Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM

TENTANG

KEPRIBADIAN DAN INDIVIDUALITAS


KATA PENGANTAR

ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIIN

Segala puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kepribadian dan Individualitas"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Psikologi Umum.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Maryam Lubis, M.Pd.I selaku guru
Mata Pelajaran Psikologi Umum. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Panyabungan, 16 November 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Pengertian kepribadian....................................................................................................2

B. Karakterstik kepribadian.................................................................................................3

C. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan pola kepribadian........................................5

BAB III PENUTUP....................................................................................................................6

A. Kesimpulan.....................................................................................................................6

B. Saran................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bung Karno sebagai salah satu bapak pendiri bangsa (founding fathers)dalam
berbagai kesempatan mengingatkan bangsa Indonesia akan pentingnya
Nation andcharacter building. Pembangunan watak bangsa sangat diperlukan
mengingat bangsaIndonesia sangat heterogen dan memiliki kemajemukan, tidak hany
a bersifat horizontal tetapi juga bercorak vertikal. Dengan karakter yang tangguh,
bangsa Indonesiaakandapat berdiri sejajar dengan bangsa lain, bahkan bukan tidak
mungkin dapat melampauikemajuan bangsa lain.

Cita-cita mulia sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri


bangsa,yaitumewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur, bukanlah impian kosong. Cita -cita mulia ini memberi dorongan kepada
bangsa Indonesia untuk
mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD1945,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut serta dalammewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi,dan keadilan sosial

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peerta didik


agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia,ehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratiserta bertanggung jawab. Berdasarkan Fungsi dan tujuan pendidikan nasion
al, jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang, termasuk disekolah harus diselenggarakan
secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kepribadian
2. Karakteristik kepribadian
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pola kepribadian

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kepribadian
Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-kuno
prosopon atau persona yang artinya “topeng”, yang biasa dipakai artis dalam teater.
Jadi, konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah
laku yang ditampakkan pada lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang diinginkan
agar dapat ditangkap oleh lingkungan social (Alwisol., 2009).1

Secara sederhana, kepribadian merupakan gambaran seseorang dengan


merujuk pada prilaku secara keseluruhan, baik secara lahir, maupun secara batin
Namun demikian, gambaran tersebut masih perlu pembahasan yang lebih luas dan
mendalam, sebab banyak istilah istilah yang dianggap cocok digunakan, dan dianggap
lebih refresentatif tentang gambaran individu. Diantaranya adalah individuality,
personality, dan mentality. Individualiti adalah menggambarkan kepribadian
berdasarkan ciri-cirikhas seseorang, hingga dengan ciri khas tersebut ia dapat
dibedakan dari orang lain, sementara personality adalah penampilan keseluruhan
sikap dan tingkahlaku seseorang, baik lahiriyah maupun batiniyah, sedangkan
mentality adalah penampilan dan sikap tingkah laku khas seseorang, kaitannya
dengan intelektual seseorang. (Ramayulis: 2010).
Seiring dengan beragamnya istilah-istilah yang ada kemiripan tersebut, dalam
Bahasa Arab juga demikian. Seperti istilah huwwiyah, aniyyah, dzatiyyah, nafsiyyah,
khuluqiyyah dan syakhshiyyah, namun (Abdul Mujib, 2006), lebih memilih istilah
khuluqiyah, karena kata tersebut mencerminkan keseluruhan prilaku manusia lahir
batin.
Menyikapi berbagai istilah tersebut, penulis berpendapat bahwa personality
adalah kata yang identik dengan syakshiyah, sedangkan khuluqiyah adalah istilah
yang secara khusus digunakan untuk personality secara khusus dalam Islam. Sebab
syakhshiyah atau personality digunakan adalah kata umum yang digunakan oleh
berbagai budaya dan adat, sedangkan khuluqiyah adalah kata khusus dalam Islam
yang bersumber kepada sumber ajaran Islam.
Personality, berasal dari kata persona, merujuk pada pengertian topeng yang
biasa digunakan oleh para pemain sandiwara di zaman Romawi, Secara umum, ada
1
Aan Ansori, 2020, Kepribadian dan Emosi, (Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara, Vol1, No.1), h.43

2
yang mendefinisikan kepribadian dengan menunjuk pada bagaimana individu tampil
dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.secara umum definisi tersebut
adalah lemah, karena hanya menilai prilaku yang dapat diamati saja dan tidak
mengabaikan bahwa ciri-ciri tersebut bias berubah, tergantung pda situasi sekitarnya,
selain itu bersifat evaluative (menilai), bagaimanapun kepribadian itu tidak dapat
dinilai baik atau buruk, karena bersifat netral (Suryabrata, 2003).
Dalam kamus psikologi chaplin mencatat beberapa definisi personality
menurut para ahli, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh G. Allport.
Menurutnya, personality (kepribadian) adalah organisasi dinamis dalam individu,
terdiri dari system-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan fikirannya
secara karakteristik. Selain itu, Adler berpendapat bahwa personality (kepribadian)
adalah gaya hidup individu, atau cara yang karakteristik mereaksinya seseorang
terhadap masalah-masalah hidup termasuk tujuan-tujuan hidupp. (Chaplin, 1999).
Secara umum istilah kepribadian menunjuk kepada keseluruhan tingkah laku
individu yang dilakukan secara inten dan konsistens dalam beraksi dan berinteraksi
dengan lingkuangannya, yang memberi kesan tertentu bagi individu lain yang
berinteraksi dengannya. Kepribadian tersebut memberikan ciri khas yang
membedakannya dengan manusia yang lain, sehingga manusia dikatakan sebagai
makhluk yang memiliki k epribadian, Dengan demikian, kepribadian merupakan khas
bagi manusia, tanpa kepribadian berarti bukan manusia. (Harja Sumarna, 2004).2

B. Karakterstik kepribadian
Setiap kepribadian selalu memiliki karakteristik berbeda, tidak semua individu
mampu menampilkan secara wajar, normal, atau sehat banyak diantaranya mengalami
secara tidak sehat. Menurut Hurlock dalam Yusuf & Nurihsan (2008: 12)
mengemukakan bahwa krakterisrik penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang
sehat (healthy personality) ditandai dengan :3
1. Mampu menilai diri secara realistik, individu yang kepribadianya sehat mampu
menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun kelemahannya menyangkut fisik
(postur tubuh, wajah, keutuhan, dan kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan
ketrampilan).

2
Hafid Rustiawan, 2021, Potensi Kepribadian ( Faktor Essoteris Pembentukan Kepribadian,
(Tazkiyya: Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan, Vol.22, No.1), h.25-27
3
Mahmudatuk Himma dan Muhamad Muwidha, 2019, Analisis Pengaruh Faktor Karakteristik
Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan, (Adbis, Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol13, No.2), h.158-159

3
2. Mampu menilai situasi secara realistik. Individu dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerimanya secara
wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi. Kehidupan itu sebagai suatu yang harus
sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. Individu dapat menilai
prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistik dan reaksinya secara
rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami “superiority
complex”, apabila memproleh prestasi yang tinggi, atau kesuksesan dalam
hidupnya. Apabila mengalami kegagalan, dia tidak mereakisnya dengan frustasi,
tetapi dengan sikap potimistik (penuh harapan).
4. Menerima tanggung jawab. Individu sehat adalah individu yang beranggung
jawab. Diamemiliki keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah
– masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian (autonomy). Individu memiliki sifat mandiri dalam cara berpikir dan
bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri
serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia dapat
menghadapi situasi frustasi, depresi atau stress secara positif atau konstruktif,
tidak destruktif (merusak).
7. Berorientasi tujuan. Setiap orang mempunyai tujuan yang ingin dicapainya.
Namun, dalam merumuskan tujuan itu ada yang realistik dan ada yang tidak
realistik. Individu yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan tujuannya
berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari
luar. Dia berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara mengembangkan
kepribadian (wawasan) dan ketrampilan.
8. Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar (ekstrovert).
Dia bersifat respek (hormat), empati terhadap orang lain mempunyai kepedulian
terhadap situasi, atau masalah – masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel
dalam berpikir. Barrat Leonard mengemukakan sifat –sifat individu dan menilai
orang lain seperti menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya sendiri,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, dan tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan tidak mengorbankan orang
lain karena kekecewaan dirinya.

4
9. Penerimaan sosial. Individu dinilai positif oleh orang lain mau berpartisipasi aktif
dalam kegiatan sosial, dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan
orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup. Dia mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan.
Kebahagiaan didukung oleh faktor – faktor achievement (pencapaian prestasi),
acceptance (penerimaan dari orang lain), dan affection (perasaan dicintai atau
disayangi orang lain).

C. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan pola kepribadian


Dahulu orang beranggapan bahwa pola kepribadian yang dimiliki anak
merupakan produk heriditas dan anak merupakan ”sepotong kecil dari balok kayu
tua” (a chip of the old block). Sekarang terdapat banyak bukti bahwa pola kepribadian
merupakan hasil pengaruh hereditas dan lingkungan. Thomas dan kawan-kawan
menyatakan ”kepribadian dibentuk oleh tim peramen dan lingkungan yang terus
menerus saling mempengaruhi”. Mereka selanjutnya menerangkan bahwa jika kedua
pengaruh itu harmonis, orang dapat mengharap perkembangan anak yang sehat, jika
tidak harmonis masalah perilaku hamper pasti akan muncul.
Studi mengenai perkembangan pola kepribadian telah berhasil
mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian
anak: faktor bawaan, pengalaman awal dalam keluarga, dan pengalaman-pengalaman
dalam kehidupan selanjutnya. Pola tersebut sangat erat hubungannya dengan
kematangan ciri fisik dan mental. Ciri-ciri ini menjadi landasan bagi struktur pola
kepribadian yang dibangun melalui pengalaman belajar.
Melalui proses belajar, sikap terhadap diri dan metode khas untuk menanggapi
orang dan situasi, sifat-sifat kepribadian tersebut didapatkan melalui pengulangan dan
kepuasan yang diberikannya. Pengalaman belajar diperoleh dari berbagai lingkungan
di antaranya lingkungan sekolah.4

4
Aries Fitriani, 2011, Pendekatan “Empat P” Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran,
(Cendekia, Vol.9, No.1), h.51

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Secara umum istilah kepribadian menunjuk kepada keseluruhan tingkah laku
individu yang dilakukan secara inten dan konsistens dalam beraksi dan
berinteraksi dengan lingkuangannya, yang memberi kesan tertentu bagi individu
lain yang berinteraksi dengannya.
2. Menurut Hurlock dalam Yusuf & Nurihsan (2008: 12) karakteristik keperibadian
sebagai berikut:
a. Mampu menilai diri secara realistic
b. Mampu menilai situasi secara realistic
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic
d. Menerima tanggung jawab
e. Kemandirian (autonomy)
f. Dapat mengontrol emosi
g. Berorientasi tujuan
h. Berorientasi keluar
i. Penerima sosial
j. Memiliki filsafat hidup
k. Berbahagia
3. Ada tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian anak:
a. faktor bawaan
b. Pengalaman awal dalam keluarga
c. Pengalaman-pengalaman dalam kehidupan selanjutnya.

B. Saran
Dengan adanya uraian diatas disarankan kepada kita semua agar dapat
memahami bagaimana itu yang dimaksud kepribadian seseorang itu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ansori Aan. 2020. Kepribadian dan Emosi. (Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara. Vol1.
No.1). h.43

Rustiawan Hafid. 2021. Potensi Kepribadian ( Faktor Essoteris Pembentukan Kepribadian.


(Tazkiyya: Jurnal Keislaman. Kemasyarakatan dan Kebudayaan. Vol.22. No.1)
Himma Mahmudatul dan Muhamad Muwidha. 2019. Analisis Pengaruh Faktor Karakteristik
Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan. (Adbis, Jurnal Administrasi dan Bisnis.
Vol13. No.2). h.158-159

Fitriani Aries. 2011. Pendekatan “Empat P” Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran.
(Cendekia. Vol.9. No.1)

Anda mungkin juga menyukai