A. Kajian teori
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi dari bahasa latin “perception”, “percipio”, adalah
peristiwa menyusun, mengenali, serta menafsirkan informasi sensori
sehingga dapat memberikan suatu gambaran dan pemahaman mengenai
lingkungan.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi diartikan
sebagai suatu tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Istilah
persepsi digunakan untuk mengungkapkan mengenai pengalaman terhadap
suatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami. Pesepsi dalam arti
umum ialah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat
respon bagaimana dan dengan apa seseorang itu akan bertindak. 2 Sebuah
persepsi akan muncul setelah diberikan stimulus dari lingkungannya.
Persepsi merupakan proses seseorang dalam memilih, menerima, serta
menginterpretasikan sebuah informasi, dengan kata lain persepsi
merupakan tingkat pemahaman seseorang terhadap pengalaman yang ia
dapatkan menurut sudut pandang orang tersebut.
Dalam bidang dunia Pendidikan formal, persepsi guru sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran. Ahmad Nasution
menyatakan bahwa:
“Guru memiliki pandangan tersendiri tentang kurikulum dan
keberhasilan perubahan tergantung pada kesesuaian nya dengan
nilai-nilai guru dan taraf partisipasinya dalam perubahan itu”
B. Jenis-Jenis Persepsi
Menurut Walgito, persepsi memiliki beberapa jenis yaitu :
Pertama, persepsi melalui indera penglihatan yaitu mata merupakan salah
satu bagian atau alat indera yang digunakan dalam menerima stimulus,
kemudian akan dilangsungkan oleh syaraf sensoris kepada otak, sehingga
1
Alizamar, Nasbahry Couto, Psikologi Persepsi & Desain Informatika,
(Yogyakarta:Media Akademi,2016), hlm.14
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka,2016), hlm.423
seseorang dapat menyadari apa yang telah dilihatnya. Kedua, persepsi
melalui indera pendengaran. Indera pendengaran yaitu telinga, individu
yang dapat mendengar tentunya mengetahui apa yang terjadi disekitarnya.
Ketiga, persepsi melaui indera pencium, indera pencium ialah hidung.
Stimulus berwujud benda gas yang menguap akan dierima oleh indera
pencium sehingga akan menimbulkan respond dari individu tersebut.
Keempat, persepsi melalui indera pencecap. Indera pencecap yaitu lidah,
stimulus yang diterima berasal dari zat cair. Kelima, persepsi melaui
indera kulit, indera yang dapat merasakan sakit, rabaan, tekanan, dan
temperatur.3
Sedangkan Irwanto menyatakan ada dua jenis persepsi yaitu:
a. Persepsi positif, merupakan persepsi yang memberikan gambaran
segala hal ilmu pengetahuan dan tanggapan yang selaras diteruskan
dengan upaya pemanfaatannya.
b. Persepsi negatif, merupakan persepsi pengetahuan dan tanggapan
yang tidak selaras dengan objek persepsi. Hal tersebut akan
diteruskan dengan kepastian segala usaha objek yang
dipersepsikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi akan
muncul setelah adanya stimulus yang diterima oleh indera manusia. Jika
persepsi itu sesuai dengan pengetahuan maka persepsi tersebut menjadi
positif, sebaliknya jika persepsi tersebut tidak sesuai dengan pengetahuan
maka akan menjadi persepsi negative.
C. Syarat-syarat terjadinya persepsi
3
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2010), hlm.118
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau
reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping
itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu
otak sebagai pusat kesadaran.
3. Perhatian Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek. Untuk menyadari atau mengadakan persepsi
diperlukan adanya perhatian, yang merupakan langkah awal
suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
4. Proses terjadinya persepsi Adapun proses terjadinya persepsi
yaitu, objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat
indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan
stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya menjadi satu, yaitu
dalam hal tertekan. Benda sebagai objek langsung mengenai
kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut.4
4
Adnan Achiruddin Saleh, Pengantar Psikologi, (Makasar: Aksara Timur,2018), hlm.80.
dari luar yaitu latar belakang, informasi yang diperoleh, pengetahuan,
kebutuhan, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal
baru, dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor
fungsional, faktor situasional, faktor struktural, dan faktor personal.
1. Faktor fungsional, yaitu faktor-faktor yang bersifat personal.
Misalnya kebutuhna individu, usia, pengalaman masa lalu,
kepribadian, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Faktir persepsi ini
disebut sebagi kerangka rujukan yang dapat mempengaruhi
bagaimana seseorang memberikan makna pada pesan yang
diterima.
2. Faktor personal, merupakan faktor yang berperan besar dalam
mempengaruhi persepsi orang terhadap pengalaman dan konsep
diri. Beberapa faktor personal terdiri atas pengalaman, motivasi,
dan kepribadian.
3. Faktor situasional, dijelaskan dari eksperimen Solomon E. Asch
dalam psikologi komunikasi karangan Jalaludin Rakhmat,
menerangkan bahwa kata yang disebutkan pertama akan
mengarahkan pada penilaian selanjutnya. Pengaruh kata pertama
ini kemudian terkenal sebagai Primacy Effect.
4. Faktor struktural, yaitu faktor dari luar individu seperti lingkungan,
budaya, dan norma sosial yang berpengaruh terhadap seseorang
dalam memberikan persepsi.
E. Indikator Persepsi
Indikator adalah seseuatu yang dapat memberikan keterangan atau
biasa disebut dengan karakteristik. Menurut Walgito, persepsi memiliki
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu.
Rangsang atau stimulus yang diberikan oleh suatu objek
diterima secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, akan
memberikan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam
otak.
2. Pengertian atau pemahaman terhadap objek. Setelah terjadi
gambaran-gambaran di dalam otak, maka gambaran
tersebut diorganisir, digolongkan, dan diinterpetasikan
sehingga membentuk pegertian atau pemahaman terhadap
suatu objek.
3. Penilaian atau evaluasi individu terhadap objek. Setelah
terbentuknya pemahaman, selanjutnya terbentuk penilaian
dari individu. Individu membandingkan pemahaman yang
baru diperoleh dengan kriteria yang dimiliki individu secara
subjektif.
2. Guru
a. Pengertian Guru
5
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, BAB XI Pasal 39 Ayat 1 dan 2.