Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

A. Pengertian
Penyesuaian (adjustment) adalah suatu proses yang tidak pernah lepas dari kehidupan
manusia, terutama ketika menghadapi perubahan. sehingga terwujud tingkat
keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan dimana ia tinggal. Sejumlah pengertian tentang penyesu-aian diri
sebagaimana diungkapkan oleh banyak ahli, Penyesuaian (adjustment) merujuk pada
harmoni antara individu dengan dirinya sendiri dan elemen lain di sekitarnya (Brady-
Amoon & Fuertes, 2011, dalam Parmaksiz, 2019). Sistem pendidikan di universitas
dapat menjadi hal yang membingungkan bagi mahasiswa baru dan kebingungan ini
menjadi lebih besar ketika mahasiswa datang dari berbagai bahasa dan latar belakang
budaya yang beragam (Cooper, 2009, dalam Bibi et al., 2018). Perkuliahan itu sendiri
“terrible phase” merupakan stressor tersendiri bagi mahasiswa baru “culture shock”seperti
ide baru, karakter teman dengan keyakinan bervariasi (Cintia Astrina, 2019), banyak tekanan
menghadapi periode transisi dalam menghadapi pembelajaran orang dewasa, sehingga
penyesuaian diri merupakan kunci sukses dari mahasiswa baru (Mitasari & Istikomayanti,
2019). Untuk menyesuaikan diri, individu melakukannya dalam berbagai bentuk seperti
menghadapi secara langsung, melakukan eksplorasi, trial and error, subsitusi, menggali
kemampuan diri, belajar, pengendalian diri, perencanaan yang cermat. Perubahan
lingkungan yang mesti dihadapi oleh mahasiswa baru di perguruan tinggi ini akan
membentuk persepsi mereka, terutama mengenai kemampuannya untuk dapat
mengatasi berbagai hambatan dan tantangan dalam kehidupan universitas mereka
(Siah & Tan, 2015; Wider et al., 2017). Ketika mahasiswa baru tidak dapat mengatasi
berbagai tantangan dan hambatan ini, hal tersebut dapat mengarah pada berbagai
masalah di kemudian hari, terutama masalah psikologis. Untuk dapat menghadapi
berbagai tantangan dan masalah saat memasuki perguruan tinggi, mahasiswa perlu
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan di
sekitarnya.Fajriana et al. (2020) mengemukakan bahwa penyesuaian diri mahasiswa juga
dipengaruhi oleh lingkungan kuliah dan teman sebaya, semakin sering mereka
berkomunikasi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya, maka akan semakin tinggi tingkat
kemampuan penyesuaian diri mahasiswa. Jika dikaitkan dengan masa pendemi ini,
mahasiswa membutuhkan dukungan dari teman sebayanya untuk saling menguatkan dan
memotivasi, sebab dengan lingkungan baru yang kondusif akan mempermudah mahasiswa
dalam menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru di tatanan pendidikan tinggi yang berbeda
dengan budaya pembelajaran saat mereka di bangku sekolah. Motivasi mahasiswa itu akan
memunculkan rasa puas dalam diri mahasiswa, dan akan nampak pada perubahan pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa, dan tidak lupa kemampuan mahasiswa
dalam menghadapi perubahan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu proses
yang mencangkup respon mental dan tingkah laku yang mana individu berusaha
memenuhi kebutuhan akan dirinya. Selain itu Penyesuaian diri adalah seberapa jauh
kepribadian yang ada pada seorang individu itu berfungsi secara efisien di ranah
masyarakat.
Penyesuaian diri juga merupakan suatu usaha manusia untuk mencapai harmoni pada
diri manusia itu sendiri dan orang lain.

A. Aspek – Aspek Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri terbagi menjadi dua bagian (Atwater, Qori fanani, M. Psi. Dr. Janes
Jainurakhma, M.kep 2021 hal 34 ) yaitu:

1. Penyesuaian Pribadi
Merupakan kemampuan individu dalam menerima dirinya sendiri sehingga selaras dengan
lingkungan sekitarnya, yang ditandai dengan sikap tidak adanya rasa

benci, lari dari kenyataan, kecewa, cemas, rasa tidak puas dan lain sebagainya. Sebaliknya,
penyesuaian pribadi yang gagal maka individu akan mengalami keguncangan emosi,
kecemasan, ketidakpuasan terhadap dirinya.
2. Penyesuaian Sosial
Dapat dikatakan sebagai kemauan individu untuk mematuhi norma dan peraturan sosial
kemasyarakatan. Dalam proses penyesuaian sosial, individu mulai membentuk jiwa sosialnya
sehingga menjadi pola tingkah laku kelompok. Dalam proses tersebut individu belajar untuk
mengendalikan diri.

Alberlt & Emmons (bernadus widodo 2021, hal 901), yaitu:


(a) Aspek self- knowledge dan self-insight, yaitu kemam- puan dalam memahami dirinya
sendiri bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan ini mengisyaratkan
bahwa individu memiliki kesadaran akan adanya kelebihan dan kekurangan, disertai
JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan (2614-8854) Volume 4, Nomor 8, Desember 2021 (899-
907)
adanya sikap positif terhadap kekurangan tersebut,
(b) Aspek self-objectifity dan self- acceptance, bersikap realistik setelah mengenal
dirinya sehingga mampu menerima keadaan dirinya,
(c) Aspek self- development dan self-control, yaitu mampu mengarahkan diri,
menyaring rangsangan- rangsangan dari luar, ide-ide, perilaku, emosi, sikap, dan tingkahlaku
yang sesuai, (d) Aspek Satisfaction, menganggap bahwa segala sesuatu yang dikerjakan
merupakan pengalaman yang apabila tercapai keinginannya maka menimbulkan rasa puas
dalam dirinya.

Hurlock (bernadus widodo 2021, hal 901), mengungkapkan sejumlah aspek dari
penyesuaiaan diri sebagai berikut:
(1) Overt performance atau penampilan nyata, dalam arti hal hal yang ditampilkan oleh
seseorang sesuai dengan aturan/norma yang berlaku di dalam masyarakat atau di dalam
kelompoknya,
(2) Penyesuaian diri dalam berbagai kelompok. Hal min I menunjukkan adanya
penyesuaian diri secara baik di setiap kelompok dimana individu tersebut terlibat, bisa
dalam kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa,
(3) Sikap sosial, hal ini menandakan adanya sikap menyenangkan pada orang lain,
kesediaan terlibat/berpartisipasi dan dapat melaksanakan perannya dengan baik didalam
kegiatan sosial,
(4) Kepuasan pribadi, yang ditandai adanya pengalaman emosi, seperti perasaan
bahagia dan rasa puas karena dapat terlibat dalam kegiatan kelompok, dan dapaat
menerima diri sendiri dalam situasi sosial apapun.

Selanjutnya Schneiders (1984), secara umum mengemukakan dua aspek dalam hal penyesuaian diri,
yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Penyesuaian Pribadi merupakan kemampuan
individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya
dengan lingkun- gan sekitarnya. Penyesuaiaan diri pribadi ini meliputi adanya penyesuaian diri fisik-
emosi, penyesuaian diri seksual dan penyesuaian diri moral –religius. Demikian untuk Penyesuaian
Sosial. Penyesuaian sosial berarti merupakan relasi dinamis antara individu dengan lingkungannya,
dalam keluarga tempat tinggalnya, di sekolah dan dalam masyarakat.

B. Faktor Faktor yang mempengaruhi Penyesuaian diri

Menurut Soeparwoto (2004) penyesuaian diri dapat dipengerahui beberapa faktor,


baik internal maupun eksternal. Faktor internal, meliputi:

(a) Motif, yang merupakan dorongan-dorongan sosial seperti dorongan untuk


berprestasi, doron-gan untuk menjadi lebih unggul didalam lingkungan, dorongan
untuk bersosialisasi,
(b) konsep diri (self-concept) bagaimana individu memandang dirinya sendiri serta
sikap yang dimilikinya, baik terkait dengan dimensi fisik, karakteristik individual
dan motivasi diri.
(c) persepsi, adalah proses pengamatan dan penilaian melalui kognitif maupun
afeksi individu terhadap objek, peristiwa dalam pemben-tukan konsep baru,
(d) sikap, merupakan kesiapan atau kesediaan individu untuk bertindak,
(e) intelegensi dan minat, intelegensi sebagai langkah awal dalam berinte-raksi atau
proses penyesuaian diri, dengan intelegensi individu dapat menganalisis dan
menalar, selain itu degan adanya minat terhadap sesuatu akan membatu memperc-
epat proses penyesuaian diri individu,
(f) kepribadian, prinsipnya individu yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderu-
ng mudah menyesuaiakan diri diband-ingkan dengan individu yang memiliki
kepribadian introvert.

Menurut Schneiders, 1964 (dalam Gufron dan Risnawati, 2012 : 55), faktor-faktor
yang mempengaruhi penyesuaian diri dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu factor yang berasal dari diri individu yang meliputi kondisi
jasmani, psikologis, kebutuhan, kematangan intelektual, emosional, mental, dan
motivasi.
b. Faktor eksternal, yang berasal dari lingkungan yang meliputi lingkungan rumah,
keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Hurlock (2008) mengemukakan bahwa penyesuaian diri dipengaruhi beberapa


faktor berikut:

a. Penilaian diri
Individu yang mampu menilai dirinya sebagaimana apa adanya maka ia mampu
menyesuaikan diri, baik kelebihan maupun kekurangan/kelemahannya, yang
menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan dan kesehatan) dan kemampuan.
Mampu menilai situasi secara realistik. Individu dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dihadapi secara realistik dan mau menerimanya secara
wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai suatu yang harus
sempurna.
b. Kemandirian (autonomy)
Individu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan
diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Menurut Desmita (2012 : 196), faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri


dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenik. Psikogenik memandang bahwa
penyesuaian diri dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, terutama
pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Pengalaman
khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga,
terutama menyangkut aspek-aspek:

a. Hubungan orang tua anak, yang merujuk pada iklim hubungan social dalam
keluarga, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter yang
mencakup:
1). Penerimaan-penolakan orangtua terhadap anak
2). Perlindungan dan kebebasan yang diberikan kepada anak
3). Sikap dominative-integratif (permisif atau sharing)
4). Pengembangan sikap mandiri-ketergantungan
b. Iklim intelektual keluarga, yang merujuk pada sejauhmana iklim keluarga
memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual anak, pengembangan
berpikir logis atau irrasional, yang mencakup:
1). Kesempatan untuk berdialog logis, tukar pendapat dan gagasan
2). Kegemaran membaca dan minat kultural
3). Pengembangan kemampuan memecahkan masalah
4). Pengembangan hobi
5). Pethatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak
c. Iklim emosional keluarga, yang merujuk pada sejauhmana stabilitas hubungan
dan komunikasi di dalam keluarga terjadi, yang mencangkup:
1). Intensitas kehadiran orangtua dalam keluarga
2). Hubungan persaudaraan dalam keluarga
3). Kehangatan hubungan ayah-ibu

Kesimpulan

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi penyesuaian diri yaitu motif, konsep diri, persepsi, sikap,
intelegensi dan minat, kepribadian.

Anda mungkin juga menyukai