Anda di halaman 1dari 28

M K D K 4 0 0 2 / PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MODUL 4
U T- S E M E S T E R 2

Tutor:

Dina Riawan Sutopo, M.Pd


MODUL 4
PENGENALAN TEORI DAN TAHAPAN
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

Oleh: KELOMPOK 4
• Umi Haniah
• Ersi Lestari
• Tia Destiana
• Eni Andayani
KB 1
Perkembangan Emosi, Temperamen, dan
Keterkaitan (Attachment)

PENGERTIAN EMOSI
• Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika
seseoarang berada dalam interaksi yang penting
baginya dengan ditandai oleh perilaku yang
mencerminkan (mengekspresikan) rasa senang atau
tidak senang dari seseorang yang sedang berada dalam
suatu kondisi atau transaksi (Santrock, 2012).
B. TAHAP PERKEMBANGAN
EMOSIONAL

1. Usia 0/lahir
2. Usia 2-7 bulan
3. Usia 1-2 tahun
4. Usia 3 tahun
5. Usia 4-5 tahun
6. Usia 6-12 tahun
7. Usia remaja-dewasa
C. Factor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

 Defenisi temperamen
Gillibrand dkk (2016) mengungkapkan bahwa tempramen merupakan
kecendrungan yang menjadi dasar umum untuk berperilaku dengan
cara tertentu.
Dalam sebuah penelitian, tempramen pada anak diklasifikasikan
menjadi tiga sebagai berikut :
 Tempramen anak yang mudah (easy child)
 Tempramen anak yang sudah diatur (difficult child)
 Tempramen anak yang berada di tengah-tengah (slow to warm up to
child)
D. Defenisi Keterkaitan

Keterkaitan adalah ikatan kuat, abadi, dan ksih sayang uang dibagikan oleh
seorang anak terhadap orang yang signifikan dekat denganya. Biasanya
seorang ibu atau orang yang tahu dan dapat memenuhi kebutuhan sang
anak (Gillibrand dkk, 2016).
Menurut Santrock (2007), keterkaitan (attachment) merupakan ikatan
emosional yang erat antara dua orang. Keterkaitan ini mengcu pada suatu
relasi antara dua orang yang memiliki perasaan yang kuat satu sama lain
dan melakukan banyak hal bersama untuk melanjutkan relasi itu.
E. Teori-Teori Terkait Keterkaitan
(ATTACHMENT)

1. Teori psikoanalisis
2. Teori belajar
3. Teori kognitif
4. Teori etologikal
G. Factor Yang Mempengaruhi keterkaitan

Menurut Erickson, factor yang mempengaruhi keterkaitan sebagai berikut :


 Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dan sosok yang lekat dengannya
 Penyiksaan emosial atau penyiksaan fisik
 Pengasuh yang tidak stabil
 Sering berpindah domisili
 Pola asuh yang tidak konsisten
 Figure lekat yang mengalami masalah psikologis
Menurut Gilibrand dkk (2016), factor yang mempengaruhi keterkaitan sebagai
berikut :
 Pengasuh yang sensitive dan responsive dapat mengembangkan keterkaitan
yang aman.
 Pengasuh yang tidak konsisten, lalai, terlalu intrusive, dan kasar dapat
menyebabkan terciptanya keterkaitan yang tidak aman.
 Factor-faktor lingkungan seperti kemiskinan dan hubungan pernikahan yang
tidak baik dapat menciptaan keterkaitan yang tidak aman.
 Karakteristik bayi dan juga karakter temperamental juga dapat
mempengaruhi kualitas juga karakter interaksi yang terjadi antara bayi dan
pengasuhnya.
 Pengasuh dapat menentukan apakah keterkaitan yang tercipta aman atau
tidak. Kemudian, tempramen anak dapat menentukan jenis rasa tidak aman
yang ditunjukan oleh seorang anak yang disebabkan oleh pengasuh yang
tidak peka.
H. Keterkaitan Pada Usia Dini, Kanak-Kanak, Dan
Remaja

Menurut Ainsworth (Dwyer,2000) keterkaitan pada usia dini, kanak-kanak,


dan remaja , pada dasarnya, keterkaitan yang terbentuk dan tidak berubaha
dan bersifat stabil dari masa kecil hingga dewasa sekalipun ditujukan pada
figure keterkaitan yang berbeda.
Hubungan keterkaitan pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan
hubungan yang terjadi pada masa kanak-kanak.
 Figure keterkaitan pada masa dewasa yang berubah
 Orang dewasa lebih mudah menoleransi perpisahan dengan figure
dibandingkan masa kanak-kanak.
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

A. Konsep Diri
Menurut Gilibrand dkk, (2016) konsep diri
merupakan pandangan terhadap diri sendiri,
termasuk secara fisik, mental, emosi, dan kebiasaan.
Sejalan dengan pendapat Gilibrand, Brooks
mengungkapakan bahwa konsep diri adalah
pandangan dan perasaan tentang diri.
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

B. Harga Diri
Harga diri adalah evaluasi seseorang terhadap
seseorang yang didasarkan pada penilaian terhadap
kualitas yang membentuk konsep diri (Shaffer &
Kipp, 2004).
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

empat aspek dalam harga diri, Menurut Co


opersmith :
1. Kekuatan (power)
2. Keberartian (significant)
3. Kebijakan (virtue)
4. Kemampuan (competence)
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

C. Perkembangan Konsep Diri


Perkembangan konsep diri merupakan salah satu
bagian yang sangat penting dalam perkembangan
sosioemosional.
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

tiga karakteristik konsep diri:


1. Karakteristik internal
2. Karakteristik aspek social
3. Karakteristik perbandingan social
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

konsep perkembangan diri remaja:


a. abstrak dan idealistic
b. Differentiated
c. contradictions within the selft
d. The fluctuating self
e. Real dan ideal, live fase selves
f. Sosial comparison
g. Self conscious
h. Selft protekstive
i. Unconsciuos
j. Self integration
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP


DIRI DAN HARGA DIRI
1. Orang lain
2. Kelompok social
3. Pengaruh kelas social
4. Pengaruh usia
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

E. KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR:


Konsep diri merupakan pandangan terhadap diri
sendiri dari berbagai aspek. Sementara itu, motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri sendiri
seseorang.
Motivasi terbagi menjaadi dua:
1. motivasi instrik
2. motivasi ekstrik
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa factor:


1. cita-cita belajar
2. kemampuan belajar
3. kondisi siswa
4. kondisi lingkungan
5. unsure-unsur dinamis dalam belajar
6. upaya guru,
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

Cara meningkatkan motivasi belajar anak usia sekolah


dasar:
1. Berikan pujian dengan bijak
2. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
3. Ciptakan persaingan atau kompetisi yang sehat
4. Menulis nama siswa di papan tulis dengan
rewardnya
5. Gunakan media belajar yang baik dan sesuai dengan
pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan belajar
7. Memberikan poin kelompok
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

8. Memberikan ulangan atau ujian secara berkala


9. Menumbuhkan kesadaran siswa
10 Memberikan dorongan untuk siswa untuk belajar
KB. 2 Konsep Diri vs Hasil Belajar

PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN BUDAYA


TERHADAP KONSEP DIRI DAN CAPAIAN
AKADEMIK
Teman sebaya dan budaya yang baik akan membangun
konsep diri yang positif. Konsep diri yang positif akan
membangun motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar
yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk
pencapaian akademik terbaiknya. Oleh karena itu, teman
sebaya dan budaya memengaruhi konsep diri dan
pencapaian akademik.
KB. 3 Perkembangan identitas
diri, moral dan prososial

 Pengertian identitas diri


 status identitas
a. Identity diffusion
b. Identity forelocure
c. Identity moratorium
d. Identity achievement
KB. 3 Perkembangan identitas
diri, moral dan prososial

Factor Yang Mempengaruhi PerkembanganIdentitas :


Keluarga
Interaksi dengan teman sejawat
Sekolah dan Komunitas
Kebudayaan
Kognitif
KB. 3 Perkembangan identitas
diri, moral dan prososial

TeoriPerkembanganKognisi Sosial
1. TeoriPerkembanganKognitif(Piaget)
2. Roberts Selaman’s Role-Taking Analysis
KB. 3 Perkembangan identitas
diri, moral dan prososial

Altruisme
Pengertian Altruisme
Komponen-komponen altruisme
1. Prososial Moral Reasoning
2. Simpati Empatik Gairah
 factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
altruism
KB. 3 Perkembangan identitas
diri, moral dan prososial

Komponen Perkembangan Moral


 Perkembangan moral ini memiliki dua dimensi :
1. Dimensi Interpersonal
2. Dimensi Intrapersonal
 Komponen-Komponen Perkembangan Moral
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai