Anda di halaman 1dari 15

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MANUSIA MUSLIM

DAN PEMBENTUKANNYA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 13

Mawar Kurniata Sari (2120203054)

Dosen Pengampuh :

Dr. Febriyanti, S.Ag.,M.Pd.

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, karunia serta limpahan-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kepribadian Muslim”, yang
alhamdulillah bisa kami selesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian kepribadian


muslim, fitrah sebagai dasar kepribadian muslim, faktor-faktor yang
mempengaruhi serta kepribadian muslim sebagai tujuan pendidikan Islam.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari Dosen Filsafat
Pendidikan Islam. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi dan
tambahan pengetahuan kepada kita semua tentang Kepribadian Muslim.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap
manusia, baik manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum
kepribadian terdapat dalam diri setiap individu yang normal. Sedangkan
orang yang tidak normal kepribadiannya tidak tertentu dan tidak dapat
diamati secara pasti, walaupun pada dasarnya setiap kepribadian itu
dapat diamati melalui gejala-gejala yang tampak.

Kata pribadi diartikan sebagai keadaan manusia orang


perorangan, atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak
perorangan. Dan kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang
atau bangsa lain. (Anton,1989)

Menurut tinjauan buku-buku psikologi, kepribadian berasal dari


kata personare (Yunani), yang berarti menyuarakan melalui alat. Di
zaman Yunani kuno para pemain sandiwara bercakap-cakap atau
berdialog menggunakan semacam penutup muka (topeng) yang
dinamakan persona. Dari kata ini kemudian di pindahkan ke bahasa
inggris menjadi Personality (kepribadian).(Dr.Jalalludin & Drs.Usman
Said,1999)

Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia


dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan
latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan
kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia
terhadap suatu keadaan, akan tetapi justru pada kesiapannya di dalam
memberikan jawaban dan tanggapan.

Jawaban dan tanggapan merupakan perilaku seseorang. Sebagai


misal, apabila seorang harus menyelesaikan perselisihan yang terjadi
antara dua orang. Keinginan untuk menyelesaikan perselisihan,
keinginan untuk tidak mengacuhkan ataupun keinginan mempertajam
perselisihan tersebut, merupakan kepribadiannya, sedangkan
tindakannya dalam mewujudkan keinginan tersebut merupakan
perilakunya. Mungkin kepribadian dapat diberi batasan sebagaimana
dikatakan Theodore M. Newcomb, yaitu bahwa kepribadian merupakan
organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai
latar belakang terhadap perilaku.(Theodore,1950)
Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang
untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan secara khususnya
apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu
keadaan. Karena kepribadian merupakan abstraksi individu danb
kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan,
maka ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya.(Robert Sutherland (dkk))
B. PEMBAHASAN
A. Pembentukan Kepribadian Muslim
1. Pengertian Kepribadian

Dari segi etimologi, kepribadian merupakan terjemahan dari


kata personality (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa
Yunani Kuno, yaitu prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’
yang biasa dipakai artis dalam teater sebagai tutup muka untuk
menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.[1]

Carl Gustav Jung mengatakan, bahwa kepribadian merupakan


wujud pernyataan kejiwaan yang yang ditampilkan seseorang dalam
kehidupannya.[2]

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,


kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang
atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.
[3]

Kepribadian sebagai sosok menyeluruh dari kehidupan lahir


dan batin seseorang yang tercermin dalam sikap perilakunya sebgai
inividu. Kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan
secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang
berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat
yang dalam prosesnya selalu mengalami perubahan dan
perkembangan.[4]

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa kepribadian


adalah sifat hakiki yang ada dalam diri seseorang yang bersifat
psikofisik dalam interaksinya terhadap lingkungan dan
menunjukkan ciri-ciri yang khas sehingga berbeda dari individu
lainnya.

2. Kepribadian Muslim

Kepribadian muslim akan dapat dibentuk dengan pendidikan


Islam. Pendidikan Islam akan sulit dicapai jika tidak disertai dengan
pengajaran Islam. Sedangkan pengajaran Islam tidak akan ada
artinya jika tidak dapat mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu
kepribadian Muslim.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah
proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.[5] Sedangkan, Islam berpegang teguh kepada nilai
Ilahiyah, yakni Al-Qur’an dan Hadits.

Sehingga, pendidikan Islam adalah proses pembentukan


kepribadian individu sesuai dengan nilai Ilahiyah, sehingga individu
yang bersangkutan dapat mencerminkan kepribadian muslim, yang
berakhlak al-Karimah.[6]

Kepribadian dalam pendidikan Islam adalah identitas yang


dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku
yang bersandar pada ajaran Islam, baik yang ditampilkan dalam
tingkah laku secara lahir maupun sikap batinnya. Kepribadian dalam
pendidikan Islam tidak hanya mendeskripsikan tingkah laku, tetapi
juga berusaha menilai baik buruknya dan merupakan integrasi
sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah
laku.[7]

Jadi, kepribadian muslim adalah kepribadian seseorang yang


sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yang patuh dan berserah diri
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Tujuan Pembentukan Kepribadian Muslim

Adapun tujuan yang diharapkan sebagai berikut:[8]

a. Dapat menyesuaikan perilaku dengan lingkungan,


b. Memiliki sifat terpuji,
c. Memiliki sikap bersemangat dalam beribadah,
d. Mampu memberi teladan yang baik dalam berinteraksi,
e. Mampu menjadi insane yang bernuansa Islami,
f. Menjauhi prasangka buruk,
g. Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah,
h. Mewujudkan manusia yang dikehendaki ajaran agama Islam,
i. Mempunyai tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai
tujuan akhir yang lebih baik.
Jadi, secara keseluruhan pembentukan kepribadian muslim
bermuara pada totalitas kepada Allah untuk menjadi manusia yang
lebih baik.

4. Pembagian kepribadian muslim

Kepribadian muslim dibagi menjadi dua, yakni kepribadian


orang per orang (individu) dan kepribadian kelompok (ummah).[9]
Kepribadian individu meliputi ciri khas seseorang dalam sikap dan
tingkah laku, serta kemampuan intelektual yang dimilikinya. Karena
adanya unsur kepribadian yang dimiliki masing-masing, maka
sebagai individu seorang muslim akan menampilkan ciri khasnya
masing-masing.

Sedangkan pembentukan kepribadian muslim sebagai


ummah, adalah pembentukan kepribadian yang diarahkan kepada
pengingkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor
ajar (lingkungan), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.

B. Pola atau Corak, Aspek, dan Tenaga Pembentukan Kepribadian Islami

1. Corak Pembentukan Kepribadian

Ada tiga aspek pokok yang menjadi corak khusus bagi seorang muslim
menurut ajaran Islam, yaitu:[10]

a. Adanya wahyu Tuhan yang memberikan kewajiban kepada


manusia muslim untuk melaksanakan tugasnya yang berkaitan
dengan Tuhan maupun masyarakat.

b. Praktik ibadah yang harus dilakukan dengan aturan-aturan yang


pasti dan teliti. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk
memperkuat tali persaudaraan dengan sesamanya dan akan
menjadikan kelompok yang terorganisir.

c. Konsepsi Islam tentang alam yang menggambarkan penciptaan


manusia secara harmonis dan seimbang dibawah perlindungan
Tuhan.
Atas dasar ajaran ini, maka pribadi muslim bukanlah pribadi
yang egoistis. Akan tetapi, seorang pribadi yang penuh dengan sifat-
sifat pengabdian baik kepada Tuhan maupun kepada sesamanya.

2. Aspek-Aspek Kepribadian

Pada garis besarnya, aspek-aspek kepribdian itu dapat digolongkan


dalam tiga hal, yakni:[11]

a. Aspek-aspek kejasmanian

Meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan


dari luar, misalnya cara-caranya berbuat, cara-caranya berbicara,
dan sebagainya.

b. Aspek-aspek kejiwaan

Meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dan


ketahuan dari luar,misalnya cara berpikir, sikap, dan minat.

c. Aspek-aspek kerohanian yang luhur

Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu


filsafat hidup kepercayaan, meliputi sistem nilai yang telah
meresap dalam kepribadian dan mencari ciri bagi kualitas
keseluruhan individu.

3. Tenaga-Tenaga Kepribadian

Aspek-aspek kepribadian, belum cukup untuk memberi


gambaran mengenai kepribadian-kepribadian. Terlebih lagi mengenai
perkembangannya. Maka dibutuhkan pula bagian-bagian kepribadian
yang dinamis, yaitu tenaga-tenaga kepribadian.[1

a. Tenaga-tenaga kejasmanian

Meliputi seluruh tenaga-tenaga yang bersumber pada tubuh,


misalnya tenaga-tenaga yang bersumber pada bekerjanya kelenjar-
kelenjar,peredaran darah, alat-alat pernapasan, syaraf, dan
sebagainya.
b. Tenaga-tenaga kejiwaan

Terdiri atas karsa, rasa, dan cipta. Dapat juga dibagi


atas syahwat, marah, dan akal pikiran.

 Karsa

Meliputi tenaga-tenaga yang merupakan sumber


pendorong dari suatu kegiatan. Termasuk di dalamnya
doronga-dorongan nafsu, keinginan-keinginan, hasrat hawa
nafsu, dan kemauan.

 Rasa

Teanga-tenaga ini memberi sifat pada kegiatan-kegiatan


berupa keharusan, kesenangan-kesenangan, ketidaksenangan,
dan sebagainya.

 Cipta

Meliputi tenaga-tenaga yang dapat menciptakan


sesuatu, dapat memecahkan persoalan-persoalan, dapat
mencari jalan-jalan yang tepat untuk suatu kegiatan. Biasanya
disebut dengan akal pikiran.

c. Tenaga Kerohanian yang Luhur

Tenaga ini memungkinkan seseorang berhubungan


dengan hal yang gaib. Memungkinkan manusia berhubungan
dengan Yang Maha Agung.

Jadi, dapat disimpulkan hubungan antara aspek-aspek


kepribadian dengan tenaga-tenaga kepribadian adalah:

 Aspek-aspek kejasmanian, dipengaruhi dan dibentuk oleh


tenaga-tenaga kejasmanian.
 Aspek-aspek kejiwaan, dipengaruhi dan dibentuk oleh
tenaga-tenaga kejiwaan.
 Aspek-spek kerohanian yang luhur, dipengaruhi dan
dibentuk oleh tenaga-tenaga kerohanian yang luhur.
Faktor-Faktor Pengaruh Pembentukan Kepribadian

Pembentukan kepribadian dalam diri manusia dipengaruhi


oleh tiga faktor, yaitu:[13]

1. Faktor Gen atau Keturunan

Manusia itu pada dasarnya sama. Tidak ada manusia


yang dilahirkan sebagai orang yang mulia atau hina. Tetapi
dikarenakan dilahirkan dari keturunan yang berbeda, otomatis
gen yang ada pada diri individu manusia itu pun berbeda.
Disinilah adanya pengaruh pembentukan kepribadian manusia
yang berbeda.

Faktor gen atau keturunan ini meliputi:

 Akal dan pikiran


 Sifat, sikap, dan perbuatan
2. Faktor Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh


anak. Ibu dan ayah adalah masuia dewasa pertama yang jadi
panutan bagi anak, kepada ibu anak belajar kasih sayang dan
kepada ayah anak belajar tanggung jawab dan kepemimpinan.

Dengan telinga dan matanya, anak belajar menyerap


fakta dan informasi.semakin banyak terekam, itulah yang paling
mudah ditirunya. Bagai kertas putih, orang tua merupakan orang
pertama yang memberi coretan dan warnanya. Dasar-dasar
pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup banyak
tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya.[14]

Terdapat beberapa sabda Rasulullah dengan beberapa


riwayat dari para sahabat yang berbeda matannya. Salah satu
sabdanya sebagai berikut:[15]

“Tiap-tiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka ibu


bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama
Yahudi, Nasrani dan Majusi.”
3. Faktor Lingkungan

Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil


perpaduan dari berbagai faktor yang saling terkait satu dengan
yang lainnya.

Secara kodrat, manusia adalah makhluk individu dan


makhluk sosial. Dengan predikat makhluk sosial, manusia
selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain. Manusia
tidak dapat hidup layak, tanpa berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.[16]

Sebagai makhluk sosial yang terus berinteraksi dengan


lingkungan maupun masyarakat disekitarnya, tentu hal ini akan
menjadi faktor pembentukan kepribadian manusia, sebab antara
masyarakat maupun lingkungan sekitar akan mempunyai
hubungan yang erat terhadap sistem nilai yang dianut. Sistem
nilai yang dianut inilah yang juga akan berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian manusia.

D. Proses dan Langkah-Langkah Pembentukan


Kepribadian

Pembentukan kepribadian berlangsung secara


berangsur-angsur. Oleh karena itu, pembentukan kepribadian
merupakan suatu proses. Akhir dari perkembangan itu jika
berlangsung dengan baik, maka akan menghasilkan suatu
kepribadian yang harmonis. Kepribadian yang harmonis dapat
dikenal denan adanya keseimbangan antara peran individu dengan
lingkungan sekitarnya.

a) Proses pembentukan kepribadian terdiri atas tiga taraf,


yaitu:[17]

1) Pembiasaan

Membentuk aspek jasmani dari kepribadian, atau memberi


kecakapan berbuat atau mengucapkan sesuatu.

2) Pembentukan pengertian, minat, dan sikap


Pada tahap ini, diberikan pengertian atau pengetahuan
tentang pekerjaan yang dilakukan dan diucapkan serta ditanamkan
pula dasar-dasar kesusilaan yang erat hubungannya dengan
kepercayaan dengan menggunakan tenaga-tenaga kejiwaan karsa,
rasa, dan cipta.

3) Pembentukan kerohanian yang luhur

Pada tahap ini, pendidikannya dapat dilakukan dengan cara


menanamkan kepercayaan yang terdiri atas:

a. Iman kepada Allah.

b. Iman kepada Malaikat.

c. Iman kepada Nabi dan Rasul.

d. Iman kepada kitab-kitab Allah.

e. Iman kepada hari akhir.

f. Iman kepada Qadha dan Qadar.

b) Trik atau Langkah-Langkah Membentuk Kepribadian


Muslim

Adapun trik atau langkah-langkah untuk membentuk


kepribadian muslim, sebagai berikut:[18]

Kepribadian individu

§ Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan


ketuhanan, misalnya dengan melaksanakan ibadah

§ Senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah

§ Selalu menyampaikan kebenaran

§ Istiqomah

§ Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai


tujuan akhir yang lebih baik
Kepribadian ummah

1. Pembentukan nilai dalam keluarga

§ Memberi bimbingan untuk berbuat baik kepada orang tua

§ Memelihara anak dengan kasih sayang

§ Memberi tuntunan akhlak kepada anggota keluarga

§ Membiasakan untuk menghargai peraturan dalam rumah

§ Memenuhi kewajiban dalam keluarga

2. Pembentukan nilai dalam hubungan sosial

§ Melatih diri tidak berbuat keji dan tercela

§ Menggalakkan perbuatan terpuji

§ Membina hubungan menurut tata tertib, seperti berlaku


sopan izin ketika hendak masuk rumah , dan lain-lain.

3. Membentuk nilai Islam dalam kehidupan berbangsa

§ Pejabat negara menerapkan prinsip musyawarah, adil,


jujur, dan tanggung jawab

§ Masyarakat wajib taat peraturan, menjaga keharmonisan


hidup bangsa

4. Pembentukan nilai Islam dalam hubungan dengan


Tuhan

§ Senantiasa beriman kepada Allah

§ Bersyukur atas segala nikmat

§ Berdo’a dan mengagungkan-Nya

§ Menggantungkan segala niat karena-Nya

Anda mungkin juga menyukai