Anda di halaman 1dari 12

AKIDAH AKHLAK

“KONSEP KARAKTER PRIBADI MUSLIM”


Nabila Salsabilah Aisyah1, Nursiani Saparuddin2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Dosen Pengasuh: Muhammad Arsyam, S.Pd.I, M.Pd

Abstrak

Tujuan pembentukan karakter pribadi muslim berkaitan dengan pembentukan mental dan
sikap dengan menanamkan nilai-nilai islami dan nilai tradisional yang positif. Mempunyai
akhlak mulia tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap manusia begitu ia dilahirkan, tetapi
memerlukan proses panjang melalui pengasuh dan pendidikan. Pendidikan karakter juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melakukan nilai-nilai tersebut. Baik terhadap Allah SWT, diri sendiri, orang tua, guru,
keluarga, lingkungan, dan maupun kebangsaan sehingga menjadi pribadi manusia insan
kamil. Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya di terapkan pada usia kanak-kanak atau
biasa disebut parah ahli psikologi sebagai usia emas. Karena usia ini terbukti sangat
menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.

Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan


kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial. Kepribadian
tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras tetapi
menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang. Kata pribadi diartikan
sebagai keadaan manusia orang perorangan, atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan
watak perorangan. Dan kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain.

Kata Kunci : Karakter, kepribadian, nilai-nilai.

A. PENDAHULUAN

Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap manusia, baik

manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum kepribadian terdapat dalam diri
setiap individu yang normal. Sedangkan orang yang tidak normal kepribadiannya tidak

tertentu dan tidak dapat diamati secara pasti, walaupun pada dasarnya setiap

kepribadian itu dapat diamati melalui gejala-gejala yang tampak.

Kata pribadi diartikan sebagai keadaan manusia orang perorangan, atau keseluruhan

sifat-sifat yang merupakan watak perorangan. Dan kepribadian adalah sifat hakiki

yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari

orang atau bangsa lain.

Menurut tinjauan buku-buku psikologi, kepribadian berasal dari

kata personare (Yunani), yang berarti menyuarakan melalui alat. Di zaman Yunani

kuno para pemain sandiwara bercakap-cakap atau berdialog menggunakan semacam

penutup muka (topeng) yang dinamakan persona. Dari kata ini kemudian di pindahkan

ke bahasa inggris menjadi Personality (kepribadian).

Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan

dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang

ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban

atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapannya di

dalam memberikan jawaban dan tanggapan.

Jawaban dan tanggapan merupakan perilaku seseorang. Sebagai 2issal, apabila

seorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara dua orang. Keinginan

untuk menyelesaikan perselisihan, keinginan untuk tidak mengacuhkan ataupun

keinginan mempertajam perselisihan tersebut, merupakan kepribadiannya, sedangkan

tindakannya dalam mewujudkan keinginan tersebut merupakan perilakunya. Mungkin

kepribadian dapat diberi batasan sebagaimana dikatakan Theodore M. Newcomb, yaitu

bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki


seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Kepribadian menunjuk pada

organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan

secara khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu

keadaan. Karena kepribadian merupakan abstraksi individu danb kelakuannya

sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut

mempunyai hubungan yang saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kepribadian Muslim
Istilah-istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah :

1. Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau

intelektual.

2. Personality, menurut Wibters Dictionary, adalah :

 Totalitas Karakteristik Kepribadian

 Kelompok yang Terintegrasi dari Konstitusi Tren Perilaku, Kecenderungan,

dan Tindakan

a. Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang

mempunyai sifat berbeda dari orang lainnya.

b. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat mempertahankan

dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and persistance of personality).

Kata kepribadian dalam kamus bahasa Indonesia bermakna sifat hakiki yang

tercermin dalam sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirnya dari orang
lain atau bangsa lain. Dalam bahasa inggris disebut personality yang diterjmahkan dalam

bahasa Indonesia menjadi kepribadaian.

Dari segi etimologi, kepribadian terjemahan dari kata personality (bahasa Inggris)

yang berasal dari bahasa Yunani kuno prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’ yang

biasa dipakai artis dalam teater. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain

yang sering dipakai oleh pemain-pemain yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku,

watak atau pribadi seseorang. Hal ini oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya

dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik, maupun yang

kurang baik.

Dari seluruh definisi yang telah dikemukakan di atas, maka Wetherington

menyimpulkan bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

 Manusia karena keturunannya mula sekali hanya merupakan individu dan

kemudian barulah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan

sosialnya.

 Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara

terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.

 Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang

lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.

 Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan

atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.

 Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan

kapasaitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.


Jadi yang dinamakan kepribadian muslim adalah susunan dan kesatuan unsur-unsur

akal dan jiwa seorang muslim yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari

tiap-tiap orang muslim tersebut.

2. Apa itu Karakter

Kata karakter berarti mengukir sehingga terbentuk sebuah pola. Mempunyai akhlak

mulia tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap manusia begitu ia dilahirkan, tetapi

memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan pendidikan. Dalam istilah bahasa arab

karakter ini mirip dengan akar kata khuluk (akhlak), yaitu proses pengukiran tabiat atau

kebiasaan melakukan hal yang baik. Al-Ghazali menggambarkan bahwa akhlak adalah

tingkah laku seseorang yang berasal dari hati yang baik. Oleh karena itu, pendidikan

karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik sehingga sifat anak sudah

terukir sejak kecil.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai suatu system penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau

kemauan, dan tindakan untuk melakukan niali-nilai tersebut, baik terhadap Allah SWT, diri

sendiri, orang tua, guru, keluarga, sesame, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga

menjadi pribadi manusia insan kamil.

Terdapat Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal yang

dapat dijadikan modul pendidikan karakter. Kesembilan pilar ini adalah (1) cinta Tuhan

dan segenap ciptaanNya, (2) kemandirian dan tanggung jawab, (3) kejujuran/ amanah,

bijaksana, (4) hormat dan santun, (5) dermawan, suka menolong dan gotong royong, (6)

percaya diri, kreatif dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik dan rendah

hati, (9) toleransi, kedamaian, dan kesatuan.


Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang

biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti

sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Sudah

sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan

pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga seyogyanya pendidikan

karakter juga diberikan saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak

play group, Taman KanakKanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Di sinilah peran guru, yang

dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung

tombak di kelas dan di sekolah, yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Apabila

guru yang diharapkan mampu menjadi motor penggerak pendidikan karakter berbasis

agama di sekolah.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian Muslim


Kepribadian di dalam pembentukannya tidak terlepas dari berbagai faktor, baik faktor

yang memang berasal dari dalam dirinya, atau faktor yang datang dari luar. Atau dengan

kata lain, kepribadian yang dimiliki seseorang tidak hanya semata berasal dari dalam

dirinya, melainkan perpaduan dari berbagai faktor luar yang saling terkait antara satu

dengan lainnya. Adanya keterkaitan dari berbagai faktor yang tidak sama terhadap individu

atau masyarakat, pada gilirannya melahirkan pernedaan kepribadian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang,

yaitu:

1. Faktor Psikologis

Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor psikologis, seperti perasaan,

dorongan, dan minat. Sebagai contohnya adalah seseorang yang kondisi

ekonominya lemah atau keluarga miskin, menyebabkan ia menjadi pemalu atau


rendah diri. Prof. Heyman mengemukakan, bahwa dalam diri manusia terdapat tiga

unsur, yaitu :

 Emosionalitas, merupakan unsur yang mempunyai sifat yang didominasi oleh

emosi yang positif, sifat umumnya adalah : kurang respek terhadap orang lain,

perkataan berapi-api, tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung

dan suka berlebih-lebihan.

 Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktiviats gerakan, sifat umum yang tampak

adalah : lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang, dan selalu melindungi

kepentingan orang lemah.

 Fungsi sekunder (proses pengiring), yaitu sifat ynag didominasi oleh kerentanan

perasaan, sifat umum yang tampak : watak tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat

dipercaya.

2. Faktor Budaya (material/non-material)

a. Kebudayaan material yang ada disekitar kita bisa (tidak selalu) membentuk

kepribadian seseorang, dikarenakan adanya kebiasaan untuk berhubungan

dengan benda-benda tersebut, seperti:

 Orang bisa bersifat punktualistis (selalu mengindahkan/tepat waktu)

karena ia mempunyai arloji sehingga setiap saat ia bisa

memperhatikannya.

 Orang bisa menjadi “alim” karena tempat tinggalnya berdekatan dengan

mesjid. Setiap saat ia sembahyang ia selalu melihat orang disekitarnya

pergi ke mesjid dengan berpakaian rapi, sopan, shaleh, takwa, dan

beriman. Lama kelamaan terkenallah ia sebagai orang yang alim dan

shaleh.
b. Kebudayaan non-material (rohaniah) sebagai hasil cipta dan rasa manusia yang

berupa nilai-nilai, norma, ilmu pengetahuan, dan sebagainya sangat besar

pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.

Misalnya seseorang yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah, maka setiap

ia menyikapi sesuatu, tentu menggunakan pandangan Al-Qur’an dan Sunnah.

Sebenarnya faktor kebudayaan ini termasuk pula didalamnya faktor social.

Karena kebudayaan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Perkembangan

dan pembentukan kepribadian pada masing-masing orang tidak dapat

dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana seseorang itu dibesarkan.

Karena setiap kebudayaan mempunyai nilai yang harus dijunjung tinggi oleh

manusia yang hidup dalam kebudayaan tersebut. Mentaati dan mematuhi nilai

dalam kebudayaan itu menjadi kewajiban bagi setiap anggota masyarakat

kebudayaan. Disamping itu harus mempunyai kepribadian yang selaras dengan

kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat.

3. Faktor Lingkungan Alam Fisik

Misalnya orang yang hidup didaerah pegunungan, umumnya sehat dan

pemberani sedangkan yang berasal dari daerah tandus/gersang biasanya keras dan

ulet.

Lingkungan dalam hal ini lingkungan hidup manusia, yaitu segala sesuatu

yang ada disekitar manusia yang berpengaruh terhadap sifat-sifat dan pertumbuhan

manusia yang bersangkutan. Oleh karena itu, lingkungan akan membentuk

kepribadian dan kematangan seseorang.

Alvin L Bertrand seorang Sosiolog menyebutkan minimal ada empat faktor

yang turut mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang yaitu:


a. Keturunan (warisan biologis)

b. Lingkungan tempat

c. Lingkungan social

d. Lingkungan kebudayaan.

Dari keempat faktor di atas, tentunya memiliki kuantitas dan kualitas

berbeda dalam proses sosialisasi terhadap diri seseorang, bahkan proses sosialisasi

itu sendirir bisa jadi memiliki perbedaan pula. Sehingga pada gilirannya

pembentukan kepribadian seseorangpun dimungkinkan terjadinya perbedaan.

4. Kepribadian Muslim sebagai Tujuan Pendidikan Islam


Tujuan atau sasaran atau maksud, dalam bahasa arab dinyatakan

dengan ghayat atau maqasid. Sedangkan dalam bahasa inggris, istilah tujuan

dinyatakan dengan goal atau aim. Secara umum istilah-istilah itu mengandung

pengertian yang sama, yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu,

atau arah, maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktifitas.

Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup

muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar

mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan

beribadah kepada-Nya.

Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah

sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang

berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian

seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang

yang membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola taqwa. Insan kamil artinya
manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal

karena taqwanya kepada Allah SWT.

Tujuan pembentukan kepribadian muslim sendiri adalah agar manusia tidak keluar

dari fitrahnya, yakni bertauhid pada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya

berdasarkan tuntunan yang telah Allah turunkan melalui para Rasul-Nya.

Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-Bayyinah ayat 5 sebagai berikut:

Artinya:

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan demikian ikhlas

menaatinya-Nya semata-mata karena (enjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan

menunaikan zakat dan demikian itulah agaman yang lurus”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian muslim sebagai tujuan

pendidikan Islam yang dimaksud yaitu seseorang yang berperilaku/berkepribadian

sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits agar menjadi

insan kamil.

C. Kesimpulan
Pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam meliputi sikap, sifat, reaksi,

perbuatan, dan perilaku. Pembentukan ini secara relatif menetap pada diri seseorang

yang disertai beberapa pendekatan, yakni pembahasan mengenai tipe kepribadian, tipe

kematangan kesadaran beragama, dan tipe orang-orang beriman. Membentuk


kepribadian dalam pendidikan islam dibutuhkan beberapa langkah-langkah.

Membicarakan kepribadian dalam pendidikan islam, artinya membicarakan cara untuk

menjadi seseorang yang memiliki identitas dari keseluruhan tingkah laku yang

berbasis agama.

Kepribadian muslim yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya baik tingkah

laku luarnya, kegiatan jiwanya maupun falsafah hidupnya dan menunjukkan

pengabdian kepada tuhan dan penyerahan diri kepadanNya dengan disertai beberapa

sifat yang mencerminkan ciri khas sebagai seorang muslim.

Kepribadian muslim merupakan suatu hasil dari proses sepanjang hidup.

Kepribadian muslim tidak terjadi sekaligus, akan tetapi terbentuk melalui proses

kehidupan yang panjang. Oleh sebab itu banyak faktor yang membentuk kepribadian

muslim tersebut.

D. DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, Abdul Aziz. 1995. Psikologi Agama. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Al-Banjani, Ramadhana Rachmat. 2008. Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca

Al-Qur’an. Jogjakarta : Diva Press.

Arifin, M.1994 Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara

Ahyadi, Abdul Aziz. 1995. Psikologi Agama. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Al-Banjani, Ramadhana Rachmat. 2008. Membaca Kepribadian Muslim Seperti Membaca

Al-Qur’an. Jogjakarta : Diva Press.

226448-pembentukan-karakter-pribadi-muslim-stud-a7f2816d.pdf

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214121130159.pdf

Arifin, M.1994 Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara

Jalaluddin dan Usaman Said, 1999. Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai