Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG)


Pengampu: Herlina Mayangsari S.ST

Disusun Oleh:

Faulisma Nurrul Afifah

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG
2012

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan masyarakat
supaya lebih produktif dan efisien, diperlukan teknologi. Pengenalan teknologi
yang telah berkembang di dalam masyarakat adalah teknologi yang telah
dikembangkan secara tradisional, atau yang dikenal dengan "teknologi tepat
guna" atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan
oleh keadaan lingkungan dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan
tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat tersebut. Untuk memperkenalkan
teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu kebutuhan yang
berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis atau propesi kehidupan
masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang
baru bagi masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat
tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern
dan diperkenalkan dengan maksud agar masyarakat yang bersangkutan dapat
merubah kebiasaan tradisional dalam proses pembangunan atau peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Dalam pengembangan sebuah teknologi, prinsip dasar yang harus
diutamakan oleh para pereka-cipta adalah bahwa teknologi yang disampaikan
kepada penguna harus sesederhana mungkin, walaupun proses perekayasaanya
sangat rumit, lama, dan mahal. Teknologi tepat guna yang dikembangkan di
masyarakat juga harus dipilih teknologi yang dapat bertumpu pada sumberdaya
yang ada, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya. Pendeknya
teknologi yang dekat dengan sumberdaya, akrab dengan lingkungan, budaya
dan kondisi masyarakat penggunanya.
Oleh karena itu, Teknologi Tepat Guna (TTG) seharusnya
memunculkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat

2
menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan dan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah, murah serta menghasilkan nilai
tambah baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan hidup. Pendayagunaan
TTG secara optimal akan dapat terwujud bila ada alih teknologi dari pencipta
atau pemilik TTG kepada masyarakat pengguna TTG.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa Teknologi Tepat
Guna (TTG) yang berkaitan dengan ilmu kebidanan yaitu tentang IMD (Inisiasi
Menyusu Dini), pijat bayi (baby massase), dan system kunjungan neonatus.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah isi makalah ini adalah:
1. Apakah latar belakang dari teknologi tepat guna khususnya pada IMD, pijat
bayi, dan system kunjungan neonatus?
2. Apa tujuan dari TTG khususnya tentang IMD, pijat bayi, dan system
kunjungan neonatus?
3. Apakah pengertian dari TTG tentang IMD, pijat bayi, dan system kunjungan
neonatus?
4. Apa manfaat yang diperoleh dari TTG tentang IMD, pijat bayi, dan system
kunjungan neonatus?
5. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari TTG tentang IMD, pijat bayi, dan
system kunjungan neonatus?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar dari teknologi
tepat guna dalam praktik kebidanan, dan memperoleh pengetahuan tentang
teknologi kebidanan tepat guna.

D. Manfaat Penulisan

3
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan / informasi kepada mengenai teknologi yang
berkaitan dengan IMD, pijat bayi, dan system kunjungan neonatus.
2. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai
pengertian dan manfaat dari adanya teknologi tepat guna khususnya yang
berkaitan dengan ilmu kebidanan (IMD, pijat bayi, dan system kunjungan
neonatus)
3. Memberikan pengetahuan langkah-langkah penggunaan atau praktek dari
teknologi tepat guna, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai
dengan kondisinya.

BAB II

4
TEKNOLOGI TEPAT GUNA

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan sistem usaha pembangunan
masyarakat supaya lebih produktif dan efisien, diperlukan
teknologi. Pengenalan teknologi yang telah berkembang di dalam
masyarakat adalah teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional,
atau yang dikenal dengan "teknologi tepat guna" atau teknologi sederhana
dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan
mata pencaharian pokok masyarakat tertentu.
Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Masih banyak masyarakat terutama
masyaraka desa tertinggal yang jauh dari perilaku hidup sehat. Sementara
itu, kesehatan merupakan salah satu variabel pengukuran dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), dan mayoritas masyarakat Indonesia tinggal
di Pedesaan sehingga menjadi hal yang wajar apabila IPM Indonesia masih
bernilai sangat rendah. Kesehatan merupakan aspek penting dan menjadi
salah satu kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat menjadi
salah satu hak yang seharusnya didapatkan oleh semua masyarakat
termasuk masyarakat desa.
Keterbatasan financial menjadi hambatan masyarakat desa dalam
mengakses sarana kesehatan. Selain itu umumnya program ataupun
teknologi kesehatan dari pihak luar kadang kala tidak sesuai dengan
keadaan masyarakat desa serta sulit diterapkan oleh masyarakat desa. Oleh
karena itu perlu adanya Teknologi Tepat Guna (TTG) kesehatan yang dapat
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya.
Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berhubungan dengan kebidanan,
antara lain:

1. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)


Baby friendly atau Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi)
adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF
pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung
inisiasi dan kelanjutan menyusui.. Sejak meluncurkan The Hospital
Initiative Bayi ramah (BFHI) telah berkembang, dengan lebih dari 152
negara di seluruh dunia menerapkan inisiatif yang memiliki dampak yang
terukur dan terbukti, meningkatkan kemungkinan bayi yang ASI
eksklusif selama enam bulan pertama. Salah satu pelaksanaan Baby
Friendly dapat dilakukan dengan memulai memberian ASI secara dini

5
(IMD) dan eksklusif. Yaitu pemberian ASI dimulai segera setelah bayi
lahir, maksimal setengah jam pertama setelah persalinan.

2. Pijat Bayi (Baby Massase)


Banyak ibu-ibu yang mengeluh tentang bayi yang memiliki daya
isap lemah, hal ini biasanya secara klinis ada kelainan yang sedang
diderita oleh bayi tersebut seperti infeksi. Tindakan terhadap bayi seperti
ini tak jarang dianjurkan untuk dirawat karena daya isap yang lemah ini
jika dibiarkan akan menyebabkan bayi ini kekurangan cairan dan
akhirnya kulit serta mata bayi berwarna kuning. Cara yang lebih baik
untuk menambah daya isap bayi tersebut dan tidak memerlukan banyak
biaya adalah dengan melakukan pijat bayi.
Pijat bayi adalah praktek pengasuhan anak kuno yang masih
dipraktekkan di seluruh dunia. Banyak penelitian menunjukan bahwa
pemijatan pada bayi memberikan manfaat sangat besar pada
perkembangan bayi, baik secara fisik maupun secara emosional. Pijat
bayi akan merangsang peningkatkan aktifitas nervus vagus yang akan
menyebabkan penyerapan lebih baik pada system pencernaan sehingga
bayi akan lebih cepat lapar dan ASI akan lebih baik diproduksi. Pengaruh
positif sentuhan pada proses tunbuh kembang anak telah lama dikenal
manusia. Kulit merupakan organ tubuh manusia yang berfungsi sebagai
reseptor terluas yang dimiliki manusia. Sensasi sentuh/raba adalah indera
yang aktif berfungsi sejak dini. Sehingga ini menjadi latar belakang
dilakukannya pijat bayi.

3. Sistem Kunjungan Neonatus


Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui
berbagai upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak
termasuk untuk bayi baru lahir . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru
lahir seperti kunjungan neonatus merupakan salah satu program
kesehatan yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , dan
tumbuh kembang anak.
Periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kurang baiknya penanganan bayi
bayi baru lahir atau neonatus yang sehat akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang dapat mengakibatkan kecacatan seumur hidup,bahkan
kematian (Dewi, 2010).

6
Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%
kematian BBl terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Ambarwati, 2009).
Bayi baru lahir mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk,
sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi kematian.
Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama
kemudian bulan pertama kehidupan (Ambarwati, 2009).
Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan system kunjungan
neonatal, agar bisa mendeteksi sedini mungkin apabila terjadi
kegawatdaruratan pada bayi.

B. TUJUAN
Teknologi Tepat Guna bertujuan untuk meningkatkan sistem usaha
pembangunan masyarakat supaya lebih produktif dan efisien serta
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar terutama dalam
hal kesehatan. Teknologi Tepat Guna (TTG) sendiri, menerapkan metode
yang hemat sumber daya, mudah, dan ramah lingkungan.
Berikut beberapa tujuan dari contoh teknologi tepat guna yang
berhubungan dengan kebidanan:

1. IMD
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) memiliki tujuan agar dapat menekan atau
menurunkan angka kematian bayi dan menjadikan kunci awal dari
keberhasilan Asi Eksklusif. Dalam melakukan IMD ini sangat mudah untuk
diterapkan karena masyarakat sekarang sudah banyak yang mengetahuinya
dengan adanya perkembangan budaya masyarakat.

2. Pijat Bayi
Pijat bayi bertujuan untuk mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang
diantara ibu dan bayi yang merupakan dasar komunikasi untuk memupuk
cinta kasih secara timbal balik , mengurangi kecemasan, meningkatkan
kemampuan fisik serta rasa percaya diri. Pijat bayi tidak mengubah nilai
tradisional karena telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di
Indonesia dan diwariskan secara turun temurun.

3. Sistem Kunjungan Neonatus

7
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin kelainan/ masalah
kesehatan pada neonatus.

C. PENGERTIAN
Teknologi tepat guna adalah yang teknologi yang cocok dengan
kebutuhan masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan. Biasanya dipakai
sebagai istilah untuk teknologi yang tidak terlalu mahal, tidak perlu
perawatan yang rumit, dan penggunaannya ditujukan bagi masyarakat yang
kurang mampu secara ekonomi.
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang didesain dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, etik budaya, sosial, dan ekonomi
bagi komunitas. Ciri-ciri teknologi adalah (1) mudah diterapkan (2) mudah
dimodifikasi (3) untuk kegiatan skala kecil (4) padat karya (5) sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat (6) bersumber dari nilai tradisional (7)
adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Pengertian dari contoh Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berkaitan
dengan kebidanan yaitu:

1. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)


Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan
menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga
bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir
dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau
merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008).
Menurut Dwi Sunar Prasetyono (2009) Inisiasi menyusu dini (IMD)
adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir.
Pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir, maksimal setengah
jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang
penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan ASI atau tidak. Ini
didasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain hormone prolaktin,
hormone prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu
jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu
sendiri segera setelah lahir. Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai
IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah.
Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan
program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan
sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung

8
meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi
ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD
harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh
dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus
berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.

2. Pijat Bayi (Baby Massase)


Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang
paling popular. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam lainnya. Bahkan
diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan di
dunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan kehamilan
dan proses kelahiran manusia (Lee, 2009).
Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan pada bayi dengan terapi
sentuh dengan teknik-teknik tertentu sehingga manfaat pengobatan dan
kesehatan tercapai. Pijat bayi adalah sentuhan dan remasan lembut
dengan ritme tertentu pada tubuh bayi dengan menggunakan tangan.

3. Sistem Kunjungan Neonatus


Sistem kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 0 sampai 28 hari setelah
lahir,baik di fasilitas maupun melalui kunjungan rumah.

D. MANFAAT
Teknologi Tepat Guna memiliki manfaat untuk meningkatkan sistem usaha
pembangunan masyarakat supaya lebih produktif dan efisien
Berikut manfaat dari contoh teknologi tepat guna yang berkaitan dengan
kebidanan:

1. IMD
a. Bayi
1) Kehangatan
Bayi akan terhindar dari hipotermi karena langsung didekap ibu,
serta kedekatan ibu dan bayi lebih terjaga, bayi yang kontak kulit
dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat
dan stabil.
2) Kenyamanan

9
Ternyata bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini lebih jarang
menangis di bandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari
ibunya.
3) Kualitas perlekatan
Di banding bayi yang dipisahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di
lakukan inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut
yang lebih baik pada waktu menyusu.
b. Ibu
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko
terjadinya pendarahan.
Keterikatan kasih sayang antara ibu dan bayi bisa terwujud sejak
janin masih berada didalam kandungan, dan untuk mempereratnya
bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini),
dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar
juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah
kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,dan dekapan ibu
kepada anaknya disaat dilakukan IMD.

2. Pijat Bayi
Manfaat yang diperoleh dari melakukan pijat bayi (baby massase)
adalah:
a. Mampu meningkatan daya tahan tubuh bayi.
b. Membuat bayi tidur lebih nyenyak dan lelap.
c. Meningkatkan kesiagaan untuk mudah balajar sesuatu.
d. Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.
e. Merangsang fungsi pencernaan dan pembuangan sisa-sisa makanan.
f. Meningkatkan kenaikan berat badan.
g. Membuat bayi lebih tenang.
h. Mengurangi kembung dan sakit perut.
i. Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi.

3. Sistem Kunjungan Neonatus


Sistem kunjungan neonatus bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar.
2. Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi
sehingga cepat mendapat pertolongan
3. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui
pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas
hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang.

10
E. KESIMPULAN
Realita menunjukkan bahwa penemuan baru mengenai TTG cukup
pesat, baik ditemukan oleh masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi,
lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan milik pemerintah maupun
swasta. Diakui bahwa masyarakat belum optimal dalam mengakses temuan-
temuan tersebut karena kurangnya usaha penyebaran atau sosialisasi pada
masyarakat.
Adanya Teknologi Tepat Guna Kesehatan diharapkan dapat
menjembatani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hidup sehat.
Maka, perlu kiranya melihat kondisi penerapan Teknologi Tepat Guna,
khususnya bidang kesehatan yang berkembang di masyarakat dan melihat
sejauh mana teknologi tersebut berhasil mewujudkan kondisi masyarakat
yang sehat.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pijat bayi (baby massase), dan system
kunjungan neonatus merupakan beberapa teknologi tepat guna yang
sederhana, murah dan dapat digunakan ketika fasilitas untuk penunjang
kesehatan bayi sangat terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.all about midwifery TEKNOLOGI KESEHATAN TEPAT


GUNA.htm

11
http://www.ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS _ Jurnal Bidan
Diah.htm

http://www.Ex A d'Partera Asuhan Bayi Baru Lahir Berdasarkan Evidence


Based.htm

http://www.healthship dan online store Teknologi Tepat Guna Perawatan

http://www.Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Bounding Attachment _ Tren dan


Isu Keperawatan.htm

http://www.'MIDWIFERY' TEKNOLOGI KEBIDANAN TEPAT GUNA.htm

http://www.Manfaat Memijat Bayi Sangat Luar Biasa _ Ibu dan Balita.htm

http://www.Pijat Bayi _ Yunioktober's Blog.htm

http://www.Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan pada balita _ rhefrianty.htm

http://www.vella wahyuni TEKNOLOGI KEBIDANAN TEPAT GUNA.htm

Prasetyono, D S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : DIVA Press

12

Anda mungkin juga menyukai