Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI

KESEHATAN

“MEMAHAMI KONSEP PERSEPSI”

DOSEN: EDY KURNIA, S.Si., MA


DISUSUN OLEH:
RICHARD VANESTER WELIN CARNAGIE
RIFKI ACHMADI.
YOSEP RONAL SUHENDRA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI


Program Studi D3 Keperawatan
Tahun Ajaran 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena atas
berkat rahmat Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
Adapun judul dari makalah ini adalah “Memahami konsep Persepsi”.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Psikologi Kesehatan yang telah memberikan tugas makalah ini , saya
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca.

ii
DAFTAR ISI
Judul………………………………………...i
Kata pengantar……………………………...ii
Daftar isi……………………………………iii
Bab 1 Pendahuluan ………………………………………
1.1 Latar belakang ………………………………………
1.2 Rumusan masalah……………………………………
1.3 Tujuan masalah………………………………………
1.4 Manfaat penulisan……………………………………
Bab 2 Pembahasan………………………………………..
2.1 Pengertian persepsi……………………………………
2.2 Proses menerima rangsangan………………………….
2.3 Proses menyeleksi perangsangan………………………
2.4 Proses pengorganisasian……………………………….
2.5 Proses penafsiran………………………………………
2.6 Proses pengecekan……………………………………..
2.7 Proses reaksi…………………………………………...
2.8 Persepsi dan sensasi……………………………………
2.9 Persepsi dan kognis…………………………………….
Bab 3……………………………………………………….
3.1 Kesimpulan…………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………...

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Persepsi merupakan proses aktif memilah, menata dan menafsirkan orang,
obyek, kejadian, situasi dan aktivitas. Manusia memilah hanya hal ihwal tertentu
dalam hidup mereka, lalu menata dan menafsirkannya secara selektif. Persepsi
membentuk bagaimana manusia memahami orang lain dan dunianya sekaligus
berbagai pilihan yang diambil dalam hidup mereka. Persepsi adalah penerjemah
otak terhadap informasi yang disediakan oleh semua indera fisik serta segala
sesuatu yang telah ada dalam pikiran kita, semua yang kita inginkan, kehendaki,
sangka, dan dibutuhkan, pengalaman masa lalu, membantu menentukan
persepsi.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud persepsi?
1.2.2 Bagaimana cara proses menerima rangsangan?
1.2.3 Bagaimana cara menyeleksi perangsangan?
1.2.4 Apa itu proses pengorganisasian?
1.2.5 Bagaimana proses penafsiran?
1.2.6 Bagaimana proses pengecekan?
1.2.7 Apa itu proses reaksi?
1.2.8 Apa perbedaan persepsi dan sensasi?
1.2.9 Apa perbedaan persepsi dan kognis?
1.3 Tujuan masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi, sensasi,
kognis, dan mengetahui cara mengatasi dari berbagai persepsi, sensasi, kognisdi
dalam area perkuliahan.
1.4 Manfaat penulisan
Memahami konsep persepsi kami sebagai mahasiswa membuka wawasan
tentang konsep persepsi yang bertujuan menambah pengetahuan mahasiswa.

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian Persepsi
Sarlito W. Sarwono (2009:24) berpendapat persepsi secara umum
merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi
indrawi. Persepsi berlangsung pada saat seseorang meniram stimulus dari
dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk
ke dalam otak. Persepsi merupakan proses pencarian informasi untuk
dipahami yang menggunakan alat pengindraan (Salito W. Sarwono 2002:94).
Sugihartono (2007) mengemukakan bahwa persepsi merupakan
kemampuan panca indera dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi
manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi
negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Menurut Mulyana (2000:168) persepsi adalah inti komunikasi,
sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan
penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Selanjutnya Mulyana
mengemukakan persepsilah yang menentukan pemilihan suatu pesan dan
mengabaikan pesan lain. Menurut Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa
persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory
stimuli). Sedangkan menurut Kimbal Young (Walgito, 1981) mengatakan,
“persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktivitas merasakan,
menginterpretasikan dan memahami objek, baik fisik maupun sosial”.
Menurut Solomon, persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh
seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan
(Prasetijo & Ihallauw,2005:67). Hubungan antara persepsi dan sensasi sudah
jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan

2
makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga atensi,
ekspektasi, motivasi dan memori (Rakhmat,2005).
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception
berasal dari bahasa Latin perceptio, dari percipere, yang artinya menerima
atau mengambil. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi
(sensory stimuli). Persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna
atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses
penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala
yang selanjutnya diproses oleh otak. Istilah Persepsi biasanya digunakan
untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap suatu benda ataupun
suatu kejadian yang dialami. Persepsi ini didefinisikan sebagai proses yang
menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita (pengindraan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling
kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Persepsi berlangsung saat
seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-
organ bantunya yang kemudian masuk kedalam otak.
Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam
sebuah pemahaman. Bimo Walgito mengatakan persepsi adalah suatu proses
yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indra atau disebut proses sensoris. Proses
itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan
proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Menurut William James
persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan
yang diserap oleh indra kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan
ingatan (memori) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita
miliki). Dari beberapa pengertian persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah tindakan penilaian dalam pemikiran seseorang setelah
menerima stimulus dari apa yang dirasakan oleh pancaindranya. Stimulus
tersebut kemudian berkembang menjadi suatu pemikiran yang akhirnya

3
membuat seseorang memiliki suatu pandangan terkait suatu kasus atau
kejadian yang tengah terjadi.
Di dalam persepsi mengandung suatu proses dalam diri untuk
mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kita mengetahui orang lain. Pada
proses ini kepekaan dalam diri seseorang terhadap lingkungan sekitar mulai
terlihat. Cara pandang akan menentukan kesan yang dihasilkan dari proses
persepsi. Proses interaksi tidak dapat dilepaskan dari cara pandang atau
persepsi satu individu terhadap individu yang lain, sehingga memunculkan
apa yang dinamakan persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat akan
menghasilkan suatu penilain terhadap sikap. Perilaku dan tindakan seseorang
di dalam kehidupan bermasyrakat.
2.1.2 Proses Menerima Rangsang
Rangsang adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk
menjelaskan suatu hal yang merangsang terjadinya respon tertentu.
Berikut adalah cara menerima rangsangan:
Proses terjadinya persepsi dimulai dari adanya objek yang
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang
diterima alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Kemudian
terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari
apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang dirasa. Respon
sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai
macam bentuk (Walgito, 2010)
Persepsi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Walgito
(1989:54) menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui suatu proses,
dimana secara alur proses persepsi dapat dikemukakan sebagai berikut:
berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan tesebut
mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman
(fisik). Kemudian rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh
syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya
terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia
terima dengan reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang diterimanya.

4
Proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakan dengan
proses psikologis.
Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu
menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indra (reseptor). Persepsi
merupakan bagian dari seluruh proses yang menghasilkan respon atau
tanggapan yang dimana setelah rangsangan diterapkan keapada manusia.
Subprosesnya adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran. persepsi dan
kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Rasa dan nalar bukan
merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangan-tanggapan,
sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu
rangsangan, dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan
dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang
dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga
bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk
tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud,1985), dalam Soelaeman,
1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi,
dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Persepsi yang timbul dari diri individu tentu tidak terjadi
begitu saja, melainkan melalui sebuah proses. Proses persepsi menurut
Gitosudarmo & Sudita (2015: 17) yang diilustrasikan sebagai berikut:

5
Gambar 2 menggambarkan bahwa persepsi terjadi melalui suatu
proses
yaitu proses memperlihatkan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan
menafsirkan sebuah stimulus. Proses memperlihatkan dan menyeleksi
terjadi karena setiap panca indera dihapankan dengan berbagai
stimulus lingkungan. Pengorganisasian dan interprestasi sesorang
terhadap stimulus lingkungan dipengaruhi oleh pengalman masa
lampaunya yang berbeda-beda yang mempengaruhinya.

6
Thoha (2014: 145-157) menguraikan proses persepsi dalam beberapa
subproses. Subproses persepsi antara lain:
1) Stimulus atau situasi yang hadir
Proses ini merupakan awal terjadinya sebuah
persepsi. Stimulus yang muncul dapat melaluai penginderaan
secara langsung dan dekat maupun dalam bentuk disik yang
menyeluruh.
2) Registrasi
Pada tahap ini seseorang melihat atau mendengar
sehingga apa yang dilihat atau didengar menjadi sebuah
informasi yang akan diterima oleh syaraf kemudian didaftar
untuk mempengaruhi pembentukan persepsi.
3) Interpretasi
Setelah mendaftar informasi yang diterima, tahap
selanjutnya adalah interpretasi di mana seseorang akan
mendalami stimulus yang mereka terima dan interpretasi setiap
oreng dapat berbeda-beda tergantung pemahaman dan
kepribadian masing-masing sehingga hal inilah yang
menyebabkan perbedaan persepsi setiap individu.

7
4) Umpan balik (feedback)
Umpan balik (feedback) merupakan proses terakhir
dalam persepsi dimana stimulus yang diterima akan
mempengaruhi seseorang terhadap lingkungan disekitarnya.
Adapun menurut Walgito (2010: 102), proses persepsi
mencakup sebagai berikut:
a) Proses kealaman (fisik) yaitu proses saat objek
menimbulkan stimulus mengenai alat indera. Proses ini
merupakan awal proses persepsi.
b) Proses filosofi, yaitu proses dimana stimulus yang
diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf
sensorik ke otak.
c) Proses psikologis, yaitu suatu proses yang terjadi di
otak atau puasat kesadaran, sehingga individu dapat
menyadari apa yang ia terima dengan alat indera atau
reseptor dan merupkan persepsi sebenarnya.
Berdasarkan uraian diatas, peeliti sependapat dengan
teori yang dipaparkan oleh Gitosudarmo & Sudita yang
secara singkat dapat jelaskan bahwa proses persepsi
terjadi melalui proses yang dimulai dari stimulus yang
berasal dari lingkungan, perhatian, pengorganisasian,
penafsiran stimulus yang pada akhirya akan
membentuk seebuah persepsi. Begitu juga proses
persepsi yang dialami oleh supervisor yang dibahas
pada penelitian ini sebelum terbentuknya sebuah
persepsi setiap individunya (para supervisor) akan
melewati tahapan-tahapan seperti yang telah dijelaskan
di atas yang dinakan proses persepsi.
Menurut Slameto dalam Santoso, dkk (2013) seorang guru atau
pembimbing mengetahui dan menerapkan prinsip-pronsip yang berkaitan
dengan persepsi sangat penting, karena makin dekat suatu objek, orang atau

8
peristiwa makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat
diingat.
Menurut Sunaryo, 2013 Proses terjadinya persepsi melalui tiga
proses yaitu sebagai berikut:
1) Proses Stimulus Atau Rangsangan.
Pada tahap ini, individu menerima stimulus (rangsangan
dari luar), Ketika indera menangkap arti dari stimulus.
Menurut Sunaryo, 2013 tahap ini adalah proses fisik. proses
fisik terjadi ketika objek menjadi stimulus kemudian diterima
oleh reseptor atau panca indera.
2) Organisasi
Pada tahap ini, stimulus diorganisasikan berdasarkan
tatanan tertentu misalnya berdasarkan pengantar wawasan
tentang stimulus (schemata) atau reflek perilaku (scrip).
Menurut Sunaryo, 2013 tahap ini adalah tahap fisiologis.
Proses fisiologis terjadi melalui stimulus yang dihantarkan ke
saraf sensorik dan disampaikan ke otak.
3) Interprestasi
Interprestasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi
yang sangat penting yaitu, proses pemberian arti kepada
stimulus yang diterimanya. Pada tahap ini, individu membuat
interprestasi dan evaluasi terhadap stimuli berdasarkan
pengalaman masa lalu atau pengetahuan tentang apa yang
diterima.
2.1.3 Proses Menyeleksi Rangsangan
Setelah rangsangan diterima oleh alat indera, rangsangan itu
diseleksi. Menurut Alex Sobur, Faktor yang menentukan seleksi rangsangan
yaitu kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian, sikap,
kepercayaan umum dan penerimaan diri, Sedangkan menurut Bimo Walgito,
Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi persepsi yaitu intensitas / kekuatan
stimulus, ukuran stimulus, perubahan stimulus, ulangan dari stimulus, dan
pertentangan atau kontras dari stimulus.

9
2.1.4 Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu
bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan,
yaitu:
1) Pengelompokan
Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan
dalam suatu bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk
mengelompokkan rangsangan itu, antara lain:
a) Kesamaan, rangsangan-rangsangan yang mirip dijadikan
satu kelompok.
b) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antar satu dengan yang
lain juga dikelompokkan menjadi satu.
c) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang
dianggap belum lengkap.
2) Bentuk timbul dan latar.
Objek-objek yang diamati disekitar selalu muncul sebagai
wujud (figure) dengan hal-hal lainnya sebagai latar (ground).
Misalnya kalau seseorang melihat meja dalam kamar, maka meja
itu akan tampil sebagai wujud dan benda-benda lainnya di kamar
itu akan menjadi latar.
3) Kemantapan persepsi
Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi dan
perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya. Tinggi
badan seseorang diserap dan ia tetap dianggap mempunyai tinggi
badan yang sama walaupun ia berdiri di kejauhan, sehingga
mungkin secara fisik, seolah-olah lebih pendek / lebih kecil.Karena
adanya organisasi persepsi diatas dan karena manusia selalu belajar
dari pengalaman maka lambat laun tersusunlah pola pengamatan
yang menetap, yaitu ketetapan warna, ketetapan bentuk, ketetapan
ukuran dan ketatapan letak. Disamping adanya pola pengamatan
yang menetap, organisasi dalam persepsi menyebabkan pula

10
kadang-kadang salah menafsiri objek yang diamati. “kesalahan
dalam persepsi ini disebut illusi”.
2.1.5 Proses Penafsiran
Setelah Rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu
Menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah
Terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada dasarnya
Memberikan arti pada data dan informasi yang diterima.
2.1.6 Proses Pengecekan
Sesudah data diterima dan ditafsirkan, penerima mengambil
beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar
atau salah.
2.1.7 Proses Reaksi
Pada proses yang terakhir dari proses perceptual adalah tindakan
sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan
jika seseorang berbuat sesuatu sehubungan dengan persepsinya.
Persepsi itu beragam, banyak hal yang menyebabkan satu objek yang
sama dipersepsikan berbeda oleh dua (atau lebih) orang berbeda.
Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh hal-hal di bawah ini:
a) Perhatian; biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan
yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan
perhatian kita pada satu atu dua objek saja. Perbedaan fokus
antara satu orang dengan orang yang lainnya, menyebabkan
perbedaan persepsi antara mereka.
b) Set; adalah harapan seseorang gentang rangsangan yang akan
timbul. Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis start
terdapat set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat ia harus
mulai berlari. Perbedaan set dapat menyebabkan perbedaan
persepsi. Misalnya, A membeli telur dengan harga Rp. 15,-
sebutir.
2.1.8 Perbedaan persepsi dan sensasi
Persepsi adalah penerimaan stimulus melalui alat
indera, Sedangkan persepsi adalah penafsiran dari
stimulus yang diterima tersebut.
2.1.9 Perbedaan persepsi dan kognis

11
Kognisi adalah kegiatan atau proses memperoleh
pengetahuan. Termasuk kesadaran, perasaan dsb, atau
usaha menggali sesuatu melalui pengalaman sendiri.
Persepsi adalah Tindakan Menyusun, mengenali, dan
menafsirkan informasi sensoris guna memberikan
gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Sugihartono,at all.2007.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta. UNY Press
Suharso,P.2006. Pro Kontra Implementasi Perda Syariah (Tinjauan Elemen
Masyarakat). Al-Mawarid Edisi XVI.
Walgito, Bimo.1981.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kerlinger FN. 1986. Azas – azas Penelitian Behavioral. 2ndedition. Holt Rine
harcd.NY.Terjemahkan Simatupang LR Koessoemanto HJ. (Editor). 2006.
Cetakan ke-11.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai