PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
atau mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui
pengalaman awal kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi persepsi
2. Bagaimana perkembangan perseptual
3. Apa saja sifat-sifat persepsi
4. Apa saja bentuk-bentuk persepsi
5. Dispersepsi
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
7. Syarat terbentuknya persepsi
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi persepsi
2. Mengetahui bagaimana perkembangan perseptual
3. Mengetahui sifat-sifat persepsi
4. Mengetahui bentuk-bentuk persepsi
5. Mengetahui dispersepsi
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
7. Mengertahui syarat terbentuknya persepsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Persepsi
3
Persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran
(interpretasi) adalah inti presepsi , yang identic dengan penyandian-balik dalam
proses komunikasi. John R. Wenburg dan William W. Wilmot,menyebutkan
“presepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” Rudolph
F. Verderber, “presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (dalam
mulyana, 2000: 167).
Menurut Jalaluddin Rahmat (1998:51), persepsi adalah pengalaman
tentang objek, wisata atau hubungan –hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan pesan. Pengertian ini memberi pemahaman bahwa
dalam persepsi terdapat pengalaman tertentu yang telah diperoleh individu.
Disini, peratau peristiwa yang dialami seta dilakukannya suatu proses yang
menghubung-hubungkan pesan yang datang dari pengalaman atau peristiwa yang
dimaksudkan, kemudian ditafsirkan menurut kemampuan daya pikirnya sendiri.
Pesan-pesan yang muncul dan dipersepsi dapat berarti pesan yang tersurat
maupun tersirat. Menurut Ruch (1967:300), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang struktural dan
bermakna pada suatu situasi tertentu.[1]
Persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasi,dan
menginterpretasi apa yang dibayangkan tentang dunia disekelilingnya. Persepsi
setiap orang berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada
“sesuatu” kepada seseorang/kepada peristiwa. Disini penting untuk dicatat bahwa
semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi.
Jika seorang pengirim membagi info dengan maksud tertentu kepada penerima,
maka suka atau tidak suka penerima akan menerima info yang dimaksudkan
pengirim.[2]
Persepsiadalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih,
mengevaluasi, dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal.
Dengan kata lain, persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi fisik
lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna.[3]
4
B. Perkembangan Perseptual
C. Sifat-sifat Persepsi
Dua fungsi utama sistem utama persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan
letak suatu objek dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut . lokalisasi
dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian persepsi
juga mengurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap
konstan, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah.
Sifat umum persepsi antara lain, yaitu;
1. Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Mengenal persepsi ruang ini
mengandung persoalan-prsoalan psikologis yang penting, terutama
penglahatan sifat ruang (dimensi ketiga).
2. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu.Objek-objeknya bersifat tetap,
sehingga terdapat kestabilan yang luas.
5
3. Dunia persepsi berstruktur menurut objek persepsi. Dalam hal ini berbagai
keseluruhan berdiri sendiri menampakkan diri:Gestalt-gestalt. Persepsi
gestalt merupakan suatu pembahasan yang penting dalam psikologi persepsi.
4. Dunia persepsi yang penuh dengan arti. Persepsi tidaklah sama dengan
mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu
merupakan tanda-tanda, ekspresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi
yang penuh arti, serta kejadian-kejadian.
D. Bentuk-bentuk Persepsi
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi
dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik
utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya
paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu
hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu
lidah.
6
PROSES TERJADINYA PERSEPSI :
7
Keterangan :
Proses terjadinya persepsi diawali dengan diterimanya stimulus berupa
objek,audio maupun visual. Stimulus harus dapat melewati ambang batas sesuai
dengan setiap individu, agar stimulus dapat diterima oleh panca indera (pengelihatan,
perabaan, pendengaran, penciuman, pengecapan).
Lalu stimulus yang diterima dari tangkapan panca indera tersebut diteruskan
oleh syaraf sensoris ke otak yang dirasakan oleh individu berupa sensasi (perasaan
yang belum dimaknai) agar perasaan dapat dimaknai maka sensasi dikirim ke otak
agar dapat di maknai oleh proses-proses yang mempengaruhi. Lalu diteruskan pada
fase terakhir yaitu terbentuknya suatu persepsi, entah itu berupa visual atau individu.
E. Dispersepsi
Segala bentuk perilaku yang normal dan wajar selalu bersanding dengan
ketidaknormalan. Begitupun dengan individu dalam mempersepsikan sesuatu.
Gangguan ini disebut dispersepsi. Dampak dari gangguan persepsi bermacam-
macam, di antaranya adalah gangguan kejiwaan.
8
1. Penyabab Gangguan Persepsi
Dispersepsi diakibatkan oleh kerusakan pada otak. Kerusakan yang
disebabkan karena mengkonsumsi obat halusinogenik dan keracunan. Obat
halusinogwnik dapat menyebabkan seseorang mangalami gangguan cara
berpikir, karena obat inimemang menyerang pada bagian otak. Saat
mengkonsumsi obat-obatan ini, penderita biasanya merasakn semacam
halusinasi, ilusi, dan psikosis.
2. Bentuk Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
Halusiansi adalah gangguan persepsi yang terbentuk tanpa
bantuanpanca indra. Proses halusinasi bias terjadi dalam kondisi sadar,
tidak sadar. Penyebabnya bias karena psikotik dan organic, ataupun
fungsional.
Halusinasi memiliki sekitar 10 bentuk. Misalnya halusinasi karena
penglihatan, seolah-olah melihat otang, binatang, cahaya. Di mana
orang lain tidak dapat melihatnya, hanya penderita saja. Jenis lainnya
seperti halusinasi visceral(gangguan organ dalam yang timbul),
halusinasi histerik(gangguan yang menyerang neurosis histerik dan
diakibatkan adanya konflik emosional)dan ada banyak lagi.
Ada halusinasi yang sifatnya mengancam, menghina, hiperseks dan
lain-lain. Salah satu yang menyebabkan halusinasi adalah
kecenderungan skizofrenia, Sindrom Otak Organi(SOO), neurosis,
psikosis fungsional, intoksikasi atropine dan karena dampak otak atau
zat halusinogenik
b) Ilusi
Ilusi merupakan interpretasi individu terhadap objek, kejadian atau
benda. Jika ilusi mencul tidak melibatkan panca indra, maka ilusi
sebaliknaya, melibatkan panca indra.
c) Depersonalisasi
Depersonalisasi merupakan salah satu ganggusn patologis.
Penderita depersonalisasi ditandai dengan perubahan perasaan yang
dialaminya.
d) Derealisasi
9
Keanehan yang masih disebabkan karna perubahan persepsi adalah
derealisasi. Gangguan social terhadap lingkungan sekitar.
a. Somatosensorik
Gangguan yang menyerang pada sensorik tubuh yang
memengaruhi secara simbolik dan mengakibatkan terjadinya
konflik emosional. Somatosensorik bermacam-macam bentuk,
mulai dari kehilangan indra peraba pada kulit(anestesis), gangguan
penglihatan, pendengaran sampai gangguan perubahan rasa pada
indra peraba(parestesis).
b. Psikofisiologik
Gangguaan yang menyerang bagian susunan saraf. Saraf yang
terganggu memengaruhi kerja otak, hingga menyebabkan
gangguan pada emosi. Setiap orang yang terkena gangguan ini
berbeda beda bentuknya, Ada yang ditandai dengan radang
kulit(dermatitis),biduran,gatal dan banyak terkena cairan.
c. Agnosia
Agnosia adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengartikan
persepsi. Ini disebabkan karena terjadi kerusakan dibagian otak.
Sehingga penderita tidak bisa sama sekali menerjemahkan sebagian
atau total persepsi.
10
b) Faktor internal atau dari dalam :
1. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk
istirahat.
2. Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak
menarik
3. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian
4. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman
melihat, merasakan dan lain-lain.
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan
psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan
syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu
pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan
keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut
menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
11
Menurut Walgito (2004: 89-90) agar individu dapat menyadari dan dapat
membuat persepsi, adanya faktor- faktor yang berperan yang merupakan syarat
agar terjadi persepsi yaitu berikut ini :
a) Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik).
b) Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus
(fisiologis).
c) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan
persepsi (psikologis).
12
Seperti yang dikemukakan, persepsi dipengaruhi olehs ejumla hfactor
psikologi termasuk asumsi-asumsi yang didaasrkan pada pengalaman-
pengalaman masalalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar) harapan-
harapan budaya dan motivasi (kebutuhan), suasanahati (mood), serta sikap
sejumlah percobaan telah menunjukkan pengaruh .faktor-faktor tersebut pada
persepsi[4]:
a) Asumsi dan persepsi
b) Harapan-harapan budaya persepsi
c) Motivasi dan persepsi
d) Suasana hati dan persepsi
e) Sikap dan persepsi
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses
oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi.
Jenis-jenis persepsi berdasarkan alat indera, yaitu persepsi visual, persepsi
auditori, persepsi perabaan, persepsi penciuman, dan persepsi pengecapa.
Agar seseorang dapat menyadari dan dapat melakukan persepsi ada
beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu : Adanya objek yang dipersepsi.
Objek menimbulkan stimulusyang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar langsung mengenai indera dan dapat datang dari dalam
yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) tapi berfungsi sebagai
reseptor.Adanya indera atau reseptor, yaitu sebagai alat untuk menerima
stimulus. Diperlukan adanya perhatian sebagai langkah awal menuju persepsi.
Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip
pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi
bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih
dari itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa
prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi
suatu bentuk persepsi.
DAFTAR PUSTAKA
14
https://www.google.co.id/search?client=ucweb-mini-b-
bookmark&oq=makalah+persepsi-s&aqs
http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
http://chacagus.wordpress.com/persepsi-diri/
15