Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI DAKWAH

“PERISTIWA- PERISTIWA KEJIWAAN PADA MANUSIA”

DISUSUN OLEH:
Miranti (2220501036)

Kelas: Kpi 2251A


Mata kuliah: Psikologi Dakwah

Dosen pengampu:
SHOLEHATUL AKMALIA , A.g.,M.Pd.I

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk berjiwa, dan kehidupan kejiwaan tersebut
direfleksikan dalam perilaku; aktivitas manusia. Kekuatan atau kemampuan jiwa manusia
dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu (dichotomi): Kemampuan manusia
menerima stimulus dari luar. Kemampuan ini berhubungan dengan pengenalan
(kognisi).Kemampuan manusia untuk melahirkan apa yang terjadi dalam jiwanya.
Kemampuan ini berhubungan dengan motif, kemauan (konasi)Akan tetapi sebenarnya
ada satu hal lagi yaitu bahwa selain manusia mempunyai kemampuan menerima stimulus
dari luar dan menyatakan apa yang diinginkan, manusia masih dapat melihat efek atau
akibat dari stimulus yang muncul yang terdapat dalam jiwa manusia.
Dengan demikian kemampuan jiwa dibedakan atas tiga penggolongan besar, yaitu
:
a) Kognisi, yang berhubungan dengan pengalaman
b) Emosi, yang berhubungan dengan perasaan
c) Konasi, yang berhubungan dengan motif Aktivitas kognitif adalah berkaitan
dengan persepsi, ingatan, belajar, berpikir, dan pemecahan masalah.

Kegiatan atau proses tersebut sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh
organisme, dan organisme mengadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya.
Namun kegiatan manusia merupakan suatu kesatuan yang utuh, bagian satu tidak
terlepas dari bagian lainnya, selalu saling mengkait, perilaku organisme merupakan
keadaan yang integrated.

PAGE \* MERGEFORMAT 6
BAB II
PEMBAHASAN

A. SENSASI
Sensasi adalah tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal
dari kata “sense”, artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Dennis Coon mengatakan “ bila alat-alat Indra mengubah informasi
menjadi impuls impuls saraf dengan bahasa yang dipahami otak maka terjadilah proses
sensasi”. 1
Seorang filsuf bernama John Locke beranggapan bahwa tidak ada apa-apa dalam
jiwa kita kecuali harus lebih dulu lewat indera. Filosof lain, berkeley, beranggapan bahwa
Andaikan kita tidak mempunyai alat indera, dunia tidak akan ada.
Psikologi menyebutkan sembilan alat indera: penglihatan, pendengaran,
kinestetis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa dan penciuman. Kita dapat
mengelompokkannya pada tiga macam indera penciuman sesuai sumber informasi.
Sumber informasi Bora berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri individu
sendiri (internal). Informasi dari luar indera oleh ekseptor (misalnya (elinga atau mata).
Informasi dari dalam indera oleh interoseptor (misalnya sistem peredaran darah). Selain
itu Gerakan tubuh kita sendiri di indera oleh propioseptor (misalnya organ vestibular).

B. PERSEPSI
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan penyimpulan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimulus indrawi ( sensory stimuli).
Ada yang dinamakan kekeliruan persepsi ada salah persepsi. Kekeliruan persepsi
dapat dicontohkan jika anda memanggil teman sekelas Anda Namun ternyata orang itu
adalah orang asing yang baru anda kenal. Kesalahan persepsi dicontohkan Ketika saya
mengucapkan kata “nasi” tetapi anda mendengarnya “ASI”.

1
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, (Jakarta: Prenada Media Group, 2021), hlm. 73

PAGE \* MERGEFORMAT 6
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krunch dan
Richard S. Crutchfield menyebutkan bahwa faktor fungsional dan faktor struktural.
Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi persepsi, yakni perhatian. Kennetth E.
Andersen mendefinisikan “ perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau rangkaian
stimulus menjadi penonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lain melemah”.
Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indra kita, dan
menyampingkan masukan-masukan melalui alat indra yang lain.
a) Faktor eksternal penarik perhatian
Stimulus diberhentikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol antara lain gerak,
intensitas stimulus, kebaruan, dan perulangan. Perulangan mengandung unsur sugesti.
Emil Dofivat tokoh aliran publistik Jerman, menyebut perulangan sebagai suatu diantara
tiga prinsip penting dalam menaklukkan massa.
b) Faktor internal penarik perhatian
1. Faktor-faktor biologis
2. Faktor-faktor sosiopsikologis
3. Motif sosiogenesis, sikap, kebiasaan, dan kemauan mempengaruhi apa yang kita
perhatikan.

C. BAYANGAN
Bayangan istilah bayangan sering disebut pula dengan istilah tanggapan. Selain
mempunyai kemampuan untuk mengadakan Persepsi, manusia juga mempunyai
kemampuan membayangkan atau menganggap kembali hal-hal yang telah diamatinya.
Bayangan atau tanggapan ini merupakan representasi yang membayangkan kembali atau
menimbulkan kembali gambaran-gambaran yang terjadi pada waktu persepsi. Baik
persepsi ataupun tanggapan keduanya dapat membentuk gambaran tetapi pada umumnya
gambaran yang terjadi pada persepsi lebih jelas dan lebih lengkap apabila dibandingkan
dengan gambaran pada tangkapan.
Perbedaan antara tanggapan dan persepsi
Persepsi membutuhkan objek yang dipersepsi dan ini akan menimbulkan gambaran
persepsi. Yang terjadi pada persepsi akan lebih jelas lebih terang daripada gambaran

PAGE \* MERGEFORMAT 6
tanggapan. Ini disebabkan karena dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek lagi
sehingga pada umumnya gambarannya kurang jelas.
Persepsi terikat pada waktu dan tempat. Orang tidak dapat mempersepsi terlepas dari
tempat dan waktu. Sebab waktu dan tempat mengikuti objek yang dipersepsi lain dengan
Tanggapan, tanggapan terlepas dari soal waktu dan tempat, yang berarti bahwa manusia
dapat menganggap atau membayangkan setiap waktu dan setiap waktu tanpa adanya
objek. Selama stimulus itu bekerja dan selama perhatian tertuju kepadanya, sedangkan
tanggapan berlangsung selama perhatian tertuju kepada membayangkan itu.
Macam-macam bayangan
1. Bayangan eidetik
 Merupakan bayangan yang jelas atau terang seperti gambar yang terjadi pada
waktu persepsi (seperti menghadapi objek sendiri)
 Apabila orang dapat membedakan persepsi dengan bayangan maka akan terjadi
halusinasi
 Banyak terjadi pada kalangan anak-anak

2. Halusinasi
Pada halusinasi orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima suatu stimulus
yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada. Pada halusinasi terjadi
bayangan yang jelas seperti pada persepsi. Berbeda dengan bayangan eidetik. Pada
bayangan eidetik bayangan ini terjadi sebagai hasil persepsi. Jadi ini vidu pada waktu itu
tahu dan sadar bahwa stimulus pada waktu itu tidak ada, sekalipun bayangan sangat jelas.
Hal yang demikian tidak didapati pada orang yang menderita halusinasi, pada halusinasi
orang tidak menyadari bahwa ia hanya bayangan saja.

3. Asosiasi dan reproduksi


Asosiasi dan reproduksi individu dapat mempersepsikan sesuatu yang ada di
sekitarnya. Dan hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya bila diperlukan kembali
dalam alam kesadaran. Cara menimbulkannya kembali dapat terjadi, berdasarkan:
a. Menurut kemauan individu, yaitu jika tanggapan atau bayangan
bayangan itu sengaja ditimbulkan.

PAGE \* MERGEFORMAT 6
b. Tidak menurut kemauan individu, yaitu apabila bayangan itu dengan
sendirinya mendesak dan muncul dalam alam kesadaran pada
umumnya bayangan satu berhubungan atau berkaitan dengan bayangan
yang lain. Apabila ini terjadi maka terjadilah asosiasi atau bayangan
satu dengan bayangan lain. Kekuatan untuk menghubungkan disebut
kekuatan untuk mengadakan asosiasi, sedangkan bayangan yang saling
berhubungan satu dengan yang lain saling menimbulkan kembali atau
saling mereproduksi.

D. FANTASI
Fantasi ialah kemampuan-kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-
tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia
dapat terjadi: secara disadar, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan
fantasinya. Misalnya seseorang pelukis yang sedang menciptakan lukisannya dengan
kemampuan fantasinya seorang pemahat yang sedang memahat Arca di atas dasar daya
fantasinya.
Secara tidak disadari, yaitu apabila individu tidak tidak secara sadar telah dituntut oleh
fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak.

E. INGATAN
Ingatan merupakan ahli bahasa dari memori titik ingatan memberikan bermacam-
macam arti bagi kita semua dan juga para ahli. Pandangan umum menurut para ahli
mengenai ingatan sebagai hubungan atau pengalaman dengan masa lampau. Dengan
adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa manusia
mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang
telah dialaminya. Tetapi hal ini pun tidak berarti bahwa semua yang telah pernah dialami
itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatan dan dapat seluruhnya timbul kembali.
Kadang-kadang atau justru sering ada hal-hal yang tidak dapat diingat kembali atau
dengan kata lain ada hal-hal yang dilupakan. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa apa yang diingat merupakan hal yang telah pernah dialami, pernah
dipersepsikannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 6
Apabila ditinjau lebih lanjut ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan
apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga meliputi kemampuan untuk menerima,
menyimpan, dan menimbulkan kembali. Berikut beberapa fungsi dari ingatan yaitu:
1. Fungsi masukan
Dalam ingatan yang disimpan ada hal-hal yang pernah dialami seseorang.
Bagaimana seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan menjadi dua cara:
 Dengan cara tidak sengaja
 Dengan cara sengaja.

Memperoleh pengalaman dengan cara tidak sengaja yaitu apa yang kita alami
oleh seseorang dengan tidak sengaja itu dimasukkan dalam ingatannya. Dan dengan cara
sengaja yaitu Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan pengalaman-
pengalamannya, pengetahuan-pengetahuannya dalam psikisnya.

2. Fungsi menyimpan
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan apa yang dipelajari atau
apa yang dipersepsikan. Masalah yang timbul dari fungsi ini adalah bagaimana agar telah
dipelajari atau yang telah dimasukkan itu dapat disimpan dengan baik sehingga pada
suatu waktu dapat ditimbulkan kembali apabila dibutuhkan.

3. Fungsi menimbulkan kembali


Fungsi ketiga dari ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal
yang disimpan dalam ingatan. Dalam menimbulkan kembali apa yang disimpan dalam
ingatan dapat ditempuh dengan: 1. Mengingat kembali dan 2. Mengenal kembali. Pada
mengingat kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu
adanya objek sebagai stimulus untuk dapat ditimbulkan kembali. Dan pada mengenal
kembali orang dapat menimbulkan apa Yang diingat atau apa yang telah pernah dipelajari
dan adanya bentuk objek yang harus diingat. Jadi dalam mengenal kembali, Karena pada
mengenal kembali orang dibantu oleh adanya objek, maka besar kemungkinannya apa
yang tidak dapat diingat dapat dikenal kembali oleh seseorang.

PAGE \* MERGEFORMAT 6
F. BERFIKIR
Dalam hal ini sudut pandang behaviorisme khususnya fungsionalisme akan
memandang berfikir itu sebagai penguatan antar stimulus dan respon. Dengan demikian
sudut pandang asosiasionisme memandang berpikir hanya sebagai asosiasi antara
tanggapan atau bayangan satu dengan yang lainnya yang saling berkaitan. Berpikir juga
dipandang sebagai pemrosesan informasi dari stimulus yang ada sampai dapat
dikemukakan bahwa Berpikir itu merupakan proses kognitif yang berlangsung antara
stimulus dan respon

PAGE \* MERGEFORMAT 6
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam dunia psikologi sering banyak terjadi peristiwa-peristiwa dalam pelaksanaannya.


Peristiwa-peristiwa itu antara lain sensasi, persepsi, bayangan, Fantasi, ingatan dan berfikir.
Sensasi adalah proses menangkap stimulus. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi
sehingga manusia memeroleh pengetahuan baru, dengan kata lain persepsi mengubah sensasi
menjadi informasi.

Dalam persepsi pengorganisasian terhadap simulus yang dilalui oleh alat peredaran kita.
Melalui alat indra kita stimulus mengakuisikan dalam peran psikologis. Setelah melakukan
persepsi dilanjutkan ke bayangan atau membayangkan setiap hal yang terjadi dalam dunia ini.
Setelah bayangan terdapat maka timbulnya fantasi dari bayangan yang ditimbulkan titik karena
fantasi menciptakan suatu bayangan yang ditimbulkan titik Setelah itu muncul ingatan yang
memiliki arti macam-macam karena dengan ingatan kita bisa mengingat kejadian yang dulu
pernah terjadi titik dari proses pengingat ini kita akan belajar untuk menciptakan pikiran-pikiran
kreatif dengan pikiran-pikiran kreatif akan banyak timbul ide-ide baru dalam menciptakan kreasi
dalam hidup ini terutama dalam psikologi.

PAGE \* MERGEFORMAT 6
DAFTAR PUSTAKA

Shaleh Rahman Abdul. 2021. Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam. Jakarta:
Prenada Media Group

https://123dok.com/article/peristiwa-peristiwa-kejiwaan-psikologi-umum.zxxrl2nz

http://saatsuksesmuda.blogspot.com/2016/06/peristiwa-perstiwa-kejiwaan.html?m=1

PAGE \* MERGEFORMAT 6

Anda mungkin juga menyukai