Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN TENTANG PERSEPSI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang diampu oleh
Ucu Wandi Somantri M.kes

Disusun oleh: Nurul Fiqroh (621200011)

Aminah (621200007)

Prodi: Kesehatan Masyarakat

Prodi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Sains Farmasi Dan Kesehatan
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk
memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya,
membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi
apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta
kecepatan sistem pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi
terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.

Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada kemampuan kognitif.
Masalah yang dialami bisa terjadi sejak lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh manusia seperti
terluka, terserang penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu
indera, fisik atau juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak
mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka manusia
yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba, mempelajari atau berfikir untuk
bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.

Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah tepat.
Tetapi lebih tepatnya persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data
indera kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di
sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan didalam mempersepsi keadaan sekitar maka
kita harus melibatkan indra kita maka akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang
dikumpulkan dan diterima oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau
mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal kita.
A. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi persepsi?

2. Bagaimana tahap terbentuknya persepsi?

3. Bagaimana perkembangan perseptual?

4. Apa saja sifat-sifat persepsi?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi?

C. TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang persepsi, faktor-
faktor yang mempengaruhinya , dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua. Mempelajari
tentang persepsi lebih mendalam sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran disekolah
nantinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A . DEFINISI PERSEPSI

Secara etimologis presepsi berasal dari bahasa latin preceptio;dari preceptio,yang artinya menerima
atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah
ada didalam otak.

Kata “presepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, seperti: presepsi diri, presepsi sosial (Calhoun
&Acocela, 1990; Sarwono, 1997; Gerungan, 1987), dan presepsiinterpersonal (Rahmat, 1994). Dalam
kepustakaan berbahasa inggris istilah yang banyak digunakan ialah “social perception”. Pada dasarnya ,
objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula.

Definisi Persepsi menurut beberapa pakar :

1. Leavit, 1978 mengatakan presepsi adalah bagaimana sesorang memandang atau mengartikan
sesuatu.

2. Devito (1997:75), presepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indera.
3. Yusuf (1991: 108) menyebut presepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”

4. Gulo (1982: 207) presepsi ialah proses seseorang menjadi sadar akan segalasesuatu dalam
lingkungannya melalui indera.

5. Rakhmat (1994: 51), presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atauhubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

6. Atkinson, presepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus
dengan lingkungan.

7. Verbeek (1978), presepsi dapay dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung
dapat mengenal dunia riil yang fisik.

8. Brouwer (1983: 21), presepsi ialah suatu reflika dari benda di luar manusia yang intrapsikis,
dibentuk berdasar rangsangan-rangsangan dari objek.

9. Pareek (1996: 13), presepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi pada rangsangan panca indera atau
data.

Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti
presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam proses komunikasi. John R. Wenburg dan William
W. Wilmot,menyebutkan “presepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”
Rudolph F. Verderber, “presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (dalam mulyana, 2000:
167).

Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, wisata atau
hubungan –hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan. Pengertian ini
memberi pemahaman bahwa dalam persepsi terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh
individu. Disini, peratau peristiwa yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang menghubung-
hubungkan pesan yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang dimaksudkan, kemudian ditafsirkan
menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.

Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat maupun tersirat. Menurut
Ruch (1967:300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan
pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
struktural dan bermakna pada suatu situasi tertentu.[1]

Persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasi,dan menginterpretasi apa yang
dibayangkan tentang dunia disekelilingnya. Persepsi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan makna
yang dia berikan kepada “sesuatu” kepada seseorang/kepada peristiwa. Disini penting untuk dicatat
bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika seorang
pengirim membagi info dengan maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka penerima
akan menerima info yang dimaksudkan pengirim.[2]

Persepsiadalah proses internal yang kitalakukanuntukmemilih, mengevaluasi,


danmengorganisasikanrangsangandarilingkunganeksternal. Dengan kata lain,
persepsiadalahcarakitamengubahenergi-energifisiklingkungankitamenjadipengalaman yang bermakna.
[3]

B. PERKEMBANGAN PERSEPTUAL

Ketetapan perseptualadalah kecendrungan kita untuk mempertahankan persepsi yangtelah dimiliki


terhadap suatu objek dengan mengabaikan perubahan warna (color),keterangan (brightness), ukuran
(size), dan bentuk (shape).

Strategi untuk mengembangkan Integrasi Sistem Perseptual


Banyak anak yang kesulitan belajar karena tidak dapat melakukan transfer informasi dari suatu sistem
perseptual ke sistem perseptual yang lain. Transfer informasi yang mencakup integrasi dan aktivitas :

1. Visual ke Auditoris, meminta anak melihat suatu pola titik-titik dan garis-garis; kemudian
menyuruh anak meniru pola tersebut dalam bentuk ritmis pada drum.

2. Auditoris ke Visual, meminta anak mendengarkan irama ritmis dan memilih salah satu pola visual
titik dan garis yang sesuai dari beberapa pilihan.

3. Auditois ke Motorvisual, mendengar irama ritmis dan mengalihkan pada visual dengan menulis
pasangan titik dan garis.

4. Auditoris – verbal ke motor, memerintah anak untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu

5. Taktil –Visualmotor, meraba bentuk dan menggambarkan bentuk

6. Auditoris ke Visual, mendengar bunyi benda dan menunjukkan gambarnya

B. SIFAT-SIFAT PERSEPSI

Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek dan
pengenalan, menentukan jenis objek tersebut (Atkinson et al., t.t.). lokalisasi dan pengenalan dilakukan
oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi juga mengurusi cara sistem perseptual
mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.

Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;


1. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung persoalan-
prsoalan psikologis yang penting, terutama penglahatan sifat ruang (dimensi ketiga).

2. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Objek-objeknya bersifat tetap, sehingga terdapat
kestabilan yang luas.

3. Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai keseluruhan berdiri
sendiri menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi gestalt merupakan suatu pembahasan yang penting
dalam psikologi persepsi.

4. Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan
kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan
fungsi, relasi-relasi yang penuh arti, serta kejadian-kejadian.

D. BENTUK-BENTUK PERSEPSI

1. Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dariindera penglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual
merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling
sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2. Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari inderapendengaran yaitu telinga.

3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.

5. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

Wilson (2000) mengemukakan ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi
diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor eksternal atau dari luar :

1. Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan
yang obyektif.

2. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding dengan hal-hal
yang baru.

3. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih
efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.
4. Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.

b. Faktor internal atau dari dalam :

1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.

2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik

3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian

4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan
lain-lain.

Menurut Rahmat (2005) faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal adalah:

1. Pengalaman. Seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan
mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi.

2. Motivasi. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk
mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil.

3. Kepribadia. Dalam psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi
pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang lain.

Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan,
alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta
keadaan individu pada waktu tertentu.

2. Faktor Eksternal

Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan,
lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.

Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, adanya
faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu berikut ini:

a. Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).

b. Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus (fisiologis).

c. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Widayatun (1999: 115) meliputi :

1.Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup/cara berfikir, kesiapan mental, kebutuhan dan
wawasan)

2. Faktor Ipoleksosbud Hankam


3. Faktor usia

4. Faktor kematangan

5. Faktor lingkungan sekitar

6. Faktor pembawaan

7. Faktor fisik dan kesehatan

8. Faktor proses mental

Krech dan Crutchfield (1977) menyebutkan persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor
struktural. Faktor-faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, kesiapan mental,
suasana emosi dan latar belakang budaya, atau sering disebut faktor-faktor personal. Yang menentukan
persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada
stimuli tersebut.

Sedangkan faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada
system syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf individu. Kita mengorganisasikan stimuli dengan
melihat konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan
interpretasi yang berkonsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan.

Ø Pengaruh persepsi

Seperti yang dikemukakan, persepsi dipengaruhi olehs ejumla hfactor psikologi termasuk asumsi-
asumsi yang didaasrkan pada pengalaman- pengalaman masalalu (yang sering terjadi pada tingkat
bawah sadar) harapan-harapan budaya dan motivasi (kebutuhan), suasanahati (mood), serta sikap
sejumlah percobaan telah menunjukkan pengaruh .faktor-faktortersebutpadapersepsi[4]:

· Asumsidanpersepsi

· Harapan-harapanbudayapersepsi

· Motivasidanpersepsi

· Suasanahatidanpersepsi

· Sikapdanpersepsi

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.
Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar
gejala yang selanjutnya diproses olehotak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.

Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi auditori, persepsi perabaan,
persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.

Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada beberapa syarat yang perlu
dipenuhi, yaitu :

Adanya objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam yang langsung
mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu
sebagai alat untuk menerima stimulus. Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju
persepsi.

Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori
Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera
seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan
beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk
persepsi.

B. SARAN

Kajian-kajian tentang persepsi masih sangat perlu untuk ditingkatkan, karena persepsi sangat penting
bagi guru sebagai tenaga pendidik untuk dapat memahami cara berpikir peserta didiknya

Anda mungkin juga menyukai