KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA
Achmad Zuhri 201503070
Ibrahim Falahi 201503064
Noni Badraeni 201503046
Wisnu Wahyu Hardjanto 20150304
1. Elaboration-Likelihood Model
Elaboration dikembangkan oleh Petty dan Cacioppo pada tahun 1986, menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor dalam komunikasi persuasi yang dapat mengaktifkan
motivasi audience untuk nantinya mengolah pesan dan memiliki sebuah persepsi akan
suatu hal. Dalam teorinya, Petty dan Cacciopo membagi faktor tersebut kedalam dua
rute motivasi, yakni rute central dan peripheral. Rute central mengarah pada alasan
audience untuk mengolah pesan berdasarkan isi pesan dan kelogisan pesan sementara
rute periferal mengarah pada alasan lain di luar kualitas pesan seperti adanya reward,
kedekatan antara persuader dan audience dan juga simpati atas performance persuader
saat proses persuasi berlangsung.
Sifat-sifat Persepsi
Data yang diperoleh seseorang mengenai objek lewat penginderaan bersifat tidak pernah
lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi,
langkah ini dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian
yang lengkap lewat kelima indera kita.
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek
dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena
informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu
kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Kita harus
mengisi ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu dan menyediakan informasi
yang hilang
2. Persepsi Bersifat Evaluatif
Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri kita yang mencerminkan
sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang kita gunakan untuk memaknai objek
persepsi. Dengan demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-
kata Andrea L. Rich, persepsi pada dasarnya memiliki keadaan fisik dan psikologis
individu, alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi.
Dengan ungkapan Carl Rogers, individu bereaksi terhadap dunianya yang ia alami dan
menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut, adalah
realitas
3. Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam
persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks yang
melingkungi kita ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat
mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan juga persepsi kita.
Dalam mengorganisasikan suatu objek, yakni meletakkannya dalam suatu konteks
tertentu, kita menggunakan prinsip-prinsip berikut:
a. Prinsip pertama. Stuktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau
kedekatan dan kelengkapannya
b. Prinsip kedua. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang
terdiri dari objek dan latar belakangnya
Jenis-jenis persepsi
Berdasarkan proses pemahaman terhadap suatu rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh
indera manusia menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Persepsi visual adalah Persepsi didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi visual
merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih
membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju. Persepsi visual ini
merupakan persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan
balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan
persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam
konteks keseharian.
Persepsi auditori adalah Persepsi yang didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Persepsi perabaan Persepsi yang didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
Persepsi penciuman atau olfaktori adalah Persepsi didapatkan dari indera penciuman
yaitu hidung.
Persepsi pengecapan atau rasa adalah Persepsi didapatkan dari indera pengecapan yaitu
lidah.
Sering ditemukan istilah menyamakan persepsi. Terkadang istilah tersebut sesuai, namun
sering tidak sesuai penggunaanya. Hal itu sama saja dengan: kalau menyikat gigi, harus
menggunakan odol, atau ada yang berkata jangan sering-sering makan indomie, nanti bisa
iritasi usus, atau ada pula yang berkata kalau makan bakso, jangan gunakan sasa, dan
sebagainya. Mungkin yang dimaksud dengan odol adalah pasta gigi padahal Odol adalah
salah satu merk dagang pasta gigi, demikian juga dengan indomie, mau merknya apa saja
(misalkan Super Mie, Sarimie, atau apapun), menyebutnya dengan Indomie, begitu juga dengan
Sasa, sebagai merk dagang bumbu penyedap rasa (MSG). Itulah hebatnya orang-orang yang
bergerak di bidang pemasaran, khususnya brand image, yang mampu menanamkan nama produk
di benak para konsumennya hingga turun-temurun.
Persepsi adalah kata yang berhubungan dengan waktu yang dalam bahasa Inggrisnya
berhubungan dengan past-present, atau masa lalu hingga saat ini, atau berhubungan dengan
pengalaman. Amat sulit tugas untuk menyamakan persepsi, karena setiap orang memiliki
pengalaman yang berbeda-beda. Sehingga persepsinya pun berbeda.
Teori belajar
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan bergerak
untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah perilaku,
pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut. Belajar
berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar kehidupannya bisa lebih
baik dari sebelumnya.
Berikut ini akan dibahas mengenai teori -teori balajar:
1. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek - aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu
dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian
rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori belajar behavioristik
adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami manusia dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan
keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus
dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain
yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon.
Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat.
Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap
dikuatkan.
2. Teori Belajar Kognitif
Psikologi kognitif dianggap sebagai perpaduan antara Psikologi Gestalt dan psikologi
behaviorisme. Menurut teori kognitif belajar adalah suatu proses perubahan persepsi dan
pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah lakuyang dapat diukur dan diamati. Dalam teori
ini lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek
rasionalyang dimiliki oleh orang lain. Teori ini tentunya sangat berbeda dengan teori
behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan
cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang datang kepada dirinya
Strategi pesan berfungsi untuk menghasilkan rangkaian pesan periklanan. Rangkaian pesan
periklanan merupakan salah satu elemen yang dihasilkan melalui proses manajemen periklanan.
Manajemen periklanan merupakan proses 5 tahap yang dikenal dengan 5 M, yaitu: penetapan
tujuan (Mission),penetapan Anggaran (Money), penetapan pesan (Message), penetapan media
(Media) dan evaluasi mengenai kampanye iklan (Maeasurement).
Strategi Pesan
5Ms Of Advertising
Strategi
pesan Menurut
Clow & Baack (2012) dalam bukunya Integrated Advertising Promotion And Marketing
Communication merupakan taktik utama atau pendekatan yang digunakan untuk
menyampaikan tema dari suatu pesan. Terdapat tiga macam strategi pesan yang dapat digunaka
di dalam periklanan, di antaranya adalah strategi kognitif, strategi afektif, dan strategi konatif.
Terdapat lima macam strategi kognitif, di antaranya adalah pesan generik, pesan
preemptif, unique selling proposition, hiperbola, dan iklan perbandingan.
a. Pesan generik merupakan penyampaian pesan promosi dari atribut atau benefit
produk secara langsung tanpa menunjukkan superioritas terhadap produk lain.
Tujuan dari pesan generik ini adalah untuk mengasosiasikan sebuah produk dengan
kategori produk di mana produk tersebut berada.
b. Iklan dengan pesan preemtif akan menunjukkan superioritas produk berdasarkan
atribut dan benefit produk. Tujuan utama penggunaan strategi preemtif ini adalah
untuk mencegah kompetitor untuk menyampaikan pesan yang sama.
c. Unique Selling Proposition (USP) merupakan penyampaian pesan secara eksplisit
mengenai keunikan atau superioritas suatu produk yang membedakannya dengan
produk lain.
d. Pendekatan hiperbola menunjukkan pesan yang mengedepankan beberapa atribut
atau benefit produk yang berlebihan dan tidak dapat diuji ketika konsumen
menggunakannya.
e. Iklan perbandingan (Comparative advertisements) merupakan iklan yang
membandingkan suatu produk dengan produk lainnya. Terkadang, nama merek dari
produk lain tidak disebutkan, tetapi hanya disebut sebagai merek X.
Strategi pesan afektif merupakan strategi pesan yang menggugah perasaan atau emosi
dan menghubungkan perasaan dengan kebaikan dari produk atau jasa yang diiklankan.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan tingkat kesukaan konsumen terhadap
produk dan meningkatkan ingatan konsumen akan produk. Strategi ini menyentuh emosi
yang akan mengarahkan konsumen untuk beraksi dan memiliki preferensi untuk membeli
produk. Jika iklan sebuah produk disukai oleh khalayak dan memberikan perasaan positif
terhadap produk, maka kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian akan
meningkat. Strategi pesan afektif terdapat dua tipe, yaitu resonansi dan emosional.
b. Sedangkan, iklan emosional adalah iklan yang menggugah emosi secara kuat yang
mempengaruhi ingatan terhadap produk. Emosi yang bisa dihubungkan dengan
produk adalah trust, reliability, friendship, happiness, security, glamour, luxury,
serenity, pleasure, romance, dan passion.
Strategi pesan konatif merupakan strategi pesan yang didesain untuk mengarahkan
konsumen secara langsung untuk melakukan suatu perilaku. Misalnya, program promosi
beli satu gratis satu, program penukaran kupon, program diskon, dll. Terdapat dua macam
iklan yang menggunakan strategi konatif.
Selain strategi pesan seperti yang disebutkan di atas, terdapat juga pendekatan strategi pesan
dalam eksekusi kreatif periklanan yang akan melengkapi analisa strategi pesan kognitif, afektif
dan konatif, yaitu:
a. Slice of life :
Pendekatan ini memperlihatkan satu orang atau lebih yang menggunakan produk dalam
situasi normal, dalam kehidupan sehari-hari
b. Lifestyle :
Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana produk tersebut cocok digunakan dalam gaya
hidup tertentu
c. Mood or image :
pendekatan ini membangun sebuah mood atau gambaran produk seperti kecantikan, cinta
atau ketentraman. Tidak ada klaim produk selain dengan sugesti
d. Personality symbol:
pendekatan ini menciptakan sebuah karakter yang merepresentasikan produk, umumnya
digunakan dalam iklan animasi.
e. Lectures and dramas:
pendekatan ini menggunakan dua dasar kombinasi untuk menyentuh logika dan perasaan
dengan instruksi verbal drama
f. Technical expertise:
pendekatan ini memperlihatkan keahlian perusahaan dalam pembuatan produk
g. Scientific evidance:
pendekatan ini memperlihatkan hasil survei atau bukti ilmiah serta menegaskan bahwa
brand tersebut lebih baik atau lebih disukai dari brand lainnya.
h. Testimonial evidance:
pendekatan ini memperlihatkan testimoni atau pengalaman seorang spokeperson/endorser
dalam pemakaian prodk. Endorser dapat berupa konsumen namun lebih sering
menggunakan selebriti.
i. Demonstration:
Pendekatan ini berfokus pada cara penggunaan produk atau apa yang diperoleh dari
produk (manfaat/fungsi produk)
j. Problem solution:
Pendekatan ini biasanya dimulai dengan permasalahan dan diakhiri dengan produk
sebagai solusi dari permasalahan tersebut
h. Humor Menampilkan adegan lucu untuk menarik perhatian khalayak. Gaya ini disukai
oleh para copywriter tapi beresiko pada penggarapan humor karena apabila terlalu
berlebihan akan merusak citra (image).
i. Animasi (animation) Animasi menjadi gaya eksekusi pesan iklan yang sangat populer,
pertama-tama seniman menggambar skenario yang akan dianimasikan di dalam komputer
yang dibentuk menjadi sebuah kartun
j. Musik (musical) Menggunakan latar belakang musik jingle, lagu terkenal, dan aransemen
klasik atau bisa juga menunjukkan salah satu tokoh kartun yang menyanyikan sebuah lagu
tentang produk tersebut
k. Fantasi (fantasy) Menggunakan pendekatan dengan menciptakan fantasi di sekitar produk
atau cara penggunaannya, dimana produk menjadi bagian pasar dari situasi yang
diciptakan oleh pengiklan.
l. Fear appeals Ancaman dan ketakutan yang memotivasi konsumen untuk mengambil
tindakan. Contohnya iklan dilarang merokok
m. Subliminal ,mengacu pada proses mental dari seseorang yang berada pada posisi
ketidaksadaran.
n. Endorser : penggunaan orang populer atau tokoh yang ahli di bidang tertentu
o. Sex Appeals: bertindak sebagai penarik perhatian yang dapat mempertahankan perhatian
dalam jangka waktu yang lama dan biasanya memperlihatkan keindahan dari sang model
Sesungguhnya masih ada beberapa pendekatan-pendekatan lain yang digunakan oleh para ahli
periklanan dalam merumuskan isi sebuah iklan. Rumusan pesan dalam suatu iklan biasanya
menggunakan kombinasi dari beberapa strategi pesan atau pendekatan pesan
Produksi pesan merupakan cara penyampaian pesan dalam konteks interaksi dan kultural.
Elemen ini menjelaskan bagaimana menciptakan apa yang seseorang tulis, ucapkan dan
ekspresikan dengan orang lain. Menurut Ritonga, (2005:20) pesan yang disampaikan kepada
komunikan pada dasarnya merupakan refleksi dari persepsi atau perilaku komunikan sendiri.
Komunikator dalam merancang pesan berorientasi pada komunikan agar ditafsirkan sama dan
diharapkan dapat mempengaruhi dan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan komunikator.
littleJohn (1999:101-102) memandang bahwa produksi pesan dan penerimaan mempunyai tiga
masalah psikologis yang berfokus pada penjelasan mengenai :