DISUSUN OLEH:
(2213141020)
Dra.RAHMULAYANI, M.Pd.Kons
ANGKATAN 2021
1. PENGERTIAN
Perkembangan adalah “Kata kepribadian dalam bahasa asing disebut dengan kata personality.
Kata ini berasal dari kata latin, yaitu persona yang berarti “topeng” atau seorang individu yang
berbicara melalui sebuah topeng yang menyembunyikan identitasnya dan memerankan tokoh
lain dalam drama” (Buchori, 1982:91). Sehingga kepribadian seseorang adalah perangsang dari
orang tua atau kesan yang ditimbulkan oleh keseluruhan tingkah laku orang lain.
Seorang individu kepribadian merupakan konglomerasi agregat dari keputusan yang kami buat
sepanjang hidup kita (Bradshaw [ siapa? ]). There are inherent natural, genetic, and environmental
factors that contribute to the development of our personality. Ada faktor alam, genetik, dan
lingkungan yang melekat yang berkontribusi terhadap perkembangan kepribadian kita.
According to process of socialization, “personality also colors our values, beliefs, and
expectations … Hereditary factors that contribute to personality development do so as a result of
interactions with the particular social environment in which people live.” Menurut proses
sosialisasi, “kepribadian juga warna nilai-nilai kita, keyakinan, dan harapan … faktor keturunan
yang berkontribusi untuk pengembangan kepribadian melakukannya sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungan sosial tertentu di mana orang hidup.” There are several personality types as
Katharine Cook Briggs and Isabel Briggs Myers illustrated in several personalities typology tests
. Ada beberapa tipe kepribadian Katharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers digambarkan
dalam beberapa tipologi kepribadian tes . Definisi personality menurut allport : kepribadian
adalah susunan sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang akan menentukan
penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungan. Susunan : bahwa kepribadian dibangun
dari ciri ciri yang saling berkaitan. Dinamis menunjukkan adanya perubahan kualitas dalam
kepribadian dan sistem psikofisik terdiri dari kebiasaan ( habits ), sikap ( attitude ), nilai ( value )
keyakinan ( believe in ) , emosi ( emotion ), perasaan ( feel ) dan motif yang bersifat psikologis,
tetapi mempunyai dasar fisik secara umum. Ketiganya merupakan kekuatan motivasi yang akan
menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan anak ( bersifat unik ).
1.Sanguinis
Enerjik, ramah, memberikan kesan ceria dalam kondisi apapun, dan suka memotivasi orang lain.
Para Sanguinis memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian, kasih sayang, dukungan, dan
pengakuan dari orang-orang di sekitar mereka.Anak dengan tipe Sanguinis juga biasanya akan
memulai pembicaraan, bersifat optimis, dan dapat dengan mudah berteman dengan siapapun.
Namun, mereka biasanya memiliki pola yang tidak teratur dalam menjalankan aktivitas,
emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka.
2. Koleris
Memiliki sikap tegas, berorientasi pada tujuan, dan dapat mengatur sebuah tindakan dengan
cepat. Anak berkeperibadian Koleris cenderung mencari kesetiaan dan penghargaan dari orang
lain atas kemampuan dirinya.Biasanya anak Koleris juga menyukai tantangan dan dapat dengan
mudah menyelesaikan tugas yang sulit sekalipun. Kedisiplinan dan kemampuan mereka untuk
tetap fokus terhadap suatu hal membuat dirinya berpotensi menjadi seorang pemimpin yang
baik.Namun, hal tersebut juga dapat menyebabkan diri mereka menjadi workaholic, keras
kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
3.Melankolis
Adalah tipe kepribadian yang memiliki ciri sikap pendiam, pemikir, dan perfeksionis. Sikap
perfeksionisnya membuat sang anak mampu menyelesaikan tugas secara sistematis dan tepat
waktu, namun tak jarang hal tersebut juga membuat mereka menjadi pesimis, kritis, dan sering
kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan.Anak dengan tipe
kepribadian melankolis cenderung membutuhkan kepekaan dan dukungan dari orang lain.
Mereka juga biasanya membutuhkan ruang dan kesunyian untuk memikirkan sesuatu sebelum
mereka bertindak, menulis, atau membicarakan apa yang ada di dalam pikirannya.
4. Plegmatis
Anak dengan kepribadian ini biasanya memiliki pembawaan yang selalu merasa cukup terhadap
apa yang dimiliki, sederhana, mencari kedamaian dengan lebih banyak diam, tidak mudah
bergaul walaupun sesungguhnya mereka menyukai berada di dekat orang banyak, dan mampu
menyeimbangkan diri mereka sendiri.Bagi orang lain, anak dengan tipe plegmatis terlihat lebih
lamban, namun hal tersebut bukan karena mereka tidak sepintar dan setangkas orang lain,
melainkan namun ini justru karena mereka memiliki penguasaan diri yang baik dan awas
terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka bahkan mampu mengatakan hal yang tepat pada waktu
yang tepat.Pada dasarnya anak dengan tipe ini tidak menyukai resiko dan tantangan, mereka juga
membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap suatu perubahan. Walaupun mereka
cenderung menghindari masalah yang dapat membebankan diri mereka, tetapi mereka dapat
menyelesaikan tugas di bawah tekanan.Anak dengan tipe ini juga merupakan individu yang setia
serta selalu berusaha menghormati keluarga mereka dan membantu orang yang membutuhkan
pertolongan.Dari keempat tipe kepribadian tersebut sebenarnya tidak ada yang lebih baik antara
satu dengan yang lainnya. Seorang anak tetap dapat memiliki sikap-sikap yang ada dalam
kesemua tipe kepribadian di atas, hanya saja akan terdapat salah satu tipe kepribadian yang
sifatnya lebih dominan dalam diri sang anak.Beragam manfaat dapat diperoleh dengan
mengetahui tipe kepribadian apa yang menjadi dominan dalam diri sang anak. Misalnya, kita jadi
dapat menentukan cara mendidik anak dengan tepat sesuai dengan tipe kepribadian dominannya,
membangun pendidikan karakter yang lebih baik kepada sang anak, menemukan solusi tepat
ketika sang anak memiliki suatu permasalahan, menggali potensi yang dimiliki anak, dan
memudahkan proses komunikasi antara orang tua dan anak.Jika orang tua dapat memahami dan
mendampingi anak-anaknya dengan pola asuh yang sesuai dengan kepribadian dominannya,
maka niscaya hubungan antara orang tua dan anak dapat lebih harmonis.
3. PERILAKU BELAJAR
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu,
seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. Perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri siswa dalam
menanggapi dan meresponi setiap kegiatan belajar
mengajar yang terjadi, menunjukkan sikapnya apakah antusias dan
bertanggung jawab atas kesempatan belajar yang diberikan
kepadanya. Perilaku belajar memiliki dua penilaian kualitatif yakni
baik dan buruk tergantung kepada individu yang mengalaminya,
untuk meresponinya dengan baik atau bahkan acuh tak acuh.
Perilaku belajar juga berbicara mengenai cara belajar yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri, sehingga dapat disimpulkan
bahwa perilaku belajar adalah merupakan cara atau tindakan yang
berisi sikap atas pelaksanaan teknik-teknik belajar yang
dilaksanakan individu atau siapapun juga dalam waktu dan situasi
belajar tertentu. Berdasarkan pengertian perilaku belajar di atas, penulis
menyimpulkan bahwa perilaku belajar merupakan suatu sikap siswa yang
menanggapi dan meresponi setiap kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Perilaku belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa itu
paham akan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Siswa yang
paham akan materi pelajaran akan memberikan respon yang baik, Perilaku belajar yang baik
berhubungan dengan beberapa hal, yaitu:
perilaku belajar dalam mengikuti pelajaran, perilaku belajar dalam
mengulangi pelajaran, perilaku belajar dalam membaca buku, perilaku
belajar dalam mengunjungi perpustakaan dan perilaku belajar dalam
menghadapi ujian. Sehingga dapat dijabarkan indikator dari perilaku
belajar adalah sebagai berikut :