Anda di halaman 1dari 11

BAB I

SKALA PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BARU


UNIVERSITAS SEMARANG

A. Pengertian Penyesuaian Diri

Adaptasi merupakan suatu proses yang tidak pernah bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, apalagi ketika dihadapkan pada perubahan. untuk mencapai
keselarasan, yaitu tingkat keselarasan antara kebutuhan yang terkandung dalam
dirinya dengan apa yang diharapkan dari lingkungan hidup. Banyak ahli yang
mengemukakan beberapa definisi pengaturan diri, adaptasi mengacu pada
keselarasan antara individu dengan dirinya sendiri dan elemen lain di sekitarnya
(Brady-Amoon dan Fuertes, 2011, Parmaksiz, 2019).

Perkuliahan sendiri merupakan “fase mengerikan”, yang dengan sendirinya


menimbulkan stress bagi mahasiswa baru dengan adanya “culture shock”, seperti
ide-ide baru, sifat berteman yang berbeda keyakinan (Cintia Astrina, 2019), masa
transisi yang penuh tekanan. ketika dihadapkan pada pembelajaran orang dewasa
maka adaptasi diri menjadi kunci keberhasilan mahasiswa baru (Mitasari dan
Istikomayanti, 2019).Apabila mahasiswa baru tidak mampu mengatasi tantangan
dan hambatan tersebut, maka dapat menimbulkan berbagai permasalahan di
kemudian hari, terutama masalah psikologis. Untuk menghadapi berbagai
tantangan dan permasalahan memasuki perguruan tinggi, mahasiswa harus
memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Fajriana et al. (2020) menyatakan bahwa adaptasi diri mahasiswa juga


dipengaruhi oleh lingkungan kampus dan teman sebaya, semakin sering
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain maka kemampuan adaptasi
mahasiswa juga semakin besar. Jika dikaitkan dengan masa pandemi yang ada,
maka mahasiswa membutuhkan dukungan dari rekan-rekannya untuk saling
menguatkan dan memotivasi, karena lingkungan baru yang mendukung
memudahkan mahasiswa beradaptasi dengan lingkungan universitas baru dengan
budaya belajar yang berbeda. ketika mereka masih di sekolah. Motivasi siswa
menimbulkan rasa puas pada diri siswa, hal ini diwujudkan dalam perubahan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, tidak terkecuali kemampuan
siswa dalam menghadapi perubahan.

Dengan demikian melalui penyampaian teori oleh ahli diatas, dapat


disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang melibatkan
respon mental dan perilaku dimana individu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Selain itu, penyesuaian diri mengacu pada sejauh mana
kepribadian individu berfungsi secara efektif dalam masyarakat. Penyesuaian
diri juga merupakan upaya manusia untuk mencapai keselarasan antara dirinya
dan orang lain.

A. Aspek penyesuaian diri

Atwater 1983 (Fanani dan Jainurakhma, 2021:34) membagi pengaturan


diri menjadi dua bagian, yaitu:

1. Adaptasi pribadi

Merupakan kemampuan individu dalam menerima dirinya sendiri sehingga selaras


dengan lingkungannya, ditandai dengan sikap tidak memihak. kemarahan,
melarikan diri dari kenyataan, frustrasi, kecemasan, ketidakpuasan, dll. Di sisi
lain, ketika adaptasi pribadi gagal, orang tersebut mengalami kejutan emosional,
kecemasan, dan ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri.

2. Adaptasi sosial

Dapat dikatakan bahwa itu adalah keinginan individu untuk mengikuti norma dan
peraturan sosial. Dalam proses adaptasi sosial, individu mulai membentuk
semangat sosialnya sehingga membentuk pola perilaku kelompok. Dalam proses
ini, orang belajar mengendalikan diri.
Menurut Albert dan Emmons 2002 (dalam Widodo 2021:901), yaitu:

(a) Aspek pengetahuan dan pemahaman diri, yaitu kemampuan memahami diri
sendiri, bahwa diri sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan. Artinya
masyarakat sadar akan kelebihan dan kekurangannya.

b) Aspek objektivitas diri dan penerimaan diri, realisme setelah mengenal diri
sendiri, sehingga seseorang dapat berdamai dengan keadaannya,

(c) Aspek yang berkaitan dengan pengembangan diri dan pengendalian diri, yaitu
kemampuan mengelola diri, menyaring rangsangan dari luar, gagasan, perilaku,
perasaan, sikap dan perilaku yang pantas

(d) aspek yang berkaitan dengan kepuasan, dengan asumsi bahwa segala sesuatu
yang dilakukan merupakan suatu pengalaman yang apabila keinginannya tercapai
akan menimbulkan perasaan puas.

Menurut Hurlock 2010 (dalam Widodo 2021:901) mengungkapkan


beberapa aspek pengaturan diri sebagai berikut:

(1) Penyajian terbuka atau penampilan nyata dalam artian seseorang


memperlihatkan sesuatu menurut aturan/norma masyarakat atau kelompoknya,

(2) Adaptasi pada kelompok yang berbeda. Ada penyesuaian yang baik dalam
kelompok mana pun yang melibatkan individu, baik kelompok teman sebaya atau
orang dewasa,

(3) Sikap sosial, yaitu sikap menyenangkan terhadap orang lain, kemauan untuk
terlibat/berpartisipasi dan mengetahui cara menjalankan peranannya dengan baik
dalam kegiatan sosial,

(4) Kepuasan pribadi ditandai dengan pengalaman emosional seperti perasaan


bahagia dan puas karena dapat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan
menerima diri sendiri dalam situasi sosial apa pun.

Dengan demikian melalui penyampaian teori oleh ahli di atas, dapat


diketahui bahwa aspek penyesuian diri terdiri dari kemampuan dalam memahami
dirinya sendiri agar memahami kekurangan dan kelebihan,untuk dapat bersikap
realistis setelah mengenal dirinya. Selain itu individu harus mampu mengontrol
diri memfilter rangsangan-rangsangan dari luar, sikap, ide-ide, emosi dan tingkah
laku yang tepat.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaturan diri

Menurut Soeparwoto 2004 (dalam Widodo 2021:902), pengaturan diri


dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor
internal antara lain:

(a) Motif yang bersifat keinginan sosial, misalnya keinginan untuk berprestasi,
keinginan untuk menjadi lebih baik dalam lingkungan, keinginan secara sosial,

(b) konsep diri: bagaimana individu memandang dirinya dan sikap yang dianutnya
dalam kaitannya dengan dimensi fisik, karakteristik individu, dan motivasi
pribadi. c) persepsi, merupakan proses observasi dan penilaian dalam
pembentukan konsep baru melalui kognitif individu dan hubungannya dengan
objek dan peristiwa,

d) sikap, yang berarti kemauan atau kesediaan individu untuk bertindak,

e) kecerdasan dan minat, kecerdasan sebagai langkah awal dalam proses interaksi
atau penyesuaian diri, kecerdasan memungkinkan manusia menganalisis dan
menalar, hanya saja minat terhadap sesuatu membantu mempercepat proses
penyesuaian diri seseorang,

f) kepribadian, pada dasarnya orang yang berkepribadian ekstrovert cenderung


mudah beradaptasi dibandingkan dengan orang yang berkepribadian introvert.
Menurut Schneiders 1964 (Mohammad Ali, 2004 (dalam Fanani dan
Jainurakhma 2021:34)) mengemukakan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penyesuaian diri, yaitu:

1. Kondisi fisik

(a) Keturunan dan struktur fisik. Berikut ini prinsip umum bahwa semakin dekat
kemampuan pribadi dan karakteristik individu, maka semakin besar pula
pengaruhnya terhadap adaptasi seseorang.

b) Sistem tubuh utama, Sistem tubuh (saraf, kelenjar dan otot) berkembang secara
normal dan sehat, yang merupakan prasyarat mutlak bagi fungsi psikologis yang
mempengaruhi adaptasi individu.

c). Kesehatan fisik

Kebugaran jasmani yang sehat membantu individu dalam penerimaan diri,


kepercayaan diri, harga diri dan sejenisnya, yang sangat mempengaruhi proses
penyesuaian diri.

2. Kepribadian

a. Kemauan dan kemampuan untuk berubah (adaptability) Adaptasi tentu


memerlukan pembelajaran yang dinamis dan berkesinambungan, oleh karena itu
diperlukan kemampuan untuk berubah baik berupa tingkah laku, sikap, dan sifat-
sifat lain yang sejenis. Itu sebabnya orang yang tidak mau bereaksi terhadap
lingkungan ikut bereaksi mengalami kesulitan penyesuaian

b. Pengaturan mandiri (self-regulation) Kemampuan untuk mengatur prospek


secara mandiri kepribadian normal dan mencapai pengendalian diri dan aktualisasi
diri untuk membantu orang menyesuaikan diri.

c. Aktualisasi diri (aktualisasi diri) Proses penyesuaian diri membuahkan hasil


bertahap dan berkaitan dengan perkembangan kepribadian. Dalam proses
perkembangan kepribadian tersirat potensi laten dalam bentuk sikap, tanggung
jawab, penghayatan nilai-nilai, penghargaan terhadap diri sendiri dan lingkungan
serta sifat-sifat lain yang mengarah pada berkembangnya kepribadian orang
dewasa, dari situlah muncul unsur-unsur realisasi diri.

d. Intelijen, adalah Kemampuan seseorang dalam mengatur diri dipengaruhi oleh


kualitas kecerdasannya. Kecerdasan berperan dalam pengembangan ide, prinsip
dan tujuan, yang juga berperan penting dalam proses adaptasi diri.

3. Proses pembelajaran

a). sebuah pelajaran

Keinginan untuk belajar sangat penting dalam adaptasi diri, karena reaksi
dan ciri-ciri kepribadian yang diperlukan untuk pengaturan diri biasanya diperoleh
dan diadopsi melalui pembelajaran.

b) Pengalaman

Penyesuaian diri dipengaruhi oleh dua pengalaman, antara lain:

1) Pengalaman yang sehat

Adalah peristiwa yang dialami oleh seseorang menyenangkan,


mengasyikkan dan Anda bahkan ingin melakukannya lagi. Pengalaman-
pengalaman tersebut dijadikan landasan bagi individu transisi ketika harus
beradaptasi dengan lingkungan baru.

2) Pengalaman traumatis

Adalah peristiwa yang dialami oleh seseorang sesuatu yang sangat tidak
menyenangkan, menyedihkan bahkan menyakitkan sehingga seseorang sangat
tidak ingin mengulangi pengalaman tersebut. karena masyarakat cenderung ragu,
kurang percaya diri, mudah merasa rendah diri atau bahkan takut ketika harus
beradaptasi dengan lingkungan baru.

3). Praktik

Ini adalah proses pembelajaran yang berorientasi pada perolehan


keterampilan atau kebiasaan. Adaptasi merupakan suatu proses kompleks yang
melibatkan proses psikologis dan sosiologis, sehingga memerlukan pelatihan yang
serius untuk mencapai hasil adaptasi yang baik.

4). Determinasi diri

Determinasi diri sendiri adalah faktor yang sangat kuat yang dapat
digunakan untuk kebaikan atau kejahatan, untuk mencapai pengaturan diri total
atau bahkan penghancuran diri. Misalnya perlakuan orang tua yang menolak
kehadiran anak pada masa kanak-kanak membuat anak berpikir bahwa dirinya
akan ditolak di lingkungan mana pun ia beradaptasi. Tindakan manusia
sebenarnya dapat mengatasi penyangkalan diri dan dampak buruk lainnya.

4. Lingkungan

Dibagi menjadi tiga bagian diantaranya:

a. Lingkungan keluarga

Merupakan lingkungan primer bagi individu yang dipengaruhi oleh komponen-


komponen keluarga seperti konstelasi keluarga, interaksi orang tua-anak, interaksi
anggota keluarga, peran sosial dalam keluarga, karakteristik anggota keluarga,
faktor keluarga, dan kelainan keluarga. adaptasi individu.

b. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah juga dapat menjadi kondisi yang memungkinkan atau


menghambat proses perkembangan adaptasi diri. Secara umum sekolah dipandang
sebagai alat yang sangat berguna untuk mempengaruhi kehidupan intelektual,
sosial, nilai-nilai, sikap dan moral serta perkembangan siswa.

c. lingkungan masyarakat,

Keluarga dan sekolah ada di masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat yang


mengajarkan keberlangsungan nilai, aturan, norma, moral dan perilaku suatu
masyarakat, individu mengidentifikasi cara-cara yang mempengaruhi proses
perkembangannya. Pengaruh lingkungan yang merugikan merupakan predisposisi
terjadinya perilaku menyimpang dan kenakalan remaja.
5. Agama dan Budaya

Agama berkaitan dengan faktor budaya. Agama membawa nilai-nilai, keyakinan,


praktik ke dalam kehidupan individu yang memberikan makna, tujuan, serta
stabilitas dan keseimbangan yang sangat mendalam. Jadi dua hal inilah yang
melatarbelakangi kemampuan adaptasi individu.

Menurut Sunarto dan Hartono 2011: 229-231 (dalam Murhima dan Iris
2018: 269 - 271) menjelaskan bahwa faktor internal yang mempengaruhi adaptasi
sosial misalnya.

1. Faktor fisik

a. Kondisi fisik

Struktur fisik merupakan syarat utama berperilaku karena sistem saraf,


kelenjar dan otot merupakan faktor penting dalam proses adaptasi sosial. Apabila
terjadi gangguan pada sistem saraf, kelenjar, dan otot maka dapat menimbulkan
gejala gangguan kepribadian, gangguan perilaku, dan gangguan kesehatan jiwa.
Kondisi fisik yang baik mempengaruhi penyesuaian sosial. Jadi apakah mungkin
untuk mendapatkan penyesuaian sosial yang baik dan tetap dalam kondisi fisik
yang baik.

b. Perkembangan, kematangan dan adaptasi

Dalam proses perkembangan, reaksi anak berkembang dari reaksi naluriah


menjadi reaksi yang diperoleh melalui pembelajaran dan pengalaman. Perubahan
dan perkembangan reaksi individu meningkat seiring bertambahnya usia. Seiring
bertambahnya usia, respons mereka semakin matang yang menentukan pola
penyesuaian sosial mereka. Model adaptasi sosial setiap individu berbeda-beda,
tidak sama antar individu, hal ini dipengaruhi oleh tingkat kematangan individu
yang berbeda-beda. Emosional, sosial, moral dan intelektual merupakan ciri-ciri
kepribadian seseorang yang dipengaruhi oleh kondisi perkembangannya.
2. Faktor psikologis

a. Pengalaman

Pengalaman individu juga mempengaruhi penyesuaian sosial. Pengalaman


yang mempengaruhi penyesuaian sosial antara lain pengalaman menyenangkan
yang cenderung mengarah pada penyesuaian sosial yang baik, dan pengalaman
traumatis yaitu pengalaman yang menyebabkan gagalnya penyesuaian sosial.

b. Belajar

Belajar adalah elemen kunci adaptasi sosial. Melalui pembelajaran, pola


reaksi berkembang yang membentuk kepribadian. Belajar dalam proses adaptasi
sosial merupakan perubahan tingkah laku dari tahap awal yang berlangsung terus
menerus dan diperkuat oleh kematangan individu.

c. Tekad

Penentuan nasib sendiri merupakan faktor kuat yang memotivasi orang


untuk mencapai sesuatu yang baik atau buruk, yang bertujuan untuk mencapai
adaptasi yang tinggi atau yang dapat merusak diri sendiri. Definisi diri
memegang peranan penting dalam proses penyesuaian sosial karena berperan
mengarahkan pola dan arah penyesuaian sosial.

d. konflik

Konflik dalam kehidupan setiap orang pasti ada. Konflik yang terjadi
pada setiap individu mempunyai dampak perilaku yang berbeda-beda, namun
dampak konflik terhadap perilaku individu bergantung pada sifat konflik tersebut,
antara lain destruktif, mengganggu, dan menguntungkan. Setiap orang
mempunyai cara masing-masing dalam menghadapi konflik, sehingga setiap
individu berbeda-beda dalam menghadapi konflik. Cara untuk menyelesaikan
konflik ini mencakup upaya yang lebih besar untuk mencapai tujuan yang
bermanfaat secara sosial. Orang yang mudah beradaptasi secara sosial dalam
berbagai situasi merupakan pribadi yang mampu mengatasi konflik yang
dialaminya.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motif, konsep diri, persepsi, sikap,
kecerdasan dan minat, kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA

Fanani, Q., & Jainurakhma, J. (2021). Peneyesuaian Diri : Pembelajaran Daring


di Masa Pandemi Covid-19.
Fitriani, A., & Walandari, R. (2022). PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA
PADA PEMBELAJARAN DARING. Jurnal J-BKPI, 02(01), 14–21.
https://doi.org/10.2307/j.ctv2jtxrhd.18
Kau, M. A., & Idris, M. (2020). Deskripsi Penyesuaian Sosial Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Kota Gorontalo. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal,
4(3), 265. https://doi.org/10.37905/aksara.4.3.265-274.2018
Rahayu, M. N. M., & Arianti, R. (2020). Penyesuaian Mahasiswa Tahun Pertama
Di Perguruan Tinggi: Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Uksw.
Journal of Psychological Science and Profession, 4(2), 73.
https://doi.org/10.24198/jpsp.v4i2.26681
Widodo, B. (2021). Gambaran Penyesuaian diri Mahasiswa Baru Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun Tahun Akademik
2020/2021. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(8), 899–907.
https://doi.org/10.54371/jiip.v4i8.364

Anda mungkin juga menyukai