Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

MK : Perkembangan Peserta Didik

Nama Tutor : Yul Pendri, M.Pd

Nama Mahasiswa : Rizkia Arnida

Semester : 2B

1. Apa yang saudara pahami tentang?


a. Perkembangan emosi, temperamen, dan keterikatan (attachment). Jelaskan!
b. Konsep diri dan hasil belajar, Jelaskan!

Jawaban:

a. Perkembangan emosi, temperamen, dan keterikatan merupakan aspek penting dalam


psikologi perkembangan manusia. Perkembangan emosi, temperamen, dan
keterikatan saling terkait dan berinteraksi sepanjang kehidupan. Pengalaman individu,
interaksi sosial, dan faktor genetik semuanya memainkan peran dalam membentuk
aspek-aspek ini.
1) Perkembangan emosi pada manusia merupakan proses dinamis yang dimulai
sejak lahir dan terus berkembang sepanjang kehidupan. Pada tahap awal
kehidupan, bayi mengekspresikan emosi dasar seperti kebahagiaan, kesedihan,
kemarahan, dan takut sebagai respon terhadap stimulasi lingkungan. Ini
merupakan langkah awal dalam pengembangan kapasitas emosional. Seiring
bertambahnya usia, anak-anak mengalami peningkatan kemampuan dalam
mengidentifikasi, memahami dan mengelola emosi mereka sendiri. Proses
sosialisasi dan interaksi dengan lingkungan berperan penting dalam membentuk
ekspresi emosional yang semakin kompleks. Pada masa remaja, individu
mengalami emosional yang kuat, seiring dengan peningkatan pemahaman
terhadap identitas dan peran sosial mereka. Di masa dewasa, individu terus
mengalami perubahan emosional sebagai respons terhadap peristiwa kehidupan,
perubahan dalam hubungan interpersonal, dan tantangan lainnya. Keseimbangan
emosional yang baik berperan dalam kesejahteraan psikologis dan interaksi sosial
yang positif.
2) Temperamen merujuk pada karakteristik bawaan atau kecenderungan individu
terhadap reaksi emosional, tingkah laku, dan pola respon terhadap lingkungan
sejak awal kehidupan. Temperamen dipahami sebagai bagian dari sifat dasar
individu yang cenderung konsisten sepanjang waktu. Beberapa teori temperamen
menyoroti variasi dalam respon emosional dan tingkah laku. Salah satu teori yang
terkenal adalah teori Thomas dan Chess, yang mengidentifikasi tiga tipe
temperamen dasar pada bayi: mudah terangsang, sulit beradaptasi, dan lambat
untuk beradaptasi. Individu dengan temperamen mudah terangsang cenderung
merespon dengan intensitas yang lebih besar terhadap stimulasi, sementara yang
sulit beradaptasi mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan. Temperamen tidak tetap dan dapat mengalami perubahan
seiring waktu, terutama melalui pengalaman dan pembelajaran. Dalam konteks
perkembangan anak, pemahaman tentang temperamen dapat membantu orang tua
beradaptasi dengan kebutuhan dan karakteristik unik anak, menciptakan
lingkungan yang mendukung perkembangan positif.
3) Keterikatan (attachment) merujuk pada hubungan emosional yang kuat antara
individu dengan figur perhatian, terutama pada tahap awal kehidupan. Konsep ini
pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikolog perkembangan.
Keterikatan biasanya diperlihatkan dalam interaksi antara bayi atau anak kecil
dengan figur pengasuhnya, seperti ibu atau ayah. Ada beberapa fase keterikatan
yaitu: Fase Pembentukan (0-2 tahun), pada fase ini, bayi mengembangkan
keterikatan yang kuat dengan figur utama yaitu ibu atau pengasuhnya. Mereka
mencari kehadiran dan kenyamanan dari figur tersebut. Fase Pengembangan (2-6
tahun), anak-anak mulai membentuk keterikatan dengan figur lain, seperti ayah,
keluarga terdekat atau teman sebaya. Fase Ketergantungan (6 tahun dan
seterusnya), meskipun anak-anak semakin mandiri, keterikatan tetap berperan.
Mereka dapat menjalin hubungan dengan teman sebaya, tetapi figur orang tua
tetap penting sebagai sumber dukungan dan keamanan. Anak-anak yang memiliki
keterikatan yang kuat cenderung lebih mampu membentuk hubungan
interpersonal yang positif di masa dewasa.
b. Konsep diri dan hasil belajar saling terkait dan dapat saling memengaruhi. Guru dan
lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan konsep diri yang positif
dapat berkontribusi pada peningkatan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan.
1) Konsep diri merujuk pada pandangan atau penilaian individu terhadap dirinya
sendiri. Ini melibatkan persepsi tentang identitas, keterampilan, nilai dan
karakteristik pribadi. Konsep diri berkembang sepanjang waktu melalui interaksi
dengan lingkungan dan pengalaman hidup. Ada beberapa faktor pengaruh konsep
diri : (a) Interaksi sosial, hubungan individu dengan orang lain, termasuk teman,
keluarga, dan guru dapat memengaruhi cara seseorang melihat dirinya. (b) Prestasi
dan penerimaan, hasil prestasi dan respon positif dari lingkungan dapat
memperkuat konsep diri yang positif. (c) Pengalaman hidup. (d) Budaya dan nilai,
nilai-nilai budaya dan norma sosial turut membentuk pandangan individu terhadap
diri mereka sendiri.
2) Hasil belajar mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh
peserta didik sebagai respon terhadap proses pembelajaran. Faktor-faktor yang
memengaruhi hasil belajar yaitu : (a) Metode pengajaran, pendekatan pengajaran
yang inovatif dan beragam dapat meningkatkan pemahaman dan penerimaan
materi. (b) Motivasi dan keterlibatan, motivasi berperan dalam meningkatkan
keterlibatan peserta didik dan hasil belajar. (c) Dukungan guru dan lingkungan
pembelajaran, dukungan guru serta fasilitas belajar yang baik dapat memengaruhi
hasil belajar. (d) Gaya belajar dan preferensi pembelajaran, setiap peserta didik
memiliki gaya belajar unik, dan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan
preferensi ini dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Jelaskan apa yang saudara pahami tentang identitas diri, moral, dan personal, serta berikan
contohnya masing-masing!
a. Identitas diri
Identitas diri merupakan inti dari pemahaman diri seseorang, dan pemahaman yang
mendalam tentang identitas diri dapat memberikan landasan bagi pertumbuhan pribadi,
kebahagiaan, dan kesejahteraan psikologis. Identitas diri adalah konsep kompleks yang
mencakup pemahaman dan kesadaran individu terhadap siapa dirinya, mencakup
aspek-aspek seperti peran sosial, kelompok budaya, nilai-nilai, kepercayaan, dan
karakteristik pribadi. Proses pembentukan identitas diri berlangsung sepanjang
kehidupan dan dipengaruhi oleh pengalaman, interaksi sosial dan refleksi diri.
Contohnya seperti seorang remaja yang mengidentifikasi dirinya sebagai seorang
siswa, pencinta seni dan anggota komunitas tertentu.
b. Moral
Moral merujuk pada seperangkat nilai, norma, dan prinsip-prinsip yang membimbing
perilaku individu atau kelompok dalam menentukan apa yang dianggap benar atau
salah. Ini melibatkan pertimbangan etika dan tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan sehari-hari. Moral memberikan dasar untuk mengevaluasi Tindakan,
memandu perilaku, dan membentuk karakter individu. Moral memberikan dasar untuk
membangun hubungan saling percaya, memperkuat komunitas, dan membentuk dasar
etika dalam Masyarakat. Pengembangan moral merupaka proses yang terus menerus
sepanjang kehidupan seseorang, dipengaruhi oleh pengalaman, refleksi, dan interaksi
dengan lingkungan sekitar. Contoh moral, seorang pekerja yang menolak tawaran suap
karena meyakini kejujuran adalah contoh sikap moral yang kuat.
c. Personal (Kepribadian)
Personal merujuk pada aspek-aspek individu yang membentuk identitas dan
kepribadian seseorang. Ini mencakup berbagai ciri khas, preferensi, dan karakteristik
pribadi yang membuat seseorang menjadi diri mereka sendiri. Aspek personal ini
memerankan peran penting dalam membentuk cara individu berinteraksi dengan dunia
dan membentuk pilihan hidup mereka. Aspek personal membentuk inti dari identitas
individu dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan interkasi dengan
dunia sekitar. Pemahaman mendalam tentang sisi personal seseorang dapat membantu
dalam pengambangan diri, pencapaian tujuan dan pencarian kebahagiaan dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh personal, seorang yang ekstrovert, ramah dan suka
bekerja sama dengan orang lain memiliki ciri kepribadian yang terbuka dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai