dua. Jakarta : Yogyakarta. Skripsi :Universitas Negeri
FKUI. Yogyakarta
Desmita. (2014).Psikologi Perkembangan Susi Purwanti. (2012). Tingkat Stres Akademik
Peserta Didik. Bandung : PT Remaha Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010
Rosdakarya. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Ditjendikti. (2015). Pedoman Penyelenggaraan Indonesia. Skripsi. (Lontar.ui.ac.id)
Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi Samsul Hadi, dkk (2013). Pola Kehidupan
Tahun 2015. Jakarta : Kemdikbud Akademik Mahasiswa Universitas Negeri
Ditjendikti. Yogyakarta Jalur Bidikmisi. Laporan Akhir.
Enik Nur Kholidah dan Asmadi Alsa. (2012). Yogyakarta (uny.ac.id)
Berpikir Positif Menurunkan Stres Psikoogis.
589 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun ke-5 2016

Syamsul Yusuf. (2011). Mental Hygiene :


Terapi Psiko-Spiritual Untuk Hidup Sehat
Berkualitas. Bandung : Maestro.
Umi Maslahatun. (2014) Problem-Problem,
strategi Coping dan Riseliensi Mahasiswa
Bidikmisi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi
:Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai