Anda di halaman 1dari 17

PROSES PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

Kuni Safingah
Mahasiswi Program Magister PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
e-mail: kunisyafingah@gmail.com

ABSTRACT
The present is often a conflict caused by an immature personality. Many of
us can not understand ourselves. Cultures mimicking negative attitudes indicate
poor personality. Humans are expected to be able to organize and direct the
personality with the right processes and ways. Personality is the nature and
attitude of a person who shows the basic character of man. In general there are
two kinds of personality that is introvert and extrovert. Both types of personality
have advantages and disadvantages of each. Human personality is formed from
several factors such as heredity and enviromental. Educators (family, school,
community) are required to create a good process if you want to have a generation
of noble personality. This research can make the reader understand the meaning of
the real personality.

Keyword: personality, human

ABSTRAK
Masa kini sering terjadi konflik yang disebabkan oleh kepribadian yang
yang belum matang. Banyak diantara kita yang belum dapat memahami diri
sendiri. Budaya meniru sikap negatif mengindikasikan adanya miskin
kepribadian. Manusia diharapkan mampu untuk mengatur dan mengarahkan
kepribadian dengan proses dan cara yang benar. Kepribadian merupakan sifat dan
sikap dari seseorang yang menunjukkan watak dasar dari manusia. Secara umum
ada dua macam kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Kedua jenis
kepribadian tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

1
Kepribadian manusia terbentuk dari beberapa faktor antara lain hereditas dan
enviromental. Pendidik (keluarga, sekolah, masyarakat) dituntut untuk
menciptakan proses yang baik apabila ingin memiliki generasi bangsa yang
berkepribadian mulia. Penelitian ini dapat menyadarkan pembaca untuk
memahami arti dari kepribadian yang sesungguhnya.

Kata kunci: kepribadian, manusia

PENDAHULUAN
Kepribadian merupakan sesuatu hal yang tersurat dan tersirat pada diri
seorang manusia. Kepribadian seorang manusia dipengaruhi oleh banyak aspek.
Kepribadian seorang manusia juga memiliki dampak yang signifikan terhadap
kepuasan dan kebahagiaan seseorang.
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda meskipun,
terkadang memiliki kemiripan ataupun kesamaan. Seperti yang saya sampaikan
tadi, bahwasanya kepribadian manusia beragam disebabkan oleh banyak aspek.
Kepribadian yang cenderung baik ataupun kurang baik tersebut
sebenarnya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Melihat
banyaknya potensi yang dimiliki oleh manusia terutama akal, seharusnya manusia
mampu mengurangi kekurangan dan memupuk kelebihan yang ada pada dirinya.
Pendidikan merupakan bagian yang memiliki porsi cukup banyak terhadap
terbentuknya kepribadian manusia. Pendidikan meliputi pendidikan dalam
kandungan, pendidikan orang tua dan pendidikan formal dan non-formal.
Pendidikan yang tepat akan mewujudkan manusia yang memiliki kepribadian
yang baik.
Pada masa sekarang sering kali ditemukan manusia yang memiliki
kepribadian yang kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan pada dirinya
sendiri ataupun makhluk disekitarnya. Padahal sudah dijelaskan didalam al-
Qur’an bahwasanya manusia memiliki tugas sebagai khalifah dibumi. Bagaimana
jika makhluk yang dijadikan khalifah tersebut ternyata memiliki kepribadian yang
kurang baik?.

2
Memang pengetahuan mengenai kepribadian manusia yang paling valid
hanya Tuhan dan dirinyalah yang mengetahui, namun setidaknya kita
memanfaatkan akal yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita untuk
menyelidiki, mengarahkan dan mewujudkan kepribadian manusia yang
seutuhnya. Terlebih posisi kita sebagai seorang praktisi pendidikan, seharusnya
kita mengetahui apa itu kepribadian dan segala macam pengetahuan mengenai hal
tersebut agar kita mampu memberikan upaya yang tepat untuk menciptakan
generasi bangsa yang memiliki kepribadian yang mulia untuk kemajuan bangsa.
Atas dasar itulah, penulis berargumen bahwa kita sebagai praktisi
pendidikan perlu untuk mengetahui segala informasi mengenai proses
perkembangan kepribadian manusia.

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kepribadian Manusia
Kepribadian didalam bahasa inggris disebut dengan “personality”
berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu prosopon atau persona yang berarti
‘topeng’ yang biasa digunakan dalam pertunjukan teater. Para pemain drama
dalam pementasan teater biasanya menggunakan topeng dan berekspresi sesuai
dengan topeng yang dipakainya.1
Menurut Gordon Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. (Personality is the dynamic
organization within the individual of those psychophysical systems that
determine his unique adjustment to his environment).2
Didalam buku Daniel dan Lawrence dikemukakan bahwa kepribadian
merupakan kualitas psikologis yang memberikan kontribusi terhadap
ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir, dan
perilaku. Enduring disini diartikan bahwa karakteristik kepribadian merupakan

1
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6.
2
Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif,
(Jakarta: Indeks, 2007), hal. 1-2.

3
kualitas yang setidaknya konsisten sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi
dalam kehidupan seseorang.3
Perkembangan kepribadian manusia dinyatakan senantiasa berubah
oleh para ahli. Dibawah ini akan saya paparkan beberapa fase perkembangan
manusia menurut para ahli, antara lain:
1. Allport
Allport menyatakan perkembangan kepribadian manusia dikategorikan
dalam tiga fase perkembangan sebagai berikut:
a. Masa bayi (neonatus)
Pada saat ini, bayi belum memiliki sifat-sifat khusus, yang
muncul hanyalah hasil dari interaksi dengan lingkungan. Pada
masa ini, bayi didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa
sakit dan meningkatkan rasa nikmat. Sebagian dari tingkah laku
bayi dipandang sebagai awal pola kepribadiannya kemudian. Pada
tahun pertama anak telah menunjukkan dengan pasti watak yang
khas. Pada paruh kedua tahun pertama, anak sudah mulai
menampakkan kualitas-kualitas unik yang kiranya menjadi atribut
kepribadiannya yang bersifat tetap.
b. Masa kanak-kanak
Pada masa ini, pengasuhan orang tua dan lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian dimasa
mendatang.
c. Masa dewasa
Pada masa dewasa ini, ditemukan kepribadian yang tingkah
lakunya ditentukan oleh sifat yang sudah terorganisasi secara
harmoni. Pada masa dewasa, faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian manusia adalah kesadarannya terhadap
tujuan hidup selanjutnya. Mereka sudah tidak lagi terlalu terikat

3
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian Teori dan Penelitian, terj. Aliya
Tusyani dkk, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), hal. 10.

4
oleh orang tua maupun lingkungannya. Perilakunya didasarkan atas
kesadaran, kemauan/niat/ motivasi dan pengetahuan.
2. Freud
Freud mengembangan teori kepribadian yang merujuk pada
perkembangan seksual. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:
a Tahap Oral
Tahap oral dimulai dari 0-1 tahun. Pada tahap ini, anak
menjadikan mulut sebagai sumber kenikmatan. Perbuatan seperti
menghisap dan menelan merupakan metode utama untuk
mendapatkan kepuasan. Misalnya seorang anak memasukan jari
kedalam mulutnya.
b Tahap Anal
Tahap ini dimulai dari 1-3 tahun. Anus menjadi sumber
kenikmatan pada masa ini. misalnya yaitu dengan BAB. Pada masa
ini, orang tua harus memulai untuk melatih kebersihan pada anak.
c Tahap Phalllik
Tahap ini terjadi pada usia 4-5 tahun. Anak mulai
memperhatikan alat kemaluannya. Pada masa ini terjadi
perkembangan psikologis, terutama terkait dengan kehidupan
psikososial keluarga atau perilakunya terhadap anak. Anak mulai
berperilaku mementingkan dirinya sendiri dan berorientasi pada
dirinya sendiri.
d Tahap Latensi
Tahap ini dimulai pada usia 6-12 tahun. Tahap ini
merupakan tahap tenang dimana segala sesuatu yang berhubungan
dengan seks dihambat dan ditekan. Pada tahap ini anak
mengembangkan kemampuan mengalihkan dorongan yang tidak
sesuai dengan sesuatu yang lebih baik. misalnya dengan
mengerjakan tugas sekolah dan olahraga.
Anak sudah mulai mengembangkan relasi sosial melalui
perhatian dan pertemanan meskipun hanya terbatas pada teman

5
yang memiliki jenis kelamin sama. Proses identifikasi juga
engalami perluasan yang tidak hanya terbatas pada orang tuanya
namun semua orang yang ada disekitarnya.
e Tahap Genital
Tahap ini kisaran umur 12 atau 13 tahun. Pada tahap ini,
seorang anak mulai masuk pada masa remaja yang ditandai dengan
kematangan organ reproduksi. Anak sudah mulai mencintai orang
lain dan memiliki motif altruis (memperhatikan orang lain).
Pada masa ini anak terdorong untuk berpartisipasi dalam
suatu kegiatan kelompok dan perhatiannya sudah tidak pada
kenikmatan dirinya sendiri akan tetapi pada kehidupan sosial yang
nyata.4
B. Gangguan Kepribadian Manusia
Gangguan kepribadian merupakan pola pengalaman dan perilaku tidak
wajar sehubungan dengan pikiran, pikiran, perasaan, hubungan pribadi, dan
pengendalian dorongan keinginan.5
Karakter seseorang ditampakkan oleh kepribadiannya, yairu pola pikir,
perasaan dan perilaku kebiasaan yang dimilikinya. Apabila sesorang tidak
dapat menyesuaikan diri dengan orang lain atau cenderung antisosial, maka
orang tersebut dapat didiagnosis sebagai orang yang menderita gangguan
kepribadian.6
Mahari menyebutkan terdapat 10 macam gejala gangguan kepribadian
yang diidentifikasi dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders) antara lain:
1. Gangguan antisosial yakni kurangnya penghargaan atas nilai-nilai
moral yang dianut oleh masyarakat. Hal ini ditandai dengan

4
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 34-36.
5
J. Mahari dkk, Kiat Mengatasi Gangguan Kepribadian, (Yogyakarta: Saujana, 2005),
hal. 17.
6
Ibid., hal. 17-18.

6
ketidaksanggupan seseorang untuk hidup bersandingan dengan orang
lain atau mematuhi aturan masyarakat.
2. Gangguan antisosial atau sifat menghindar. Hal ini ditandai dengan
pengindaran secara sosial, rasa tidak setara dengan orang lain, serta
sangat sensitif terhadap kritik.
3. Kondisi psikologis yang tidak stabil yakni kurangnya kesadaran akan
identitas pribadi, sikap yang meledak-ledak dan tidak stabil.
4. Gangguan pola ketergantungan terhadap orang lain, yakni rasa
ketergantungan yang berlebih terhadap orang lain yang ditandai
dengan ketidakmampuan untuk membuat keputusan sendiri dan
kurangnya rasa percaya diri.
5. Sikap gemar berpura-pura, orang ini sering memperlihatkan reaksi
berlebihan terhadap berbagai situasi dan bersikap pura-pura.
6. Gangguan kepribadian yang mendewakan diri sendiri, orang yang
mengalami gangguan ini biasanya menghayalkan keagungan diri
sendiri, kurang berempati terhadap orang lain dan terlalu sensitif
terhadap pendapat orang lain.
7. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dicirikan dengan
mendambakan kesempurnaan berlebih dan terlalu kaku.
8. Gangguan kepribadian berupa rasa takut berlebihan pada sesuatu atau
orang lain. Ditandai dengan rasa tidak percaya, ketakutan tanpa alasan
dan dendam terhadap orang lain.
9. Gangguan kepribadian skizoid. Ditandai dengan variasi emosi yang
terbatas dan dingin terhadap relasi sosial.
10. Gangguan kepribadian skizotipal yakni penyimpangan pola pikir,
keyakinan ganjil, penampilan perilaku dan pemikiran yang tidak
wajar.7
Secara umum manusia dibagi dalam dua jenis kepribadian yaitu
introvert (terbuka) dan ekstrovert (terbuka). Perbedaan mendasar dari introvert
dan ekstrovert dapat dilihat dari cara mereka mendapatkan “energi”. Jadi,

7
Ibid., hal. 19-21.

7
orang introvert ini mendapatkan energi dari dalam diri mereka sendiri,
sedangkan ekstrovert mendapatkan “energi” dari orang-orang di sekeliling
mereka.8
Setiap jenis kepribadian memiliki kelebihan dan kekurangan yang
berbeda satu sama lain. Sudah selayaknya kita memaksimalkan kelebihan dari
masing-masing jenis kepribadian. Seseorang dapat berperilaku seperti topeng
yang sikapnya bisa sewaktu-waktu dapat berubah, akan tetapi disuatu titik
tertentu orang tersebut akan kembali pada kepribadian aslinya.
Gangguan-gangguan kepribadian yang terjadi pada manusia seringkali
disebabkan karena seseorang memaksakan diri untuk menjadi pribadi yang
tidak sesuai dengan dirinya. Menjadi seseorang yang tidak sesuai dengan
dirinya berdampak pada ketidaknyamanan pada diri sendiri yang akhirnya
berujung pada gangguang-gangguan kepribadian. Oleh karena itu, manusia
harus dapat memposisikan diri secara baik agar mampu menjadi manusia yang
memiliki kepribadian yang mulia.
C. Struktur Kepribadian Manusia
Terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai struktur kepribadian
manusia. Adapun beberapa tokoh yang menjelaskan tentang struktur tersebut
antara lain:
a. S. Freud
Menurut S. Freid struktur kepribadian meliputi:
1. Das Es (the id), yaitu aspek biologis
2. Das Ich (the ego), yaitu aspek psikologis
3. Das Ueber Ich (the superego), yaitu aspek sosiologis.9
b. C. G. Jung
Jung tidak membicarakan mengenai kepribadian, akan tetapi
menyampaikan tentang psyche. Jiwa manusia terdiri dari dua alam,
yaitu:

8
http://melodiasence.blogspot.co.id/2013/05/introvert-vs-extrorvert.html diunduh pada
hari Jum’at, 17 Juni 2017 pukul 01.52 WIB.
9
Agus Sujianto, Halem Lubis, Taufiq Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), hal. 59.

8
1. Alam sadar (kesadaran) : penyesuaian terhadap dunia luar.
2. Alam tak sadar (ketidak-sadaran) : penyesuaian terhadap dunia
dalam.10
c. Adler
Menurut Adler terdapat dua dorongan pokok yang
melatarbelakangi perilaku manusia :
1. Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak
mengabdi kepada masyarakat.
2. Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertindak
mengabdi kepada diri sendiri.11
d. Al- Ghazali dkk.
Menurut al-Ghazali dan beberapa tokoh Islam lainnya, struktur
manusia terdiri dari :
1. Jasmani, substansi dari jasmani berupa organisme fisik manusia
yang lebih sempurna dibandingkan makhluk lain, bersifat
lahiriah yang memiliki unsur tanah, udara, api dan air.
2. Rohani, roh ini akan sudah ada sebelum ada dan roh tetap ada
meskipun jasad telah tiada. Substansi dari roh yaitu merupakan
kesempurnaan awal. Roh dapat diartikan sebagi hati nurani atau
mata batin yang berfungsi sebagai pemandu, pengontrol, dan
pengendali nafsu.
3. Nafsu, memiliki dua kekuatan yaitu al-ghadabiyah dan asy
syahwaniyah. Al-ghadabiyah berpotensi untuk menghindari dari
segala sesuatu yang membahayakan, atau disebut dengan
defenci (pertahanan, pembelaan, dan penjagaan). As-
syahwaniyah disebut dengan appetite, yaitu hasrat atau
keinginan atau hawa nafsu yang prinsipnya adalah
kenikmatan.12

10
Ibid., hal. 67.
11
Ibid., hal. 72.
12
Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 85-90.

9
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Manusia
Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan itu
disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia antara lain:
1. Faktor genetik atau hereditas
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh bawaan.
2. Faktor Lingkungan
Alfred Adler dalam bukunya Dede Rahmat Hidayat menjelaskan
bahwa kepribadian dipengaruhi oleh posisi kelahiran dalam keluarga,
situasi sosial, dan pengasuhan. Tokoh lain berpendapat bahwa
kebudayaan dan perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap
kepribadian. Sebagian besar tokoh sependapat bahwa faktor
lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan
kepribadian bahkan, tokoh hereditaspun juga mengakui hal tersebut.
3. Faktor belajar
Beberapa tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia
dipengaruhi oleh bagaimana seseorang belajar.
4. Faktor pengasuhan
Sebagian tokoh psikologi berpendapat bahwa pengasuhan memiliki
peranan yang besar terhadap kepribadian anak. Pengasuhan yang
ditekankan disini yaitu pengasuhan orang tua. Orang tua yang
mengasuh dengan penuh kehangatan, selalu memberikan rasa aman
dan senantiasa memberikan penghargaan kepada anaknya sejak kecil
berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut pada dewasanya nanti.
Penelitian lainnya menunjukkan anak yang tidak dibesarkan
dengan pengasuhan yang saya sampaikan tadi, menyebabkan
seseorang ketika dewasa menjadi cemas dan cenderung memiliki skor
tinggi dalam penentangan, kemarahan, ketidakpatuhan, dan perilaku
bermasalah lainnya.

10
5. Faktor perkembangan
Freud menyatakan bahwa kepribadian dibentuk dan menetap pada
usia 5 tahun dan akan sulit berubah setelah masa tersebut. Banyak
pihak yang menyetujui pernyataan Freud tersebut, akan tetapi diantara
orang yang menyetujui tersebut juga berpendapat bahwa kepribadian
akan tetap berkembang melalui masa kanak-kanak tersebut hingga
sepanjang hayat.
Costa & McCrae kepribadian akan terus berkembang hingga
seseorang mencapai usia 30 tahun. Pada usia tersebut kepribadian
seseorang akan stabil dan relatif tidak berubah.
Mc Adam berpendapat bahwa perkembangan kepribadian pada
masa dewasa dapat dijelaskan dalam tiga tingkat, antara lain:
kecenderungan sifat yang diturunkan, perhatian personal merujuk
kepada perasaan sadar, rencana-rencana, tujuan-tujuan dan narasi
hidup yang berdampak pada pembentukan diri, pencapaian identitas,
dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup.
6. Faktor Kesadaran
Hampir semua teori kepribadian secara implisit dan eksplisit,
menjelaskan proses kesadaran. Kesadaran tersebut digunakan secara
rasional untuk membuat perencanaan dan mengarahkan jalan hidup.
7. Faktor Ketidaksadaran
Para ahli psikologi menemukan bahwa pemikiran dan memori
ditekan ke dalam ketidaksadaran. Ketidaksadaran adalah kekuatan
besar yang mungkin lebih besar dari apa yang dipikirkan.13
D. Faktor yang Menghambat Kepribadian Manusia
Kepribadian seseorang akan terhambat dikarenakan oleh dua faktor,
antara lain:

13
Dede Rahmat Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hal. 6-16.

11
a. Faktor Internal Diri
Perkembangan kepribadian akan mengalami hambatan yang
berasal dari dalam diri seseorang dikarenakan :
1. Individu tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.
Individu yang tidak memiliki tujuan hidup akan terombang
ambing dalam menjalani langkah hidupnya. Sedangkan orang yang
memiliki tujuan hidup yang jelas akan kembali pada tujuan tersebut
meskipun terkadang sebelumnya terdapat rintangan yang
menyulitkan tujuannya dapat terlaksana.
2. Individu kurang termotivasi dalam hidup.
Kurangnya motivasi dalam hidup dapat menyebabkan
rendahnya prestasi yang akan diraih oleh seseorang. Orang yang
memiliki motivasi yang besar akan selalu mengingat tujuan
hidupnya meskipun terkadang mengalami bantu sandungan yang
cukup besar.
3. Individu enggan menelaah diri.
Seperti yang sudah saya jelaskan tadi didepan, pemaksaan
diri kepada kepribadian tertentu akan menyebabkan gangguan-
gangguan pada kepribadian. Oleh karena itu, seseorang harus dapat
menelaah diri atau instrospeksi terhadap diri sendiri.
4. Faktor usia.
Anak kecil atau orang yang sudah lanjut usia biasanya
memiliki kepribadian yang cenderung berubah-ubah.
b. Faktor Eksternal Diri
Hambatan perkembangan kepribadian individu secara eksternal
terjadi diantaranya disebabkan oleh:
1. Tekanan dari tradisi budaya
Seringkali seseorang terpaksa melakukan sesuatu hal
yangsebenarnya tidak sesuai dengan keinginan orang tersebut.
Hanya saja hal itu merupakan suatu tradisi budaya yang dilakukan
oleh lingkungan tempat tinggalnya dan tidak mungkin untuk

12
ditinggalkan. Karena dengan meninggalkan sesuatu hal tersebut
berarti seseorang itu dianggap tidak bisa beradaptasi dengan
lingkungan.
2. Kurangnya penerimaan masyarakat/ sosial terhadap individu.14
Tidak diterimanya seseorang oleh masyarakat disebabkan
karena orang tersebut tidak bisa membaur dengan lingkungan
masyarakat yang ada dan karena tindakan yang tidak sesuai dengan
kebiasaan atau menyalahi norma yang ada didalam masyarakat.
Melihat adanya beberapa hambatan dalam perkembangan
kepribadian, sebenarnya kepribadian tidak mutlak faktor bawaan sejak lahir
akan tetapi merupakan hasil pembelajaran hidup. Kepribadian dapat
dikembangkan ke arah yang lebih baik melalui proses belajar. Seorang yang
memiliki kepribadian yang baik adalah dia yang mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan memiliki kestabilan emosi. Hal tersebut dapat
tercermin dalam:
1. Sikap, perilaku yang bertanggung jawab dan memiliki tingkat kepekaan
sosial yang tinggi.
2. Cenderung mematuhi peraturan, bertindak sesuai dengan norma-norma
yang ada dilingkungannya.
3. Bertindak rasional, suka menolong, bertanggungjawab terhadap tugas
dan kewajiban yang di amanahkan kepadanya.
Menyikapi hambatan kepribadian yang terjadi pada manusia, ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang tersebut agar terhindar
dari hambatan-hambatan tersebut. Berikut upaya yang harus dilakukan oleh
seseorang, antara lain:
1. Memahami diri sendiri, biasakan diri untuk mengikuti kata hati sendiri
dengan muhasabah dan instrospeksi diri. Seseorang boleh mengikuti
perilaku orang lain namun, tetap didasarkan pada prinsip-prinsip
pribadi.

14
Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi
Positif, (Jakarta: Indeks, 2007), hal.10-12.

13
2. Menyesuaikan diri dengan lingkungan. Setiap orang berhak melakukan
apapun yang diinginkan, namun ingatlah ada orang lain disekitar kita.
Sebagai manusia yang terdidik hendaknya kita mampu memberi
kenyamanan kepada orang yang disekitar kita dengan cara
menyesuaikan tindakan kita sesuai lingkungan tempat tinggal sebagai
bukti hormat dan peduli kita terhadap sesama.

SIMPULAN
Kepribadian merupakan sifat dan sikap yang mendasar pada diri
seseorang. Kepribadian merupakan suatu ciri khas yang membedakan satu orang
dengan yang lainnya. Secara umum kepribadian dibagi menjadi dua yaitu
introvert (tenutup) dan ekstrovert (terbuka). Tiap jenis kepribadian tersebut
memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang berbeda.
Menyikapi dua jenis kepribadian tersebut, manusia sebaiknya selalu
berusaha untuk menjadi diri sendiri dengan tetap menghormati orang yang ada
disekitarnya. Baik introvert ataupun ekstrovert, keduanya memiliki kelebihan
masing-masing yang dapat menguntungkan orang yang memiliki kepribadian
tersebut apabila mampu mengatur dan mengembangkannya dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hidayat, Dede Rahmat . 2002. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam
Konseling, Bogor: Ghalia Indonesia

Hutagalung, Inge. 2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju


Pribadi Positif, Jakarta: Indeks

Cervone, Daniel, Pervin, Lawrence A. 2007. Kepribadian Teori dan Penelitian,


terj. Aliya Tusyani dkk, Jakarta: Salemba Humanika.

Sujianto, Agus , Lubis, Halem, Hadi, Taufiq. 2006. Psikologi Kepribadian,


Jakarta : Bumi Aksara

Jaenudin, Ujam . 2012. Psikologi Kepribadian, Bandung: Pustaka Setia

Mahari dkk, J. 2005. Kiat Mengatasi Gangguan Kepribadian, Yogyakarta:


Saujana

Monks, Knoers, Psikologi Pemkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,


terj. Siti Rahayu Haditono, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.
Jurnal
Fitrianti, Eka Indah, Yohanes Kartika Hedianto, “Kebermaknaan Hidup Individu
dengan Gangguan Skizotipal Yang Memiliki Konsep Diri Indigo” dalam Jurnal
Psikologi Udayada, Fakultas Kedokteran, Vol. 3, Nomor 2, 2016.

Primasari, Indira, “General Health Questionnaire-12 (GHQ-12) sebagai


Instrumen Skrining Gangguan Penyesuaian”dalam Jurnal Psikologi, Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia, Vol. 43, Nomor 2, 2016.

15
Widayati, Istania, “Psikologi dan Kepribadian Manusia dalam Al-Qur’an” dalam
Jurnal Rasail, STAI Al-Muhsin, Vol. 1, No. 1, 2016.

Rosidi, Hamim, “Kepribadian dalam Perspektif al-Furqon” dalam Jurnal


Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel,
Vol.02, Nomor 02, 2006.

Zaprulkhan, “Perkembangan Kepribadian Secara Spiritual Secara Spiritual


Perspektif Bediuzzaman Said Nursi”, Jurnal Farabi, STAIN Syaikh
Abdurahman Siddik Bangka-Belitung, Vol. 12 Nomor 1 Juni 2015.

Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap


Pembentukan Kepribadian Anak-Anak” Jurnal Pendidikan Agama Islam -
Ta’lim Vol. 9 No. 1, 2011.

Ningrum, Savi Dia, Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto, “Hubungan Pola
Asuh Otoriter Orang Tua dengan Bullying di Sekolah pada Siswa Smp”
Jurnal Indigonius” , Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
Yogyakarta, Vol. 13, Nomor 1, Mei 2011.

Stanislaus, Sugiyarta, Mohamad Fajar Kurniawan, “Perilaku Pro-Sosial Ditinjau


Dari Tipe Kepribadian Introvert Dan Ekstrovert (Studi Pada Mahasiswa
Psikologi Unnes)”, Jurnal Ilmiah Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang, 1 November 2016.

Afifah, Laili Mi’rojul, I Sanny Prakosa Wardhana, “Pengaruh Tipe Kepribadian


Extrovert-Introvert terhadap Emotional Eating pada Wanita Dewasa Awal”
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga Surabaya Vol. 04 No. 3, Desember 2015.

16
Sadiah, Dewi, “Pengembangan Model Pendidikan Nilai-Nilai Keberagamaan
Dalam Membina Kepribadian Sehat (Studi Deskriptif Analitik Di Madrasah
Aliyah Darul Arqam Garut)” Jurnal Penelitian Pendidikan, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN SGD Bandung Vol. 11, No. 2, Oktober 2010.

Inikah, Siti, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Kecemasan Komunikasi
Terhadap Kepribadian Peserta Didik”, Jurnal Bimbingan Konseling Islam,
Pondok Pesantren Darun Najah Mejobo Kudus, Vol. 6, No. 1, Juni 2015.

Rujukan Web
http://melodiasence.blogspot.co.id/2013/05/introvert-vs-extrorvert.html. Akses
tanggal 17 Juni 2017.

17

Anda mungkin juga menyukai