Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

PEMAHAMAN PERSEPSI DALAM KONTEKS PSIKOLOGI

OLEH: KELOMPOK 2

1. LIKE LIANA WATRIMNY (231111058)


2. DAFROSA SANJUNG AMBUL (231111044)
3. FENCY TOINENO (231111049)
4. EBEN HAESER AWANG (231111243)

PRODI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, Karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini Membahas
segala hal mengenai “Persepsi”.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doanya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.

Dapat mengetahui tentang segala hal mengenai materi “Persepsi”. Penulis menyadari
makalah ini Masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran objektif yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan seperjuangan khususnya Program
Studi SI Keperawatan.

Kupang 15 Maret 2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................I

DAFTAR ISI..............................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ketetapan Dalam Menjelaskan Definisi Persepsi .............................4

2.2. Ketetapan Dalam Menjelaskan Prinsip Persepsi...............................5

2.3. Menjelaskan Proses Perorganisasian dalam Persepsi......................6

2.4. Menjelaskan Macam Persepsi.........................................................7

2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi...............................................8

2.6. Kesalahan Persepsi........................................................................9

2.7. Cara Meningkatkan Akurasi Persepsi.............................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala
hal yang berkaitan dengan gangguan jiwa. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah
gangguan persepsi. Persepsi bukan sekedar fenomena visual Yaitu segala sesuatu yang
kita “lihat” secara fisik.
Para ahli perkembangan Menganggap persepsi sebagai bagian untuk memahami
input sensorik yang disambungkan ke otak oleh indra dan dihantarkan menuju
susunan syaraf pusat. Bagian-bagian mental ini dapat mempengaruhi persepsi kita
lebih daripada yang kita pikirkan.
Harapan (harapan perseptual) adalah elemen yang paling luas dalam Persepsi.
Kita adalah hasil bentukan “kebiasaan perseptual” yaitu kita melihat Apa yang telah
kita pelajari untuk dilihat dan diharapkan kita mendengar apa yang telah kita dengar
dan di harapkan untuk didengar. Jika tidak demikian, maka ego kita yang totaliter
secara sederhana akan menyaring untuk kemudian membuangnya, walaupun belum
sempat dikenali.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Definisi Persepsi
2. Prinsip Persepsi
3. Perorganisasian dalam Persepsi
4. Macam Persepsi
5. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
6. Kesalahan Persepsi
7. Cara Meningkatkan Akurasi Persepsi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PERSEPSI

Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antara stimulus dan


pengalaman yang lebih kompleks daripada dengan fenomena yang ada pada sensasi.
Fenomena persepsi tergantung pada proses yang lebih tinggi tingkatannya. Maramis
(2005) mengemukakan bahwa persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau
hubungan, dan perbedaan melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan
setelah Panca indranya mendapat rangsang.

Walgito (2010) menyatakan persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian


terhadap stimulus yang diindranya merupakan sesuatu yang berarti, dan Atkinson dkk.
(2012)mengemukakan persepsi adalah penyelidikan dalam mengintegrasikansensasi ke
dalam proses perseptual dan menggunakannya untuk mengenali dunia. Dari pengertian
yang dikemukakan diatas, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang
melalui Panca Indra yang didahului oleh adanya suatu perhatian sehingga individu
mampu menyadari, mengartikan, dan menghayati tentang sesuatu yang diamati, baik
yang ada di luar maupun dalam diri individu.

2.2. PRINSIP PERSEPSI

Setiap individu terhadap suatu objek dapat saja berbeda, hal ini Merupakan suatu hal
yang wajar karena menyangkut karakteristik dan kemampuan individu. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto mengenai prinsip-prinsip persepsi
yaitu:

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut Berkaitan dengan persepsi itu relatif bahwa
dampak pertama dari suatu Perubahan rangsangan dirasakan lebih besar daripada
rangsangan yang datang kemudian.

2. Persepsi itu selektif Berkaitan dengan persepsi itu selektif yaitu bahwa seseorang itu
hanya Memperhatikan beberapa rangsangan ada di sekelilingnya pada saat- saat
tertentu. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam Kemampuan seseorang untuk
menerima rangsangan
3. Persepsi itu mempunyai tatanan Berkaitan dengan persepsi itu mempunyai tatanan
bahwa seseorang Menerima rangsangan tidak dengan sembarangan, ia akan menerima
Dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.
4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)Harapan dan
kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana Yang akan dipilih untuk
diterima, selanjutnya bagaimana pesan itu akan ditata dan demikian pula bagaimana
pesan tersebut akan diinterpretasi.
5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama Hal terakhir yang menjadi prinsip dasar dari
persepsi adalah berkaitan dengan perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan-perbedaan individual, perbedaan kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi.

2.3 PERORGANISASIAN DALAM PERSEPSI

Organisasi perseptual fokus pada apa yang terjadi Dalam proses persepsi jika
informasi dari situasi Tertentu diterima. Pengorganisasian persepsi meliputi tiga hal;

 Kesamaan dan ke tidak samaan, obyek yang mempunyai Kesamaan dan akan
dipersepsi ada hubungan
 Kedekatan dalam ruang, obyek atau peristiwa yang berdekatan mudah diartikan
sebagai obyek yang ada hubungannya
 Kedekatan dalam waktu, obyek/peristiwa akan dilihat ada Hubungannya bila ada
kedekatan/kesamaan waktu.

a) Prinsip Organisasi Perseptual:


1. Prinsip Figur-Dasar, objek yang Ditanggapi muncul terpisah dari latar
Belakang umum objek tersebut.
2. Prinsip Pengelompokan Persepsi, ada Kecenderungan dalam
mengelompokkan beberapa Stimulus secara bersama-sama dalam pola yang
Dapat dikenali. Caranya;
 Closure, yaitu menanggapi secara keseluruhan dengan Menutup celah
yang tidak terisi dari input sensori.
 Kontinuitas, dimana orang cenderung dapat menerima Urutan atau
pola berkelanjutan
 Proksimitas, kelompok stimulus yang berdekatan Ditanggapi sebagai
pola keseluruhan
 Kesamaan, semakin besar kesamaan stimulus, semakin Besar untuk
dianggap sebagai satu kelompok umum.
3. Konstantin Perseptual, memberikan rasa Stabilitas dalam dunia yang selalu
berubah. Ukuran, bentuk, warna, keterangan, dan lokasi Objek cukup konstan
tanpa memedulikan Informasi yang diterima oleh Indera.
4. Konteks Perseptual, suatu stimulus baru Mempunyai arti dan nilai bila
ditempatkan Pada konteksnya.

2.4 MACAM-MACAM PERSEPSI

Persepsi terjadi karena adanya suatu rangsangan yang datang, Rangsangan atau
stimulus kemudian masuk ke dalam otak sehingga Menciptakan suatu persepsi. Proses
memahami rangsangan dapat Berasal dari luar individu dan dari dalam individu.
Maramis (Candra Dkk., 2017: 66) menyatakan terdapat dua jenis persepsi berdasarkan
Rangsangannya yaitu:

1) External Perception, merupakan persepsi yang terjadi karena Adanya


rangsangan dari luar individu.
2) Self Perception, merupakan persepsi yang terjadi karena adanya Rangsangan
dari dalam individu.
Persepsi dapat terjadi karena rangsangan yang datang Ditangkap oleh alat Indera
manusia. Alat Indera tersebut dapat Memberikan informasi yang berbeda mengenai
segala sesuatu yang ada di Lingkungan. Proses memahami rangsangan yang didapat oleh
Indera Menyebabkan persepsi dibagi menjadi beberapa jenis. Joanes, dkk. (2014:11-27)
menyatakan jenis-jenis persepsi dapat dikategorikan ke dalam lima bagian yaitu persepsi
auditor, persepsi visual, persepsi Kinestatik-tactile, persepsi sosial dan persepsi ekstra
sensori.
1) Persepsi auditor
Persepsi auditor melibatkan Indera pendengaran yaitu Telinga. Telinga mampu
mendeteksi dan membedakan suara yang Dapat didengar dengan mendengarkan
suara yang dihasilkan. Persepsi pendengaran adalah kemampuan untuk memproses
Informasi melalui saluran pendengaran.
2) Persepsi Visual
Persepsi visual melibatkan Indera penglihatan, yaitu mata. Mata adalah elemen
terpenting dalam membuat persepsi. Melalui Mata, manusia mampu mendeteksi dan
menganalisis warna, Ukuran bentuk, pola, posisi, dan sebagainya. Persepsi visual
tidak Hanya yang dilihat manusia melalui retina mata, tetapi Menjelaskan persepsi
dari sudut pandang penglihatan manusia.
3) Persepsi Kinestatik-Tactile
Persepsi Kinestatik-tactile melibatkan tiga Indera, yaitu Indera perasa, Indera
penciuman dan Indera peraba. Persepsi Kinestatik-tactile sangat penting sebagai
keseimbangan terhadap Persepsi pendengaran dan persepsi visual. Persepsi
kinestesik Merupakan suatu penerimaan posisi dan gerakan bagian tubuh.
4) Persepsi sosial
Persepsi sosial adalah suatu proses membuat penilaian (judgment) atau memberi
kesan (impression) pada berbagai hal Yang ditemukan dalam bidang Indera
seseorang. Persepsi sosial Dapat digambarkan sebagai proses seseorang untuk
mengetahui, menafsirkan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsikan Melalui
atribut, kualitas dan keadaan yang memengaruhi orang Dan membentuk gambar
orang yang dipersepsikan. Persepsi yang Dihasilkan oleh individu sangat subyektif
karena mereka Dipengaruhi oleh perasaan, nilai-nilai dan kepercayaan yang Dimiliki
individu.
5) Persepsi Ekstra sensori
Persepsi ekstra sensori adalah kemampuan persepsi Seseorang di atas pancaindranya
atau diluar lima Indera yang Dimiliki oleh manusia. Persepsi melibatkan penerimaan
informasi Yang tidak diperoleh oleh fisik yang dikenali Indera tetapi merasa Dengan
pikiran. Persepsi ekstra sensori ini antara lain: telepati ,Psychokinesis.
2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

Dalam proses persepsi, banyak rangsangan yang masuk ke Panca indra namun tidak
semua rangsangan tersebut memiliki respon yang sama. Menurut Rhenald Kasali dalam
buku Manajemen Public Relation dan Aplikasinya di Indonesia, persepsi ditentukan oleh
faktor berikut:

a. Latar Belakang Budaya


Persepsi itu terkait oleh budaya. Bagaimana kita memaknai suatu pesan, objek, atau
lingkungan bergantung pada sistem nilai yang kita anut. Semakin besar perbedaan
budaya antara dua orang semakin besar pula perbedaan persepsinya.
b) Pengalaman Masa Lalu
Setiap individu umumnya pernah memiliki suatu pengalaman tertentu atas objek yang
dibicarakan. Makin intensif hubungan antara objek tersebut dengan audiens, maka
semakin banyak pengalaman yang dimiliki. Pengalaman masa lalu ini juga bisa
diperkuat oleh informasi lain, seperti berita dan kejadian yang melanda objek.
c) Nilai yang Dianut
Setiap individu memiliki nilai yang dianut, mencakup kepercayaan dan kepuasan.
Nilai ini berkaitan erat dengan normatif yang bersumber dari lingkungan.

2.6. KESALAHAN PERSEPSI

Tidak semua persepsi yang dilakukan manusia pasti Benar, terkadang ada kalanya
persepsi yang dilakukan oleh Seseorang salah atau keliru. Dalam kejadian ini maka dapat
Disebut sebagai kesalahan dalam berpersepsi. Kemungkinan Kesalahan yang terjadi
menurut pakar bentuknya sangat Beragam. Pendapat dari masing-masing individu
kemungkinan Mengalami persamaan atau juga dapat mengalami perbedaan, Namun hal
tersebut yang justru menjadikan suatu persepsi Saling melengkapi antara persepsi
individu satu dengan Individu yang lainnya. Kesalahan persepsi menurut Greenberg dan
Baron, dapat Berupa Fundamental attribution eror, Halo effect, Similar to Me effect,
Selective perception, dan First impersion Erro. Sedangkan Mc Shane dan Von Glinow
menunjukkan Kesalahan persepsi sebagai berikut, Hallo effect, Primacy Effect, dan False
consensus effect. Sementara itu, Kreitner dan Kinicki, mengemukakan kesalahan persepsi
biasa ditemukan Dalam bentuk, Halo, Leniency, Sentral tendency, Recency Effect, dan
Contras effect.Ada beberapa tahapan kesalahan dalam persepsi yaitu sebagai Berikut:

a. Fundamental Attribution Error Kesalahan persepsi yang cenderung Menghubungkan


dengan faktor internal yaitu seseorang Yang cenderung mengartikan persepsi sesuai
dengan Watak dan karakter individu saja, namun mengabaikan Faktor eksternal
seperti tingkah laku individu tersebut.
b. Halo Effect Merupakan kesalahan persepsi karena kesan Umum kita tentang orang
biasanya terjadi pada pertemuan Pertama dengan individu yang lainnya, sehingga
Menjadikan kesan dan persepsi di awal tanpa melihat Lebih dalam karakteristik lain
dari orang tersebut.
c. Similar to me Effect Yaitu kesalahan persepsi yang menganggap Enteng atau
menggampangkan orang lain. Atau bisa saja Terjadi karena kecenderungan seseorang
menyukai atau Membenci orang tersebut.

2.7 CARA MENINGKATKAN AKURASI PERSEPSI

Ada beberapa macam cara meningkatkan akurasi persepsi yang bisa dilakukan
terutama dalam proses komunikasi. Psikologi komunikasi mungkin akan membahas
banyak mengenai bagaimana persepsi sangat penting untuk diperhatikan. Dengan
adanya akurasi persepsi yang baik, maka proses penyerapan informasi pun bisa
berjalan dengan baik. Tanpa adanya persepsi yang baik, mungkin saja terjadi kesalahan
persepsi yang bisa menciptakan perselisihan. Psikologi akan membahas mengenai
bagaimana proses perilaku yang sebenarnya sangat tergantung pula dengan persepsi
seseorang. Sikap seseorang mungkin bisa berubah hanya karena memiliki persepsi
yang salah.

Banyak pengertian persepsi menurut para ahli. Persepsi merupakan pengalaman


tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan mendefinisikan pesan. Seorang individu bisa melakukan proses analisa
informasi sehingga ia bisa menerjemahkan suatu peristiwa tersebut sebagai sesuatu
yang menyenangkan, menyedihkan, menyebalkan dan lain sebagainya.

Tak heran, penting sekali untuk mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan
akurasi persepsi ini. Berikut ini adalah beberapa macam cara yang bisa digunakan untuk
meningkatkan akurasi persepsi. Proses ini mungkin juga akan sangat familiar dengan
teknik komunikasi.

1. Membuka Wawasan
Membuka wawasan bisa dilakukan dengan membaca banyak hal. Dengan adanya
wawasan yang luas, kita juga bisa memperluas persepsi kita pada saat menerima suatu
masalah, kemudian mengerucutkannya dengan lebih spesifik. Cara ini bisa digunakan
terutama untuk mendapatkan persepsi yang benar-benar valid dan tepat. Wawasan
yang luas akan banyak membantu, terutama untuk melihat perbandingan suatu
permasalahan. Persepsi yang akan didapatkan pun menjadi lebih akurat. Psikologi
lingkungan juga termasuk membutuhkan wawasan yang luas.
2. Melihat Masalah dari Banyak Sisi
Hampir mirip dengan membuka wawasan, cara meningkatkan akurasi persepsi
lainnya yaitu dengan melihat masalah dari bayak sisi. Persepsi yang menyempit
mungkin akan membuat kita menjadi salah persepsi. Perilaku dengan melihat masalah
banyak sisi bisa membantu untuk mendapatkan persepsi yang lebih akurat. Tidak
mudah melakukan judgement juga merupakan satu hal yang penting untuk dilakukan
supaya kita terbiasa melihat masalah dari banyak sudut pandang. Emosi dalam
psikologi mungkin perlu dikesampingkan supaya bisa melakukan hal ini.
3. Menghindari Membaca Isi Pikiran Orang Lain
Persepsi yang akurat juga bisa dilakukan dengan menghindar “membaca” isi
pikiran orang lain. Kita mungkin kadang berusa menerka-nerka apa yang dipikirkan
orang lain, padahal sebenarnya belum tentu orang tersebut memikirkan hal yang kita
khawatirkan. Meskipun gelagat yang ditunjukkan orang tersebut benar-benar seperti
nyata dengan apa yang kita pikirkan, namun kita tetap harus menghindari berpersepsi
seperti ini. Ini akan membuyarkan persepsi dan menjadikannya kurang akurat. Ini
juga merupakan salah satu cara meningkatkan persepsi antar pribadi.
4. Menghindari Menganggap Orang Lain adalah Kita
Menghindari menganggap orang lain berpikir dan berlaku seperti kita adalah
kesalahan besar pada saat kita akan membuat persepsi kita lebih akurat. Ada baiknya,
kita justru memposisikan diri dalam keadaan netral sehingga persepsi bisa menjadi
lebih objektif. Cara ini bisa dilakukan terutama untuk membuat persepsi kita benar
dan tepat. Kita bisa mencoba mengetahui konsep diri dalam psikologi untuk bisa lebih
mengenali diri kita sendiri.
5. Mengamati Perilaku dan Merumuskan Hipotesis
Manakala sikap netral sudah bisa kita lakukan, maka kita bisa melakukan
pengamatan terhadap perilaku-perilaku tertentu. Dari situ, kita bisa merumuskan
hipotesis. Ini dilakukan terutama supaya kita bisa mendapatkan data yang valid
sebelum membuat kesimpulan. Hipotesis memang boleh saja dilakukan sebagai
bentuk “dugaan” atau “prediksi”. Ada baiknya, kita tidak perlu mengungkapkan
prediksi ini dan cukup menyimpannya untuk diri sendiri.
6. Waspada terhadap Bias Diri Sendiri
Bias diri sendiri terjadi terutama pada saat ada konflik pada pemikiran kita sendiri.
Istilah yang biasa dikenal adalah terjadinya konflik batin. Keraguan biasanya menjadi
penyebab terjadinya bias ini. Persepsi menjadi kurang akurat dan sangat mungkin
terjadinya kesalahan persepsi dalam psikologi. Oleh karenanya, sikap objektif dan
netral harus benar-benar dijaga supaya persepsi menjadi lebih akurat.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Persepsi adalah suatu proses diterimanya rangsang melalui pancaindera yang
didahului oleh adanya suatu perhatian sehingga individu mampu menyadari,
mengartikan, dan menghayati tentang sesuatu yang diamati, baik yang ada di luar
maupun dalam diri individu. Proses persepsi dapat terjadi dengan melewati tiga proses
yaitu, proses fisik, proses fisiologis, dan proses psikologis. Suatu proses persepsi
dapat terjadi karena adanya rangsangan dari dalam diri ataupun dari luar diri manusia.
Faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya persepsi ialah, ketersediaan informasi
sebelumnya, kebutuhan seseorang, pengalaman masa lalu, emosi setiap individu,
minat terhadap suatu objek, kepentingan akan suatu objek dan kebiasaan yang sering
terjadi.
Proses persepsi tersebut terus terjadi didalamkehidupan manusia. Bila dari satu
gangguan yang bermasalah pada diri manusia, maka akan mempengaruhi proses
persepsi. Gangguan persepsi bisa disebabkan karena gangguan otak, seperti kerusakan
otak, keracunan, obat halusinogenk, gangguan jiwa seperti emosi tertentu yang dapat
mengakibatkan ilusi. Jenis gangguan persepsi antara lain:
halusinasi,ilusi,depersonalisasi,gangguan somatosensorik pada
reaksikonversi,ganguan sikologik dan aknosia.

DAFTAR PUSTAKA

Herry Zan Pieter, S.Psi & dr. Namora Lumongga Lubis , M.Sc. (2010).

Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan.

Penerbit : Kencana Prenada MediaGroupI Wayan Candra (2016).Psikologi , Landasan

keilmuan PraktikKeperawatan Jiwa. Ed.1, Cet

Anda mungkin juga menyukai