BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mahasiswa
1. Definisi Mahasiswa
artinya besar dan “siswa” yaitu murid. Hal yang membedakan mahasiswa dengan
siswa biasa yaitu sikap mental (attitude), perilaku, serta aspek kemandirian
Menurut Kholidah dan Alsa (2012) mahasiswa adalah salah satu bagian
dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin
bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa perlu
memiliki cara pandang yang baik, jiwa kepribadian serta mental yang sehat dan
kuat.
merupakan individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang memilki
2. Peranan Mahasiswa
nyata. Menurut Cahyono (2019), ada empat peran penting mahasiswa, antara lain:
yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan mampu mentaati
3. Ciri-ciri Mahasiswa
golongan intelektual.
dunia kerja.
mempunyai tugas utama yaitu belajar, membaca buku, membuat karya ilmiah,
melibatkan mahasiswa. Di samping tugas utama tersebut, ada tugas lain yang
lebih penting terhadap makna mahasiswa itu sendiri, yaitu sebagai agen perubah
dilakukan secara konvensional atau tatap muka dengan dosen, pada saat ini
B. Stres Akademik
1. Definisi Stres
Stres merupakan suatu keadaan tertekan baik itu secara fisik maupun
psikologis (Ardi dkk, 2007). Menurut King (2010) mengemukakan bahwa stres
adalah respon individu terhadap stressor, yaitu lingkungan atau peristiwa yang
bahwa stres menurut pengertian umum merupakan hal yang terjadi pada individu
proses untuk menilai apakah peristiwa yang dihadapi individu adalah hal yang
individu maka akan ada respon terhadap peristiwa tersebut baik secara fisiologis,
pengertian stres adalah suatu kondisi pada individu yang disebabkan karena tidak
Menurut Sinaga (dalam Barseli, 2017), stres yang terjadi pada lingkungan
pendidikan biasa disebut stres akademik. Menurut Aryani (2016) stres akademik
yang dimiliki.
terhadap suatu kondisi akademik atau respon yang dialami individu berupa reaksi
fisik, perilaku, pikiran, dan emosi negatif yang muncul akibat adanya tuntutan
Hafifah, dkk 2017) juga mengemukakan bahwa stres akademik adalah sebuah
tekanan mental individu yang berkaitan dengan frustasi pada kegagalan pada
bidang akademik.
15
dialami siswa atau mahasiswa karena disebabkan oleh faktor akademik seperti
lingkungan dengan sumber daya yang dimiliki individu dan menjadikan individu
Adapun aspek-aspek stres yang dikemukakan oleh Sarafino dan Smith (2011)
a. Aspek Biologis
Setiap orang yang menghadapi suatu kondisi tertentu yang mengancam dan
berbahaya bagi dirinya dapat memunculkan reaksi fisiologis pada tubuh terhadap
stres, misalnya detak jantung yang menjadi lebih cepat (Sarafino & Smith, 2011).
Reaksi fisiologis lainnya menurut Yumba (dalam Hesketh, 2010) ditandai dari
perilaku seseorang seperti tangan dan kakinya terasa dingin, berkeringat, perut
psikosomatis, seperti sakit kepala dan sakit pada bagian perut, dirasakan
dengan General Adaption Syndrom (GAS), yang terdiri atas tiga tahap, yaitu
pertama alarm reaction merupakan tahap pertama respon tubuh (fight or flight)
bahaya yang berguna untuk memobilisasi sumber daya tubuh. Kedua, stages of
namun pada tahap ini individu dapat rentan terhadap masalah kesehatan. Ketiga,
b. Aspek Psikososial
1) Kognitif
individu. Putwain (dalam Sarafino & Smith, 2011) menjelaskan bahwa kognitif
2) Emosi
emosional mereka untuk menilai kondisi stres yang dialami. Stres menimbulkan
17
perasaan takut sebagai reaksi emosi umum yang sering dialami oleh individu,
merasa cemas, merasa sedih, merasa marah karena frustasi yang dapat
3) Perilaku Sosial
Stres dapat mengubah perilaku seseorang terhadap orang lain. Seseorang yang
merasa berada dalam situasi stres menjadi kurang ramah dan tidak peka terhadap
kebutuhan orang lain (Sarafino & Smith, 2011). Ketika stres dan rasa marah
disatukan dapat meningkatkan perilaku sosial yang negatif seperti perilaku agresif
dari:
1) Biologis
Kondisi dari stres berupa gejala fisik. Gejala fisik dari stres yang dialami
individu antara lain: sakit kepala, sakit punggung, gangguan tidur, sembelit,
yang berlebihan.
2) Intelektual
humor yang sehat, pikiran dipenuhi dengan satu hal saja, mutu kerja rendah,
pikiran kacau.
3) Emosional
berlebihan terhadap segala sesuatu, gugup, mudah tersinggung, gelisah, harga diri
4) Interpersonal
mendiamkan orang lain, senang mencari kesalahan orang lain, menutup diri secara
mempertahankan diri.
Gunawati (dalam Barseli, 2017) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Lebih
1) Pola pikir
mengalami stres lebih besar. Semakin besar kendali bahwa ia dapat melakukan
2) Kepribadian
stres. Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih kecil dibandingkan siswa
3) Keyakinan
individu. Penilaian yang diyakini siswa dapat mengubah pola pikirnya terhadap
suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres secara psikologis.
Akibatnya persaingan semakin ketat, waktu belajar bertambah, dan beban siswa
perkembangan pendidikan dalam negara, tetapi tidak dapat menutup mata bahwa
Para mahasiswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik dalam ujian-
ujian mereka. Tekanan ini terutama datang dari orangtua, keluarga, guru, tetangga,
akademik sangat disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat. Sebaliknya, siswa
yang tidak berprestasi di sekolah disebut lambat, malas atau sulit. Mereka
Pada kalangan orangtua yang lebih terdidik dan kaya informasi, persaingan
berbagai macam program tambahan, kelas seni rupa, musik, balet, dan drama yang
C. Motivasi Berprestasi
tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang sulit dengan secepat dan sebaik
individu terhadap suatu tugas, harapan untuk berhasil dalam suatu tugas yang
untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk
tersebut.
untuk mencapai sebuah standar kesuksesan dengan waktu yang secepat dan sebaik
lain.
pencapaian prestasi.
c. Lingkungan
d. Penekanan Kemandirian
Pengasuhan anak yang demokratis, sikap orang tua yang hangat dan
a. Tanggung jawab
Individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan merasa dirinya
tugasnya.
balik yang diberikan untuk mengetahui kesalahan yang ada dan tidak mengulangi
di masa yang akan datang, sedangkan individu yang memiliki motivasi berpestasi
rendah tidak akan menyukai umpan balik dan cenderung mengulangi kesalahan
c. Mempertimbangkan resiko
sebelum memulai pekerjaan atau tugas dan cenderung menyukai dan lebih
memilih pekerjaan atau tugas yang sangat mudah agar peluang mendapat
d. Kreatif-Inovatif
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan bertindak kreatif dan
menemukan cara baru untuk menyelesaikan tugas sefektif dan seefisien mungkin.
tugas atau pekerjaan yang sifatnya rutinitas atau terstruktur karena tidak harus
motivasi berprestasi rendah akan melakukan usaha tetapi tidak secara maksimal
Stres merupakan suatu keadaan tertekan baik itu secara fisik maupun
psikologis (Ardi, 2007). Menurut King (2010) mengemukakan bahwa stres adalah
terhadap suatu kondisi akademik atau respon yang dialami individu berupa reaksi
fisik, perilaku, pikiran, dan emosi negatif yang muncul akibat adanya tuntutan
sekolah atau akademik. Govaerst dan Gregoire (2004) berpendapat bahwa stres
(dalam Barseli, 2017) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yang mengakibatkan stres akademik yaitu pola pikir, kepribadian, dan keyakinan,
untuk berprestasi tinggi, pelajaran lebih padat, dorongan status sosial, orang tua
saling berlomba.
untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk
Sejalan dengan Santrock, Mc Clelland (dalam Agustin dan Dewi, 2018) motivasi
27
Menurut Kholidah dan Alsa (2012) mahasiswa adalah salah satu bagian
dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin
bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa perlu
memiliki cara pandang yang baik, jiwa kepribadian serta mental yang sehat dan
seperti yang diungkapkan oleh Cahyono (2019) bahwa mahasiswa harus menjadi
Pada masa pandemi covid-19 saat ini mahasiswa tidak dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara tatap muka dengan dosen, menurut Hasibuan (2020)
biasanya dilakukan secara konvensional atau tatap muka dengan dosen, pada saat
prasyarat kelulusan untuk meraih gelar sarjana saat pandemic seperti ini menjadi
sebuah kendala. Kendala yang dialami seperti penelitian tidak bisa dilakukan di
untuk mendapatkan referensi yang sesuai dengan tema penelitian dan proses
tambahan karena harus memikirkan kuota internet serta sarana yang mumpuni
mahasiswa skripsi pada saat pandemi covid-19 seperti saat ini dapat menyebabkan
stres akademik. Stres akademik yang terjadi pada mahasiswa yang sedang
yang diinginkan yaitu lulus dengan cepat untuk meraih gelar sarjana yang dicita-
citakan.
meningkatkan prestasinya lebih tinggi lagi akan mampu mengatasi kesulitan yang
dialami dan menghindari timbulnya stres akademik pada diri mahasiswa tersebut,
merasa terbebani dengan tugas yang diberikan sehingga mengalami kesulitan dan
29
menimbulkan stres akademik sehingga target yang telah ditentukan akan sulit
tercapai.
skripsi di masa pandemi covid-19. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan
E. Kerangka Konsep
Mahasiswa Skripsi di
Masa Pandemi Covid-19
Motivasi Berprestasi
Tinggi Rendah
Gambar 2.1
31
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat
hubungan antara motivasi berpestasi dengan stres akademik pada mahasiswa yang