BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Persepsi
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut
proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan
persepsi. Maka dalam proses persepsi orang yang dipersepsi akan dapat
1
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta : Aksara baru, 1986), h. 31.
2
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2010), h.99.
11
melakukan pengamatan.4
sensasi yang diterima oleh organ dan hasil interpretasinya (hasil olah
otak ). Sensasi adalah stimulant dari dunia luar yang dibawa masuk
pada faktor-faktor motivasional. Maka, arti suatu objek atau suatu kejadian
3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008),
h. 51.
4
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2013),
h. 36.
5
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), h. 44.
6
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2010), h. 94.
12
sebagai hal yang konstan, sekalipun terdapat banyak sekali variasi dalam
tua dan guru bertanggung jawab atas persepsi yang betul yang dibentuk
memberi pengalaman yang nyata atau dengan bahasa yang nyata dengan
Persepsi yang baik atau positif adalah dasar belajar yang baik. Bila
7
Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2011),
h. 358-359.
13
yang baik. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang memiliki persepsi yang
tidak baik atau negatif, maka ia akan mengalami kesulitan dalam belajar.
yang lampau dan juga dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu.
garis besar. Ada pula persepsi yang selama ini disebut ilusi.
yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang
Seorang guru akan dapat memahami peserta didik lebih baik bila ia peka
harus diperhatikan :
a. Setiap peserta didik melihat dunia berbeda satu sama lainnya karena
8
Karwono dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber
Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 36-37.
14
didik tidak dapat melihat lingkungan yang sama dengan cara yang
sama.
dirinya sendiri. Guru dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik
suatu situasi. Guru dan pihak lain dapat membantu peserta didik menilai
persepsinya.
2. Indikator Persepsi
a. Penerimaan.
15
b. Evaluasi
Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit
a. Menyerap
diserap sama.
organisasi. Tahap ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa
16
berikut:
yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran
9
Hamka, Pembelajaran Kontekstual dan Aplikasi (Bandung: Rafika Aditama, 2002),
h.101-106.
17
individual.10
dalam memersepsi suatu obyek, tetapi ada pula obyek atau benda yang
sama namun dipersepsi berbeda oleh dua orang atau lebih, menurut sarlito
mempengaruhi presepsi :
a. Perhatian (Attention)
kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
10
Bimo Walgito, Op.Cit., h. 54-55.
18
antara lain :
menonjol dari stimuli yang lain. Warna merah pada latar belakang
dimalam sepi, iklan setengah halaman dalam surat kabar, atau tawaran
perhatian kita.
Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda,
(yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsure “novelty” (yang baru
Misalnya pada seorang pelari yang sudah siap digaris start, terdapat
biasa membeli telur dengan harga Rp. 15,- sebutir, sedangkan B biasa
sama membeli telur disuatu tempat dan harga telur di tempat itu
adalah Rp. 12,50, maka bagi A telur ini murah tetapi bagi B terlalu
mahal.
Bagi orang yang penakut dan pemalu, atasam itu dianggapnya tokoh
d. Gangguan Kejiwaan
kemudian.
diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang
pada suatu saat menarik perhatiaanya, dan kearah mana persepsi itu
11
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), h.103-105.
21
bagaimana rangsangan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula
antar seseorang dengan orang lain bisa tidak sama meskipun situasi yang
hal yang wajar, karena manusia adalah makhluk yang unik, yang memiliki
beda.
indera atau reseptor. Perlu diketahui bahwa antara objek dan stimulus itu
berbeda, tetapi ada kalanya objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya
hal tekanan. Benda sebagai objek langsung menganai kulit, sehingga akan
c. Proses psikologis, yaitu proses yang terjadi dalam otak sebagai pusat
didengar, atau diraba dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari
stimulus, dan stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang diterima alat
dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Respon sebagai
akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam
benuk.
objek sikap akan dipersepsi oleh individu dan hasil persepsi akan
reseptor yaitu indera, yang tidak langsung berfungsi setelah dia lahir,
apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu
stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses
12
Ibid., h.55.
24
bersngkutan.
6. Sifat Persepsi
persepsi yaitu:
b. Selektif bahwa tidak semua objek yang diterima dalam waktu yang
7. Objek Persepsi
hasil persepsi. Menurut Bimo Walgito objek persepsi dapat dibedakan atas
objek yang non manusia dan manusia. Objek persepsi yang berwujud
manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan
aspek lain seperti halnya pada orang yang mempersepsi. Karena itu pada
dalam penelitian ini adalah peserta didik sehingga bisa diambil kesimpulan
13
M Ina, BAB II Kajian Teori Konsep Dasar Tentang Persepsi (on-line). Tersedia :
http://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab%202.pdf. (27 Desember 2015)
26
a. Daya Ingat
b. Pembentukan Sikap
B. Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik berasal dari bahasa arab yaitu Tilmidz
14
Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta :
Kencana, 2008), h. 135.
27
Secara terminology peserta didik adalah anak didik atau individu yang
dari structural proses pendidikan. Dnegan kata lain peserta didik adalah
seorang peserta didik berada pada usia balita ia selalu banyak mendapat
bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan demikian
kemampuan yang ada pada siswa sebgai hasil dari pembawaan dan
perlu diperhatikan :
lain-lain.
sosial
baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa. Guru
15
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2010), h. 120.
29
Hal ini jelas menantang guru untuk selalu kreatif dalam rangka
b. Gaya belajar
c. Usia kronologi
d. Tingkat kematangan
h. Intelegensia
j. Prestasi belajar
16
Ibid., h.121.
30
adalah objek atau tujuan dari sebuah sistem pendidikan yang secara
C. Jilbab
1. Pengertian Jilbab
tipis dan jarang, karena jelas pakaian tersebut akan menimbulkan fitnah
tubuhnya."
halnya mantel."
mantel."
bahwa jilbab pada umumnya adalah pakaian yang lebar, longgar dan
menutup dari atas sampai bawah, tutup kepala, selimut, kain yang
dipakai lapisan yang kedua oleh wanita dan semua pakaian wanita.
17
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah:Pandangan Ulama Masa Lalu
dan Kontemporer, (Jakarta : Lentera Hati, 2004), h. 321.
32
Jalaabiib dalam ayat diatas adalah jamak dari “al jilbaab”, yaitu
pakaian yang lebih besar daripada “al khimar.” Jilbab menurut beliau
seluruh tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangan. Imam Ibnu
18
Ibrahim abd. Al-Muqtadir, Wanita Berjilbab Vs Wanita Pesolek, (Jakarta : AMZAH,
2007), h. 29.
19
Huzaemah, Fiqih Perempuan Kontemporer, (Jakarta : Bulan Bintang, 2001), h. 19.
33
diistilahkan dengan :
baik itu yang panjang atau pendek, menutup kapala, dada dan
20
Ar Ramaadi, Amani Zakariya, Jilbab Tiada Lagi Alasan Untuk Tidak Mengenakannya,
Pustaka At-Tibyan :Solo, 2007), h. 15.
21
Nong Darol Mahmadah, Kritik atas Jilbab, (Jakarta : Sinar, 2003), h. 7.
34
istilah hijab juga berawal dari makna “Tabir” menjadi pakaian penutup
aurat perempuan.
dan kehormatan wanita akan terpelihara dan kaum laki-laki pun akan
2. Fungsi Jilbab
a. Penutup aurat yaitu penutup anggota badan tertentu yang tidak boleh
cara seseorang berpakaian memiliki fungsi yang sama. Hal ini sejalan
22
Muahammad bin Muhammad Ali, Hijab Pakaian Penutup Aurat Istri Nabi saw,
(Jakarta : PT Buku Kita, 2008), h. 33.
35
identitas.23
mereka lebih mudah untuk dikenal dan tidak diganggu oleh para lelaki.
terjaga kehormatannya.
pakaian untuk wanita. Islam sebagai suatu agama yang sesuai untuk
ditutup.
23
Malcom Barnard, Fashion Sebagai Komunikasi, (Jakarta : Jalasutra, 2009), h. 4.
36
secara berlebih-lebihan.”
c. Busana tidak tipis agar kulit pemakainya tidak tampak dari luar.
yang artinya : “Di akhir masa nanti akan muncul di akhir umatku,
dari kain linen yang sangat lunak kepada Usman bin Zaid, setelah
dalam yang tebal di bawah baju linen itu, aku khawatir kalau baju
pemeluk agama lain, juga secara tegas Nabi Saw berkata, “Jangan
berikut :
24
Ibid., h. 16.
39
kepala dan leher. Pemakaian jilbab pada waktu itu hanya sekedar
menutup kepala. Rambut masih tetap telihat, karena bahan jilbab tipis
dan leher masih terbuka. Adapun dasar pemakaian jilbab pada saat itu
hanya merupakan adat kebiasaan yang sudah lama berjalan. Dari adat
yang tidak memakai jilbab dinilai sebagai wanita tidak terhormat atau
25
Abu Al-Ghifari, Kudung Gaul Berjilbab tapi Telanjang, (Bandung : Mujahid, 2003),
h. 7.
26
Huzaemah, Op.,Cit., h.16-17.
40
Islam.
mereka supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak
D. Teori-Teori Motif
27
Ar Raamadi, Op.Cit, h. 21.
41
1. Teori Insting
belajar sebelumnya.
28
Bimo Walgito, Op.Cit, h. 171-174.
42
positif, dan menjauhi insentif yang negatif. Teori ini adalah berkaitan
hukum menutup aurat, yaitu yang terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat
amar (perintah) atau nahi (larangan) yang menurut ilmu ushul fiqih akan
Namun demikian, bila diteliti lebih jauh, kewajiban menutup aurat ini
43
menutup aurat adalah wajib bagi setiap pribadi wanita dan pria islam.
1. Jilbab merupakan perintah yang sangat jelas dari Allah dan Rasul-
Nya.
firmanNya, pada Al- Qur‟an surat An-Nuur ayat 31, surat Al-Ahzab
Dan sisi pengambilan dalil dari ayat ini yang berkaitan dengan
asing.
fitnahnya.
dan 69, Surat An-Nuur ayat 52, Surat Al-Ahzab ayat 71 dan Surat Al-
penutup aurat saat masih hidup maupun sesudah mati. Jilbab seorang
yang terjadi pada masa jahiliyah dan masa islam berpangkal dari
mereka.
yang menjaga batasan anatara pria dan wanita, sedangkan membuka wajah
adalah faktor penghancur akhlak mulia dan kerusakan lawan jenis. Dan
dirinya.29
29
Ahmad bin Abdul Ghafur „Atha, Al Hijaab wa sufuur, (Jakarta : Bulan Bintang, 2007),
h. 148.