OLEH: KELOMPOK 2
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, Karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini Membahas
segala hal mengenai “Persepsi”.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doanya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Dapat mengetahui tentang segala hal mengenai materi “Persepsi”. Penulis menyadari
makalah ini Masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran objektif yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan seperjuangan khususnya Program
Studi SI Keperawatan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................III
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi Persepsi
2. Prinsip Persepsi
3. Perorganisasian dalam Persepsi
4. Macam Persepsi
5. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
6. Kesalahan Persepsi
7. Cara Meningkatkan Akurasi Persepsi.
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap individu terhadap suatu objek dapat saja berbeda, hal ini Merupakan suatu hal
yang wajar karena menyangkut karakteristik dan kemampuan individu. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto mengenai prinsip-prinsip persepsi
yaitu:
1. Persepsi itu relatif bukannya absolut Berkaitan dengan persepsi itu relatif bahwa
dampak pertama dari suatu Perubahan rangsangan dirasakan lebih besar daripada
rangsangan yang datang kemudian.
2. Persepsi itu selektif Berkaitan dengan persepsi itu selektif yaitu bahwa seseorang itu
hanya Memperhatikan beberapa rangsangan ada di sekelilingnya pada saat- saat
tertentu. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam Kemampuan seseorang untuk
menerima rangsangan
3. Persepsi itu mempunyai tatanan Berkaitan dengan persepsi itu mempunyai tatanan
bahwa seseorang Menerima rangsangan tidak dengan sembarangan, ia akan menerima
Dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.
4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)Harapan dan
kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana Yang akan dipilih untuk
diterima, selanjutnya bagaimana pesan itu akan ditata dan demikian pula bagaimana
pesan tersebut akan diinterpretasi.
5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama Hal terakhir yang menjadi prinsip dasar dari
persepsi adalah berkaitan dengan perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan-perbedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi.
Organisasi perseptual fokus pada apa yang terjadi Dalam proses persepsi jika
informasi dari situasi Tertentu diterima. Pengorganisasian persepsi meliputi tiga hal;
Kesamaan dan ke tidak samaan, obyek yang mempunyai Kesamaan dan akan
dipersepsi ada hubungan
Kedekatan dalam ruang, obyek atau peristiwa yang berdekatan mudah diartikan
sebagai obyek yang ada hubungannya
Kedekatan dalam waktu, obyek/peristiwa akan dilihat ada Hubungannya bila ada
kedekatan/kesamaan waktu.
Persepsi terjadi karena adanya suatu rangsangan yang datang, Rangsangan atau
stimulus kemudian masuk ke dalam otak sehingga Menciptakan suatu persepsi. Proses
memahami rangsangan dapat Berasal dari luar individu dan dari dalam individu.
Maramis (Candra Dkk., 2017: 66) menyatakan terdapat dua jenis persepsi berdasarkan
Rangsangannya yaitu:
Dalam proses persepsi, banyak rangsangan yang masuk ke Panca indra namun tidak
semua rangsangan tersebut memiliki respon yang sama. Menurut Rhenald Kasali dalam
buku Manajemen Public Relation dan Aplikasinya di Indonesia, persepsi ditentukan oleh
faktor berikut:
Tidak semua persepsi yang dilakukan manusia pasti Benar, terkadang ada kalanya
persepsi yang dilakukan oleh Seseorang salah atau keliru. Dalam kejadian ini maka dapat
Disebut sebagai kesalahan dalam berpersepsi. Kemungkinan Kesalahan yang terjadi
menurut pakar bentuknya sangat Beragam. Pendapat dari masing-masing individu
kemungkinan Mengalami persamaan atau juga dapat mengalami perbedaan, Namun hal
tersebut yang justru menjadikan suatu persepsi Saling melengkapi antara persepsi
individu satu dengan Individu yang lainnya. Kesalahan persepsi menurut Greenberg dan
Baron, dapat Berupa Fundamental attribution eror, Halo effect, Similar to Me effect,
Selective perception, dan First impersion Erro. Sedangkan Mc Shane dan Von Glinow
menunjukkan Kesalahan persepsi sebagai berikut, Hallo effect, Primacy Effect, dan False
consensus effect. Sementara itu, Kreitner dan Kinicki, mengemukakan kesalahan persepsi
biasa ditemukan Dalam bentuk, Halo, Leniency, Sentral tendency, Recency Effect, dan
Contras effect.Ada beberapa tahapan kesalahan dalam persepsi yaitu sebagai Berikut:
Ada beberapa macam cara meningkatkan akurasi persepsi yang bisa dilakukan
terutama dalam proses komunikasi. Psikologi komunikasi mungkin akan membahas
banyak mengenai bagaimana persepsi sangat penting untuk diperhatikan. Dengan
adanya akurasi persepsi yang baik, maka proses penyerapan informasi pun bisa
berjalan dengan baik. Tanpa adanya persepsi yang baik, mungkin saja terjadi kesalahan
persepsi yang bisa menciptakan perselisihan. Psikologi akan membahas mengenai
bagaimana proses perilaku yang sebenarnya sangat tergantung pula dengan persepsi
seseorang. Sikap seseorang mungkin bisa berubah hanya karena memiliki persepsi
yang salah.
Tak heran, penting sekali untuk mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan
akurasi persepsi ini. Berikut ini adalah beberapa macam cara yang bisa digunakan untuk
meningkatkan akurasi persepsi. Proses ini mungkin juga akan sangat familiar dengan
teknik komunikasi.
1. Membuka Wawasan
Membuka wawasan bisa dilakukan dengan membaca banyak hal. Dengan adanya
wawasan yang luas, kita juga bisa memperluas persepsi kita pada saat menerima suatu
masalah, kemudian mengerucutkannya dengan lebih spesifik. Cara ini bisa digunakan
terutama untuk mendapatkan persepsi yang benar-benar valid dan tepat. Wawasan
yang luas akan banyak membantu, terutama untuk melihat perbandingan suatu
permasalahan. Persepsi yang akan didapatkan pun menjadi lebih akurat. Psikologi
lingkungan juga termasuk membutuhkan wawasan yang luas.
2. Melihat Masalah dari Banyak Sisi
Hampir mirip dengan membuka wawasan, cara meningkatkan akurasi persepsi
lainnya yaitu dengan melihat masalah dari bayak sisi. Persepsi yang menyempit
mungkin akan membuat kita menjadi salah persepsi. Perilaku dengan melihat masalah
banyak sisi bisa membantu untuk mendapatkan persepsi yang lebih akurat. Tidak
mudah melakukan judgement juga merupakan satu hal yang penting untuk dilakukan
supaya kita terbiasa melihat masalah dari banyak sudut pandang. Emosi dalam
psikologi mungkin perlu dikesampingkan supaya bisa melakukan hal ini.
3. Menghindari Membaca Isi Pikiran Orang Lain
Persepsi yang akurat juga bisa dilakukan dengan menghindar “membaca” isi
pikiran orang lain. Kita mungkin kadang berusa menerka-nerka apa yang dipikirkan
orang lain, padahal sebenarnya belum tentu orang tersebut memikirkan hal yang kita
khawatirkan. Meskipun gelagat yang ditunjukkan orang tersebut benar-benar seperti
nyata dengan apa yang kita pikirkan, namun kita tetap harus menghindari berpersepsi
seperti ini. Ini akan membuyarkan persepsi dan menjadikannya kurang akurat. Ini
juga merupakan salah satu cara meningkatkan persepsi antar pribadi.
4. Menghindari Menganggap Orang Lain adalah Kita
Menghindari menganggap orang lain berpikir dan berlaku seperti kita adalah
kesalahan besar pada saat kita akan membuat persepsi kita lebih akurat. Ada baiknya,
kita justru memposisikan diri dalam keadaan netral sehingga persepsi bisa menjadi
lebih objektif. Cara ini bisa dilakukan terutama untuk membuat persepsi kita benar
dan tepat. Kita bisa mencoba mengetahui konsep diri dalam psikologi untuk bisa lebih
mengenali diri kita sendiri.
5. Mengamati Perilaku dan Merumuskan Hipotesis
Manakala sikap netral sudah bisa kita lakukan, maka kita bisa melakukan
pengamatan terhadap perilaku-perilaku tertentu. Dari situ, kita bisa merumuskan
hipotesis. Ini dilakukan terutama supaya kita bisa mendapatkan data yang valid
sebelum membuat kesimpulan. Hipotesis memang boleh saja dilakukan sebagai
bentuk “dugaan” atau “prediksi”. Ada baiknya, kita tidak perlu mengungkapkan
prediksi ini dan cukup menyimpannya untuk diri sendiri.
6. Waspada terhadap Bias Diri Sendiri
Bias diri sendiri terjadi terutama pada saat ada konflik pada pemikiran kita sendiri.
Istilah yang biasa dikenal adalah terjadinya konflik batin. Keraguan biasanya menjadi
penyebab terjadinya bias ini. Persepsi menjadi kurang akurat dan sangat mungkin
terjadinya kesalahan persepsi dalam psikologi. Oleh karenanya, sikap objektif dan
netral harus benar-benar dijaga supaya persepsi menjadi lebih akurat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Persepsi adalah suatu proses diterimanya rangsang melalui pancaindera yang
didahului oleh adanya suatu perhatian sehingga individu mampu menyadari,
mengartikan, dan menghayati tentang sesuatu yang diamati, baik yang ada di luar
maupun dalam diri individu. Proses persepsi dapat terjadi dengan melewati tiga proses
yaitu, proses fisik, proses fisiologis, dan proses psikologis. Suatu proses persepsi
dapat terjadi karena adanya rangsangan dari dalam diri ataupun dari luar diri manusia.
Faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya persepsi ialah, ketersediaan informasi
sebelumnya, kebutuhan seseorang, pengalaman masa lalu, emosi setiap individu,
minat terhadap suatu objek, kepentingan akan suatu objek dan kebiasaan yang sering
terjadi.
Proses persepsi tersebut terus terjadi didalamkehidupan manusia. Bila dari satu
gangguan yang bermasalah pada diri manusia, maka akan mempengaruhi proses
persepsi. Gangguan persepsi bisa disebabkan karena gangguan otak, seperti kerusakan
otak, keracunan, obat halusinogenk, gangguan jiwa seperti emosi tertentu yang dapat
mengakibatkan ilusi. Jenis gangguan persepsi antara lain:
halusinasi,ilusi,depersonalisasi,gangguan somatosensorik pada
reaksikonversi,ganguan sikologik dan aknosia.
DAFTAR PUSTAKA
Herry Zan Pieter, S.Psi & dr. Namora Lumongga Lubis , M.Sc. (2010).