Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS

3.1 Presepsi

Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-
kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Persepsi itu agar memberikan
makna bagi lingkungan mereka. Persepsi itu penting dalam studi perilaku organisasi karena perilaku orang
yang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa itu realitas dan bukan mengenai realitas itu sendiri.

A.Menurut Robbins, ada sejumlah faktor yang membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Faktor-
faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver), dalam objek/target yang dipersepsikan, atau
dalam konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan.:

1. Pelaku persepsi

Bila seorang individu memandang pada suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya,
penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu. Di antara
karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau
minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (ekspektasi).

2. Target

Karakteristik-karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan.
Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya
mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda
Apa yang kita lihat bergantung pada bagaimana kita memisahkan suatu bentuk dari dalam latar
belakangnya yang umum. Objek-objek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersepsikan
bersama-sama bukannya secara terpisah. Sebagai kedekatan fisik atau waktu, sering kita menggabungkan
objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang tidak berkaitan secara bersama- sama.
Orang, objek, atau peristiwa yang serupa satu sama lain cenderung dikelompokkan bersama-sama. Makin
besar kemiripan itu, makin besar kemungkinan kita akan cenderung mempersepsikan mereka sebagai suatu
kelompok bersama.

3. Situasi
Penting bagi kita melihat konteks objek atau peristiwa. Unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi kita. Saya mungkin tidak memperhatikan seorang wanita berusia 25 tahun dalam gaun malam dan
makeup yang tebal di suatu klub malam pada Sabtu malam. Tapi wanita yang sama yang bersolek dan
berpakaian semcam itu untuk kuliah manajemen Senin pagi saya, pasti akan menarik perhatian saya (dan
perhatian seluruh kelas). Baik pemersepsi maupun target tidak berubah antara Sabtu malam dan Senin
pagi, tetapi situasinya berlainan.

Menurut Notoatmodjo, ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang
perhatian seseorang. Faktor penyebab ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal.

1. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya.

a. Kontras : cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik pada warna,
ukuran, bentuk, atau gerakan.

b. Perubahan intensitas : suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan
intensitas tinggi.

Faktor pada target: • Hal baru • Gerakan • Bunyi • Ukuran • Latar belakang • Kedekatan Faktor dalam
situasi:

• Waktu

• Keadaan/tempat kerja • Keadaan sosial

Faktor pada pemersepsi: • Sikap • Motif • Kepentingan • Pengalaman • Pengharapan Persepsi

c. Pengulangan (repetition) : dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk
dalam rentang perhatian seseorang, maka akhirnya akan mendapat perhatian.

d. Sesuatu yang baru (novelty) : suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian seseorang daripada
sesuatu yang telah diketahui. e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak.

2. Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut. Faktor
internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang menginterpretasikan stimulus
yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda

a. Pengalaman/ pengetahuan : pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor
yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa
yang telah dipelajari seseorang akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

b. Harapan atau expectation

c. Kebutuhan : kebutuhan akan menyababkan stimulus tersebut dapat masuk dalam rentang perhatian
seseorang dan kebutuhan ini akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda. d.
Motivasi

f. Budaya : seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang
dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya
sebagai sama saja.

Studi kasus Bagaimana persepsi dapat mempengaruhi perilaku individu?


Jawaban: Perilaku manusia memiliki peranan penting dalam kehidupannya di muka bumi. Sikap dan
perilaku yang buruk akan menimbulkan efek tidak baik bahkan merugikan, sebaliknya sikap yang
menimbulkan kebaikan akan mendatangkan manfaat dan kesan positif. Setiap sikap yang dibuat oleh
seseorang, entah itu baik dan buruk dapat memberikan sebuah persepsi sesuai dengan efeknya.
Untuk itu, ketahuilah beberapa efek dari persepsi terhadap sikap manusia berikut ini :

1. Membentuk Prasangka

Persepsi dapat membentuk suatu prasangka pada seseorang, melalui persepsi seseorang dapat memberikan

satu penilaian atau pikiran mengenai satu hal. Prasangka yang dihasilkan dari persepsi bisa saja negatif dan

juga positif, bagaimana sebuah tindakan yang dilakukan seseorang sehingga menghasilkan sebuah

prasangka yang baik.

2. Menciptakan Perasaan

Hubungan persepsi dengan tingkah laku dapat menghasilkan sebuah perasaan, apakah perasaan itu senang,

sedih ataukah menderita. Semua itu bisa dirasakan setelah persepsi menimbulkan reaksi perasaan tentang

sebuah informasi atau reaksi seseorang

3. Membentuk Pola Sikap

Persepsi juga dapat membentuk sebuah pola sikap pada diri seseorang, hasil dari persepsi dapat terlihat

dari sikap sehari – hari. Apabila seseorang mempersepsikan suatu hal dengan buruk, maka sikap yang akan

dihasilkan juga akan buruk. Jika persepsi bisa menghasilkan sebuah sikap yang baik, maka sudah pasti

orang tersebut mampu melakukan suatu hal yang bermanfaat dan juga baik dalam hidupnya.

4. Membuat Emosi

Sebuah persepsi bisa menimbulkan pada emosi, emosi sedih akibat dari persepsi yang sedih dan terharu.

Persepsi yang senang, bisa mempengaruhi emosi yang bahagia dan tenang. Terkadang emosi seseorang

bisa saja menjadi labil dikarenakan banyak faktor, salah satunya yaitu persepsi. 5. Menciptakan

Komunikasi
Komunikasi bisa terjadi akibat dari sebuah persepsi yang ada, apabila seseorang ingin melakukan sesuatu

yang ada dipikiran dan disalurkan melalui persepsi, maka ia dapat mengkomunikasikan semua itu kepada

orang lain atau orang yang dikenal.

6. Menciptakan Rasa Ingin Tahu


Umumnya rasa penasaran atau keingintahuan orang begitu besar, terutama jika persepsinya memaksa ia
untuk mencari tahu apakah yang sedang terjadi atau mengenai suatu berita dan informasi.

Distorsi persepsi(Penyimpangan Persepsi)

1. Persepsi Selektif

Persepsi Selektif (dalam, Warner J.Severin (2011:83-95) merupakanistilah yang diaplikasikan pada

kecendrungan persepsi manusia yang dipengaruhi oleh keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, sikap-


sikap, dan faktor-faktor psikologi lainya. Persepsi selektif mempunyai peranan penting didalam

komunikasi seseorang. Persepsi selektif berarti bahwa orang yang berbeda dapat mengapai pesan yang

sama dengan cara berdeda.

2. Forked Tail Effect (Negative Hallo)Merupakan lawan darihallo effect, yaitu melebih-lebihkan kejelekan

orang hanya berdasarkan satu keadaan yang dinilai buruk.:

Studi kasus:

Coba anda mempersepsikan tentang ruang kelas ini!Kemudian coba anda mempersepsikan tentang artis

bernama Ariel Tatum! Bagaimana? Hasil persepsi anda?

Jawaban:

Rata-rata persepsi anda akan sama tentang ruang kelas ini. berdinding putih, kaku, dingin, dan

membosankan. Lalu bagaimana persepsi anda mengenai Ariel Tatum? Anda masing- masing akan

memiliki persepsi yang berbeda-beda.

Jalaludin Rahmat (2003) mengemukakan ada empat perbedaan antara persepsi benda (objek) dan persepsi

tentang orang atau sosial yang biasa disebut dengan persepsi interpersonal.

1. Pada persepsi objek/benda, stimuli ditangkap oleh pancaindra melalui benda-benda fisik: gelombang,

cahaya, suara, dan temperatur. Sedangkan persepsi tentang orang, stimuli yang didapat berasal dari

lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga. Pihak ketiga (berita TV, Majalah atau

media sosial) ini dapat mengurangi kecermatan persepsi kita, sebelum kita benar-benar berjumpa dengan

orang, yang kemudian mempengaruhi persepsi kita.

2. Persepsi tentang orang jauh lebih sulit daripada persepsi objek. Pada persepsi objek, kita hanya

menanggapi sifat-sifat luar objek. Namun, pada persepsi tentang orang, kita mencoba memahami apa yang

tidak ditangkap oleh alat indra kita. Kita mencoba memahami bukan saja perilaku seseorang, tetapi juga

motif atau mengapa orang berperilaku. Ini yang mendasari kita perlu mempelajari atribusi.

3. Saat melakukan persepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita. Kita tidak memberikan reaksi

emosional terhadap objek. Namun, ketika melakukan persepsi terhadap orang lain, berbagai faktor terlibat

seperti faktor-faktor personal kita, karakterisktik orang lain yang dipersepsi maupun hubungan antara kita

dengan orang tersebut.


4. Objek relatif tetap, tetapi orang cenderung berubah-ubah. Ruang kuliah yang diamati mahasiswa relatif

sama dari waktu ke waktu, tetapi manusia yang diamati selalu berubah. Ada kemungkinan orang yang

dipersepsi kemarin sedang gembira, tetapi hari ini ia sedang sedih

3. Efek Kontras(Contrast Effect)


Evaluasi atas karakteristik seseorang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lainyang baru muncul
yang berperingat lebih tinggi atau lebih rendah dalam karakteristik yang sama. Contoh ketika seseorang
dalam tahap wawancara kerja. Kemungkinan ia akan diterimaakan lebih besar jika yang diwawancara
sebelum ia adalah seseorang yang biasa-biasasaja. 0amun sebaliknya, jika yang diwawancara sebelumnya
adalah seseorang yang luar biasa dan sangat baik. Maka kemungkinan ia diterima akan lebih kecil
4. Stereotip(Stereotype)
Menilai seseorang berdasarkan persepsi mengenai kelompok asalnya. Kalimat-kalimat seperti: “pria tidak
tertarik dengan perawatan anak”.” Pekerja yang lebih tua tidak dapatmempelajari keahlian-keahlian baru”.
Imigran Asia adalah pekerja keras dan hati-hati. merupakan contoh dari menilai orang lain secara stereotip.
Jadi stereotyping adalah menilai sesuatu secara menyeluruh atau general atau secaramayoritasnya.
Contohnya: orang-orang yang berpenampilan rock dan punk pasti berkepribadian buruk.Padahal hal ini
belum tentu benar karena sangat banyak pula orang-orang yang berpenampilan rapih dan berdasi tetapi
berperilaku buruk.Riset menyatakan stereotip beroperasi secara emosional dan sering kali di bawah
alamsadar, membuat sulit untuk dilawan dan diubah. Satu masalah dari stereotip adalahadanya generalisasi
yang menyebar luas, meskipun mungkin tidak mengandungkebenaran ketika diaplikasikan pada orang atau
situasi tertent

Anda mungkin juga menyukai