AYU CASWATI
2134021179
A. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang
merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang
didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi
sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2009),
persepsi (perception) diartikan sebagai cara individu menganalisis dan mengartikan pengamatan
indrawi mereka dengan tujuan untuk memberikan makna terhadap lingkungan sekitar mereka.
Seorang individu akan memandang segala sesuatu dengan persepsi mereka sendiri yang mungkin
saja berbeda dengan persepsi orang lain. Mengapa persepsi itu penting dalam studi perilaku
organisasi, karena dari perilaku individu inilah persepsi mendasari cara pandang mereka dalam
menghadapi kenyataan hidup, dalam melakukan proses aktifitas atau kegiatan untuk mencapai
tujuan yang akan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan mereka.
Karakteristik target yang sering di observasi dan yang bisa mempengaruhi apa yang
diartikan individu yang bersuara keras cenderung diperhatikan dalam sebuah kelompok
dibandingkan individu yang diam. Konteks di mana kita melihat berbagai objek atau peristiwa, itu
juga penting. Waktu adalah sebuah objek atau peristiwa yang dilihat, dapat mempengaruhi
perhatian, seperti halnya; lokasi, cahaya, panas, dan lain sebagainya.
Teori hubungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sebuah persepsi. Persepsi
kita terhadap individu berbeda dengan persepsi kita tentang benda-benda mati, seperti kursi,
jendela, rumah, karena kita membuat kesimpulan tentang berbagai tindakan dari individu yang
tidak kita temui pada benda-benda mati. Teori hubungan ini merupakan suatu usaha ketika
individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal
atau eksternal.
B. TEORI AMBISI
Robbins, (2007:175) memberikan pengertian persepsi atau perception adalah proses
dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna
memberikan arti bagi lingkungan mereka.
Persepsi ialah proses kognitif (di dalam pikiran) seseorang untuk memberi arti
terhadap stimuli dari lingkungan yang dapat ditangkap melalui indranya (sensation). (Sigit,
2003 : 16). Sementara Gitosudarmo (2000:16) menyatakan bahwa persepsi adalah proses
memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menapsirkan stimulus lingkungan.
Rakhmat (2005: 51) Persepsi adalah Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Thoha, (2003 : 141) memberikan defenisi tentang persepsi pada hakekatnya adalah proses
kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan
baik lewat penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman. Mangkunegara, (2005:14)
mengemukakan tentang pengertian persepsi sebagai berikut : suatu proses menyeleksi
stimulus dan diartikan.
Senada dengan itu, Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpre tasian terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan
aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat
diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan
mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.
Sementara Kast dan James (2002:394), persepsi adalah untuk memahami perilaku,
karena ia merupakan alat dengan mana ransangan (stimuli) mempengaruhi seseorang atau
sesuatu organisme. Suatu ransangan yang tidak dirasakan, tidak akan berpengaruh terhadap
perilaku. Dengan demikian orang berperilaku berdasarkan apa yang dirasakan dan bukan apa
yang sesungguhnya. Dengan kata lain bahwa garis langsung ke kebenaran seringkali
dianggap berdasarkan berbagai persepsi individual tentang dunia nyata, tetapi setiap orang
sesungguhnya hanya mempunyai satu sudut pandangan saja.
Dari berbagai defenisi yang dikemukakan di atas disimpulkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses pemberian arti atau makna terhadap suatu objek yang ada pada
lingkungan. Dengan demikian setiap orang mempunyai persepsi sendiri- sendiri, karena
perbedaan kemampuan inderanya dalam menangkap stimuli (obyek).
KESIMPULAN :
Menurut Robbins dan Judge (2009), persepsi (perception) diartikan sebagai cara individu
menganalisis dan mengartikan pengamatan indrawi mereka dengan tujuan untuk memberikan
makna terhadap lingkungan sekitar mereka. Seorang individu akan memandang segala sesuatu
dengan persepsi mereka sendiri yang mungkin saja berbeda dengan persepsi orang lain.
Orang berperilaku berdasarkan apa yang dirasakan dan bukan apa yang sesungguhnya.
Dengan kata lain bahwa garis langsung ke kebenaran seringkali dianggap berdasarkan
berbagai persepsi individual tentang dunia nyata, tetapi setiap orang sesungguhnya hanya
mempunyai satu sudut pandangan saja.
Dari berbagai defenisi yang dikemukakan di atas disimpulkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses pemberian arti atau makna terhadap suatu objek yang ada pada
lingkungan. Dengan demikian setiap orang mempunyai persepsi sendiri- sendiri, karena
perbedaan kemampuan inderanya dalam menangkap stimuli (obyek).
Teori Atribusi pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku,
mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Misalnya saja
persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai
manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya. Namun
persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dls, akan berbeda karena mereka adalah
benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri (eksternal).
Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang lebih
akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan.
1. Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak
dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita. Misalnya saja, seperti diatas tadi, orang
yang menyenangi hasil seni akan cenderung memperhatikan lukisan daripada orang yang
menyenangi teknologi. Dengan selektivitas sebagai jalan pintas, kita mencerna sedikit demi sedikit
dari apa yang ingin kita nilai, dan tentu saja kita mencernanya sesuai dengan latar belakang,
pengalaman, kepentingan, dan minat kita. Tentu saja, kesalahan sangat mungkin terjadi dengan
jalan pintas ini.
2. Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal, misalnya pendiam, sangat bersemangat, pintar, dls. Orang yang menilai dapat
mengisolasi hanya karakteristik tunggal. Suau ciri tunggal dapat mempengaruhi seluruh kesan
orang dari individu yang sedang dinilai.
3. Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih
tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. Contohnya adalah orang yang diwawancara
dapat memperoleh evaluasi yang lebih menguntungkan jika sebelumnya ia telah didahului oleh
banyak pelamar yang kurang bermutu.
4. Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang
yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya.
3. Tentukan menurut anda teori menurut ahli manakah yang paling relevan mengenai persepsi
JAWAB :
Kast dan James (2002:394), persepsi adalah untuk memahami perilaku, karena ia merupakan
alat dengan mana ransangan (stimuli) mempengaruhi seseorang atau sesuatu organisme. Suatu
ransangan yang tidak dirasakan, tidak akan berpengaruh terhadap perilaku. Dengan demikian
orang berperilaku berdasarkan apa yang dirasakan dan bukan apa yang sesungguhnya. Dengan
kata lain bahwa garis langsung ke kebenaran seringkali dianggap berdasarkan berbagai
persepsi individual tentang dunia nyata, tetapi setiap orang sesungguhnya hanya mempunyai
satu sudut pandangan saja.
4. Apa yang diungkapkan Bimo Walgito (2004: 70) mengenai Persepsi. Dan Sebutkan beberapa
teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi
JAWAB :
Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses
pengorganisasian, penginterpre tasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan aktivitas yang integrated
dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan
berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu
tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan.
A. Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak
dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita. Misalnya saja, seperti diatas tadi, orang
yang menyenangi hasil seni akan cenderung memperhatikan lukisan daripada orang yang
menyenangi teknologi. Dengan selektivitas sebagai jalan pintas, kita mencerna sedikit demi sedikit
dari apa yang ingin kita nilai, dan tentu saja kita mencernanya sesuai dengan latar belakang,
pengalaman, kepentingan, dan minat kita. Tentu saja, kesalahan sangat mungkin terjadi dengan
jalan pintas ini.
B. Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal, misalnya pendiam, sangat bersemangat, pintar, dls. Orang yang menilai dapat
mengisolasi hanya karakteristik tunggal. Suau ciri tunggal dapat mempengaruhi seluruh kesan
orang dari individu yang sedang dinilai.
C. Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih
tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. Contohnya adalah orang yang diwawancara
dapat memperoleh evaluasi yang lebih menguntungkan jika sebelumnya ia telah didahului oleh
banyak pelamar yang kurang bermutu.
D. Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang
yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya.
https://repository.ung.ac.id
http://industri20intoharyanto.blogspot.com/2013/10/kepribadian-persepsi-dan-
pengambilan.html