Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang berjiwa, dan kenyataan ini kiranya tidak
ada yang membantah, dan kehidupan kejiwaan itu direfleksikan dalam perilaku,
aktivitas manusia.Sudah sejak dari dahulu kala para ahli telah membicarakan
masalah ini, antara lain oleh Plato, Aristoteles, sebagai ahli-ahli pikir pada masa
itu yang telah membicarakan mengenai soal jiwa ini. Kalau manusia mengadakan
introspeksi kepada jiwa masing-masing, memang dapat dimengerti bahwa dalam
jiwanya atau dirinya, manusia merasa senang kalau melihat sesuatu yang indah,
berfikir kalau mengahadapi masalah, ingin membeli sesuatu kalau membutuhkan
barang, semua ini memberikan gambaran bahwa dalam diri manusia berlangsung
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas kejiwaan.

Dari paparan singkat di atas bahwa manusia tidaklah dapat lepas dari
lingkungannya. Manusia akan selalu menerima rangsang atau stimulus dari
lingkunganya. Namun ini tidak berarti bahwa stimulus hanya datang dari luar diri
individu itu, sebab stimulus juga dapat berasal dari dalam individu itu
sendiri.Adapun yang dimaksud dengan stimulus adalah segala sesuatu yang
mengnai reseptor, dan menyebabkan aktifnya organisme.Ini berarti bahwa segala
sesuatu yang mengenai reseptor menyebabkan reseptor aktif, dan ini
menyebabkan organisme itu aktif.Karena itu stimulus dapat datang dari dalam dan
datang dari luar organisme yang bersangkutan.

Tanggapan atau bayangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah kita
amati atau kenali. Atau dapat juga diartikan mengingat kembali sesuatu yang
pernah kita amati dan alami.

Mengingat bahwa tanggapan adalah salah satu materi yang perlu kita pelajari
dalam Ilmu Psikologi maka dari itu kita perlu memperinci apa pengertian
tanggapan,a pa saja macam pembagian dari tanggapan itu, dan apa saja tipe-tipe
tanggapan dansegala sesuatu yang berkaitan dengan tanggapan seperti reproduksi
dan asosiasi jugaakan dijelaskan dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bayangan?
2. Apa saja macam-macam bayangan?
3. Apa yang dimaksud dengan halusinasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan asosiasi dan reproduksi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bayangan.
2. Untuk mengetahui macam-macam bayangan.
3. Untuk mengetahui pengertian halusinasi.
4. Untuk mengetahui tentang asosiasi reproduksi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bayangan

Istilah bayangan sering disebut pula dengan istilah tanggapan. Tanggapan


biasanya di definisikan sebagai bayangan yang tinggal di dalam ingatan setelah
kita melakukan pengamatan. Akan tetapi definisi ini sebenarnya kurang
menggambarkan materinya, sebab hanya menunjuk kepada sebagian saja dari
tanggapan itu. Memang dalam tanggapan kita tidak hanya dapat menghidupkan
kembali apa yang telah kita amati di masa lampau, akan tetapi kita juga dapat
mengantisipasikan yang akan datang, atau mewakili yang sekarang.1

Dalam persepsi telah dikemukakan bahwa dengan perantara alat indera


orang dapat menyadari tentang hal-hal atau keadaan-keadaan di sekitarnya. Dalam
proses persepsi terjadilah gambaran dalam jiwa seseorang. Ternyata gambaran
sebagai hasil proses persepsi tidak langsung hilang setelah pengamatan selesai.
Manusia mempunyai kemampuan-kemampuan lain di samping kemampuan untuk
mengadakan persepsi, yaitu kemampuan membayangkan atau menganggap
kembali hal-hal yang telah diamatinya itu. Dengan adanya kemampuan ini
sekaligus menunjukkan bahwa gambaran yang terjadi pada waktu persepsi tidak
hilang begitu saja, tetapi dapat disimpan di dalam jiwa individu itu. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa dalam proses menganggap atau
membayangkan kembali merupakan representasi, yaitu membayangkan kembali
atau menimbulkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi.
Baik dalam persepsi maupun tanggapan kedua-duanya dapat membentuk
gambaran tetapi pada umumnya gambaran yang terjadi pada persepsi lebih jelas
dan lebih lengkap apabila dibandingkan dengan gambaran pada tanggapan.

Antara persepsi dan tanggapan terdapat perbedaan satu dengan yang lain,
yaitu:

1 Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, hlm. 36.

3
1. Pada persepsi dibutuhkan adanya objek yang dipersepsi dan ini akan
menimbulkan gambaran persepsi. Gambaran yang terjadi pada persepsi akan
lebih jelas, lebih terang dari gambaran tanggapan. Ini disebabkan karena di
dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek lagi sehingga pada
umumnya gambarannya kurang jelas.
2. Oleh karena persepsi terikat akan adanya objek, maka pada persepsi akan
terikat pada waktu dan tempat. Orang yang mempersepsi pada sesuatu tempat
dan waktu tertentu. Orang tidak dapat mempersepsi terlepas dari tempat dan
waktu. Sebab waktu dan tempat mengikat objek yang dipersepsi. Tetapi lain
halnya dengan tanggapan. Pada tanggapan orang dapat terlepas dari soal
waktu dan tempat, ini berarti bahwa manusia dapat menangkap atau
membayangkan setiap waktu dan setiap tempat. Tanpa adanya objek orang
dapat menangkap atau membayangkan apa yang ingin dibayangkan.
3. Persepsi berlangsung selama stimulus itu bekerja dan selama perhatian tertuju
kepadanya, sedang tanggapan berlangsung selama perhatian tertuju kepada
membayangkan itu.2
B. Macam-macam Bayangan

1. Bayangan Eidetik

Seperti telah dikemukakan di atas, padda tanggapan gambaran yang terjadi


pada umumnya tidak seterang atau sejelas pada persepsi. Tetapi ini tidak berarti
bahwa tidak adanya kemungkinan bahwa bayangan dapat sejelas seperti pada
persepsi. Beberapa orang mempunyai bayangan yang begitu jelas atau begitu
terang seperti gambaran yang terjadi pada waktu persepsi. Bayangan yang terang
atau jelas seperti pada persepsi disebut bayangan Eidetik.

Byangan eidetik ini dikemukakakan oleh Urbantschnitsh yang kemudian


diselidiki lebih lanjut oleh Erich dan Walter Jeansch yang kemudian oleh Erich
dan Walter Jeansch digunakan dalam ajaran karakterologi. Bayangan eidetik
merupakan bayangan yang sangat terang, sangat jelas seperti menghadapi
objeknya sendiri. Tetapi apabila orang tidak dapat membedakan persepsi dengan

2 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Ofset, 2002, hlm. 111..

4
bayangan, maka orang akan mengalami halusinasi. Bayangan eidetik ini banyak
terdapat pada kalangan anak-anak, tetapi ini pun tidak berarti bahwa pada orang
dewasa tidak ada yang mempunyai bayangan semacam ini. Pada orang dewasa
pun kadang-kadang dijumpai bayangan eidetik ini.3

2. Bayangan Pengiring

Bayangan pengirng pada umumnya hanya berjalan sebentar saja, yaitu


bayangan yang segera timbul mengiringi proses persepsi setelah persepsi itu
berakhir. Hal ini dapat digambarkan misalnya kalau orang mematikan kipas angin,
ternyata begitu kenop diputar kipasa angin tidak begitu langsung berhenti, tetapi
masih ada gerak yang mengiringinya sebelum berhenti sama sekali. Demikian
pula dalam persepsi.

Menurut Erich dan Walter Jeansch bayangan eidetik ini dapat dibedakan dua
macam, yaitu:

1. Tipe T (tetanoide). Pada tipe ini bayangan lebih menyerupai bayangan


pengiring. Sesudah melihat suatu benda seakan-akan benda itu masih
terlihat dihadapannya. Biasanya gambar ini menampak dengan warna yang
komplementer.
2. Tipe B (basedoide). Bayangan tipe ini dapat timbul dengan sendirinya, dan
dapat pula timbul dengan sengaja. Pada umumnya sifatnya hidup,
bergerak, dan dengan warna yang asli.4
C. Halusinasi dan Bayangan Eidetik

Pada saat seseorang berhalusinasi ia merasakan bahwa seakan-akan ia


menerima suatu stimulus yang sebenarnya secara obyektif stimulus tersebut tidak
ada. Pada halusinasi terjadi bayangan yang jelas (bayangan eidetik) seperti pada
persepsi. Tetapi individu tahu bahwa itu hanyalah merupakan bayangan saja,
obyetifnya sendiri pada waktu itu tidak ada. Jadi indivdu pada waktu tahudan
sadar bahwa stimulus pada waktu itu memang benar-benar tidak ada sekalipun
bayangan sangat jelas.Hal yang demikian tidak didapati pada orang yang

3 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum..., hlm. 112.

4 Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993 hlm. 36

5
menderita halusinasi, pada halusinasi orang tidak menyadari bahwa itu hanya
bayangan saja.

D. Asosiasi dan Reproduksi

Tanggapan-tanggapan yang ada pertalian satu sama lainnya mempunyai


kecendrungan untuk saling memproduksikan, artinya apabila yang satu disadari,
maka yang lain ikut di sadari pula. Pertalian dan pertautan suatu tanggapan
dengan tanggapan lain dalam psikologi di sebut Asosiasi tanggapan.

Sedangkan reproduksi adalah pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan


di bawah sadar (tidak sadar) ke dalam keadaan disadari, ketika mengingat kembali
sesuatu yang telah kita amati dan alami. Reproduksi dapat terjadi dengan sengaja
tetapi dapat juga terjadi tidak dengan sengaja. Reproduksi dapat juga terjadi oleh
karena adanya perangsang atau pengaruh dari luar. Misalnya ketika kita melihat
gedung fakultas, kitaakan teringat dengan dosen-dosen dan sebagainya. Dan dapat
juga terjadi dengan sendirinya, misalnya kita teringat sesuatu, walaupun tidak ada
sebab secara sadar.

Individu dapat mempersepsi sesuatu yang ada disekitarnya, dan hasil dari
persepsi tersimpan dalam jiwanya, bilamana diperlukan dapat ditimbulkan
kembali dalam alam kesadaran. Bagaimana caranya menimbulkan kembali dpat
terjadi:

1. Menurut kemauan individu, yaitu jika tanggpan atau bayngan-bayangan


itu dengan sengaja ditimbulkan.
2. Tidak menurut kemauan individu, yaitu apabila bayangan itu dengan
sendiri mendesak dan muncul dalam alam kesadaran.

Pada umumnya bayangan satu berhubungan atau bertautan dengan bayangan


yang lain. Apabila ini terjadi maka terjadinya asosiasi antara bayangan satu
dengan yang lainnya. Kalau orang ingat akan sesuatu benda, maka akan
teringatlah dengan benda yang lain yang ada hubungannya dengan benda tersebut.
Kekuatan untuk menghubungkan disebut kekuatan untuk mengadakan asosiasi.

Pada umumnya bayangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain,
saling menimbulkan kembali atau saling mereproduksi, sehingga hukum itu sering

6
dikenal sebagai hukum asosiasi-reproduksi. Ada 4 macam hukum asosiasi-
reproduksi, yaitu:

1. Hukum sama waktu. Menurut hukum ini persepsi yang sama waktu atau
serempak, menimbulkan bayangan yang sama waktu pula. Sehingga
apabila salah satu bayangan timbul, mka yang lainnya akan ikut timbul
dalam alam kesadaran. Misalnya benda dengan namanya, benda dengan
bahannya, huruf dengan bunyinya.
2. Hukum berturut-turut. Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk
dalam alam kesadaran, maka terjadilah asosiasi, hingga apabila salah satu
timbul dalam kesadaran, maka yang lainnyapun akan ikut timbul pula.
Misalnya deretan abjad, sajak, deretan angka.
3. Hukum persamaan. Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu, akan
berasosiasi dan saling mereproduksi. Misalnya melihat harimau akan
berasosiasi dengan kucing, melihat serigala akan berasosiasi dengan
anjing.
4. Hukum berlawanan. Bayangan yang berlawanan akan berasosiasi dan
saling mereproduksi satu dengan yang lain. Misalnya kaya akn berasosiasi
dengan miskin, besar akan berasosiasi dengan kecil, gelap akan berasosiasi
dengan terang.

Aliran psikologi modern mengemukakan satu hukum yaitu hukum


kontiguitas. Ini berarti bahwa apabila bayangan-bayangan itu telah berhubungan
atau bersentuhan maka terjadilah asosiasi di antara bayangan-bayangan itu.

Persamaan hanya dapat diketahui kalau benda-benda itu dilihat pada waktu
yang bersamaan; persamaan dan berlawanan hanya dapat diketahui kalau benda-
benda itu sama dilihatnya. Karenanya psikologi modern hanya mengenal satu
hukum saja seperti tersebut di atas.5

5 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum..., hlm. 113-114.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Tanggapan biasanya di definisikan sebagai bayangan yang tinggal di
dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan
b. Bayangan dibagi menjadi dua yaitu bayangan eidetik dan bayangan
pengiring.
c. Asosiasi tanggapan adalah pertalian dan pertautan suatu tanggapan dengan
tanggapan lain, sedangkan reproduksi adalah pemunculan tanggapan-
tanggapan dari keadaan di bawah sadar (tidak sadar) ke dalam keadaan
disadari, ketika mengingat kembali sesuatu yang telah kita amati dan
alami.
B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa apa yang kami tulis
masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan, baik dari segi isi (materi) dan
sistematika penulisan. Oleh karena itu, penulis meminta sumbangsi saran dan
pemikiran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
menjadi suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk setiap orang yang
membacanya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Ofset, 2002.

M. Alisuf Sakri, Pengantar Psikologi Umum Perkembangan, Jakarta: Pedoman


Ilmu Jaya, 1993.

Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Anda mungkin juga menyukai